NIM : 061530400337
Kelas : 4 KB
ABSORPSI
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu
campuran gas dengan cara pengikatan bahan tersebut pada
permukaan absorben cair yang diikuti dengan pelarutan. Kelarutan
gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-gaya fisik
(pada absorpsi fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan
kimia (pada absorpsi kimia). Komponen gas yang dapat
mengadakan ikatan kimia akan dilarutkan lebih dahulu dan juga
dengan kecepatan yang lebih tinggi. Karena itu absorpsi kimia
mengungguli absorpsi fisik.
Kolom Absorpsi
2. Teori Penetrasi
Teori penetrasi ini dikemukakan oleh Higbie. teori menyatakan
mekanisme perpindahan massa melalui kontak antara dua fasa,
yaitu fasa gas dan fasa liquid. Dalam pernyataannya, Higbie
menekankan agar waktu kontak lebih lama. Higbie, untuk pertama
kalinya menerapkan teori ini untuk absorpsi gas dalam liquida yang
menunjukkan bahwa molekul-molekul yang berdifusi tidak akan
mecapai sisi lapisan tipis yang lain jika waktu kontaknya pendek.
Teori Higbie ini menyebutkan bahwa turbulensi akan menaikkan
difusivitas pusaran, hal ini akan menentukan waktu kontak
perpindahan massa yang terjadi untuk setiap keadaan massa.
Difuivitas pusaran ini terjadi dalam keadaan setimbang antara fase
gas dan liquid.
3. Teori Danckwerts
Teori penetrasi juga dikembangkan oleh Danckwerts yang
menyatakan bahwa unsur-unsur fluida pada permukaan secara
acak akan diganti oleh fluida lain yang lebih segar dari aliran
tindak. Teori ini digunakan dalam keadaan khusus di mana
dianggap massa difusivitas pusaran berlangsung dalam waktu yang
bervariasi dan dianggap laju perpindahan massa tidak tergantung
dari waktu perpindahan unsur dalam fase cairan tindak pada
keadaan stagnan. Sehingga perpindahan massa yang terjadi di
interfacemerupakan harga dari jumlah zat yang terabsorpsi. Jadi
dianggap bahwa perpindahan unsur secara tindak fase cairan
menuju interface tidak akan mempengaruhi kecepatan perpindahan
massanya.
21
NH3
20
H2O
17
NH3
CO2
22
CO2
NH3 19 H2O
(NH4)2CO3
Fungsi : mereaksikan reaktan sisa dari reaktor dengan fresh water untuk
menghasilkan produk amonium sulfate encer sebagai umpan absorber
Perhitungan :
Dari neraca massa di absorber dan reaktor didapat jumlah mol amonia mula-mula
3,038 kmol/jam, mol CO2 mula-mula 1,221 kmol/jam. Pada reaksi ini karbon
dioksida sebagai reaktan pembatas sehingga (NH4)2CO3 yang terbentuk = 1,221
kmol/jam. Kebutuhan H2O untuk reaksi di scrubber sebesar 1,221 kmol/jam = 21,982
kg/jam. Namun dalam scrubber ditambah fresh water dalam jumlah besar karena
produk yang diharapkan berupa amonium carbonat encer sebagai umpan absorber,
untuk 170 kg NH3 diperlukan 1000 kg air (Gowariker, 2009). Fresh water yang
ditambahkan pada scrubber sebesar 129,487 kg/jam.
= 117,238 kg/jam
= 10,126 kg/jam
= 107,505 kg/jam
Universitas Sumatera
Utara
Tabel A.6 Neraca Massa scrubber
(NH4)CO3 117,238