Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Soal:
Rekomendasi apa saja yang bisa dilakukan pemerintah pada kasus rantai pasok sapi
potong? Jelaskan
Jawab:
Secara umum pengembangan suatu jenis usaha dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah
satunya adalah dukungan aturan dan kebijakan (rules and policies) pemerintah. Dalam
hal ini, kemauan pemerintah (govermental will) dan legislatif berperan penting, selain
lembaga penelitian dan perguruan tinggi (Mudikdjo dan Muladno,1999).
Berdasarkan data Badan Ketahanan Pangan Kementan 2010, konsumsi daging sapi
nasional sebesar 1,27 kg per kapita per tahun, Ditjen Peternakan Kementan sebesar 1,7
kg per kapita per tahun, Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) 2,1 kg
per kapita per tahun dan Asosiasi Feedloter Indonesia (Apfindo) 2,09 kg per kapita per
tahun.Selanjutnya Menurut data Susenas (2002) yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS), konsumsi daging sapi dan jeroan masyarakat Indonesia sebesar 2,14
kg/kapita/tahun.Tingginya tingkat konsumsi sapi di indonesia disebabkan oleh 1)
jumlah penduduk penduduk selalu meningkat dari tahun ke tahun dengan tingkat
pertumbuhan sebesar 1,49 % per tahun; 2) konsumsi daging per kapita mengalami
peningkatan dari waktu ke waktu sebesar 0,1 kg/kapita/tahun.
Tabel dibawah ini merupakan proyeksi kebutuhan daging sapi secara Nasional.
Data dalam tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa diperkirakan populasi sapi potong
pada tahun 2009 hanya mampu memasok 60 % dari total kebutuhan daging dalam
negeri. Kondisi seperti ini sangat mengkhawatirkan karena suatu saat akan terjadi
kondisi dimana kebutuhan daging sapi dalam negeri sangat tergantung kepada
import. Dengan demikian, ketergantungan tersebut tentu akan mempengaruhi harga
sapi lokal. Namun disisi lain dengan adanya kebutuhan akan daging yang semakin
meningkat, membuka peluang usaha dalam Agribisnis sapi potong.
Pemerintah harus membangun peternakan sapi skala industri di dalam negeri. Dengan
demikian, populasi sapi bisa memenuhi kebutuhan nasional. dengan mengembangkan
peternakan sapi skala industri, maka populasi sapi lokal Indonesia bisa didesain dengan
produksi sebanyak 40-50 juta ekor setiap tahunnya. Untuk merealisasikannya,
pemerintah perlu membuat cetak biru pengembangan peternakan sapi skala industri
untuk jangka menengah-panjang, termasuk di dalamnya strategi pemerintah dalam
menarik investor untuk membangun peternakan berbasis industri.
Saat ini di Indonesia banyak pulau kosong yang bisa dimanfaatkan, pemerintah bisa
melakukan survei wilayah-wilayah yang layak, dan mengarahkan untuk menjadi
kawasan peternakan skala industri.
Berikut ini beberapa rekomendasi yang bisa dilakukan oleh pemerintah dalam kasus
rantai pasok sapi potong adalah sebagai berikut:
a) Pemerintah daerah melakukan perlindungan terhadap wilayah-wilayah kantong
ternak, terutama dukungan kebijakan tentang tata ruang ternak serta
pengawasan terhadap alih fungsi lahan pertanian yang berfungsi sebagai
penyangga budi daya ternak.
b) Pemerintah mendukung dan berperan aktif dalam pengembangan teknologi
pakan terutama pada wilayah padat ternak, antara lain dengan memanfaatkan
limbah industri dan perkebunan. Pengembangan sapi potong di Indonesia perlu
dikembangkan dengan teknologi yang moderen. Hal ini bertujuan agar peternak
mampu bersaing dalam jaringan pemasaran dan menghasilkan swasembada
daging yang ada di Indonesia.
Berikut ini salah satu contoh regulasi yang berpotensi menimbulkan masalah dalam
ranai pasok sapi potong yang berkaitan dengan peran pemerintah sebagai berikut:
Persyaratan dokumen (akta, surat jalan, surat pengantar hewan, surat izin
angkut, dll.).
Pembatasan kuota pengiriman.
Potensi kerugian:
Risiko kelangkaan di wilayah tertentu.
Risiko fluktuasi harga.
Risiko disparitas harga.
Risiko keberlanjutan
Rekomendasi:
Pengembangan sistem informasi ternak terpadu.
Dengan diterapkannya pengembangan sistem informasi ternak terpadu ini. maka
diharapkan akan mengurangi bahkan menghilangkan potensi-potensi kerugian
yang akan terjadi. Seperti resiko kelangkaan di wilayah tertentu, resiko fluktuasi
harga, risiko disparitas harga, dan risiko keberlanjutan. Maka dari itu peran
pemerintah sangatlah penting dalam mendukung dan memperbaiki sistem rantai
pasok sapi potong menjadi lebih baik sehingga kebutuhan daging sapi dalam negeri
dapat terpenuhi, tidak perlu melakukan import daging sapi dari luar, dan pada
akhirnya industri sapi potong dalam negeri dapat bersaing dengan pasar luar negeri.