Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN

Kentang Goreng Sambal Balado


RINGKASAN USAHA

Usaha bernama Dango Shop ini mengambil tema masakan ringan khas negeri sakura,
Jepang. Motivasi untuk melakukan usaha ini adalah banyaknya usaha makanan Jepang di
wilayah Yogyakarta, namun belum ada yang menyajikan kue dango dalam menu
masakannya. Kuliner ini sangat digemari di Jepang, sehingga pemilik ingin mengembangkan
lahan usaha baru untuk memperkenalkan kuliner Jepang kepada masyarakat sekitar. Motonya
yaitu membawa kuliner kelas dunia ke Yogyakarta dan membawa kuliner Yogyakarta pada
kelas dunia.
Kue dango sendiri hampir menyerupai kue mochi yang memiliki asal yang sama dari
Jepang. Namun kelebihan kue ini adalah penampilannya yang lebih menarik dan lebih berasa
manis tidak seperti kue mochi yang memiliki rasa tawar, serta aneka saos olahan yang
digunakan dalam mengkonsumsi kue ini. Rasa yang manis akan menjadi daya tarik bagi
anak-anak hingga orang dewasa, sebab di Yogyakarta sendiri terkenal dengan kulinernya
yang manis-manis. Kue mochi asli berisi kacang, sedangkan kue dango yang asli tidak
memiliki isi, namun kami akan menambah variasi menu kue dango yang berisi ubi jalar
kukus khas Indonesia. Kue mochi juga sudah banyak digemari dan bukan merupakan hal baru
bagi masyarakat Yogyakarta, sehingga besar harapan bahwa kue dango juga akan diterima
sangat baik di masyarakat. Usaha dalam bidang kuiner akan selalu menjanjikan bagi
pengusahanya sebab kuliner merupakan wadah yang selalu digemari oleh masyarakat.
Menjadi usaha Dango Shop yang pertama di Yogyakarta berarti akan memiliki potensi
yang besar untuk dilihat oleh masyarakat. Hal ini menjadi poin utama dan akan menjadi nilai
investasi tersendiri bagi Dango Shop untuk menarik minat pelanggan. Berbagai fasilitas,
sarana, kualitas serta cita rasa juga menjadi titik tengah dalam pelaksanaan usaha Dango
Shop.
TUJUAN USAHA

Adapun tujuan dari usaha menjual Kentang Goreng Sambal Balado ini yaitu:
1. Memperoleh keuntungan,
2. Untuk memenuhi tugas matakuliah Kewirausahaan

STRATEGI USAHA

Tahap awal yang dilakukan dalam membangun usaha yaitu dengan melakukan
promosi melalui media komunikasi sosial seperti SMS, BBM, Facebook, Twitter, WeChat,
Line, KakaoTalk, Instagram, Path, dan WhatsApp yang dikirim ke tiap mahasiswa UAD.
Sosialisasi dan promosi ini dilakukan satu minggu sebelum usaha dibuka. Kami pun
melakukan promosi dari mulut ke mulut agar lebih banyak lagi mahasiswa yang mengetahui
mengenai usaha Dango Shop tersebut. kemudian setelah itu akan dilebarkan promosi usaha
ini kepada masyarakat sekitar hingga masyarakat lebih luas dengan menambah media
promosi melalui penyebaran brosur yang menarik.
Pada saat berjalannya usaha Dango Shop ini menawarkan strategi pemasaran berupa
pernyataan bahwa jika pelanggan kecewa dengan rasa dan kualitas kue dango di Dango Shop
maka akan diganti dengan satu buah souvenir cantik dari Dango Shop.
PROFIL PERUSAHAAN

Pendiri : Devita Purwardini


Investor : Devita Purwardini, P. Suice
Jam Buka Usaha : Senin-Jumat pukul 09.00-20.00 WIB, Sabtu dan Minggu
pukul 08.00-22.00
Sistem Penjualan : Customer/pelanggan yang datang dilayani langsung oleh
bagian kasir, dicatat pesanannya dan dihitung jumlah
harganya, dilakukan pembayaran tunai, bagian kasir
meneruskan nota pesanan kepada chef dan chef akan
membuat dango sesuai pesanan, chef akan memberikan
kembali ke bagian kasir yang akan menyerahkan kembali
pada customer/pelanggan yang bahagia.
Lokasi : Jalan Seturan Raya no 98, Yogyakarta
Fasilitas : Shop yang nyaman dengan corak dinding dan lantai yang
menampilkan warna bunga sakura khas Jepang seperti pada
festival bunga tahunan, terdapat sejumlah kursi dan meja
yang nyaman, fasilitas musik non stop selama jam buka,
sistem pembayaran yang menggunakan komputerisasi,
terdapat menu minuman yang bervariasi untuk menambah
kenyamanan pelanggan yang menyantap makanan di tempat.
PRODUK

Harga :
Deskripsi Produk : Dango () adalah kue Jepang berbentuk bulat seperti bola
kecil, dan dimatangkan dengan cara dikukus atau direbus di
dalam air. Adonan dango dibuat dari tepung beras yang
diulen dengan air atau air panas. Kushidango adalah sebutan
untuk sejumlah 3, 4, atau 5 butir dango yang ditusuk menjadi
satu dengan tusukan (kushi) dari bambu. Dango yang rasanya
manis dibuat dengan menambahkan gula ke dalam adonan,
sedangkan dango yang tidak manis dicelupkan ke dalam
saus. Dango juga bisa dimakan dengan taburan bubuk kacang
kedelai (kinako), dimasukkan ke dalam mitsumame (agar-
agar yang dimakan bersama aneka buah kaleng) atau selai
kacang merah yang diencerkan dengan air. Selain dari tepung
beras, dango juga bisa dibuat dari tepung terigu atau tepung
millet.
Varian Produk : 1. Kushidango (dango putih), dengan variasi saos yang
terbuat dari:
a. Selai kacang merah;
b. Bubuk kacang kedelai dan gula pasir;
c. Selai kacang kedelai muda;
d. Selai kacang walnut;
e. Wijen dan gula pasir
2. Tsukimidango (dango melihat bulan, yang disusun
membentuk piramida),
3. Mitarashi dango (Sejumlah 3, 4 atau 5 butir dango
ditusuk dengan tusukan bambu dan dipanggang lebih dulu
sebelum dicelupkan ke dalam saus dari campuran kecap
asin dan gula),
4. Kusadango (Dango yang dimakan bersama selai kacang
merah, bubuk kedelai, dan gula),
5. Hamidango (dango dengan warna-warni seperti putih,
hijau, merah muda, ungu, kuning).
6. Shiratama dango (dango yang dicelup bersama dengan
campuran agar-agar dan buah kaleng),
7. Botchan dango (dango berisi ubi jalar kukus),
8. Chadango (dango dengan taburan green tea).
Dibuat oleh : Chef dango
Gambar:

Hamidango Mitarashi dango Kushidango

Chadango & Botchan


Tsukimidango Kusadango
dango

Shiratama dango
SEGMENTASI PASAR

Target pasar : Mahasiswa Politeknik Negeri Bali


Cara membangun : Membuat tempat (shop) yang menjaga kenyamanan
pasar pelanggan dan sistem penjualan yang ramah, sopan,
senyum serta cepat dan tepat,
Produk yang tetap terjaga kualitas dan cita rasanya seperti
yang ada di Jepang,
Harga yang sesuai dengan kalangan pasar,
Bila ada konsumen yang kurang puas akan segera dilayani,
Mendorong pelanggan untuk mengajukan keluhan apabila
kurang memuaskan,
Meminta umpan balik (feed back) pada karyawan tentang
upaya perbaikan pelayanan yang harus diberikan pada
pelanggan,
Lokasi usaha yang mudah dijangkau dan jam kerja yang
buka setiap hari serta penggunaan komputerisasi yang
membuat nyaman.
Persaingan pasar : Sejauh ini belum ada sebab baru akan dirilis perdana
sewilayah Yogyakarta, namun apabila suatu saat akan banyak
pesaing yang bermunculan, maka akan lebih berinovasi
dalam hal variasi rasa dan bentuk dan strategi lainnya
Parameter kelayakan : BEP (Break Event Point); ROI (Return of Investment); PBP
pasar (Pay Back Periods).
BEP (Break Event Point)
1. Biaya tetap (per bulan)
Biaya gaji pegawai : Rp. 750.000
Biaya gaji pemilik : Rp. 1.000.000
Biaya sewa gedung : Rp. 3.500.000
Biaya total : Rp. 5.250.000
2. Biaya variabel (per unit)
Biaya bahan baku : Rp. 5.000
Biaya tenaga kerja langsung : Rp. 1.000
Biaya listrik dan air : Rp. 2.000
Biaya lain : Rp. 2.000
Biaya total : Rp. 10.000
3. Harga jual per unit : Rp. 15.000
4. BEP dalam unit:
BEP = Biaya Tetap / (harga per unit biaya variable per unit)
= 5.250.000 / (15.000 10.000)
= 1.050 unit
5. BEP dalam rupiah:
BEP = Biaya Tetap / (Kontribusi Margin per unit / Harga per unit)
= 5.250.000 / (5.000 / 15.000)
= Rp. 15.750.000

ROI (Return Of Investment)


ROI = ((Total Penjualan Investasi) / Investasi) x 100%
= ((10.000.000 6.000.000) / 6.000.000) x 100%
= 66.67%
PBP (Pay Back Periods)
Rumus umum:

PBP = 1 + (6.000.000 4.000.000) / (8.000.000 4.000.000)


= 0,5
= 6 bulan atau tahun

Anda mungkin juga menyukai