Anda di halaman 1dari 8

Nama : Shintya Febriza

NIM : 061530400337

Kelas : 4 KB

ABSORPSI
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu
campuran gas dengan cara pengikatan bahan tersebut pada
permukaan absorben cair yang diikuti dengan pelarutan. Kelarutan
gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-gaya fisik
(pada absorpsi fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan
kimia (pada absorpsi kimia). Komponen gas yang dapat
mengadakan ikatan kimia akan dilarutkan lebih dahulu dan juga
dengan kecepatan yang lebih tinggi. Karena itu absorpsi kimia
mengungguli absorpsi fisik.

Tujuan proses Absorpsi dalam dunia Industri adalah :


Meningkatkan nilai guna dari suatu zat dengan cara merubah
fasenya
Contoh : Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid
yang berfase gas (Formalin adalah larutan formaldehida
dalam air, dengan kadar antara 10%-40%) dapat dihasilkan
melalui proses absorbsi. Formaldehid sebagai gas input
dimasukkan ke dalam reaktor, dimana di dalam air formaldehid
akan mengalami proses polimerisasi.. Output dari reaktor yang
berupa gas yang mempunyai suhu 1820C didinginkan pada

kondensor hingga suhu 55 0C, dimasukkan ke dalam absorber.


Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung larutan
formalin dengan kadar formaldehid sekitar 37 40%. Bagian
terbesar laiinnya terdiri dari metanol, air, dan formaldehid
dikondensasi di bawah air pendingin bagian dari menara, dan
hampir semua removal dari sisa metanol dan formaldehid dari
gas terjadi dibagian atas absorber dengan counter current
contact dengan air proses.

Kolom Absorpsi

Adalah suatu kolom atau tabung tempat terjadinya proses


pengabsorbsi (penyerapan/penggumpalan) dari zat yang
dilewatkan di kolom/tabung tersebut. Proses ini dilakukan
dengan melewatkan zat yang terkontaminasi oleh komponen lain
dan zat tersebut dilewatkan ke kolom ini dimana terdapat fase
cair dari komponen tersebut.
Struktur dalam absorber (Kolom Absorpsi)

Bagan kolom Absorpsi

Bagian a : Spray untuk megubah gas input menjadi fase cair.

Bagian b : out put gas keluar

Bagian c : in put pelarut masuk

Bagian d : out put pelarut dan gas terserap keluar

Bagian e : tempat pencampuran pelarut dan umpan

Bagian f : Packed tower untuk memperluas permukaan sentuh


sehingga mudah untuk diabsorbsi

Prinsip Kerja Kolom Absorbsi

1. Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang


berbeda fase mengalir berlawanan arah yang dapat
menyebabkan komponen kimia ditransfer dari satu fase
cairan ke fase lainnya, terjadi hampir pada setiap reaktor
kimia. Proses ini dapat berupa absorpsi gas,
destilasi,pelarutan yang terjadi pada semua reaksi kimia.

2. Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor


diumpankan kebawah menara absorber. Didalam absorber
terjadi kontak antar dua fasa yaitu fasa gas dan fasa cair
mengakibatkan perpindahan massa difusional dalam umpan
gas dari bawah menara ke dalam pelarut air sprayer yang
diumpankan dari bagian atas menara. Peristiwa absorbsi ini
terjadi pada sebuah kolom yang berisi packing atau plate
dengan tingkat sesuai kebutuhan.

1. Teori Dua Film (Double Film Theory)

Teori lapisan dua film perpindahan massa terlarut A dari gas


ke cairan akan terjadi bila terdapat cukup kekuatan gerak (driving
force) dari satu fase ke fase lain yang dikenal dengan nama
koefisien perpindahan massa (mass transfer coefficient). Laju
perpindahan massa ini juga bergantung pada luas permukaan
kontak antar fasa. Dalam berbagai proses pemisahan, bahan-bahan
harus mengalami difusi dari suatu fase ke fase lain, dan laju difusi
didalam kedua fase itu mempengaruhi perpindahan massa
menyeluruh. Dalam teori dua film yang diusulkan oleh
Whitman pada tahun 1923 diandaikan terdapat keseimbangan pada
antarmuka, dan tahanan terdapat perpindahan massa pada kedua
fase itu lalu dijumlahkan untuk mendapatkan tahanan menyeluruh,
yang lebih muda dipergunakan untuk perhitungan rancang dari
pada koefisien-koefisien individual (tersendiri). Hal yang membuat
perpindahan massa antara fase menjadi lebih rumit ialah
perpindahan kalor dan diskontinuitas (ketaksinambungan) yang
terdapat pada antar muka. Yang terjadi karena konsentrasi atau
fraksi mol zat terlarut yang terdifusi hampir tidak pernah sama
kedua sisi antarmuka itu. Sebagai contoh, dalam destilasi campuran
biner, Y*A lebih besar dari XA dan gradian didekat permukaan
gelembung. Untuk absorpsi gas yang sangat mudah larut, fraksi
mol di dalam zat cair pada antarmuka akan lebih besar dari fraksi
mol didalam gas Suku 1/Ky dapat dianggap sebagai tahanan
menyeluruh terhadap perpindahan massa, sedang suku m/Kx dan
1/Ky adalah tahanan di dalam film zat cair dan film gas. Film
ini tidak selalu merupakan lapisan stagnan yang
mempunyai ketebalan tertentu agar teori dua Film berlaku.
Perpindahan massa di dalam salah satu Film dapat berlangsung
melalui difusi melalui lapisan batas laminar atau melalui difusi
keadaan taksteadi, seperti umpamanya dalam teori penetrasi dan
koefisien menyeluruh masih bisa didapatkan. Dalam
beberapa masalah tertentu, misalnya perpindahan melalui film
stagnan ke fase dimana teori penetrasi diperkirakan berlaku,
koefisien teori penetrasi mengalami perubahan kecil karena adanya
perubahan konsentrasi pada antar muka, namun efek ini hanya
mempunyai nilai akademis semata-mata.

Absorbsi berdasarkan ilmu kimia adalah suatu fenomena fisika/kimia


atau proses atom, molekul, dan ion memasuki suatu fase besar gas,
cair, atau padat. Fungsi dari absorbsi yaitu untukmeningkatkan nilai
guna dari suatu zat dengan cara merubah fasenya. Contohnya
formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang
berfase gas dapat dihasilkan melalui proses absorbsi.Sedangkan
dalam fisika energi tinggi, absober adalah alat yang digunakan untuk
menyerap sebagian energi dari suatu pertikel. Absorber dapat dibuat
dari berbagai macam material, tergantung kebutuhan dan bahan
bakunya. Suatu proses pemisahan campuran gas liquid dengan
cara destilasi, absorbsi atau tergantung atas komposisi fase
uap dan liquid pada keadaan setimbang. Fase uap adalah fase
yang lebih mudah menguap atau komponen yang tidak mudah
larut dalam larutan.Proses pemisahan komponen fluida bisa
dipisahkan dengan dikontakkan dengan zat padat, yang disebut
dengan adsorbsi. Dalam pemisahan gas adsorbsi digunakan untuk
menghilangkan impuritis dari industri gas seperti karbon monoksida,
untuk mengembalikan uap pelarut dari campuran udara atau gas
lain. Pemisahan liquid termasuk menghilangkan uap alam gasolin,
larutan gula, memisahkan campuran aromatik dan parafin. Semua
contoh ini untuk memisahkan campuran yang dibawa untuk
dikontakkan dengan fase lain yang tidak mudah larut, penyerapnya
adalah padatan.

Absorbsi adalah suatu proses dimana campuran gas


dikontakkan dengan liquid untuk melarutkan satu atau
lebih komponen gas sehingga didapatkan larutan gas dalam
liquid. Konsentrasi gas yang dilarutkan dalam liquid disebut dengan
daya larut (sollubilitas) gas. Didalam absorber terjadi kontak antar
dua fasa yaitu fasa gas dan fasa cair mengakibatkan perpindahan
massa difusional dalam umpan gas dari bawah menara ke
dalam pelarut air sprayer yang diumpankan dari bagian atas
menara. Peristiwa absorbsi ini terjadi pada sebuah kolom yang
berisi packing dengan dua tingkat.

Pada berbagai proses pemisahan, materi berdifusi dari satu fase


ke fase lainnya, dan laju difusi di dalam kedua fase tersebut
mempengaruhi laju perpindahan massa keseluruhan. Dalam teori
ini Whitman menyatakan bahwa kesetimbangan diasumsikan terjadi
pada permukaan batas (interface) antara fase gas dan cairan
sehingga tahanan perpindahan massa pada kedua fase
ditambahkan untuk memperoleh tahanan keseluruhan. Model ini
menggambarkan tentang adanya lapisan difusi. Perpindahan massa
yang terjadi ditentukan oleh konsentrasi dan jarak perpindahan
massa, yaitu ketebalan film tersebut.
Jika cairan mempunyai komposisi tetap, konsentrasi pada bagian
film akan menurun dari A*pada permukaan sampai Ao pada cairan
bagian ruah. Di sini tidak terjadi konveksi pada film dan gas terlarut
melewati film tersebut hanya oleh difusi molekuler.
Proses difusi berlangsung efektif bila lapisan film tipis. Lapisan
film yang tipis akan meniadakan terjadinya tahanan dari lapisan itu
(tahanan makin kecil), sehingga proses perpindahan massa tidak
terganggu. Untuk mendapatkan lapisan yang tipis, kondisi dari
kedua aliran fase harus diatur yaitu diusahakan membuat aliran
yang turbulen, karena pada lapisan film yang tipis akan diperoleh
gradien konsentrasi yang kecil, sehingga proses absorpsi berjalan
sangat cepat dengan keadaan menjadi steady state.
Ketika suatu zat ditranfer dari satu fase ke fase yang lain melalui
suatu interface diantara keduanya maka resistance di kedua fase
tersebut menyebabkan gradien konsentrasi
Untuk sistem dimana konsentrasi solute dalam gas dan liquid
adalah kecil, maka laju transfer massa dapat dinyatakan oleh
persamaan yang memperkirakan laju transfer massa yang
sebanding dengan perbedaan diantara konsentrasi bulk dan
konsentrasi dalam interface gas-liquid.

2. Teori Penetrasi
Teori penetrasi ini dikemukakan oleh Higbie. teori menyatakan
mekanisme perpindahan massa melalui kontak antara dua fasa,
yaitu fasa gas dan fasa liquid. Dalam pernyataannya, Higbie
menekankan agar waktu kontak lebih lama. Higbie, untuk pertama
kalinya menerapkan teori ini untuk absorpsi gas dalam liquida yang
menunjukkan bahwa molekul-molekul yang berdifusi tidak akan
mecapai sisi lapisan tipis yang lain jika waktu kontaknya pendek.
Teori Higbie ini menyebutkan bahwa turbulensi akan menaikkan
difusivitas pusaran, hal ini akan menentukan waktu kontak
perpindahan massa yang terjadi untuk setiap keadaan massa.
Difuivitas pusaran ini terjadi dalam keadaan setimbang antara fase
gas dan liquid.

3. Teori Danckwerts
Teori penetrasi juga dikembangkan oleh Danckwerts yang
menyatakan bahwa unsur-unsur fluida pada permukaan secara
acak akan diganti oleh fluida lain yang lebih segar dari aliran
tindak. Teori ini digunakan dalam keadaan khusus di mana
dianggap massa difusivitas pusaran berlangsung dalam waktu yang
bervariasi dan dianggap laju perpindahan massa tidak tergantung
dari waktu perpindahan unsur dalam fase cairan tindak pada
keadaan stagnan. Sehingga perpindahan massa yang terjadi di
interfacemerupakan harga dari jumlah zat yang terabsorpsi. Jadi
dianggap bahwa perpindahan unsur secara tindak fase cairan
menuju interface tidak akan mempengaruhi kecepatan perpindahan
massanya.

Packed column digunakan untuk proses absorpsi pada kontak


antara liquid dan gas secara countercurrent ataupun kontak antara
vapor dengan liquid dalam proses distilasi. Dalam tower-nya terdiri
dari column silinder yang berisikan gas masuk dari bagian bawah
dan liquid masuk pada bagian atas. Di packed dalam tower
memungkinkan permukaan yang luas untuk kontak liquid dengan
gas sehingga efektifitas absorpsi semakin besar
Kecepatan absorpsi yang terjadi pada packed tower yang
dipengaruhi oleh ukuran packing-nya, dengan koefisien
perpindahan massa keseluruhan ditentukan berdasarkan luasan
bagian dalam atau bagian luar dari film

Neraca Massa Absorber (AB-102)

21
NH3

20
H2O

17

NH3
CO2

22

CO2

NH3 19 H2O

(NH4)2CO3

Fungsi : mereaksikan reaktan sisa dari reaktor dengan fresh water untuk
menghasilkan produk amonium sulfate encer sebagai umpan absorber

Neraca Massa Total


F17 + F20 + F22 = F21 + F19

Perhitungan :

2NH3 + CO2 + H2O (NH4)2CO3

Dari neraca massa di absorber dan reaktor didapat jumlah mol amonia mula-mula
3,038 kmol/jam, mol CO2 mula-mula 1,221 kmol/jam. Pada reaksi ini karbon
dioksida sebagai reaktan pembatas sehingga (NH4)2CO3 yang terbentuk = 1,221
kmol/jam. Kebutuhan H2O untuk reaksi di scrubber sebesar 1,221 kmol/jam = 21,982
kg/jam. Namun dalam scrubber ditambah fresh water dalam jumlah besar karena
produk yang diharapkan berupa amonium carbonat encer sebagai umpan absorber,
untuk 170 kg NH3 diperlukan 1000 kg air (Gowariker, 2009). Fresh water yang
ditambahkan pada scrubber sebesar 129,487 kg/jam.

Massa (NH4)2CO3 = 1,221 kmol/jam x 96 kg/kmol

= 117,238 kg/jam

Massa NH3 sisa = (3,038 2(1,221)) kmol/jam x 17 kg/kmol

= 10,126 kg/jam

Massa H2O sisa = (129,487 21,982)kg/jam

= 107,505 kg/jam

Universitas Sumatera
Utara
Tabel A.6 Neraca Massa scrubber

Komponen Input (kg/jam) Output (kg/jam)

F17 F22 F20 F19 F21

NH3 29,635 22,013 10,126

CO2 25,247 28,487

H2O 129,487 107,505

(NH4)CO3 117,238

Jumlah 54,882 50,500 129,487 224,743 10,126

Jumlah Total 234,869 234,869

Anda mungkin juga menyukai