pada empat faktor, yaitu : harga, ketepatan (akurasi), kepercayaan dan kesesuaian.
penting sekali. Faktor kedua dapat dipahami sebab bila suatu proses ingin
dikontrol dengan satu atau dua derajat (kadang-kadang dengan derajat fraksi),
proses lain dapat berubah beberapa derajat tentunya tanpa kehilangan efisiensi
atau kualitas.
dengan range temperatur besar dan ketahanan yang lama dapat digunakan.
pemilihan sensor; dimana sensor tidak berubah atau bercampur dengan proses.
merupakan satu dasar dari beberapa jenis alat pengukuran temperatur yaitu
termokopel. Bila dua logam yang berbeda dihubungkan bersama pada satu sisi
dan sisi tersebut dipanaskan, akan timbul pada potensial pada sisi yang lain. Dua
kaki bebas tersebut dapat dihubungkan dengan mili voltmeter atau potensiometer
oleh dua fenomena, satu dikenal efek Peltier dan yang lain adalah efek Thomson.
Efek Peltier mengatur besar emf hasil dari kontak dua logam berbeda (tetapi
besarnya berubah sejalan dengan temperatur pada titik kontak). Emf akibat dari
tunggal.
Selama kedua titik kontak dan kedua kabel terdapat gradien temperatur
maka akan timbul dua emf Peltier dan dua amf Thomson. Total emf yang bekerja
pada rangkaian adalah hasil keempat emf tersebut, dengan polaritas ditentukan
dari material yang digunakan dan hubungannya terhadap temperatur pada kedua
sisi. Besar emf ini dapat diukur pada rangkaian di setiap titik dengan instrumen
diperdagangkan), efek Thomson dapat diabaikan. Total emf menjadi jumlah kedua
emf yang dibangkitkan oleh efek Peltier. Bila temperatur pada satu sambungan
(reference junction) dipertahankan konstan, atau bila besar emf dikompensasi, emf
1.2. Tujuan
- memenuhi tugas praktikum instrumen
- mengetahui hubungan antara perubahan suhu terhadap output
thermocouple
- mengetahui prinsip kerja dari thermocouple
- mengetahui nilai output thermocouple
- mengetahuni jenis-jenis thermocouple
- mengetahui kelebihan dan kekurangan thermocouple.
II. LANDASAN TEORI
II.1. Pembahasan
Thermocouple yaitu salah satu type alat ukur temperatur yang memakai
prinsip termoelektris pada suatu material. Seperti yang sudah gw singgung pada
artikel pada awal mulanya, alat ini tersusun atas dua konduktor listrik dari
material yang tidak sama yang dirangkai membuat suatu rangkaian listrik. Bila
salah satu dari konduktor itu dijaga pada temperatur yang lebih tinggi dari pada
konduktor yang lain hingga ada diferensial temperatur, jadi bakal muncul dampak
terbentuk bergantung dari type material konduktor yang dipakai, dan besar
yang tidak sama yang dirangkai sedemikian rupa hingga ketika salah satu logam
terserang sumber panas, sedang logam yang lain dijaga di temperatur yang terus,
jadi rangkaian itu bakal membuahkan tegangan listrik spesifik yang nilainya
yang dipakai pada thermocouple memengaruhi besar daya listrik yang bakal
bisa digambarkan pada grafik dibawah ini, data itu diperoleh dari pengujian
konduktor ini bakal berguna untuk kita dalam memastikan thermocouple yang pas
untuk dipakai pada beragam rawan temperatur serta media yang berlainan.
ataupun paralel sesuai sama keperluan yang ada. Bila dirangkai dengan cara seri,
jadi nilai tegangan keseluruhan yaitu jumlah dari keseluruhnya tegangan yang
dibangkitkan oleh semasing pasangan konduktor. Sedang bila disusun dengan cara
nilai tahanan yang sama, jadi besar tegangan keseluruhan yang dibangkitkan yaitu
Kekuatan thermocouple untuk dirangkai dengan cara seri ataupun paralel ini
memastikan rawan temperatur yang bisa di baca oleh thermocouple itu. Pemilihan
material konduktor yang pas pada rawan temperatur kerja spesifik sangatlah di
pengaruhi oleh ketahanan material itu pada sistem oksidasi yang berlangsung pada
kawat yang dipakai, type osilator yang dipakai, dan keadaan lingkungan kerjanya.
Juga sebagai misal, tabel tersebut menguraikan sebagian type gabungan konduktor
untuk tujuan umum. Lebih murah. Tersedia untuk rentang suhu 200 C
hingga +1200 C.
2. Tipe E (Chromel / Constantan (Cu-Ni alloy))Tipe E memiliki output
memiliki karakteristik yang hampir sama. Mereka adalah termokopel yang paling
V/C:
dasarnya Termokopel hanya terdiri dari dua kawat logam konduktor yang
Junction memiliki suhu yang sama, maka beda potensial atau tegangan
kita
III. METODOLOGI PERCOBAAN
90
7. Apabila suhu sudah mencapai 90 maka segera putuskan
sambungan listrik
8. Melakukan pendinginan air hingga 30 dan amati setiap
penurunan suhu 10
9. Mencatat hasil pengamatan
10. Membuat laporan sementara
IV. HASIL PENGAMATAN
No. T (0C) Vj1 (mV) Vj2 (mV) Vj1- Vj2 VAB error
1 30 1.203 1.203 0 0 0
L1
VJ1 VAB
L2 Vj2 L2
J2
Penggunaan thermocouple selalu memiliki kemampuan tertentu dalam
melakukan pembacaan. Salah satunya adalah range kemampuan pembacaan
seperti thermocouple. Sinyal standard yang dihasilkan adalah sinyal listri 4-20 mA
sehingga dengan mengukur arus yang keluar maka didapatkan lower dan upper
limit dari suatu perlatan. Data mengenai kemampuan pengukuran thermocouple
tersebut disajikan pada tabel 4.2 berikut :
1 4 40,19
2 5 42,53
3 6 45,32
4 7 49,11
5 8 52,72
6 9 54,01
7 10 55,08
8 11 57,36
9 12 59,59
10 13 62,87
11 14 68,66
12 15 68,78
13 16 70,82
14 17 72,68
15 18 75,61
16 19 77,44
17 20 80,10
V. KESIMPULAN DAN ANALISA DATA
perhitungan, Vab naik karena kenaikkan suhu. Sedangkan error yang terjadi