Hudaibiyah
DZAHABIE APRIL 6, 2016 0 COMMENTS
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata tentang hikmah yang terkandung
dalam perang (peristiwa) Hudaibiyah, Sungguh sangat besar dan
agung hikmah yang terkandung di dalamnya. Hanya Allah saja yang
tahu. Dia-lah yang menciptakan sebab-sebabnya yang penuh dengan
kebajikan. Sehingga tercapailah tujuan dari hikmah tersebut. Segala
puji bagi-Nya.
1. Optimisme
Ketika Suhail bin Amr datang, lalu Rasulullah melihatnya dan berkata,
Semoga Allah memudahkan urusan kalian. Hal ini mengajarkan
kepada kita untuk bersikap optimis dalam segala keadaan.
3. Memberikan Motivasi
4. Menepati janji
Dalam kasus penyerahan kembali Abu Jandal bin Suhail bin Amr
kepada kaum Musyrikin ketika ia datang untuk bergabung dengan
Muslimin karena terikat dengan perjanjian Hudaibiyah. Rasulullah
Shalallahu Alaihi Wasallam menepati isi perjanjian tersebut dengan
menyerahkan Abu Jandal, walaupun terasa berat juga bagi Rasul.
Maraji
1. Prof. Dr. Zaid bin Abdil Karim Az-Zaid. Fikih Sirah Nabawiyah.
2014. Darussunnah: Jakarta
Sufyan kecil sudah mengerti arti berbakti. Meski cintanya pada ilmu
begitu tinggi, tapi dia tahu diri. Ibu yang bekerja hanya sebagai
penenun dan menafkahi beberapa anak tidak mungkin dibebani lagi.
Suatu hari, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu berkata pada istrinya
Fatimah radhiyallahu anha, Demi Allah, aku selalu mengambil air dari
sumur hingga dadaku sakit. Ayahmu telah datang membawa seorang
budak, pergilah dan mintalah budak itu sebagai pelayan kita. Fatimah
berkata, Demi Allah, aku juga selalu menumbuk gandum hingga
tanganku bengkak.
Kisah ini shahih, terdapat dalam beberapa riwayat Imam Bukhari dan
Imam Muslim, di antaranya HR Bukhari No. 5843 dan No. 4942, juga
HR Muslim No. 4906
Di dalam riwayat Muslim, ada tambahan bahwa Ali ra. berkata, Saya
tidak pernah meninggalkan bacaan tersebut semenjak saya
mendengarnya dari Rasulullah.
Ibnu Hajar melanjutkan, Dari hadist ini diketahui bahwa keletihan itu
tidak akan hilang. Namun, barangsiapa rajin berzikir dengan zikir
tersebut, ia tidak akan merasakan letih karena banyaknya pekerjaan,
kendati letih itu tetap ada. Wallahu alam.
Saat Perang Hunain, sebagian orang Anshar merasa tidak adil dengan
kebijakan Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam dalam membagikan
harta rampasan perang. Rasulullah shallalahu alaihi wa
sallam menunjukkan kemarahan ketika ada yang menuduh beliau tidak
berlaku adil dalam pembagian tersebut. Jika Allah dan Rasul-Nya
dianggap tidak adil, lantas siapa lagi yang mampu berlaku adil?
Namun, di akhir kalimatnya Rasulullah berkata, Semoga Allah
merahmati Musa. Beliau disakiti oleh kaumnya melebihi dari ini dan
mampu bersabar. Ini adalah pelajaran besar bahwa Nabi shallalahu
alaihi wa sallam kita pun mengambil ibrah dari sejarah.
Dalam kisah Nabi Musa terdapat dalam beberapa episode dan masing-
masing episode memiliki pelajaran tersendiri:
5. Bani Israil. Kisah kesabaran Nabi Musa dan umat yang paling
susah diatur.
Orang-orang kafir itu membuat tipu daya dan Allah membalas tipu
daya. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. (QS. Ali Imran : 54)
Melihat dunia hari ini, kita membutuhkan Musa-Musa baru yang berani
menyuarakan keadilan di hadapan pemimpin yang zalim, berani
memperjuangkan mereka yang tertindas. Firaun adalah sosok
penguasa yang kejam dan zalim, namun Allah Taala berwasiat kepada
Nabi Musa agar nasihat kebenaran itu disampaikan dengan lemah
lembut.
Nabi Musa tidak pernah mengetahui skenario yang telah Allah tetapkan
untuknya ketika membawa Bani Israel keluar dari Mesir, beliau tidak
mengetahui bagaimana kisah mereka sesudah keluar dari kungkungan
Firaun. Seringkali Nabi Musa disakiti kaumnya walaupun mereka
menyaksikan banyak sekali kemukjizatan sebagai bukti nyata bahwa
beliau adalah utusan Allah. Bahkan oleh Bani Israel, Nabi Musa
dianggap sebagai biang kesialaan yang mereka rasakan.
Di sini ada pelajaran besar bahwa seringkali pertolongan dari Allah itu
bentuknya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, sebagaimana
Nabi Musa tidak mengetahui bahwa lautan merah akan terbelah
sesudah dipukul dengan tongkatnya. Yang beliau lakukan hanya patuh
dan taat mengikuti petunjuk Allah untuk membawa Bani Israel keluar
dari Mesir. Pelajaran lainnya adalah bahwa seringkali manusia terbaik
itu prestasinya bukan di mata kaumnya, orang tersebut terus menerus
bersabar dalam upaya memperbaiki umatnya walupun upaya itu
sedikit pun tidak disambut baik oleh mereka. Namanya harum setelah
wafatnya, ia disanjung tidak pada masanya dan semua prestasinya
hanya Allah yang menilainya.
-------------------------------
Belajar tentang sejarah Islam berarti belajar tentang sejarah yang akan
menyampaikan pada seluruh manusia tentang bagaimana manusia ini
menjadi makhluk yang disebutkan Allah SWT dalam Al-Quran, Dan
sungguh kami telah muliakan anak cucu Adam (QS Al-Isra: 70)
Sekaligus, kita akan mengetahui cara manusia memuliakan manusia
yang lain dan menjadi makhluk yang akan memakmurkan bumi Allah,
sebagaimana yang diamanahkan kepadanya.
Sepertiga kisah itulah yang telah membentuk Rasul dan para sahabat
menjadi orang yang dihadirkan Allah di muka bumi sebagai kuntum
khairu ummah, sebagai generasi terbaik yang pernah dihadirkan Allah
di muka bumi. Ini berarti, kisah memiliki peran yang sangat besar.
Kisah inilah yang diturunkan Allah SWT di setiap keadaan yang
berbeda-beda.
Kalau kita baca surat Al-Kahfi dari awal hingga akhir, maka kita akan
menjumpai ada empat kisah yang keempat-empatnya adalah kisah
sebelum Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Di sinilah nanti
Nabi shallallahu alaihi wasallam mengambil sebuah pelajaran besar
dari sekian pelajaran besar lainnya. Dan di antara pelajaran besar yang
diambil oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam dari kisah-kisah dalam Al
Kahfi adalah bahwa Nabi memerintahkan kepada para sahabatnya
yang sudah tidak kuat lagi untuk mempertahankan imannya di kota
Mekah agar mereka hijrah ke negeri Habasyah. Dalam kalimat Nabi
yang sangat terkenal, Hijrahlah kalian ke negeri Habasyah, di sana
ada raja yang tidak seorang pun didzalimi di negeri itu.
Maka dari sini kita akan belajar bahwa ternyata saat keadaan sedang
sulit, ketika Nabi shallallahu alaihi wasallam memerlukan solusi untuk
ketenangan jiwanya atau pun bagi permasalahan yang menimpa para
sahabatnya, maka Allah turunkan kisah. Maka sungguh sangat aneh
kalau hari ini, kisah tidak mendapatkan tempat yang cukup dalam
kehidupan kita.
bersambung ke bagian 2