(M-4)
Kompor Biobriket
Asisten
( )
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi: Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Tujuan Percobaan, Metode
Percobaan, Sistematika Penulisan, dan Waktu dan Tempat Percobaan
Bab ini berisi tentang teori dasar dari berbagai literature yang dapat mendukung
untuk melakukan percobaan.
Bab ini berisi tentang penjelsan fungsi dari alat percobaan dan prosedur dari
percobaan.
TUGAS PENDAHULUAN
Berisi tentang pertanyaan-pertanyaan penting untuk menunjang praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang referensi situs atau buku yang digunakan pada tinjauan pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kompor
Kompor (dari bahasa Belanda: komfoor) adalah alat masak yang
menghasilkan panas tinggi. Kompor mempunyai ruang tertutup / terisolasi dari
luar sebagai tempat bahan bakar diproses untuk memberikan pemanasan bagi
barang-barang yang diletakkan di atasnya. Kompor diperkenalkan sejak masa
kolonial, sehingga menggunakan bahan bakar cair (terutama minyak tanah atau
spiritus bakar), gas (dalam bentuk padatan cair LPG atau lewat pipa saluran), atau
elemen pemanas (dengan daya listrik).Berdasarkan bahan bakarnya, kompor dapat
dibagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut :
1. Kompor minyak tanah
Kompor minyak tanah merupakan jenis alat masak yang paling banyak
digunakan di kalangan rumah tangga, sebagian kecil industri, serta warung/rumah
makan. Seperti namanya, kompor ini berbahan bakar minyak tanah. Namun
demikian, kelemahan kompor minyak tanah bila pembakaran kurang sempurna
maka api berubah menjadi kuning/merah sehingga menimbulkan jelaga.
2. Kompor gas
Kompor ini berbahan bakar yang biasa digunakan di rumah tangga
ataupun warung, yaitu jenis LPG. Keunggulan kompor ini adalah emisi yang
dikeluarkan relatif lebih sedikit dan tidak cenderung menyebabkan wadah masak
menjadi hitam atau tidak merusak panci. Selain itu, memasak dengan
menggunakan kompor gas lebih cepat dibandingkan memasak dengan
menggunakan kompor minyak tanah. Kompor ini memiliki kelemahan, yaitu
harga kompornya cukup mahal dan bahan bakarnya pun mahal.
3. Kompor listrik
Prinsip kerja kompor ini adalah mengubah energi listrik menjadi energi
panas. Umumnya kompor ini cukup mahal.
4. Kompor biogas.
5. Tungku tenaga surya.
6. Tungku kayu bakar dan arang.
7. Tungku serbuk gergaji.
8. Kompor briket (Eriko, 2008).
9. Memperoleh suhu yang diinginkan dan konstan sepanjang hari
10. Memperoleh kelembaban udara yang konstan sepanjang hari
11. Memperoleh sirkuit/aliran udara yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan
12. Membersihkan/menyaring debu dan asap dari udara.
2.2 Biomassa
Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses
fotosintesis baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain
adalah tanaman, pepohonan rumput, limbah pertanian, limbah hutan, tinja, dan
kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan, pakan
ternak, minyak nabati, bahan bangunan, dan sebagainya. Biomassa juga
digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar). Yang digunakan adalah bahan
bakar biomassa yang nilai ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah
diambil produk primernya (Pari dan Hartoyo, 1983).Sedangkan menurut Silalahi
(2000), biomassa adalah campuran material organik yang kompleks, biasanya
terdiri dari karbohidrat, lemak protein dan mineral lain yang jumlahnya sedikit
seperti sodium, fosfor, kalsium dan besi. Komponen utama tanaman biomassa
adalah karbohidrat (berat kering 75%), lignin ( 25%) dimana dalam beberapa
tanaman komposisinya bisa berbeda-beda. Energi biomassa dapat menjadi sumber
energi alternatif pengganti bahan bakar fosil (minyak bumi) karena beberapa
sifatnya yang menguntungkan yaitu, dapat dimanfaatkan secara lestari karena
sifatnya yang dapat diperbaharui, relatif tidak mengandung unsur sulfur sehingga
tidak menyebabkan polusi udara dan juga dapat meningkatkan efisiensi
pemanfaatan sumber daya hutan dan pertanian (Widardo dan Suryanta, 1995).
Potensi biomassa di Indonesia adalah cukup tinggi. Dengan hutan tropis Indonesia
yang sangat luas, setiap tahun diperkirakan terdapat limbah kayu sebanyak 25 juta
ton yang terbuang dan belum dimanfaatkan. Jumlah energi yang terkandung
dalam kayu itu besar, yaitu 100 milyar kkal setahun. Demikian juga sekam padi,
tongkol jagung, dan tempurung kelapa yang merupakan limbah pertanian dan
perkebunan yang memiliki potensi yang besar sekali.
Tabel 1. Potensi Biomassa di Indonesia
2.3 Kompor Bio-briket
Kompor briket adalah alat masak yang menggunakan bahan bakar dari
briket batubara atau campuran dari biomassa dan batubara. Bahan yang digunakan
untuk membuat kompor berpengaruh terhadap kualitas kompor, baik dari sudut
penampilan, daya tahan kompor, maupun mobilitas (mudah dipindahkan atau
tidak).
Persyaratan Kompor/tungku harus memiliki :
a. Ada ruang bakar untuk briket
b. Adanya aliran udara (oksigen) dari lubang bawah menuju lubang atas dengan
melewati ruang bakar briket yang terdiri dari aliran udara primer dan
sekunder
c. Ada ruang untuk menampung abu briket yang terletak di bawah ruang bakar
briket
Tabel 2. Klasifikasi Ukuran Kompor Briket
Selanjutnya dalam proses ini bahan bakar yang telah kering akan
mengalami pemanasan pada temperatur 500-700C dan dengan
menggunakan udara tertentu sehingga akan terjadi pembakaran yang tidak
sempurna sehingga bahan bakar akan terurai menjadi arang, asam organik
dan juga dalam bentuk zat-zat lain.
3. Proses Oksidasi
4. Proses Reduksi
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan Percobaan
Alat yang digunakan selama percobaan ini adalah:
2. Pengujian Emisi CO
Pengujian emisi CO dilakukan dengan menggunakan alat Sensor Gas
Analyzersebagai detektor gas CO. Adapun prosedur yang dilakukan
sebagai berikut:
Menyiapkan alat pemasakan berupa kompor yang telah berisikan
biobriket.
Meletakan Sensor Gas Analyzeryang disekitar kompor biobriket.
Membakar 1 kg bahan bakar biobriket dengan komposisi tertentu
(misal 30-70).
Ketika pembakaran terjadi, gas keluar dari kompor sehingga kadar
emisinya tertangkap dan selanjutnya dibaca oleh sensor dalam gas
Analyzer.
Mencatat konsentrasi CO yang keluar dari selang pada kompor .
Mengulangi percobaan menggunakan variasi komposisi % berat
biobriket yang berbeda.
Membuat grafik temperatur terhadap emisi CO yang dihasilkan untuk
melihat kualitas pembakaran yang dihasilkan dari sistem pembakaran
pada kompor biobriket.
3. Pengujian Efisiensi Termal
Pengujian efisiensi dilakukan dengan Water Boiling Test yang mana air
dalam panci dipanaskan, kemudian dengan pengukuran temperatur, massa
air, dan massa bahan bakar, akan dihitung nilai efisiensinya. Adapun
prosedur penelitiannya adalah:
Menghubungkan termokopel pada kompor.
Meletakkan biobriket pada kompor.
Membakar kurang lebih 1 kg biobriket dengan komposisi tertentu.
Meletakkan panci yang berisi air diatas kompor.
Meletakkan termokopel hingga menyentuh badan air.
Mencatat kenaikan suhu yang terjadi pada air.
Mengukur massa air setelah pembakaran selesai.
Mengukur efisiensi termal sampai biobriket habis untuk satu kali
pembakaran.
Mengulangi percobaan 1-8 menggunakan bahan bakar biobriket
dengan komposisi yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Utami, Yuanita. 2008. Desain dan Uji Unjuk Kerja Tungku Briket Biomassa.
Skripsi. Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.
Bogor.
[2] Anonim. 2011. Cara kerja kompor Biobriket.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/19353/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=74028EE31B40DA36246634D5344B83F6?sequence=4
(Diakses pada 1 April 2017)
[3] Budiarti, Marlia. 2014. Rancang Bangun Kompor Biobriket (Pengaruh Rasio
Udara Bahan Bakar Terhadap Efisiensi Thermal Kompor).Skripsi. Jurusan
Teknik Kimia, Program Studi Teknik Energi, Politeknik Negeri Sriwijaya
Palembang. Palembang.