LAPORAN PENDAHULUAN
Ca. COLON
Oleh : KELOMPOK IV
DEWI JUNIANTY PALLAME
PUTRI HARDIKA
YURNIA LOLO PAYUNG
B. Etiologi
Penyebab pasti ca kolon tidak diketahui namun ada beberapa factor resiko yang
telah teridentifikasi antara lain :
a. Umur diatas 40 tahun
b. Riwayat polip rektal dan polip kolon
c. Kelainan kolon
d. Riwayat penyakit usus inflamasi kronis
e. Genetik anak yang berasal dari orang tua dengan penderita karsinoma kolon
memiliki frekuensi 3 lebih rentan daripada anak dengan orang tua yang sehat.
f. Diet tinggi lemak. Protein, daging dan rendah serat
a. Tipe Menonjol, tumor yang massa utamanya menonjol ke dalam lumen usus
karena massa tumor yang besar memudahkan permukaan mengalami perdarahan
dan infeksi tipe ini umumnya terjadi pada belahan kanan kolon.
b. Tipe Ulseratif, tumor yang memiliki karasteristik pada massa terdapat tukak yang
agak dalam, berbentuk seperti kawah dimana tepiannya menonjol dan keras.
c. Tipe Infiltrative, tipe ini sering ditemukan pada kolon sigmoid dan bagian atas
rectum. Tipe ini menyebabkan dinding usus menebal namun sering kali tidak
tampak dengan jelas dari luar tonjolan atau tukak .
C. Patofisiologi
Penyebab utama kanker kolon belum diketahui secara pasti, namun makanan
merupakan factor yang paling berpengaruh menimbulkan kanker colon. Makanan
yang menjadi factor antara lain makanan yang mengandung kolestrol dan lemak
hewan tinggi, dengan kadar serat yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri
dalam usus besar dengan asam empedu. Selain itu dapat juga dipengaruhi oleh gaya
hidup yang tidak sehat seperti konsumsi minuman beralkohol, juga memicu
terjadinya kanker kolon. Munculnya tumor biasanya dimulai sebagai polip jinak,
yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup, serta merusak jaringan normal
dan meluas ke dalam struktur disekitarnya. Tumor dapat berupa polipoid, besar,
tumbuh ke dalam lumen, dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai stiktura
annular (bentuk menyerupai cincin). Lesi annular lebih sering terjadi pada bagian
rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan
kolon asendens.
Tumor dapat menyebar melalui :
1. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan seperti kedalam kandung kemih
(vesika urinasia)
2. Penyebaran melalui pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan
masokolon.
3. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan
darah balik ke system portal.
Stadium I : bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan mukosa
Stadium II : terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah
lapisan mukosa
Stadium III : terjadi saat sel kanker sudah menyebar ke sebagian besar kelenjar
limfe yang banyak terdapat disekitar usus.
Stadium IV : terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe
dan bahkan ke organ-organ lain yang berdekatan.
D. Manifestasi klinik
Gejala yang ditimbulkan sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahapan penyakit
dan fungsi segmen yang menjadi lokasi kanker.
Gejala umum yang terjadi :
a. Terjadinya perubahan defekasi
b. Adanya darah segar dalam feses
c. Anoreksia dan keletihan
d. Konstipasi dan nyeri abdomen karsinoma
e. Anemia
Kanker colon kanan
Isi kolon beriupa cairan yang dapat tersamar hingga stadium lanjut, memiliki
kecenderungan mengalami obstruksi karena lumen usus lebih besar dan feses
masih encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi dan darah bersifat samar
namun dapat dideteksi dengan memeriksakan diri diklinik. Mucus jarang terlihat
karena tercampur feses. Pada orang yang kurus kanker colon dapat teraba, namun
jarang pada stadium awal. Penderita mungkin merasa tidak enak pada bagian
abdomen dan kadang pada bagian epigastrium.
Kanker colon kiri
Cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan respon
refleks. Karena lesi kolon kiri cenderung melngkar, maka akan sering timbul
gangguan obstruksi. Baik mucus ataupun darah segar sering terlihat pada feses.
Anemia akibat kehilangan darah kronik dapat terjadi, sedangkan pertumbuhan
karsinoma pada sigmoid maupun rectum dapat mengenai radiks saraf, pembuluh
limfe atau vena, sehingga menimbulkan gejala-gejala pada tungkai atau perineum,
ataupun hemoroid, nyeri pinggang bagian bawah, keinginan defekasi atau sering
berkemih.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Endoskopi:
Pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik sigmoidoskopi maupun
kolonoskopi.
2. Radiologis
Pemeriksan radiologis yang dapat dilakukan antara lain adalah foto dada dan foto
kolon (barium enema). Foto dada dilakukan untuk melihat apakah ada metastasis
kanker ke paru.
3. Ultrasonografi (USG)
Digunakan untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah
bening di abdomen dan hati.
4. Histopatologi
Biopsy digunakan untuk menegakkan diagnosis. perlu ditentukan diferensiansi
sel.
5. Laboratorium
Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami
perdarahan.
F. Penatalaksanaan
Bila sudah pasti karsinima kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai
berikut:
1. Pembedahan (Operasi)
Operasi adalah penangan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang
diketahui lebih awal dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin semua
sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga
menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar
kanker.
2. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya
sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi
tumor, merusak genetic sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak
sel-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel
dinding lambung & usus, sel darah. Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas,
perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.
3. Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat , dapat masuk ke dalam
sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar.
Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau
dimakan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan
akan memberikan efek yang lebih bagus.
G. Komplikasi
Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada lokasi
tumor atau kanker atau melalui penyebaran metastase yang termasuk:
1. usus besar yang disebabkan peritonitis
2. Obstruksi pada usus besar
3. Pembentukan abses
4. Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina
5. Biasanya tumor atau kanker menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang
menyebabkan pendarahan.
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : merasa lemah dan lelah, butuh istirahat yang lebih banyak untuk
membatasi kebutuhan cairan; tanda, kehilangan kesadaran yang lebih cepat.
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat masalah jantung, GJK, edema pulmonal, penyakit vascular
perifer, atau stasis vascular (peningkatan risiko pembentukan trombus).
c. Integritas Ego
Gejala : perasaan cemas, takut, marah, apatis ; factor-faktor stress multiple,
misalnya financial, hubungan, gaya hidup.
Tanda : tidak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang ; stimulasi
simpatis.
d. Eliminasi
Gejala : mengalami gangguann fungsi eliminasi seperti kehilangan cairan yang
berlebih
e. Makanan / cairan
Gejala : insufisiensi pancreas/DM, (predisposisi untuk
hipoglikemia/ketoasidosis) ; malnutrisi (termasuk obesitas) ; membrane mukosa
yang kering (pembatasan pemasukkan / periode puasa pra operasi).
f. Pernapasan
Gejala : infeksi, kondisi yang kronis/batuk, merokok.
g. Keamanan/kenyamanan
Gejala : alergi/sensitive terhadap obat, makanan, plester, dan larutan ; Defisiensi
immune (peningkaan risiko infeksi sitemik dan penundaan penyembuhan) ;
Riwayat penyakit hepatic (efek dari detoksifikasi obat-obatan dan dapat
mengubah koagulasi) ; Riwayat transfuse darah / reaksi transfuse.
Tanda : menculnya proses infeksi yang melelahkan ; demam.
h. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : pengguanaan antikoagulasi, steroid, antibiotic, antihipertensi, kardiotonik
glokosid, antidisritmia, bronchodilator, diuretic, dekongestan, analgesic,
antiinflamasi, antikonvulsan atau tranquilizer dan juga obat yang dijual bebas,
atau obat-obatan rekreasional serta penggunaan alcohol.
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi
Rencana keperawata Pre-Op
DIAGNOSA
TUJUAN DAN
No. KEPERAWATAN INTERVENSI (NIC)
KRITERIA HASIL (NOC)
(Ds/Do)
1. Perdarahan b.d proses Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda-tanda dan
penyakit keperawatan selama 424 gejala perdarahan GI
-DS: jam diharapkan masalah (mis:periksa semua
Pasien mengatakan perdarahan dapat teratasi skret yang keluar, obs
warna feses, muntahan
sudah 1 bulan ini dengan kriteria hasil : dan cairan yang keluar
BAB nya selalu - klien tidak dari NGT).
berlendir dan mengatakan 2. Hindarkan penggunaan
berdarah, keletihan produk yang
Pasien mengatakan - klien tidak menggunakan aspirin.
1 minggu terakhir mengatakan pusing 3. Awasi Hb/Ht dan factor
ini BAB nya darah - melena tidak ada pembekuan darah.
segar TTV dalam batas normal 4. Berikan obat sesuai
Pasien mengatakan order (Vitamin K
injeksi, Pelunak feses:
nyeri saat BAB
lactural).
(tenesmus)
-DO:
KU lemah
Kesadaran compos
mentis
TTV
TD : 110/60
mmHg,
N : 72 x/menit,
suhu : 37,0 C
RR : 20x/menit,
Pasien terlihat
conjungtiva
anemis,
Karakteristik feses
pasien terlihat
berlendir dan
berdarah segar
Hasil colonoscopy:
berbentuk sirkuler
dan anuler dan
penyempitan lumen
usus dan striktura
menonjol dan
mengisi.
2. Gangguan eliminasi Setelah dilakukan tindakan 1. Selidiki pelambatan
BAB b.d kurangnya keperawatan selama 424 BAB atau tak adanya
asupan cairan dan serat jam masalah gangguan keluaran. Auskultasi
-DS: eliminasi BAB dapat bising usus.
Pasien mengatakan teratasi dengan kriteria 2. Tinjau ulang pola diet
susah untuk BAB hasil : dan jumlah atau tipe
(konstipasi) masukan cairan.
- pasien dapat BAB
Pasien mengatakan 3. Libatkan pasien dalam
dengan lancar
kadang juga perawatan secara
- TTV normal
mengalami bertahap.
kembung (distensi 4. Kaji warna dan
abdomen) konsistensi feses,
Pasien mengatakan frekuensi, keluarnya
nyeri tekan pada flatus, bising usus dan
abdomen nyeri tekan abdomen.
5. Pantau tanda gejala
rupture usus dan/atau
-DO:
peritonitis
KU lemah
Kesadaran compos
mentis
TTV
TD : 110/60
mmHg,
N : 72 x/menit,
suhu : 37,0 C
RR : 20x/menit,
Pasien terlihat
conjungtiva
anemis,
Perut pasien terlihat
agak membesar
Gangguan rasa Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat nyeri,
nyaman ; Nyeri b.d keperawatan selama 4 lokasi, karakteristik
trauma jaringan dan 24jam diharapkan rasa dan intensitas (skala 1-
refleks spasme otot nyeri pasien dapat 10).
abdomen sekunder berkurang dan teratasi 2. Yakinkan pasien bahwa
akibat kanker kolon dengan kriteria hasil : perubahan posisi tidak
DS: - Pasien tampak rileks. akan mencederai
Pasien mengatakan - Pasien dapat stroma.
susah untuk BAB menyatakan rasa 3. Bantu penggunaan
(obstipasi) nyaman teknik relaksasi.
- Skala nyeri berkurang 4. Bantu pasien
Pasien mengatakan
melakukan latihan
nyeri saat BAB
rentang gerak dan
(tenesmus)
Pasien mengatakan dorong ambulasi dini,
hindari duduk lama.
nyeri tekan pada
5. Ambulasi
abdomen
mengembalikan organ
DO :
ke posisi normal dan
KU lemah
meningkatkan kembali
Kesadaran compos
fungsi ke tingkat
mentis normal.
Pasien Nampak 6. Kolaborasi pemberian
meringis obat sesuai indikasi
(narkotik, analgesik).
Pasien terlihat
conjungtiva anemis.
Pasien terlihat lemas
Turgor kulit pasien
tidak elastis
Kulit pasien kering
Rencana keperawatan Post-Op