Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam implementasi aplikasi perangkat lunak yang memiliki tingkat proses
bisnis yang kompleks semacam Enterprise Resource Planning akan berpotensi
memunculkan penerapan fungsi modul dengan sifat granular. Dalam berbagai
kasus rancang bangun ERP banyak diterapkan Service Oriented Architecture/SOA
sebagai salah satu mekanisme solusi masalah komunikasi data terdistribusi (Sarno
dan Herdiyanti, 2010), dan web service merupakan sebuah komponen pilihan
teknologi untuk membentuk arsitektur SOA. Ketika web service digunakan
sebagai komponen solusi dari SOA maka desain granularitas dari komponen web
service sangat diperlukan untuk membentuk komponen yang bersifat loose
coupling (Erl, 2007). Dengan tingkat granularitas yang telah dibentuk, sehingga
dapat dikatakan memiliki fine grain granularity maka diharapkan komponen web
service mampu memiliki kualitas loose coupling yang lebih baik dari coarse grain
granularity. Ketika kumpulan web service yang masingmasing telah didesain
tingkat granularity spesifik membutuhkan penggabungan untuk dapat dijadikan
sebuah aliran kerja proses bisnis/workflow (Jing, Yanxia dan Jiaoli 2009) maka
dibutuhkan mekanisme untuk menangani penggabungan tersebut.
Mekanisme pengaturan penggabungan kumpulan web service sehingga
dapat dibentuk menjadi sebuah workflow/aliran kerja (Viroli, Denti dan Ricci
2007), dapat dipisahkan menjadi dua ragam yaitu : orkestrasi dan koreografi.
Salah satu perangkat/tool untuk menangani proses komposisi ini adalah dengan
menggunakan BPEL (Business Process Execution Language). BPEL merupakan
sebuah dokumen dengan format XML (Viroli, Denti dan Ricci 2007), yang
tersimpan di dalam sebuah mesin yang disebut mesin ESB (Enterprise Service
Bus). Dokumen BPEL mengandung konfigurasi bagaimana mesin ESB mengatur
workflow dari web service, dan hasil dari proses komposisi tersebut akan
dipublikasi/publish sebagai web service juga.
Mekanisme komposisi web service dengan menggunakan BPEL tersebut
dapat dikatakan masih menggunakan metode syntactic (Tran dan Tsuji 2009),

1
karena mekanisme penggabungan yang murni berbasis syntax yang terdapat pada
dokumen BPEL. Metode syntactic merupakan metode yang statis (Wang dan
Pazat 2010), karena semua ranah/variabel dari mekanisme penggabungan telah
diketahui. Pengembangan metode komposisi web service menjadi workflow yang
ada pada saat ini telah memanfatkan teknologi berbasis pengetahuan/knowledge
management, yaitu dengan menggunakan metode semantic. Metode semantic
untuk web service, atau disebut juga semantic web service merupakan metode
dengan mengandalkan software agent untuk pembentukan workflow sesuai
dengan pengetahuan yang telah dimilikinya (Gibbins, et al. 2008). Semantic web
service memerlukan sebuah metode yang akurat untuk memenuhi kebutuhan
derajat kemiripan dari service, dalam penelitian ini akan dibahas metode
pencarian derajat kemiripan sehingga dapat dinyatakan berdasarkan percobaan
empiris bahwa metode tersebut memiliki hasil yang cukup baik untuk digunakan
sebagai metode kalkulasi kemiripan dari web service.

1.2 Perumusan Masalah


Perumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Mencari bentuk metadata yang valid untuk representasi service dalam
perangkat lunak.
2. Mencari metode perhitungan derajat kemiripan antar service sehingga sesuai
untuk diterapkan dalam mekanisme subtitusi service dengan menggunakan
service recommendation.
Batasan permasalahan dari penelitian ini adalah :
1. Ranah data uji yang digunakan adalah berupa data training yaitu web
service purchase return yang telah terkondisikan dalam domain inventory
pada Enterprise Resource Planning dan data lain berupa web service nyata
di internet yang telah dilakukan cluster / pengelompokkan.
2. Jenis teknologi web service yang diuji adalah SOAP based dengan
infrastruktur teknologi .asmx, dan jax-ws.

2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menghasilkan desain metadata semantic web service.
2. Memperoleh metode kalkulasi kemiripan service yang bermanfaat untuk
subtitusi service dalam komposisi proses bisnis menjadi workflow berbasis
semantic web service.

Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan metode perhitungan untuk


kemiripan web service sehingga dapat dilakukan subtitusi service berdasarkan
mekanisme service recommendation. Kontribusi dari penelitian ini adalah
memperoleh metadata dari web service yang dapat digunakan untuk service
recommendation dan memperoleh metode perhitungan derajat kemiripan antar
service.

3
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

Anda mungkin juga menyukai