Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertanian merupakan aspek penting dalam membangun perekonomian Indonesia. Ini


diwujudkan dalam sektor agribisnis yang mencakup sektor hulu hingga hilir. Kegiatan
usahatani sendiri merupakan bagian dari sektor agribisnis yang mengorganisasikan
alam, kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi di bidang pertanian (RifaI,
1960)
Indonesia merupakan negara agraris sehingga pertanian merupakan salah satu sektor
penting bagi negara tersebut. Sebagian besar penduduk Indonesia bermatapencarian
pada bidang pertanian. Namun, mayoritas penduduk Indonesia tidak bekerja sebagai
petani besar melainkan sebagai petani kecil. Petani di Indonesia memperoleh
pendapatan yang relatif rendah tetapi dalam melaksanakan serta mengelola usaha
taninya setiap petani memiliki cara sendiri. Untuk mengetahui pengelolahan suatu
usahatani yang dilakukan oleh seorang petani maka diperlukan suatu pengamatan atau
analisis terhadap usahatani yang dijalankan oleh seorang petani.
Hasil pengamatan dan analisis terhadap seorang petani yang telah kami lakukan ini
demi memenuhi tugas pratikum manajemen usahatani yang menganalisis tentang
usahatani yang dimiliki oleh Bapak Karmin seorang petani kacang panjang di
Kelurahan Banjar Sari, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang.
Latar belakang kami memilih usahatani Bapak Karmin sebagai petani responden kami
karena aksesnya yang mudah dijangkau. Selain itu Bapak Karmin merupakan petani
yang mampu mencukupi kebutuhan keluarganya dari hasil pertanian.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada pratikum ini
adalah:
1. Bagaimana analisis biaya usahatani?
2. Berapa pendapatan dan keuntungan petani yang diperoleh?
3. Berapa BEP volume produksi usahatani tersebut?
4. Berapa BEP harga produksi dari usahatani tersebut?
5. Bagaimana analisis kelayakan usaha tani (B/C ratio) pada usahatani tersebut?
1.3. Tujuan

Berdasarkan identifkasi masalah tersebut, maka tujuan dari pratikum ini adalah:
1. Mengidentifikasi analisis biaya usahatani.
2. Mengidentifikasi pendapatan dan keuntungan petani yang diperoleh.
3. Mengidentifikasi BEP volume produksi usahatani tersebut.
4. Mengidentifikasi BEP harga produksi dari usahatani tersebut.
5. Mengidentifikasi analisis kelayakan usaha tani (B/C ratio) pada usahatani
tersebut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kacang Panjang

2.1.1. Klasifikasi Kacang Panjang


Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Upafamili : Faboideae
Genus : Vigna
Spesies : V. unguiculata
Upaspesies : V. u. sesquipedalis
Nama trinomial : Vigna unguiculata sesquipedalis (L.) Verdc.
2.1.2. Morfologi Kacang Panjang
Secara morfologi, bagian atau organ-organ penting tanaman kacang panjang yaitu
akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji.
1. Akar tanaman
Tanaman akar panjang berakar tunggang dan berakar serabut. Akar tunggangnya
tumbuh lurus ke dalam hingga mencapai kedalaman 30 cm, sedangakan akar
serabutnya tumbuh menyebar kea rah samping (horizontal) dan tidak dalam. Panjang
akar serabut mencapai 26 cm.
2. Batang
Batang tanaman kacang panjang memiliki cirri-ciri liat, tidak berambut, berbentuk
bulat, panjang, bersifat keras, dan berkuran kecil dengan diameter sekitar 0,6 cm-1
cm. Tanaman yang pertumbuhannya bagus, diameter batangnya dapat mencapai 1,2
cm lebih.

3. Daun
Daun kacang panjang merupakan daun majemuk yang bersusun tiga helaian. Daun
berbentuk lonjong dengn ujung daun runcing (hampir segitiga). Tepi daun rata, tidak
berbentuk, dan memiliki tulang-tulang daun yang menyirip. Kedudukan daun tegak
agak mendatar dan memiliki tangkai utama.
Daun panjangnya antara 9 cm-13 cm dan panjang tangkai daun 0,6 cm. permukaan
daun kasar, permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua, sedangkan permukaan
daun bagian bawah berwarna lebih muda. Ukuran daun kacang panjang sangat
bervariasi, yakni panjang daun antara 9 cm-15 cm dan lebar daun antara 5 cm-8 cm.
4. Bunga
Bunga tanaman kacang panjang tergolong bunga sempurna, yakni dalam sau bunga
terdapat alat kelamin betina (putik) dan alat kelamin jantan (benang sari). Bunga
memiliki tipe zygomorphus (bilateral simetri) dan memiliki bentuk menyerupai kupu-
kupu (papilona cues).
Bunga terdiri atas tangkai bunga, kelopak bunga, mahkota bunga (daun mahkota),
benang sari, dan kepala putik. Bunga tanaman kacang panjang memiliki dua tangkai,
yakni tangkai utama dan tangkai bunga. Tangkai utama berbentuk panjang dan tidak
bercabang, serta panjang antara 9 cm-13cm dengan diameter 2 mm. sedangakan
tangkai bunga sangat pendek, dan panjangnya sekitar 3 mm.
5. Buah atau polong
Buah tanaman kacang panjang berbentuk bulat panjang dan ramping. Buah kacang
panjang ini biasa disebut polong. Polong kacang panjang memiliki ukuran panjang
bervariasi antara 30 cm-100 cm, bergantung pada jenis dan varietasnya.
Demikian pula warna polongnya juga bervariasi, antara putih dan putih kekuning-
kuningan (polong tua), hijau, hijau muda, dan hijau keputih-putihan (polong muda),
bergantung pada jenis dan varietasnya.
6. Biji
Biji kacang panjang berbentuk bulat panjang dan agak pipih, tetapi kadang-kadang
juga terdapat sedikit melengkung. Biji yang telah tua memiliki warna yang beragam,
yaitu kuning, cokelat, kuning kemerah-merahan, putih, hitam, merah, dan putih,
bebercak merah (merah putih), bergantung pada jenis dan varietasnya. Biji memiliki
ukuran besar (panjang x lebar), yaitu 8-9 mm x 5-6 mm.
2.1.3. Budidaya Kacang Panjang
1. Persiapan Lahan
Sebelum ditanami lahan dilakukan pembajakan dan digaru, untuk memperoleh
struktur tanah yang gembur dan remah. Kemudian dibuat bedengan dengan ukuran 1-
1,2 m atau dibentuk guludan dengan jarak antar guludan 1 m.
2. Penanaman
Kebutuhan benih kacang panjang 21 - 23 kg/ha, khusus untuk varietas KP-01 10,5
kg/ha karena jarak tanam KP-01 lebih besar dan berat bijinya lebih ringan. Sebelum
penanaman dilakukan terlebih dahulu dibuatkan lubang tanam dengan cara ditugal
dengan jarak dalam barisan 25 cm dan antar barisan 1 m. Perlubang tanam diisi 2 biji,
hal ini dimaksudkan dalam satu lanjaran maksimal 4 tanaman. Setelah itu biji
ditanam, ditutup dengan tanah/pupuk kandang yang sudah lembut/remah atau bisa
juga dengan abu.
3. Pemeliharaan Tanaman
1) Pemupukan
Pemupukan pertama ( I ) dilakukan umur 12 hari dengan dosis ZA = 50 kg/ha, SP-
36 = 100 kg/ha, KCL = 50 kg/ha. Pemupukan dilakukan dengan cara ditugal, jaraknya
5 cm dari lubang tanam. Kemudian ditutup dengan tanah. Pemupukan kedua ( II )
dilakukan umur 28 hari dengan pupuk NPK = 200 kg/ha dengan jarak 10 cm dari
lubang tanam. Pemupukan ketiga ( III ) dilakukan umur 40 hari juga dengan pupuk
NPK = 200 kg/ha dengan jarak 10 cm dari lubang tanam.
2) Pemasangan Lanjaran
Pemasangan lanjaran dilakukan 10-15 hari setelah tanam ( hst ), kira-kira tinggi
tanaman 15-25 cm. Pemasangan lanjaran diantara 2 lubang tanam sehingga jarak antar
lanjaran 50 cm. Setiap 5 lanjaran perlu ditambah lanjaran/diperkuat, dengan cara
dipasang silang.

3) Pemasangan Tali
Pemasangan tali dilakukan setelah pemasangan lanjaran selesai. Tali berguna
membantu mengarahkan/merambatkan tanaman. Pemasangan tali ada dua tahap.
Tahap I pada ketinggian 70 cm dari lanjaran. Tahap II pada ketinggian 150 cm
dari lanjaran.
4) Merambatkan
Membantu merambatkan bertujuan untuk mengarahkan pertumbuhan tanaman baik
pucuk tanamn maupun cabang-cabang tanaman. Diharapkan tanaman merambat pada
lanjaran dan tali yang telah dipasang, sehingga buah/polong tidak tergeletak di tanah.
5) Penyiangan
Penyiangan dilakukan sebelum dilakukan pemupukan, atau dilakukan sewaktu-waktu
saat gulma sudah mengganggu pertumbuhan tanaman.
6) Pengairan
Pengairan diberikan sesuai kebutuhan, yang terpenting dijaga agar tanaman tidak
kelebihan atau kekurangan air. Pengairan sebaiknya dilakukan setelah pemupukan
dilakukan. Sedangkan pada musim hujan, pengairan cukup dari air hujan.
7) Cek Offtype (Tipe Simpang)
Dilakukan setelah tanaman keluar polong. Dari polong bisa dibedakan dari warna dan
panjang polong. Bila polong sudah tua, polong dapat dipecah untuk melihat ada
tidaknya CVL dari warna polong.
4. Hama dan Penyakit
Hama-hama tanaman kacang panjang adalah :
1) Thrips
Thrips menyerang bagian pucuk tanaman sehingga tanaman menjadi keriting dan
kering, sering juga menyerang tunas atau pucuk, sejak tanaman masih kecil hingga
besar. Ciri tanaman dewasa dapat berakibat kerontokan pada bunga dan serangan
terjadi pada musim kemarau. Pengendalian thrips dengan menggunakan pestisida
Winder, Promectin, Agrimec, Confidor dll dengan dosis sesuai anjuran.
2) Tungau (Mites)
Tanaman yang terserang tungau akan tampak dari daun-daun yang menggulung ke
bawah, dan warnanya hijau kehitaman. Dalam kondisi parah, tanaman dapat
mengalami kerontokan daun. Pengendalian dengan menggunakan Samite, Omite,
Mitac dengan dosis sesuai anjuran.
3) Aphids sp.
Serangan Aphids sp. hampir sama dengan serangan thrips, hanya, bedanya jika pada
serangan Aphids, daun menjadi hitam karena tumbuh jamur jelaga yang tumbuh pada
kotoran Aphids. Apids dapat dikendalikan dengan Winder, Supracide dll, dengan dosis
sesuai anjuran.
4) Ulat Polong.
Hama ulat bunga menyebabkan kerontokan pada bunga. sedangkan ulat polong
menyebabkan kerusakan pada bagian polong. Kerusakan ini menimbulkan
pembusukan bagian tersebut akibat aktifitas mikoorganisme yang berasal dari kotoran
ulat tersebut. Hama-hama ini dapat dikendalikan dengan menggunakan Winder
dengan dosis sesuai dengan rekomendasi.
5) Penyakit layu
Penyakit ini bias disebabkan oleh jamur Pytium maupun oleh bakteri Pseudomonas
sp. Penyakit ini dapat dicegah dengan kocor dengan Kocide 77, maupun dengan
semprot. Sedangkan pengendalian bakteri dengan kocor Bactomycin atau Agrimycin
dengan dosis sesuai anjuran.
5. Panen dan Pasca Panen
Panen dilakukan setelah polong berwarna coklat dan umur tanaman sekitar 60-70 hari.
Panen dilakukan dengan memetik polong yang sudah tua dan biji sudah mulai
megeras. Kemudian dijemur diatas terpal atau dibuatkan para-para ditempat yang
panas. Setelah kering dipipil dengan alat perontok, biji juga dengan cara manual yaitu
dupukul/digebug. Biji hasil pipilan dikeringkan lagi dan disortir, untuk memisahkan
biji yang baik dengan biji yang jelek (berlubang, kepeng, kecil).

2.1.4. Kegunaan dan Manfaat Kacang Panjang


Kacang panjang mengandung berbagai nutrisi penting bagi tubuh, di antaranya:
1. Sumber Protein
Dengan kandungan protein sebesar 8,3 gram dalam tiap 100 gram kacang panjang
rebus, maka kacang panjang menjadi salah satu sumber protein nabati yang baik
untuk memenuhi kebutuhan protein tubuh kita setiap harinya.
2. Vitamin B Kompleks
Dalam tiap 100 gram kacang panjang rebus mengandung 146 mcg folat (37%
kebutuhan); 0,2 mg thiamin (14% kebutuhan); 0,1 mg vitamin B6 (5% kebutuhan);
0,1 mg riboflavin (4% kebutuhan); 0,4 mg asam pantotenat (4% kebutuhan); dan 0,6
mg niacin (3% kebutuhan). Berbagai vitamin B kompleks yang terkandung dalam
kacang panjang tersebut merupakan nutrisi penting bagi tubuh kita.
Secara umum vitamin B kompleks memiliki fungsi penting dalam produksi energi dan
fungsi saraf dalam tubuh kita, sehingga kekurangan vitamin B biasanya ditandai
dengan kelelahan dan kurangnya tenaga.
3. Mengandung Serat Tinggi
Kacang panjang adalah sayuran yang kaya serat. Dalam tiap 100 gram kacang
panjang rebus, terdapat kandungan serat mencapai 4 gram atau memenuhi 15%
kebutuhan serat harian kita. Serat dalam kacang panjang tersedia dalam bentuk pektin,
yang merupakan serat larut, sehingga sangat baik untuk membantu menjaga kadar
gula darah dalam level normal, juga untuk metabolisme lemak yang normal.
2.2. Konsep Usahatani

Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana


seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk
tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu (Soekartawi et al,
1995). Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya
yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya. Dikatakan efisien bila
pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi
masukan (input). Ilmu usahatani berupaya mempelajari tritunggal manusia petani,
lahan, dan tanaman/hewan, sehingga mengungkap aspek manusia (sosial), lahan
(kimia, fisika atau teknik), tanaman/hewan (biologi dan budidaya) perlu diketahui.
Menurut Hernanto (1989), usahatani terdiri dari adanya empat unsur pokok yang
disebut sebagai faktor-faktor produksi yaitu:
1. Tanah
Tanah mempunyai sifat-sifat khusus, diantaranya relatif langka, distribusi
penguasaannya di masyarakat tidak merata, luasnya relatif tetap, tidak dapat dipindah-
pindahkan dan dapat dipindahtangankan. Karena sifatnya yang khusus tersebut tanah
kemudian dianggap sebagai salah satu faktor produksi usahatani, meskipun di bagian
lain dapat juga berfungsi sebagai faktor atau unsur pokok modal usahatani. Tanah
yang dapat dikelola dapat diperoleh sebagai tanah milik, sewa, sakap, pemberian
negara, warisan dan wakaf.
2. Tenaga Kerja
Dalam usahatani, kita mengenal tenaga kerja manusia, ternak dan mekanik. Tenaga
kerja manusia dibedakan atas tenaga kerja pria, wanita, dan anak-anak yang
dipengaruhi oleh umur, pendidikan, keterampilan, pengalaman, kesehatan dan faktor
alam seperti iklim dan kondisi lahan. Tenaga kerja usahatani dapat diperoleh dari
dalam dan luar keluarga.
3. Modal
Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersamasama
dengan faktor produksi lain dan tenaga kerja serta pengelolaan menghasilkan barang-
barang baru, yaitu produksi pertanian. Dalam usahatani, yang dimaksud dengan
modal adalah tanah, bangunan-bangunan, alat-alat pertanian, tanaman/ternak/ikan,
bahan-bahan pertanian, uang tunai, dan piutang. Berdasarkan sifatnya, modal
dibedakan menjadi dua yaitu modal tetap seperti tanah bangunan dan modal bergerak
seperti pupuk, alat-alat pertanian, tanaman,uang, dll.
4. Pengelolaan (Manajemen)
Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani menentukan, mengorganisir, dan
mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasai sebaik-baiknya dan mampu
memberikan produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan. Ukuran dari
pengelolaan itu adalah produktivitas dari setiap faktor maupun produktivitas dari
usahanya.
2.3. Pemilihan Cabang Usahatani
Dalam kegiatan usahatani biasanya dihadapkan pada beberapa pilihan dalam
menghasilkan produk. Untuk menentukan komoditas apa yang akan diproduksi dilihat
dari banyaknya permintaan pasar, dan seringkali dinilai dari opportunity cost produksi
komoditas yang akan dipilih. Dapat pula dilihat dari penggunaan biaya berbagai
cabang usahatani yang akan dipilih.
Dalam usahatani campuran dan terutama bila digunakan pola tanaman tumpangsari,
sulit sekali untuk menyatakan jumlah biaya atau sumberdaya yang terpakai untuk
menghasilkan satu komoditas. Pada dasarnya pola tanam tumpangsari tersebut dalam
satu lahan diproduksi beberapa komoditas sehingga banyak biaya atau sumberdaya
yang digunakan secara bersama-sama. Sebagai contoh sumberdaya usahatani seperti
kerja, dibagi antara berbagai komoditi dan biasanya tidak mudah menghitung bagian
biaya yang digunakan oleh cabang usaha tertentu atau tanaman tertentu dalam pola
tumpangsari (Soekartawi et al, 1995)
2.4. Analisis Pendapatan Usahatani

Penerimaan tunai usahatani didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima dari
penjualan produk usahatani. Pengeluaran tunai usahatani didefinisikan sebagai jumlah
uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa usahatani. Penerimaan tunai
dan pengeluaran tunai usahatani tidak mencakup yang berbentuk benda. Jadi, nilai
produk usahatani yang dikonsumsi tidak dihitung sebagai penerimaan tunai usahatani.
Selisih antara penerimaan tunai usahatani dan pengeluaran tunai usahatani disebut
pendapatan tunai usahatani dan merupakan ukuran kemampuan usahatani untuk
menghasilkan uang tunai.
Ukuran pendapatan yang juga mencakup nilai transaksi barang dan perubahan nilai
inventaris atau kekayaan usahatani selama kurun waktu tertentu dapat dihitung.
Pendapatan kotor usahatani didefinisikan sebagai nilai produk total usahatani dalam
jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Istilah lain untuk
pendapatan kotor usahatani ialah nilai produksi atau penerimaan kotor usahatani.
Dalam menaksir pendapatan kotor, semua komponen produk yang tidak dijual harus
dinilai berdasarkan harga pasar. Pendapatan kotor usahatani dapat dikatakan pula
ukuran hasil perolehan total sumber daya yang digunakan dalam usahatani.
Cara yang tepat untuk menghitung pengeluaran usahatani adalah dengan memisahkan
pengeluaran total usahatani menjadi pengeluaran tetap dan pengeluaran tidak tetap.
Pengeluaran tidak tetap (variable cost) didefinisikan sebagai pengeluaran yang
digunakan untuk tanaman atau ternak tertentu dan jumlahnya berubah kira-kira
sebanding dengan besarnya produksi tanaman atau ternak tersebut. Pengeluaran tetap
(fixed cost) ialah pengeluaran usahatani yang tidak bergantung kepada besarnya
produksi.
Pengeluaran usahatani mencakup pengeluaran tunai dan tidak tunai. Jadi, nilai barang
dan jasa untuk keperluan usahatani yang dibayar dengan benda atau berdasarkan
kredit harus dimasukan sebagai pengeluaran. Hal yang sama berlaku bagi produksi
usahatani yang digunakan untuk bibit dan makanan ternak. Apabila dalam usahatani
itu digunakan mesin-mesin pertanian, maka harus dihitung penyusutannya dan
dianggap sebagai pengeluaran. Penyusutan ini merupakan penurunan nilai inventaris
yang disebabkan oleh pemakaian selama tahun pembukuan.
Selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani disebut
pendapatan bersih usahatani (net farm income). Pendapatan bersih usahatani
mengukur imbalan yang diperoleh dari penggunaan faktor-faktor produksi kerja,
pengelolaan, dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan ke
dalam usahatani. Pendapatan bersih usahatani merupakan ukuran keuntungan
usahatani yang dapat dipakai untuk membandingkan penampilan beberapa usahatani
(Soekartawi et al, 1995).
2.5. Analisis Penerimaan Atas Biaya (R/C Ratio)

Rasio penerimaan atas biaya adalah perbandingan antara penerimaan dengan total
biaya per usahatani (Suratiyah, 2006). Rasio penerimaan atas biaya juga menunjukan
berapa besarnya penerimaan yang akan diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan
dalam produksi usahatani. Rasio penerimaan atas biaya produksi dapat digunakan
untuk mengukur tingkat keuntungan relatif kegiatan usahatani, artinya dari angka
rasio penerimaan atas biaya tersebut dapat diketahui apakah suatu usahatani
menguntungkan.

2.6. Teori Produksi

Produksi dapat didefinisikan sebagai proses menciptakan barang atau jasa ekonomi
dengan menggunakan dua macam barang atau jasa lainnya. Hal tersebut menjelaskan
bahwa untuk menciptakan suatu komoditi tertentu dibutuhkan dua atau lebih faktor
produksi (input). Tidak ada suatu barang yang diproduksikan dengan menggunakan
satu faktor produksi dalam memproduksi usahatani. Untuk menghasilkan produk-
produk pertanian biasanya dibutuhkan faktor produksi berupa bibit, pupuk, mesin
pertanian, dan lain-lain.
Fungsi produksi adalah hubungan teknis antara input dan output, yang ditandai jumlah
output maksimal yang dapat diproduksikan dengan satu set kombinasi input tertentu.
Pada keadaan tertentu, pengetahuan dan teknologi diasumsikan sebagai input spesifik
atau dapat diidentifikasikan. Hubungan antara input yang digunakan dalam proses
produksi dengan kuantitas output yang dihasilkan dinamakan fungsi produksi. Produk
fisik total dapat didefinisikan sebagai jumlah output maksimum yang dapat
diproduksikan oleh kombinasi input tetap dan input variabel tertentu. Input tetap
merupakan faktor produksi yang tidak berubah jumlahnya walaupun tingkat output
yang dihasilkan berubah. Input variabel adalah faktor produksi yang berubah sejalan
dengan adanya perubahan tingkat output yang dihasilkan.
Produk fisik total berubah secara langsung dengan penambahan input variabel, tetapi
biasanya dalam jumlah yang tidak proporsional. Hubungan spesifik antara input
dengan output ini sangat penting. Menurut Doll dan Orazem (1984), fungsi produksi
dengan satu input variabel dapat ditulis sebagai berikut :

Y = {X1|X2, X3, , Xn}


Keterangan :
Y : Produk fisik total
X1 : Satu atau sekelompok input variabel
X2 : Input tetap pertama misalnya lahan
Xn : Input tetap yang tidak dapat diidentifikasi atau input yang diasumsikan tetap
seperti alam, curah hujan, tingkat kesuburan tanah dan lain-lain.

Untuk melihat respon kuantitas output terhadap kenaikan seluruh input secara
bersamaan maka dapat dilihat dari skala hasil (return to scale). Menurut Nicholson
(2002) skala hasil merupakan suatu keadaan dimana output meningkat sebagai respon
adanya kenaikan yang proporsional dari seluruh input. Sebuah fungsi produksi
dikatakan menunjukan skala hasil konstan (constant return to scale) jika peningkatan
seluruh input sebanyak dua kali lipat berakibat pada peningkatan output sebanyak dua
kali lipat pula. Jika penggandaan seluruh input menghasilkan output yang kurang dari
dua kali lipatnya, maka fungsi produksi tersebut dikatakan menunjukan skala hasil
menurun (decreasing return to scale). Jika penggandaan seluruh input menghasilkan
output lebih dari dua kali lipatnya, maka fungsi produksi mengalami skala hasil
meningkat (increasing return to scale). Pada penelitian ini, karena digunakan
perhitungan per 14 m (satu bedeng), maka asumsi yang digunakan adalah skala hasil
konstan (constant return to scale).
2.7. Konsep Pasar

Secara tradisional, pasar adalah tempat fisik dimana para pembeli dan penjual
berkumpul untuk mempertukarkan barang. Pasar juga digambarkan sebagai kumpulan
pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas produk atau kelompok produk
tertentu. Sejumlah segmen pasar dapat diidentifikasi dengan mengamati perbedaan
demografis, psikografis, dan perilaku para pembeli. Untuk masing-masing pasar
sasaran yang terpilih, perusahaan membuat tawaran pasar. Tawaran itu diposisikan di
pikiran para pembeli sasaran sebagai sesuatu yang memberikan beberapa manfaat
penting tertentu (Kotler, 2003).
2.8. Konsep Permintaan

Permintaan adalah keinginan konsumen akan produk tertentu yang didukung oleh
kemampuan untuk membeli (Kotler, 2003). Jumlah komoditi total yang ingin dibeli
oleh semua rumahtangga disebut jumlah yang diminta (quantity demanded) untuk
komoditi tersebut. Banyaknya komoditi yang akan dibeli semua rumahtangga pada
periode waktu tertentu, dipengaruhi oleh variabel penting berikut (Lipsey et al,
1995) :

1. harga komoditi itu sendiri;


2. rata-rata penghasilan rumahtangga;
3. harga komoditi yang berkaitan;
4. selera;
5. distribusi pendapatan di antara rumahtangga;
6. besarnya populasi.
Teori pilihan merupakan hubungan timbal balik antara preferensi (pilihan) dan
berbagai kendala yang menyebabkan seseorang menentukan pilihanpilihannya. Para
ekonom merumuskan model preferensi individu degan menggunakan konsep
utilitas/kepuasan (utility), yang didefinisikan sebagai kepuasan yang diterima
seseorang akibat aktivitas yang dilakukannya.

BAB III
METODOLOGI PRATIKUM

3.1. Waktu Pelaksanaan

Praktikum dilaksanakan pada hari Minggu , 6 Desember 2015 pada pukul 09.00 s/d
selesai.
3.2. Tempat Pelaksanaan Pratikum

Kegiatan praktikum dilaksanakan pada hari Minggu di lahan usahatani kacang


panjang yang berada di kawasan Kelurahan Banjar Sari, Kecamatan Cipocok Jaya
,Kota Serang Provinsi Banten.
3.3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam kegiatan observasi ini yaitu
melalui wawancara dengan pemilik usahatani (Survei).
3.4. Subyek Pratikum
Narasumber kegiatan ini berjumlah 1 orang, yaitu: seorang bapak berumur +38 tahun,
bernama pak Samuti.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1.Modal Usahatani

Biaya usaha tani ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu biaya prasarana produksi, sarana
produksi dan tenaga kerja.
A. Prasarana Produksi
Uraian
Jumlah
Harga per satuan (Rp)
Total Biaya
a. Sewa tanah per tahun
2 Ha
Rp.5.000.000
Rp.10.000.000
b. Base camp ukuran 5x5 m :
1). Bambu
15 batang
Rp.4.000
Rp.60.000
2). Dinding Bambu 5x1,75m
8 Lembar
Rp.18.500
Rp.148.000
3). Paku
3,5 Kg
Rp.5.000
Rp.17.500
4). Tali
15 m
Rp.600
Rp.9.000
5). Genting
350 Buah
Rp.300
Rp.285.000
6). Tenaga Kerja
10 Orang
Rp.9.000
Rp.90.000
c. Peralatan

1). Cangkul
15 Buah
Rp.50.000
Rp.750.000
2). Semprotan
4 Buah
Rp.420.000
Rp.1.680.000
3). Diesel
1 Buah
Rp.3.000.000
Rp.3.000.000
4). Selang Plastik 100 m
1 Buah
Rp.300.000
Rp.300.000
5). Tali Rafia
2 Bal
Rp.200.000
Rp.400.000
6). Bambu potongan
50.000 biji
Rp.200
Rp. 1.000.000
Jumlah Biaya Prasarana Produksi
Rp.17.739.500

B. Sarana Produksi
Uraian
Jumlah
Harga per satuan (Rp)
Total Biaya
a. Benih
10 kg
Rp.80.000
Rp.800.000
b. Pupuk :
1). Posca 50 kg/karung
10 karung
Rp.125.000
Rp.1.250.000
2). Mutiara 50 kg/karung
3 karung
Rp.500.000
Rp.1.500.000
3). Zet A 50 kg/karung
5 karung
Rp.90.000
Rp.450.000
4). Organik 50 kg/karung
5 karung
Rp.40.000
Rp.200.000
5). TSP 50 kg/karung
5 karung
Rp.120.000
Rp.600.000
c. Pestisida:

1). Antracol
1 kg
Rp.115.000
Rp.115.000
2). Gandasil
5 Bungkus
Rp.30.000
Rp.150.000
3). Prepatol
2 Botol
Rp.135.000
Rp.270.000
4). Agrimex
2 Botol
Rp.180.000
Rp.360.000
Jumlah Biaya Sarana Produksi
Rp.5.695.000

C. Tenaga kerja
Uraian
Waktu
Jumlah
Biaya Per Orang (Rp)
Total Biaya
Pengolahan Tanah, Penanaman, Penyiangan, Penyiraman, penyemprotan, dan panen
45 hari
25 Orang
Rp. 2.025.000
Rp. 50.625.000
Jumlah Biaya Tenaga Kerja
Rp. 50.625.000

D. Biaya Lain-lain
Uraian
Total Biaya
Biaya Lain-lain
Biaya tak terduga 10%
Rp.74.059.500
Rp. 7.405.950
Jumlah Biaya Lain-lain
Rp. 7.405.950
Total Modal Usaha Tani
Rp.81.465.450

4.2.Analisis Biaya Usahatani

I. Biaya Produksi
A. Biaya Tetap
- Sewa tanah per tahun 2 ha
Rp.10.000.000
- Nilai penyusutan Base camp (20% per tahun)
Rp.1.219.000
- Nilai penyusutan peralatan (20% per tahun)

1). Cangkul
Rp.150.000
2). Semprotan
Rp.336.000
3). Diesel
Rp.600.000
4). Selang Plastik 100 m
Rp.60.000
Jumlah Biaya Tetap
Rp.12.365.000

B. Biaya tidak tetap


a. Biaya Sarana Produksi
Rp.5.695.000
b. Biaya Tenaga Kerja
Rp.50.625.000
c. Biaya lain-lain
Rp.7.405.950
d. Tali Rafia
Rp.400.000
e. Bambu potongan
Rp.1.000.000
Jumlah Biaya Tidak Tetap
Rp.65.125.950
Total Biaya Produksi
Rp.77.490.950

II. Hasil Produksi Kacang Panjang


Produksi kacang panjang dalam 2 Ha untuk satu kali panen 16.000 kg
4.3.Analisis Pendapatan dan Keuntungan Usahatani

A. Pendapatan
- Hasil Panen x harga jual = 16.000 x Rp.12.000 = Rp.192.000.000
Jika dihitung pada saat harga kacang panjang sedang tinggi
- Hasil panen x harga jual = 16.000 x Rp.6.000 = Rp.96.000.000
Jika dihitung pada saat harga kacang panjang sedang rendah

B. Keuntungan
- Total pendapatan Total biaya produksi
= Rp.192.000.000 - Rp.77.490.950
= Rp.114.509.050 (pada saat harga tinggi)
- Total pendapatan total biaya produksi
= Rp.96.000.000 - Rp.77.490.950
= Rp.18.509.050 (pada saat harga rendah)
4.4. Analisis Titik Impas Pulang Modal (BEP)

Analisis titik impas pulang modal atau Break Even Point (BEP) adalah suatu kondisi
yang menggambarkan hasil Usaha tani yang diperoleh sama dengan modal yang
dikeluarkan. Dalam kondisi ini, usaha tani yang dilakukan tidak menghasilkan
keuntungan dan tidak mengalami kerugian.
A. BEP Volume Produk
BEP volume produksi menggambarkan produksi minimal yang harus dicapai dalam
usaha tani agar tidak mengalami kerugian

BEP Volume Produksi


= Total biaya : Harga di Tingkat Petani
= Rp.77.490.950 : Rp.12.000/kg
= 6.457,58 kg
Hasil ini menunjukkan bahwa pada saat diperoleh produksi 6.457,58 kg kacang
panjang, usaha tani tidak menghasilkan keuntungan dan tidak mengalami kerugian
B. BEP Harga Produksi
BEP Harga Produksi menggambarkan harga terendah dari produk yang dihasilkan.
Jika harga pasaran di tingkat petani lebih rendah daripada BEP, maka usaha tani akan
mengalami kerugian. Harga BEP ini merupakan harga pokok atau harga dasar untuk
pengembalian modal. Agar usaha tani untung, maka petani harus menjual produksi di
atas harga dasar ini.

BEP Harga Produksi


= Total Biaya Produksi : Total Produksi
= Rp.77.490.950 : 16.000 kg
= Rp.4.843/kg
Hasil ini menunjukkan bahwa pada saat harga kacang panjang (polong segar) di
tingkat petani sebesar Rp.4.843/kg, usaha tani kacang panjang tidak memperoleh
keuntungan dan mengalami kerugian.
4.5.Analisis Kelayakan Usaha Tani (B/C Ratio)

Analisis Kelayakan Usaha Tani atau Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) biasa digunakan
dalam analsis kelayakan usaha tani yaitu perbandingan antara pendapatan dan total
biaya yang digunakan. Kriteria penilaian jika B/C > 1 maka kegiatan usahatni layak
untuk dilaksanakan.

B/C Ratio
= Total Pendapatan : Total Biaya Produksi
= Rp.114.509.050 : Rp.77.490.950
= 1,48
BAB IV
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:


1. Modal usahatani kacang panjang dengan luas lahan sebesar 2 ha yaitu
Rp.17.739.500. Dan biaya dalam usahatani kacang panjang ini terbagi menjadi dua
macam yaitu biaya tetap sebesar Rp.12.365.000 dan biaya tidak tetap dengan jumlah
biaya sebesar Rp.65.125.950
2. Pendapatan yang diperoleh dari usahatani kacang panjang ini adalah
Rp.192.000.000 jika pada saat harga tinggi (Rp.12.000) sehingga diperoleh
keuntungan sebesar Rp.114.509.050 sedangkan pada saat harga rendah (Rp.6.000)
pendapatan yang dapat diperoleh yaitu Rp.96.000.000 dan keuntungan yang didapat
sebesar Rp.18.509.050
3. BEP volume produksi usahatani kacang panjang ini adalah pada saat diperoleh
produksi 6.457,58 kg kacang panjang, dimana pada saat inilah usaha tani tidak
menghasilkan keuntungan dan tidak mengalami kerugian
4. BEP harga produksi dari usahatani ini adalah pada saat harga kacang panjang
(polong segar) di tingkat petani sebesar Rp.4.843/kg, usaha tani kacang panjang tidak
memperoleh keuntungan dan mengalami kerugian.
5. B/C ratio yang nilainya > 1 atau (1,48) ini menunjukkan bahwa usaha tani
kacang panjang memberikan manfaat atau dengan kata lain penambahan penerimaan
lebih tinggi daripada penambahan biayanya sehingga usahatani tersebut layak untuk
dijalankan dan diteruskan.
5.2. Saran

Demikian gambaran umum tentang analisis usahatani kacang panjang, semoga


laporan pratikum ini memberikan insipirasi dan informasi baik bagi para pembaca
maupun kepada petani sebagai pelaku usaha untuk menjalankan usahatani kacang
panjang secara efisien dan efektif agar mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dan
meminimalisir pengeluaran sekecil mngkin.
DAFTAR PUSTAKA
Boediono. 1992. Ekonomi Mikro. Bagian Penerbit Fakultas Pertanian Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
Endang Siti Rahayu, Driyo Prasetya. 2000. Tata Niaga Pertanian. Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.
http://manfaatnyasehat.com/manfaat-kacang-panjang/ Diakses pada hari Minggu, 6
Oktober 2015 pukul 20.13
http://www.bestbudidayatanaman.com/2013/11/klasifikasi-kacang-panjang-dan.html
Diakses pada hari Minggu, 6 Oktober 2015 pukul 20.15
http://www.tanamanobat.net/manfaat-dan-khasiat-kacang-panjang/ Diakses pada hari
Minggu, 6 Oktober 2015 pukul 20.17
http://www.infoagribisnis.com/2015/01/cara-menanam-kacang-panjang/ Diakses pada
hari Senin, 7 Oktober 2015 pukul 17.21
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai