Anda di halaman 1dari 11

MODUL 8

KERANGKA PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN &


SISTEM PERUMUSAN STRATEGIK

A. Deskripsi Singkat:
Bab ini merupakan bab awal dari bagian II yang membahas urutan langkah dalam
proses pengendalian manjemen. Pada bab ini akan dibahas kerangka dalam proses
pengendalian manajemen yang pada dasarnya merupakan upaya mewujudkan
strategik organisasi. Kemudian bab ini juga membahas tahap awal proses
pengendalian manajemen yang diawali dengan formulasi strategik dalam
bentuk penentuan visi, misi, keyakinan dasar dan nilai dasar organisasi.
Berikutnya proses tersebut akan dilanjutkan dengan bab bab selanjutnya yang
membahas mengenai: prencanaan strategiks, persiapan anggaran, analisis kinerja
keuangan, pengembangan balance scorecard dan kemudian kompensasi
manajemen.

B. Relevansi:
Mahasiswa diharapkan sudah memahami lingkungan pengendalian manajemen yang
dimulai dengan hakikat pengendalian manajemen, perilaku organisasi, karakteristik
dan lingkup sistem pengendalian manajemen, pusat pertanggungjawaban
sampai pada transfer pricing.

C. Standar kompetensi/tujuan pembelajaran:


Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan Mahasiswa mampu menjelaskan kerangka
proses pengendalian manajemen secara garis besar dan menjelaskan formulasi strategik
perusahaan melalui penentuan visi, misi, keyakinan dasar dan nilai dasar organisasi.
PENDAHULUAN
Sistem pengendalian manajemen merupakan suatu sistem yang digunakan untuk
merencanakan berbagai kegiatan perwujudan visi organisasi melalui misi yang
telah dipilih dan untuk mengimplementasikan serta memantau pelaksanaan
kegiatan tersebut, hal ini telah dijelaskan sebelumnya. Proses pengendalian manajemen
merupakan perilaku interaksi antara manajer atasan dengan para bawahannya. Interaksi tersebut
dipengaruhi oleh kemampuan manajemen dalam hal kemampuan teknis, gaya kepemimpinan,
kemampuan inter-personel, pengalaman, pendekatan dalam pemecahan masalah, ketertarikan
atas angka-angka, dan banyak hal lainnya lagi. Oleh karena perbedaan tersebut, maka
perlu disusun suatu sistem pengendalian manajemen yang formal yang melandasi semua
aktivitas yang dilakukan agar terdapat kesamaan di satu organisasi. Bab ini merupakan bab
pertama dari Bagian Kedua pembahasan mengenai Sistem Pengendalian Manajemen, dimana
pada bab ini akan dibahas mengenai kerangka proses pengendalian manajemen. Pada bab-
bab selanjutnya akan dibahas mengenai prencanaan strategiks, persiapan anggaran, analisis
kinerja keuangan, pengembangan balance scorecard dan kemudian kompensasi
manajemen.
Pembahasan mengenai kerangka proses pengendalian manajemen pada dasarnya
merupakan suatu sistem untuk mewujudkan strategik manajemen, dengan demikian
kerangka proses pengendalian manajemen yang dibangun akan mengikuti tahapan dalam
manajemen strategik. Pada bab ini akan dibahas secara garis besar kerangka proses sistem
pengendalian manajemen yang merupakan upaya menwujudkan strategik organsisasi,
Kemudian akan dibahas pula tahap pertama dalam proses sistem pengendalian
manajemen, yakni perumusan strategik organisasi, yang dituangkan dalam visi, misi,
keyakinan dasar dan nilai dasar organisasi.
KERANGKA DESAIN PROSES SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
Sebagaimana telah dijelaskan di awal, proses sistem pengendalian manajemen merupakan suatu
sistem yang didesain untuk mewujudkan manajemen strategik perusahaan. Oleh karena itu sebelum
pembahasan desain proses sistem pengendalian manajemen maka perlu dipahami dulu mengenai
latar belakang manajemen strategik.

Latar Belakang Manajemen Strategikk


Manajemen strategikk merupakan tahap perkembangan terbaru dari evolusi
perencanaan yang digunakan organisasi untuk membangun masa depannya. Proses
sistem pengedalian didesain untuk melaksanakan tahap-tahap manajemen strategik. Jenis
perencanaan yang digunakan perusahaan telah mengalami perkembangan, dimana
semula hanya mengandalkan anggaran tahunan untuk merencanakan masa depan
perusahaan, namun sekarang jenis perencanaan yang digunakan perusahaan selain dari
anggaran tahunn juga dilakukan perencanaan berbasis prakiraan serta perencanaan
berorientasi keluar.
Anggaran Tahunan - perencanaan dengan menggunakan anggaran tahunan hanya
berorientasi jangka pendek, setahun saja. Hal ini menyebabkan manajer
berpandangan jangka pendek, teralu melihat ke dalam dan tidak mampu melihat
perubahan yang mungkin terjadi bertahun-tahun ke depan. Sehingga apa yang
direncanakan cenderung hanya merupakan hal-hal yang dapat diwujudkan dalam
jangka waktu satu tahun ke depan saja. Perusahaan menyususn anggaran berdasarkan
analisis intern atas fungsi-fungsi di dalam perusahaan sebagai titik tolak.
Implementasi anggaran ditujukan untuk memenuhi apa yang telah direncanakan
dalam anggaran dan hampir tidak pernah dilakukan revisi anggaran sepanjang tahun
merskipun lingkungan bisnis mungkin memerlukan perubahan terhadap rencana
yang tercantum di dalam anggaran.

Perencanaan berbasis prakiraan - merupakan perkambangan selanjutnya untuk


memecahkan masalah perencanaan yang berdasarkan pada basis anggaran tahunan.
Dengan perencanaan berbasis prakiraan, perusahaan membuat rencana masa
depanberdasarkan prakiraan di masa depan yang disusun berdasarkan pada pola-pola
perubahan berdasarkan pengalaman di masa lalu, dimana kemudian pola perubahan tersebut
digunakan untuk memproyeksikan pola perubahan di masa lalu untuk dikondisikan pada
kemungkinan apa yang akan terjadi di masa depan, sehingga perencanaan ini memberikan
peta perjalanan (road map) yang lebih baik untuk menuju masa depan.
Perencanaan berorientasi keluar - dalam perencanaan ini manajer mengalihkan
orientasi bukan hanya di dalam perusahaan dan ke masa depan, melainkan juga ke
lingkungan bisnis yang akan dihadapi perusahaan di masa depan. Situasi lingkunan
bisnis dan persaingan di masa depan dianalisis sebagai dasar untuk menyusun
langkah stratejik dalam memasuki lingkungan bisnis dan persaingan sebagaimana
yang diperkirakan tersebut. Perencanaan berorientasi keluar merupakan perencanaan jangka
panjang, sampai beberapa periode anggaran ke depan. Dalam perencanaan ini
dipertimbangkan berbagai alternatif untuk menghadapi masa depan, dan karena jangka
waktu yang relatif panjang maka ada cukup waktu untuk melakukan evaluasi terhadap
berbagai alternatif tersebut.

Konsep Manajemen Strategik


Manajemen strategic adalah proses yang digunakan manajer dari karyawan untuk merumuskan
dan mengiplementasikan strategi dalam penyedian customer value, terbaik untuk mewujudkan
visi organisasi. Pada dasarnya manajemen strategik adalah upaya manajemen dan karyawan untuk
membangun masa depan organisasi.
Dari definisi manajemen strategic tersebut terdapat empat frase penting berikut ini:
1. Manajemen strategik merupakan proses.
Manajemen strategik merupakan proses yang berjalan secara terus-menerus sepanjang
perjalanan organisasi dalam mewujudkan visinya. Manajemen strategik memerlukan
pemutakhiran sesuai dengan perubahan lingkungan yang dihadapi organisasi. Berdasarkan
inilah pengelolaan organisasi perusahaandilaksanakan sehingga keberhasilan organisasi sangat
ditentukan oleh seberapa akurat pencapaian tujuan.
2. Proses digunakan untuk merumuskan mengimplementasikan strategi
Manajemen strategik mencakup dua proses utama: perumusan strategi dan
pengimplemantasian strategi. Ada berbagai tipe strategi yang dapat dirumuskan:
a. grand strategy- usaha secara terus menerus dan terkoordinasi untuk mencapai tujuan
jangka panjang organisai.
b. generic strategy-usaha untuk mewujudkan biaya total terendah (low cost) atau diferensiasi
luas dengan focus pasar luasatau sempit
c. value based strategy-usaha untuk mengarahkan manajer agar bertanggung jawab atas:
Penyerahan produk barang/jasa yang memberikan value terbaik untuk pemenuhan
kebetuhan tertentu customer
Penciptaan sistem strategik untuk secara berkelanjutan melakukan improvement
terhadap value tersebut, dan untuk menunaikan kewajiban perusahaan.
Disampin perumusan strategi, manajemen strategic juga mencakup pengimplementasian
strategi, yang terdiri atas lima tahap utama:
a. Perencanaan strategic
b. Penyusunan program
c. Penyusunan anggaran
d. Pengimplementasian
e. Pemantauan
3. Strategi digunakan untuk menyediakan customer value terbaik guna mewujudkan visi
organisasi.
Dalam lingkungan bisnis yang didalamnya customer memegang kendali, lingkungan tersebut
menjadi kompetitif, kompleks dan bergolak. Manajemen perusahaan perlu memfokuskan
strateginya ke penyediaan value terbaik bagi pemuasan kebutuhan customer. Untuk mampu
mempertahankan kelangsungan hidupnya, perusahaan harus mampu berbeda dari pesaing.
Oleh karena itu, perusahaan harus mampu menghasilkan value terbaik bagi customer, agar
produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan dipilih oleh customer.
4. Manajer dan karyawan dan pelaku manajemen strategic.
Dalam manajemen tradisional, manajemen strategik merupakan tanggung jawab manajemen
puncak. Dengan semakin eksitensinya pemanfaatan teknologi informasi dalam bisnis,
organisasi bergeser dari leadership from the top ke renposibility-based organization-organisasi
yang seluruh karyawannya bertanggung jawabatas jalannya organisasi.

Tahapan dalam Manajemen Strategik


Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif dan turbulen, perusahaan memerlukan
tipe perencanaan yang tidak hanya sekedar merespon perubahan di masa depan, tetapi
diperlukan perencanaan untuk menciptakan masa depan perusahaan melaluai perubahan-
perubahan yang dilaksanakan sejak saat ini. Pada dasarnya manajemen stratejik terdiri
dari 4 tahap utama, yakni:
1. Prencanaan laba jangka panjang (long-range profit planning), yang terdiri
dari 3 langkah berikut:
a. Perumusan strategik (strategy formulation) - merupakan hasil trendwatching atas
lingkungan makro dan digunakan untuk merumuskan misi, visi, keyakinan dasar dan nilai
dasar, tujuan (goals), dan strategik.

b. Perencanaan stratejik (strategikk planning) - strategik yang telah dipilih


diterjemahkan ke dalam berbagai sasaran strategiks (strategikc objectives) dan upaya
untuk mewujudkannya. Dalam kedua tahap ini keluarannya masih bersifat kualitatif
c. Penyusunan program (programming) - berbagai inisitatif stratejik yang telah
dipilih dalam tahap sebelumnya kemudian dijabarkan ke dalam
berbagai program jangka panjang untuk mewujudkan strategikc obejctives
disertai taksiran sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
program tersebut. Keluarannya bersifat kualitatif dan kuantitatif.
2. Perencanaan laba jangka pendek (short-range profit planning) - merupakan
penjabaran program jangka panjang ke dalam suatu anggaran.
3. Implementasi - merupakan penerapan anggaran yang telah disusun
4. Pemantauan (monitoring)- merupakan tahap pemantauan atas hasil pelaksanaan
anggaran.

Kebutuhan akan Sistem atas Manajemen Strategik


Kebutuhan akan suatu sistem atas manajemen strategikk didorong oleh perkembangan
pergeseran tanggung jawab pelaksanaan manajemen strategikk dari hanya sebatas pada
manajemen tingkat puncak menjadi terurai kepada seluruh personel di dalam organisasi. Semakin
kompleksnya kegiatan operasi perusahaan dan semakin bergejolak dan kompleksnya
lingkungan bisnis yang dihadapi perusahaan menyebabkan manjemen tingkat puncak tidak
mampu lagi memikul tanggung jawab mewujudkan strategik perusahaan sehingga
dibutuhkan dukungan penuh dari manajer tingkat bawah dan karyawan keseluruhan. Untuk
menghindari pergeseran atau deviasi atas pelaksanaan manajemen strategikk tersebut maka
dibutuhkan sistem yang terstruktur agar lebih mudah bagi semua pihak untuk melaksanakannya.
Jadi pada dasarnya sistem dibutuhkan karena:
a. Untuk menghadapi lingkungan bisnis yang makin kompleks dan bergejolak.
b. Perencanaan dan implementasi rencana membutuhkan konsensus bersama
c. Keluaran organisasi bersifat maya dan tidak terstruktur, sehingga dibutuhkan sistem
tersetruktur agar organisasi mampu mengerahkan semua sumber daya yang dikuasainya
untuk mewujudkan visi organisasi.

SISTEM PERUMUSAN STRATEGIK


Proses perumusan strategik merupakan serangkaian strategikc decisions yang
dilakukan oleh tim perumus strategik dalam memilih pola tindakan utama (strategik) untuk
mewujudkan visi organisasi. Perumusan strategik memerlukan langkah yang jelas. Sistem
perumusan strategik terdiri dari komponen-kompenen yang harus dipertimbangkan salah satunya
adalah menggunakan metode Balance Scorecard sebagai rerangkanya. Strategik dirumuskan
melalui 7 langkah utama, yakni:
1. Identifikasi lingkungan yang akan dimasuki perusahaan di masa depan
2. Penentuan bisnis melalui misi, visi, keyakinan, dasar, nilai dasar, dan tujuan
(goal) organisasi.
3. Analisis intern dan ekstern atau analisis SWOT (strength-weaknesses internal
perusahaan, Opportunity-Threats lingkungan eksternal perusahaan)
4. Analisis portfolio korporat
5. Perumusan peluang dan masalah utama
6. Identifikasi dan evaluasi alternatif strategik
7. Perumusan strategik.

Identifikasi Lingkungan
Dua jenis lingkungan yang mempengaruhi organisasi adalah lingkungan makro
dan lingkungan industri. Analisis lingkungan makro terdiri dari kekuatan politik dan
hukum, ekonomi, teknologi, dan sosial. Peraturan perundangan yang dikeluarkan
pemerintah seperti peraturan perpajakan, peraturan mengenai lingkungan hidup,
persyaratan keselamatan kerja, peraturan ketenagakerjaan, dan sebagainya bisa
merupakan opportunity maupun threat bagi perusahaan. Kekuatan ekonomi juga
mempengaruhi perusahaan. Gross National Product (GNP), tingkat bunga, inflasi, nilai
kurs, semua berdampak pada perusahaan. Kekuatan teknologi mencakup improvement di
bidang ilmu dengan basis teknologi mengalami perkembangan yang pesat. Kekuatan
sosial mencakup tradisi, nilai, trend sosial, psikologi konsumen, dan harapan masyarakat
terhadap bisnis.
Adapun lingkungan industri perlu ditelaah dalam rangka melihat kekuatan yang
mempengaruhi industri, yakni: adanya kemungkinan ancaman perusahaan baru yang
memasuki industri, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli, dampak produk substitusi dan
persaingan dalam industri.
Penentuan Bisnis
Empat hal yang jika diterapkan bersamaan akan menjadi pemotivasi urama bagi
semua personel untuk memfokuskan uasah mereka dan sumber daya bagi pemuasan
kebutuhan customer adalah: misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar, dan tujuan organisasi.

1. Perumusan misi organisasi:


Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis, menentukan batas dan maksud
aktivitas bisnis perusahaan. Dalam pernyataan misi terkandung kebuuhan tertentu yang
dipenuhi oleh produk perusahaan, pasar yang dilayani, dan teknologi yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan customer. Pernyataan dengan satu kalimat, misi harus mampu
menentukan kebutuhan apa yang dipenuhi perusahaan, siapa yang memiliki kebutuhan
tersebut, dimana, dan bagaimana melakukannya. Pernyataan misi yang terlalu panjang
akan sulit diingat dan kadang tidak berhasil menginspirasi karyawan. Perusahaan yang
berhasil umumnya memiliki misi sederhana, ringkas, dan terfokus.
Misi dirumuskan dengan menjawab pertanyaan berikut ini:
a. Bagaimana asumsi terhadap lingkungan yang akan dilayani oleh organisasi?
b. Kebutuhan apa yang kita penuhi?
c. Siapa customer kita?
d. Dalam bisnis apa kita berada?
e. Apa yang terbaik kita lakukan dalam bisnis tersebut?

2. Perumusan visi organisasi:


Jika misi organisasi hanya menjelaskan lingkup bisnis yang dijalankan perusahaan
tanpa menggambarkan peluang yang akan diraih di masa depan, maka dalam rumusan
visi, manajemen puncak menggambarkan apa yang mungkin dan ingin diwujudkan
di masa depan.Visi yang jelas sangat membantu menjabarkan tujuan (goal) organisasi
dan dalam pemilihan sasaran stratejik yang sejalan dengan tujuan tersebut.
Dalam merumuskan visi maka organisasi perlu memiliki kemampuan untuk
melakukan:

3. Perumusan keyakinan dasar organisasi:


Perwujudan visi melalui misi organisasi memerlukan perjalanan jangka panjang ke suatu
keadaan yang belum dialami perusahaan. Dalam perjalanan tersebut akan terdapat
rintangan, kegagalan, maupun keberhasilan. Diperlukan semangat untuk menempuh
perjalanan panjang tersebut agar tidak berhenti hanya karena kegagalan di sepanjang jalan.
Semangat besar hanya dimiliki personel perusahaan jika mereka memiliki keyakinan dasar
yang kuat terhadap kebenaran misi dan misi organisasi. Merumuskan suatu keyakinan dapat
dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya yang dianggap paling bermanfaat adalah:
a. Membuat suatu keyakinan menjadi suatu yang logis agar masuk ke dalam
kesadaran orang yang memegang keyakinan tersebut.
b. Lawan keyakinan yang ada di kalangan customer dengan keyakinan baru
c. Coba keyakinan baru agar tercipta rasa aman dengan sesuatu yang baru yang
menguntungkan dirinya dan organisasi.

4. Perumusan nilai dasar organisasi:


Dalam perjalanan mewujudkan visi organisasi, personel akan melakukan
pengambilan keputusan dalam banyak hal, mulai dari strategik yang dipilih untuk
mewujudkan visi organisasi, sasaran strategikk, inisiatif strategik, program, rencana
jangka pendek, kebijakan, sampai dengan prosedur dan langkah-langkah
implementasi rencana. Dalam pengambilan keputusan tersebut diperlukan panduan
untuk membimbing pemilihan alternatif yang terdeteksi. Nilai dasar digunakan oleh
organisasi untuk memandu personel dalam memutusnkan pilihan. Dengan demikian nilai
dasar memberikan batasan terhadap langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam
mewujudkan visi organisasi, karena tidak semua langkah atau cara dapat diterima
berdasarkan sistem nilai yang dipilih oleh organisasi.

Merumuskan nilai dasar dalam suatu organisasi sebenarnya merupakan penemuan


kembali nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh anggota organisasi pada umumnya, dan
kemudian penekanan nilai yang telah ditemukan kembali tersebut untuk memeberi
warna perilaku yang diharapkan oleh setiap anggota organisasi dalam perjalanan
mewujudkan visi.

5. Perumusan goal organisasi


Tujuan (goal) harus konsisten dan jelas agar perilaku karyawan menjadi sebagaimana
mestinya dan kinerja meningkat. Manajemen strategikk membedakan tujuan dan sasaran.
Tujuan merupakan pernataan luas mengenai apa yang akan diwujudkan organisasi, suatu
arah menyeluruh dari organisasi, seperti: ,emingkatkan pendapatan atau laba, melindungi
pangsa pasar, atau meningkatkan kualitas. Tujuan merupakan penjabaran visi organisasi.
Sedangkan sasaran adalah target jangka panjang yang secara spesifik diharapkan dapat
dicapai dalam jangka waktu tertentu. Tujuan menyediakan arah, sasarn menyediakan
tonggal pencapaian (milestone) yang dapat digunakan untuk mengukur kemajuan dalam
menuju tujuan.
------------------------------

Sumber:
Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen - Sistem Pelipatganda Kinerja
Perusahaan, Mulyadi, Edisi 3, Salemba Empat, 2007

Anda mungkin juga menyukai