Anda di halaman 1dari 3

Nama: Christ Indriyani

Nim : 121021090

KANKER PAYUDARA

Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara.Ini adalah jenis


kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang
kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000.
Pengobatan yang paling lazim adalah dengan pembedahan dan jika perlu
dilanjutkan dengan kemoterapi maupun radiasi.

Kanker payudara menempati urutan pertama pada wanita setelah kanker leher

rahim. Di Indonesia 96% tumor payudara justru dikenali oleh penderita itu sendiri

sehingga memudahkan dokter untuk mendeteksi kankerpayudara. Berbeda dengan


dinegara barat dimana setiap wanita usia subur diharuskan oleh asuransi
kesehatanuntuk memeriksakan payudaranya secara berkala sehingga stadium dini
kankerpayudara ditemukan jauh lebih tinggi daripada di negara berkembang. Hal
inidisebabkan tidak ada keharusan untuk wanita usia subur
memeriksakanpayudaranya. Insiden kanker payudara di dunia relatif tinggi,
dilaporkan kejadian kanker payudara adalah 20% dari seluruh keganasan. Angka
prevalensi kanker payudarayang tercatat di Amerika Serikat menempati urutan
tertinggi pada wanita. Tahun 2008 diperkirakan 40.930 meninggal oleh karena
kanker payudara. Satu dari delapan wanita di Amerika menderita kanker payudara
dan satu dari 33 wanita meninggaloleh karena kanker payudara.Penelitian Ferlay
dkk melaporkan pada tahun 2000 kejadian kanker payudara di Asia Tenggara
adalah 55.097 kasus dan angka kematianyang terjadi adalah sebanyak 24.961
kasus. Data Badan Registrasi Kanker Ikatan Ahli Patologi Indonesia (BRK-IAPI)
1994 memperlihatkan bahwa kanker payudara wanita menduduki urutan kedua
tertinggi (11,77%) setelah kanker rahim (17,70%).
Pada tahun 2010 WHO (World Health Organization) memperkirakan
angka kejadian yang terkena kanker payudara terdapat 11 juta dan tahun 2030
akan bertambah menjadi 27 juta kematian akibat kanker (Yohannes, 2008).

Peningkatan kanker payudara yang paling signifikan seperti yang didapat


dari Data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2009 menujukkan, kejadian
kanker payudara mencapai 21,69%, lebih tinggi dari kanker leher rahim. Di rumah
sakit kanker Darmis palembang, jumlah kasus baru juga terus meningkat. tahun
2008 hanya ada 657 kasus tahun 2009 menjadi 879 kasus. Sayangnya 60-70%
pasien datang pada stadium lanjut, III atau IV, sehingga hampir setengah dari
angka kejadian kanker payudara berakhir dengan kematian (Farhan, 2009).

Survei yang dilakukan yayasan kesehatan payudara Jakarta tahun 2009


menunjukkan 80% masyarakat tidak mengerti pentingnya pemeriksaan dini
payudara. Hanya 11,5% yang paham, ini masih ditambah dengan ketakutan
payudara diangkat sampai keharusan membayar biaya berobat yang mahal
sehingga banyak pasien menunda kedatangannya ke tempat pelayanan kesehatan
dengan memilih mencari pengobatan alternatif (Yohanes, 2008).

Angka kejadian kanker payudara di Sulawesi Selatan menempati


peringkat kedua setelah kanker rahim. Berdasarkan data dari rekam medik RSUP
Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar jumlah pasien yang dirawat sepanjang tahun
2008 ditemukan 58 kasus kanker payudara, pada tahun 2009 ditemukan 72 kasus
kanker payudara, dan pada tahun 2010 terjadi peningkatan menjadi 132 kasus
kanker payudara.

Dari kasus yang pernah diteliti dan melakukan survey pendahuluan, di RSUD.
Pirngadi Medan tahun 2010 Telah banyak ditemukan penderita kanker payudara.

Jumlah yang mengalami kanker payudara sekitar 60 orang. Adapun upaya deteksi
dini atau pencegahan kanker payudara yaitu dengan melakukan SADARI (Periksa
Payudara Sendiri). SADARI adalah tindakan deteksi dini terhadap adanya gejala-
gejala kanker payudara. Metode ini sangat sederhana, namun diharapkan dapat
menekan tingginya angka penderita kanker payudara, karena semakin awal
terdeteksi maka semakin cepat proses pengobatan yang diperlukan. Bagi wanita
yang telah berumah tangga menderita kanker payudara ini sangat dikhawatirkan.
Karena banyak faktor yang akan membuatnya tidak percaya diri lagi akan dirinya
dan takut akan perubahan sikap suami akan penyakit yang diderita. Oleh karena
itu si isteri takut untuk segera menyatakan atau mengeluh kepada suami saat
sudah ada tanda atau perubahan pada payudaranya (Hawari. 2009. hal.115).
Namun menurut Yusuf (2010) menyatakan bahwa reaksi suami berbeda
dalam mengetahui penyakit yang dialami/diderita oleh isteri dan sangat
individual, tergantung dengan tipe dan sifat suami. Adasangat membantu
penyembuhan isteri, ada juga yang tidak mau membantu, atau ada juga yang mau
membatu walaupun tidak sepenuhnya. Jadi, sangat penting peranan suami pada
saat istri mengalami kanker payudara. Karena dengan peranan suami atau
dukungan suami ini sangat berpengaruh pada istri untuk memberikan rasa percaya
dirinya agar tidak putus asa akan penyakit yang dialami. Jika peranan suami
berubah akan membuat isteri menjadi stres sehingga penyakit yang diderita
menjadi semakin tidak membaik.

Referensi
http://eprints.undip.ac.id/31230/2/Bab_1.pdf
http://kankerpayudara7.blogspot.com/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21569/5/Chapter%20I.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_payudara

Anda mungkin juga menyukai