CV. Sari Usaha Bitung memiliki beberapa staff tenaga kerja yang
logistik mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan oleh KM. Sinar Bahari
dahulu dengan perencanaan dan persiapan agar dalam pelaksanaan pada saat
kapal berlayar dan melakukan operasi penangkapan tidak terjadi kendala teknis
persiapan :
berupa Surat Ijin Berlayar (SIB) dan Sijil Awak Kapal kepada pejabat yang
berwenang atau instansi yang berwenang dalam hal ini dinas kesyahbandaran
2. Pengisian bahan bakar, es, air tawar dan perbekalan makanan yang diperlukan
selama satu trip operasi. Bahan bakar solar yang dibutuhkan sekitar 7.000 liter
dengan harga Rp. 4.725/liter, bensin 50 liter dan es yang dibutuhkan setiap
satu trip rata - rata 175 balok dengan harga Rp. 12.000/ kg dengan berat tiap
balok 50 kg.
69
perlengkapan navigasi.
and line), karena dengan umpan hidup akan memudahkan memancing cakalang
Pengambilan umpan hidup dilakukan dalam dua tahap dan pada umumnya
Pengangkatan umpan hidup dari bagan apung dilakukan oleh dua orang
ABK jaga, pertama kantong jaring bagan yang berisi umpan diperkecil agar
dari bagan – bagan umpan milik nelayan yang tinggal di pesisir pantai, Sistim
pembeliannya dengan dua cara yaitu sistim borong dan pembelian dalam hitungan
Dalam operasinya KM. Sinar Bahari memerlukan sekitar 190 – 200 ember
umpan hidup atau sekiatar 9.500 – 10.000 liter umpan hidup dimana 1 ember
Ketika jaring mulai diangkat dari dalam air, kondisi ikan umpan masih
dalam keadaan tenang karena belum sadar akan keberadaanya yang sudah
terkurung oleh jaring. Ketika jaring mulai di angkat maka ruang gerak umpan
bergerak kesegala arah. Untuk mencegah hal itu, maka diusahakan ruang gerak
umpan tersebut tidak terlalu sempit dan jaring diusahakan oleh ABK jaga agar
tidak terlipat, karena apabila hal itu terjadi maka ikan umpan akan terjepit. Salah
satu cara/usaha para ABK KM. Sinar Bahari untuk menghindari kondisi ini adalah
dengan menarik jaring sesuai dengan banyaknya umpan yang tertangkap. Jika
umpan banyak maka jaring sisa penarikan dibuat lebih besar dan bentuk jaring di
buat sebaik mungkin agar airnya tidak terlalu kering atau terlalu sedikit karena
umpan yang berada dalam jaring sedikit airnya biasanya menyebabkan terjadinya
kehilangan sisik atau terluka. Kerusakan fisik sering juga terjadi pada saat
pemindahan umpan dari bagan ke dalam bak penampung umpan, oleh karena itu
saat pemindahan umpan juru umpan (boi – boi) selalu mengontrol proses
terkelupas. Apabila penanganan ini tidak diperhatikan, umpan akan cepat mati,
meskipun ada yang masih hidup pada waktu pemancingan, tetapi umpan hidup
71
tersebut sudah tidak efektif lagi untuk dipakai sebagai umpan karena tidak mampu
KM. Sinar Bahari telah dilakukan dengan benar. Pemindahan umpan hidup
kedalam bak penampung umpan dilakukan sangat hati – hati, yakni dengan cara
ditumpahkan secara perlahan - lahan dan bahkan umpan tersebut dibiarkan keluar
dengan sendirinya dari ember ke dalam bak penampung umpan ketika posisi
Agar ikan umpan hidup yang telah tersimpan di dalam bak penampung
umpan dapat bertahan hidup lebih lama dan pada saat ditebarkan masih dalam
kondisi hidup normal, untuk itu para ABK selalu memperhatikan hal sebagai
berikut :
Salah satu hal yang harus dilakukan oleh ABK jaga di KM. Sinar Bahari
ialah mengusahakan agar jumlah umpan hidup yang akan dimasukkan ke dalam
bak umpan tidak terlalu padat. Oleh sebab itu jumlah umpan yang dimasukkan
KM. Sinar Bahari, bahwa kapasitas pada bak penampung umpan untuk
menampung umpan hidup dapat memuat sekitar 190 – 200 ember/ 9500 – 10.000
liter.
73
membentuk kelompok (schooling) yang baik. Pada KM. Sinar Bahari sirkulasi air
yang ujungnya sedikit dikeluarkan dari lunas kapal melalui lubang dasar kapal
yang ada pada bak penampung umpan. Dengan kapal bergerak maju, air laut
masuk pada bak penampung melalui belahan bambu dan keluar melalui lubang
yang ditutup dengan saringan (jala – jala) pada bak penampung. Susunan
monofilamen berbentuk seperti jaring yang diikatkan pada besi dengan diameter
lingkaran 10 cm. Untuk mengatur kekuatan sirkulasi air ini dengan cara
lubang dasar kapal, dengan demikian sirkulasi air yang terjadi di dalam bak
Keterangan :
1. Leper bambu 4. Dinding palkah
2. Lubang pengeluaran air 5. Saringan (jala – jala)
3. Arah gerak kapal 6. Papan dek
74
kapal. Penerangan ini diperlukan pada bak penampung umpan untuk penerangan
pada malam hari hingga menjelang pagi hari, kegunaannya agar umpan hidup
dalam bak penampung menjadi tenang sehingga daya tahan hidup umpanpun
lebih lama.
Pada saat menjelang siang hari lampu pada bak penampung dikeluarkan
oleh ABK jaga yang bertugas pada saat itu, kemudian bak ditutup dengan
agar umpan tidak berpencar dan tenang selama kapal berlayar menuju fishing
ground.
\ (a) (b)
Gambar 23. a). Bak penampung pada malam hari, b). Bak penampung pada siang
hari.
Penanganan umpan hidup pada saat pengoperasian dan saat berada dalam
saat pengoperasian antara lain, pemberian umpan hidup ke dalam bak penebar
umpan dilakukan secara bertahap dan tidak terlalu banyak. Apabila umpan hidup
yang sudah dimasukkan ke dalam bak penebar ternyata tidak habis dipakai/ditebar
ke laut, maka umpan tersebut oleh ABK akan dimasukkan kembali ke dalam bak
penampung umpan. Biasanya dalam hal ini akan menyebabkan umpan menjadi
lemah dan tidak dapat menarik perhatian ikan cakalang karena sisiknya yang
sudah rusak. Oleh sebab itu banyaknya pemasukan ikan ke dalam bak penebar
Posisi
No. Daerah
Lintang Bujur
0 0
1 Kinabahutan 01 50' 00’ LU 125 05' 00’ BT
2 Gangga 010 40' 00’ LU 1250 05' 00’ BT
3 Trosik 000 24' 00’ LS 1240 12' 00’ BT
4 Jiko Blanga 000 27' 00’ LS 1240 29' 00’ BT
5 Ratatotok 000 53' 00’ LS 1240 43' 00’ BT
6 Pintu Kota 000 54' 00’ LS 1230 43' 00’ BT
Jenis - jenis ikan yang sering digunakan sebagai umpan hidup pada KM.
merupakan jenis ikan yang paling baik untuk dijadikan sebagai umpan hidup. Hal
ini dikarenakan ikan tersebut memiliki daya tahan hidup yang lama dalam
76
keadaan berdesak – desakkan dalam bak umpan serta ukuran yang sesuai, tetap
aktif bila dilemparkan ke laut. Ditinjau dari tingakah laku makan ikan cakalang
bahwa ukuran jenis layang merupakan umpan yang sesuai dengan selera ikan
mempersiapkan alat tangkap dan memasangnya pada haluan kapal dengan tujuan
bila setibanya di fishing ground para ABK akan menempati posisinya masing –
depan di haluan kapal dan bagi para pemula posisi yang ditempati adalah pada
atau sekitar pukul 05.30 – 11.00 WITA dan menjelang matahari terbenam antara
pukul 14.30 – 17.30 WITA. Hal ini menyesuaikan aktivitas makan cakalang yang
diduga dua kali dalam satu hari yakni pagi hari pada saat matahari mulai terbit
dan sore hari saat matahari mulai terbenam. Pada saat – saat itu terjadi perubahan
cahaya (sinar matahari) yang relatif cepat dan kondisi ikan dalam keadaan lapar
dibantu lima petugas jaga deck atau juru mudi yang dalam setiap empat jam sekali
saling bergantian memegang kemudi sampai kapal tiba di daerah yang menjadi
tujuan penangkapan.
lain :
5.1.3.1. Pengintaian
Juru umpan (boi – boi) yang sekaligus bertugas membantu dalam mencarí
permukaan air,
Setelah terlihat tanda – tanda adanya gerombolan ikan maka segera kapal
diarahkan dengan kecepatan konstan, juru umpan (boi – boi), pemancing segera
melingkar sambil secara terus - menerus juru umpan menebar umpan hidup
5.1.3.3. Pemancingan
Pada saat cakalang sudah mendekati haluan kapal, maka para ABK yang
ke permukaan laut sambil digerak - gerakkan ke kanan dan ke kiri. Bila cakalang
telah menyambar mata kail (umpan buatan), segera ikan diangkat dengan cara
terutama pada saat cakalang sedang terihat lapar. Untuk itu diperlukan kecepatan,
kekuatan, kesabaran dan yang paling penting adalah keterampilan dan keahlian
menduduki posisi pada bagian depan haluan kapal (A) dan seterusnya untuk yang
masih tergolong masih pemula biasanya mendapat posisi pada bagian bawah atau
diantaranya 12 pemancing bagian haluan kiri kanan kapal dan 8 pemancing pada
bagian depan haluan. Adapun posisi tersebut dapat dilihat pada Gambar 26.
80
(A)
(B) (B)
yaitu :
1. Faktor internal
pemancingan.
2. Faktor eksternal
permukaan laut).
adalah ikan cakalang, namun ada juga jenis ikan lain yang ikut tertangkap, hal ini
Selama dua bulan operasi penangkapan yaitu selama bulan Maret a/d April
2010 total hasil tangkapan yang diperoleh KM. Sinar Bahari adalah sebesar
167.059 Kg, terdiri dari cakalang sebanyak 138.842 kg dan baby tuna sebanyak
28.217 kg. Secara rinci hasil tangkapan KM. Sinar Bahari selama bulan Maret s/d
Gambar 27. Persentase hasil tangkapan periode bulan maret 2010 (6 Trip)
Gambar 28. Persentase hasil tangkapan periode bulan April 2010 (5 Trip)
Keterangan tabel 9 : Jumlah hasil tangkapan bulan Maret s/d April 2010
a. Jumlah hasil tangkapan bulan Maret (Cakalang + Baby Tuna) : 91.433 Kg
b. Jumlah hasil tangkapan bulan April (Cakalang + Baby Tuna) : 75.626 Kg
c. Total keseluruhan hasil tangkapan bulan Maret s/d April (Cakalang +
April) : 138.842 + 28.217 = 167.059 Kg
Gambar 29. Persentase hasil tangkapan periode bulan Maret s/d April 2010
(11 Trip)
A
Persentase % =
X 100 %
A + B
Keterangan :
A : Jumlah tangkapan cakalang (Kg)
B : Jumlah tangkapan baby tuna (Kg)
Berdasarkan Tabel 9 dan Gambar 29 dapat dilihat bahwa jenis ikan yang
dominan tertangkap selama periode bulan Maret s/d April 2010 adalah ikan
85
sedangkan baby tuna hanya mencapai 17% atau sebesar 28.217 kg.
(a) (b)
(ponton) yang telah ditanam atau dipasang oleh para nelayan sekitar maupun
milik CV. Sari Usaha sendiri yang kemudian dimanfaatkan oleh kapal penangkap
ikan. Adapun rumpon (ponton) yang digunakan pada saat penulis mengikuti dan
Lintang
20LS
1.529.02 40LS
20LU
0.00
29
28.98
28.96
28.94
1
28.92
28.9
28.88 122.5
1160BT 1180BT
123
1200BT 1220BT 1240BT
123.5
1260BT
28.86
Gambar 31. Daerah Penangkapan KM. Sinar Bahari Berdasarkan Suhu dan Hasil
28.84
Tangkapan di Daerah Laut Utara Sulawesi (April 2010)
28.82
28.8
28.78
28.76
28.74
28.72
28.7
28.68
28.66
28.64
28.62
87
20LS
40LS
Suhu (0C)
20LU
0.00
0.5
1160BT 1180BT 1200BT 1220BT 1240BT 1260BT
Gamabar 32. Daerah Penangkapan KM. Sinar Bahari Berdasarkan Suhu dan Hasil
Tangkapan di Daerah Laut Teluk Tomini (April 2010)
software surfur versi 09, suhu daerah penangkapan cakalang pada bulan April
tang
2010 dapat dilihat dari Gambar 31dan 32 bahwa pada kisaran suhu 28,90 – 28,940
0
88
cakalang (Katsuwonus pelamis) lebih banyak dan pada kisaran suhu demikian
Sebaran suhu pada bulan April 2010 berdasarkan penginderaan jauh dari
2. Konsentrasi klorofil-a
0.00
LS
1200 BT 1300 BT
Gambar 33. Sebaran suhu permukaan laut di wilayah perairan Sulawesi pada MT
22 April 2010 Pkl. 09:04 WIB.
0.00
LS
1200 BT 1300 BT
1300 BT
0.00
LS
1200 BT 1300 BT
Gambar 35. Sebaran suhu permukaan laut di wilayah perairan Sulawesi pada MT
27 April 2010 Pkl. 12:20 WIB.
0.00
LS
1200 BT 1300 BT
ikan pada saat berada di kapal penangkap hingga di daratkan ke fishing base.
dahulu dicuci dengan cara menyemprotkan air laut pada ikan untuk
menghilangkan darah dan lendir yang menempel pada tubuh ikan. Setelah ikan
bersih dari darah, lendir, dan kotoran lainnya lalu ikan disortir kemudian
(Lampiran 4). Pengisian ikan kedalam palka diatur oleh bagian pengawetan yang
bertugas sebagai pengatur banyaknya ikan yang dimasukkan ke dalam palka dan
tangkpan dan es yang berada dalam palka. Apabila es yang berada dalam palka
telah berkurang atau mencair maka juru pengawetan akan menambah es kembali
keranjang kemudian disortir setelah itu ditimbang berdasarkan ukuran, jenis dan
berat ikan yang dilakukan oleh bagian produksi dari CV. Sari Usaha. Setelah ikan
92
hasil tangkapan telah selesai ditimbang, ikan dinaikkan ke atas truk pengangkut
Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh selama bulan Maret s/d April
Gambar 38. Komposisi hasil tangkapan periode bulan Maret 2010 (6 Trip)
Gambar 39. Komposisi hasil tangkapan periode bulan April 2010 (5 Trip)
94
Tabel 12. Komposisi Hasil Tangkapan Bulan Maret s/d April 2010 (11 Trip)
Gambar 40. Komposisi hasil tangkapan periode bulan Maret s/d April 2010
(11 Trip)
Berdasarkan Tabel 12 dan Gambar 40 dapat dilihat bahwa jenis ikan yang
dominan tertangkap sepanjang bulan Maret s/d April 2010 adalah ikan cakalang
28.217 kg.
Usaha bersifat mikro dan makro. Bersifat mikro terbatas pada kegiatan
kegiatan perusahaan antara lain : penentuan pasar, target hasil tangkapan yang
Perencanaan yang bersifat makro yang diterapkan pihak CV. Sari Usaha
antara lain :
1. Pasar (Market)
menjadi rekan kerja dalam pengelolaan hasil produksi yang akan dihasilkan dalam
hal ini adalah produksi cakalang sebagai hasil tangkapan utama dan tuna yang
dapat langsung dijual ketika KM. Sinar Bahari tiba di fishing base untuk
adalah perusahaan pengolahan yang beroperasi di daerah Sulawesi Utara yaitu PT.
dikeluarkan pihak perusahaan untuk perbekalan KM. Sinar Bahari dalam operasi
dikeluarkan antara lain bahan bakar solar dalam 1 trip dibutuhkan sekitar 7.000
liter, minyak tanah 20 liter, oli 10 liter, es 175 balok dengan ukuran 50 kg/balok,
96
perbekalan makanan dan obat – obatan, serta pengurusan dukumen (SIB dan Sijil
operasi penangkapan akan dilakukan KM. Sinar Bahari. Umpan hidup merupakan
mendukung agar hasil tangkapan (cakalang) yang menjadi target tangkapan dapat
diperoleh secara optimal adalah pemasangan rumpon (ponton) pada titik koordinat
yang telah ditentukan oleh pihak perusahaan yang terletak di wilayah Laut Utara
BT.
kepada KM. Sinar Bahari terhadap hasil tangkapannya (cakalang) harus minimal
dalam 1 trip, tujuannya untuk menutupi anggaran yang sudah dikeluarkan untuk
pertimbangan melihat situasi yang kondusif di laut (cuaca baik dan ikan umpan
penangkapan ikan dalam hal ini cakalang. Kembali lagi kegiatan operasi
penangkapan KM. Sinar Bahari telah direncanakan selama 5 - 6 trip dalam satu
direncanakan secara periodik setiap tahun sekali. Jadwal doking tersebut disusun
tempat tujuan penangkapan, salah satu tujuannya adalah wilayah yang dimana
penangkapan baik dari segi lamanya perjalanan yang akan ditempuh dan jumlah
Flow of chart atau bagan alur kerja operasi huhate dimulai dari
perencanaan operasi, persiapan di darat yaitu meliputi persiapan kapal dan alat
tangkap, awak kapal, perbekalan, kesiapan dokumen dan surat – surat kapal,
(huhate) yang telah dipasang pada bagian haluan kapal sesuai posisi para
pemancing pada saat akan melakukan pemancingan, tenaga kerja yaitu kesiapan
ABK pada saat penoperasian penangkapan, alat bantu (bak penebar umpan, pipa
98
Identefikasi tersebut untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 13, di
4.Tiba di fishing Persiapan operasi Mesin, pompa Alat tangkap Kondisi daerah
ground penangkapan, penyemprot, pipa tersusun di haluan penangkapan
karakteristik penyemprot kapal mendukung
daerah (sprayer), alat (cerah) tidak
penangkapan bantu siap bergelombang
5.Penebaran kesiapan alat Gerombolan Pemancing berada Kecepatan kapal
umpan tangkap (huhate) cakalang pada posisinya berkurang
mendekati kapal masing - masing menjadi 4 -3 knot
99
tanggung jawab sehingga terciptanya aktivitas yang berdaya guna dan berhasil
operasi penangkapan karena pada saat operasi dibutuhkan kerja sama yang
baik. Dalam struktur organisasi pada CV. Sari Usaha terdapat 2 struktur
(Gambar 41) dan 2. Struktur organisasi di laut yaitu organisasi pada KM. Sinar
PIMPINAN
CV. SARI USAHA
LOGISTIK DECK
PEMASARAN
& MESIN
Adapun susunan tugas dan tanggung jawab setiap orang yang ditempatkan
1. Pimpinan perusahaan
2. Bagian Personalia.
3. Bagian Operasional
semua kapal
kapal
6. Produksi (pemasaran)
jumlah
bahwa orang - orang yang ditempatkan di setiap bagian telah sesuai dengan latar
belakang pendidikan/keahliannya.
struktur organisasi di KM. Sinar Bahari, telah dibuat secara rinci dan dapat
NAKHODA
MUALIM I KKM
SERANG
JURU UMPAN
KLASI JURU
MINYAK
I,II,III
JURU MASAK
Keterangan : : Garis komando
1. Nakhoda
2. Mualim
kapal
3. Juru Mudi
4. Serang
pengisian air tawar pengaturan tata letak perlengkapan kapal dan alat
tangkap
penampung umpan,
6. Pengawetan
palka,
dalam palka.
7. Klasi
b. Melaksanakan jaga kapal apabila kapal pada saat akan memuat umpan
hidup dari bagan ke dalam bak penampung umpan dan pada saat kapal
berlabuh,
c. Pemancing.
9. Masinis
11. Koki
umpan,
utama dari perusahaan memiliki staf tenaga kerja yang bertanggung jawab dalam
hal tersebut yaitu bagian produksi. Adapun tahapan yang dilakukan oleh bagian
produksi untuk menjaga agar hasil tangkapan tidak menurun pada saat
kemudian segera ditimbang (Gambar 37) dan setelah itu cakalang yang telah
ditimbang dimuat keatas truk pengangkut yang terlebi dahulu pada bagian bak
106
truk telah dilapisi terpal dengan berisikan es dan air dengan tujuan agar suhu
dengan para pemilik bagan apung umpan hidup yang masi berada di wilayah
nantinya.
huhate (pole and line) juga memiliki kapal mini purse saine selain untuk kapal
penangkap ikan juga sebagai kapal yang bertugas memasang rumpon (ponton) di
wilayah laut utara sulawesi dan sekitarnya dengan tujuan mengefisiensi dan
mengoptimalkan hasil tangkapan pada setiap kapal penangkap dalam hal ini kapal
hubungan kerja yang baik dengan cara membuat suasana yang kondusif, nyaman
dapat dilaksanankan dengan baik dan selesai pada waktu yang sudah ditentukan.
memegang jabatan tertinggi di atas kapal melakukan hal yang sama kepada
Sistem pembagian upah atau penghasilan dari pada CV. Sari Usaha
berbeda antara karyawan yang bekerja di darat dengan para ABK yang bekerja di
107
laut. Untuk karyawan yang bekerja di darat mendapatkan gaji pokok serta insentif
berupa tunjangan hari raya. Sedangkan untuk para ABK menggunakan sistem
bagi hasil. Jadi, para ABK tidak memperoleh pendapatan apabila tidak melaut.
Adapun dari pihak perusahaan memberikan uang bongkar muat ikan dari hasil
Di samping itu, apabila hasil tangkapan yang diperoleh para ABK tidak
pendapatan tetapi tidak dari hasil tangkapan tersebut, melainkan dalam bentuk
pinjaman yang diberikan dari pihak perusahaan. Hal ini secara tidak langsung
dapat menurunkan gairah kerja para ABK karena dibebankan utang dari pihak
dengan biaya operasional, akan dikurangi lagi untuk membayar utang kepada
yang harus dibayar sesuai ketentuan yang telah disepakati antara pihak
oleh nakhoda. Pembagian hasil yang dilakukan oleh nakhoda tidak berdasarkan
jabatan di atas kapal serta dilihat juga dari rajin tidaknya setiap ABK saat bekerja
Hal ini sangat baik untuk diterapkan karena dapat merangsang kinerja para
ABK untuk bekerja lebih giat. Pihak perusahaan tidak membuat atau menentukan
108
standar kriteria kinerja ABK, sehingga dalam pembagian hasil cenderung bersifat
untuk melengkapi lauk terkadang ABK harus memanfaatkan ikan cakalang untuk
dimakan.
Sistem perekrutan nakhoda yang dilakukan oleh CV. Sari Usaha sesuai
dengan yang memiliki ijasah maupun sertifikat (ANKAPIN I/II/III) disamping itu
mereka yang mempunyai pengalaman kerja dan dedikasi serta loyalitas mereka
selama bekerja di atas kapal. Mereka yang diangkat sebagai nakhoda adalah yang
sebagi kepala kamar mesin (KKM) harus minimal memiliki sertifikat ATKAPIN
III atau yang setara, sedangkan kelasi dilakukan oleh nakhoda sendiri yang
Selama aktifitas diatas kapal dilakukan pembagian kerja yang terdiri dari
dua group yaitu pada bagian deck dan pada bagian mesin, pada bagian deck terdiri
dari 5 orang bagian kemudi mengantikan nakhoda pada saat pelayaran menuju
fishing groud berlangsung dengan pembagian jam kerja 4 jam sekali dilakukan
pergantian jaga yaitu dimulai pada saat kapal mulai berlayar pada pukul 16.00 –
20.00 dan berganti lagi pukul 20.00 – 00.00 selanjutnya 00.00 – 04.00 dan
pengintai yg dilakukan oleh juru umpan (boi – boi) pada saat pencarian dan
membantu penentuan fishing ground, 2 orang bagian jaga umpan pada bak
penampung dengan tugasnya adalah mengontrol keadaan umpan hidup pada saat
bagian mengatur dan mengontrol kesiapan alat tangkap dan perlengkapan lain
kesiapan alat bantu (bak penebar umpan, sibu – sibu besar, pipa penyemprot
(sprayer)), 2 orang bagian penyedia makanan (koki), dan untuk bagian mesin 1
orang sebagai kepala kamar mesin yang bertangung jawab dan mengontrol
keadaan ruang mesin yang dibantu 2 orang masinis sebagai wakil dari KKM
untuk memberi perintah kepada juru minyak yang terbagi dari 3 orang dengan
mengambil posisi memancingan di bagian depan, sudut kiri dan kanan haluan
kapal, dan untuk yang kurang terampil mengambil posisi pada bagian belakang
haluan kapal. Hal ini bertujuan agar pada saat pengoperasian antara pemancing
kapal dapat dilakukan dengan baik dan lancar karena ditangani oleh orang-orang
1. Tenaga kerja
huhate adalah tenaga kerja atau pemancing, dengan jumlah pemancing yang
sedikit akan mempegaruhi banyaknya hasil tangkapan dan selain itu sulitnya
awak kapal yang disebabkan ketidak pastian kehadiran awak kapal yang akan
3. Umpan hidup
adalah umpan hidup, memperoleh umpan hidup yang sulit dikarenakan faktor
musim yang mempengaruhi ketersediaan umpan pada bagan – bagan apung yang
menyediakan umpan.
Ketersediaan umpan yang sedikit ataupun tidak ada sama sekali (kosong)
fishing ground yang pada perencanaan awalnya hanya 1 hari perjalanan untuk
menuju fishing ground dapat terhambat menjadi 2 hari untuk tiba di fishing
ground.
4. Hasil tangkapan
111
mengeluarkan biaya tambahan untuk membayar tenaga awak kapal pada saat
dimuat dalam truk milik perusahaan pengolahan yang bekerja sama dengan CV.
Sari Usaha.
tertinggi di atas kapal, bertindak sebagai wakil dari perusahaan untuk memastikan
hal mengenai persiapan operasi, mulai dari kesiapan para ABK pada saat kapal
kendala pada saat di laut, maka nakhoda dapat berkomunikasi dengan perusahaan
sangat penting dalam suatu operasi penangkapan di laut sehingga lebih mudah
fungsi – fungsi manajemen pada CV. Sari Usaha agar dalam pelaksanaan fungsi –
1. Pasar (Markets)
terjual, oleh karena itu dari pihak CV. Sari Usaha melakukan kerjasama dengan
diantaranya PT. Celebes, Manado Mina dan Etmico. Dengan demikian melalui
2. Manusia (Man)
manusia yang melaksanakan apa yang menjadi tujuan dari sebuah perencanaan.
harus diingat kembali bahwa manajemen adalah orang yang mencapai hasil
memerlukan tenaga kerja yang dapat melaksanakan apa yang menjadi tujuan, oleh
karena itu adanya struktur organisasi baik di darat (perusahaan) dan struktur
organisasi di laut (KM. Sinar Bahari) adalah bertujuan agar dalam pelaksanaan
apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dan terarah sesuai tujuan dari
perusahaan.
Struktur organisasi pada CV. Sari Usaha terdiri dari pimpinan, kemudian
(kasir), Bagian logistik deck dan mesin dan Bagian produksi (pemasaran)) dengan
perincian tugas dan tanggung jawabnya dapat dilihat pada Gambar 41 beserta
penjelasannya.
Struktur organisasi pada KM. Sinar Bahari terdiri dari Nakhoda, kemudian
dibantu oleh awak kapal yang lain dengan perincian susunan organisasi dan
3. Uang (Money)
bekerja dalam proses produksi, membeli bahan – bahan, peralatan – peralatan, dan
lain sebagainya. Ditinjau dari segi manajemen, pihak CV. Sari Usaha sangat
berhati – hati dalam pengunaan uang antara lain dari segi anggaran yang harus
dikeluarkan untuk memenuhi apa yang menjadi kebutuhan dari kapal penangkap
ikan (KM. Sinar Bahari) yang akan melakukan operasi penangkapan cakalang
yang ditargetkan dalam 1 trip ± 5 hari. Kegagalan atau ketidak lencaran proses
bahan – bahan, karenanya dianggap pula sebagai alat sarana manajemen untuk
mencapai tujuan. Adapun material tersebut antara lain untuk mendukung agar
5. Mesin (Machine)
KM. Sinar Bahari merupakan kapal penangkapan ikan cakalang (pole and
cakalang, karena tanpa adanya kapal tentu saja kegiatan operasi penangkapan
6. Cara (Metode)
Metode atau cara dianggap pula sebagai sarana atau alat manajemen untuk
mencapai tujuan. CV. Sari Usaha. Dalam pemanfaatan sumberdaya cakalang yang
cukup melimpah khususnya di laut Utara Sulawesi dan sekitarnya (laut Utara
Maluku, Samudera Pasifik dan Teluk Tomini). CV. Sari Usaha mengunakan kapal
pole and line (KM. Sinar Bahari) dalam kegiatan operasi penangkapan cakalang
itu untuk mendukung agar operasi penangkapan dapat berlangsung optimal CV.
Sari Usaha memiliki rumpon (ponton) yang telah dipasang di setiap daerah yang
potensi sumber daya ikan dalam hal ini cakalang (Katsuwonus pelamis) cukup
besar.
selama periode bulan Maret s/d April 2010 menunjukan potensi sumber daya
cakalang banyak terdapat pada kisaran suhu 280C – 290C yang dapat terlihat pada
Gambar
penangkapan selanjutnya.
memberi nilai jaminan bagi para pelaku (perusahaan dan awak kapal).
Usaha menggunakan rumpon yang telah dipasang dan disebarkan diwilayah laut
utara sulawesi dengan tujuan sebagai alat bantu dalam mendukung keberhasilan
dimana dapat dikatakan sudah matanggonat dan sesuai dengan ketentuan yang ada
yaitu alat tangkap ramah lingkungan dan dapat diterima oleh masyarakat nelayan.
subsistem ini, dapat diambil kesimpulan bahwa dengan pemanfaatan sumber daya
Umur
Jumlah
No. Unit Investasi Ekonomis Harga/Unit Nilai Total
Unit (Tahun) (Rp) (Rp)
700.000.00
1 Kapal Pole and line 1 10 0 700.000.000
150.000.00
2 Mesin 1 10 0 150.000.000
3 Generator 2 10 3.000.000 6.000.000
4 Motor pompa 2 5 1.500.000 3.000.000
5 GPS 1 5 12.500.000 12.500.000
6 Radio SSB 1 5 1.000.000 1.000.000
7 Kompas 1 10 1.100.000 1.100.000
8 Teropong 2 2 1.100.000 2.200.000
9 Alat tangkap (Huhate) 1 1 500000 500.000
870.050.00
Jumlah 12 0 876.300.000
117
Berdasarkan Tabel 14 di atas total investasi untuk satu unit KM. Sinar
Bahari, CV. Sari Usaha telah mengeluarkan dana investasi sebesar Rp.
873.900.000,- (Delapan ratus tuju puluh tiga juta sembilan ratus ribu rupiah).
diperoleh dan yang laku terjual. Yang diperoleh KM. Sinar Bahari selama periode
penjualan hasil tangkapan KM. Sinar Bahari selama periode bulan Maret s/d April
dengan berdasarkan metode garis lurus (Straight Line Method) yaitu perhitungan
biaya pembelin kapal, mesin, generator, motor pompa, GPS, radio SSB, kompas,
118
dan alat tangkap (Huhate) dikurangi dengan nilai sisa dibagi umur ekonomis jenis
NB – NS (% NB)
Penyusutan =
Txt
Keterangan :
NB : Harga perolehan
T : Umur ekonomis
Jumlah NS Penyusutan
No. Unit Investasi Unit NB 10 % x NB T t NB - NS
Txt
Kapal Pole and 700.000.00 1
1 line 1 0 70.000.000 0 60 63.000.000
150.000.00 1
2 Mesin 1 0 15.000.000 0 60 13.500.000
1
3 Generator 2 6.000.000 600.000 0 60 540.000
4 Motor pompa 2 3.000.000 300.000 5 60 2.700.000
5 GPS 1 12.500.000 1.250.000 5 60 11.250.000
6 Radio SSB 1 1.000.000 100.000 5 60 900.000
1
7 Kompas 1 1.100.000 110.000 0 60 990.000
8 Teropong 2 1.100.000 110.000 2 60 495.000
Alat tangkap
9 (Huhate) 1 500.000 50.000 1 60 450.000
Jumlah 93.825.000
Dari Tabel 16 diketahui total biaya penyusutan untuk KM. Sinar Bahari
2. Biaya pemeliharaan
docking :
Tabel 17. Biaya pemeliharaan dalam periode bulan Maret s/d April 2010
Total biaya pemeliharaan untuk KM. Sinar Bahari periode bulan Maret s/d
CV. Sari Usaha tidak memberikan gaji kepada awak kapal penangkap ikan
kapal tergantung pada besarnya hasil tangkapan. Bagi hasil dihitung dari jumlah
pendapatan satu trip dikurangi biaya operasional 20 % kemudian laba di bagi 50%
untuk perusahaan dan 30% dibagi untuk seluruh awak kapal. Sistem bagi hasil
Laba
.
Gambar 43. Skema Sistem Bagi Hasil Antara Perusahaan Dengan Awak Kapal.
Biaya tenaga kerja pada KM. Sinar Bahari Rp. 150.000.000,- untuk
Tabel 18. Biaya tetap (Fixed Cost) pada KM. Sinar Bahari bulan Maret s/d April
2010.
Jumlah total biaya tetap (Fixed Cost) operasional untuk KM. Sinar Bahari
dalam periode bulan Maret s/d April 2010 adalah Rp. 174.127.500,-
proporsional dengan lamanya hari operasi yang dilakukan oleh suatu kapal.
121
Adapun biaya tidak tetap pada KM. Sinar Bahari untuk periode bulan Maret s/d
Tabel 19. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) Periode Bulan Maret s/d April 2010
Berdasarkan total nilai variabel cost dari Tabel 19 diketahui bahwa jumlah
total biaya tidak tetap periode bulan Maret s/d April 2010 selama 11 trip adalah
Hasil produksi KM. Sinar Bahari untuk periode Maret s/d April 2010
selama 11 trip total produksi hasil tangkapan 167.059 kg dengan total nilai jual
Tabel 20. Perhitungan Laba Rugi 11 trip periode bulan Maret s/d April 2010.
Biaya (Rp)
Uraian Total (Rp)
Tetap Variabel
A. Pendapatan 1.128.209.000
JUMLAH PENDAPATAN (A) 1.128.209.000
B. Biaya Operasi
Solar 61.425.000
Bensin 900.000
122
Oli 2.500.000
Es 23.100.000
Bahan makanan 4.500.000
Obat – obatan 100.000
Pengurusan dokumen 500.000
Umpan 90.000.000
Premi 33.750.000
C. Jumlah biaya operasi (B) 218.125.000
D. Laba operasi (A-B) 910.084.000
E. Biaya umum
Biaya umum & administrasi 3.000.000
150.000.00
Upah awak kapal 0
Perbaikan & perawatan 18.000.000
Biaya penyusutan 3.127.500
PHP 9.709.900
F. Jumlah biaya umum (E) 183.837.400
G. Jumlah biaya usaha (C+F) 401.962.400
H. Laba usaha (D-F) 726.246.600
I. LABA BERSIH (H-G) 324.284.200
Berdasarkan hasil analisa laba rugi periode Maret s/d April 2010 pada
Tabel 20, selama 11 trip operasi penangkapan dengan hasil tangkapan sebanyak
untuk KM. Sinar Bahari diperoleh laba bersih senilai Rp. 324.284.200,-
П = TR – TC
Keterangan :
П = Keuntungan
TR = Total penerimaan
TC = Total Biaya
Jadi :
= Rp. 324.284.200,-
123
Ditinjau dari segi layak atau tidaknya sebuah usaha apakah usaha tersebut
layak dan dapat terus berlanjut maka dapat dikatakan untuk usaha penangkapan
cakalang dengan mengunakan kapal huhate pada perusahaan CV. Sari Usaha
dapat terus berlanjut dan dapat dikatakan layak dimana jumlah penerimaan (TR) >
dari jumlah biaya (TC) maka usaha itu dapat dikatakan layak dan dapat terus
berlanjut.
standar. Hasil tangkapan ini adalah jumlah kuantitas produk yang harus dihasilkan
oleh KM. Sinar Bahari untuk dapat menutupi biaya – biaya yang yang digunakan
FC
BEP ( Kg ) = FC
TR VC atau BEP (Dalam Kg) =
− P -V
Pr oduksi ( Kg ) Pr oduksi ( Kg )
= 183.837.400
6753,3 - 1297,5
= Rp. 183.837.400
5455,8
BEP(Kg) = 33.695,7 kg.
Di mana :
P = Penjualan (Kg)
FC = biaya tetap
B iayaTetap
BE P( Rp) = FC
Biaya variabel atau BEP (dalam Rp) = V
1− 1-
P
penjualan
= Rp. 183.837.400
1 – Rp. 218.125.000
Rp.1.128.209.000
= Rp. 183.837.400
0.806
BEP(Rp) = Rp. 228.086.107,-
Di mana :
FC = biaya tetap
P = Penjualan (Rp)
Melihat dari perhitungan titik impas maka dapat disimpulkan KM. Sinar
Bahari mengalami keuntungan karena hasil pendapatan tiap trip melebihi titik
impas. Untuk lebih jelasnya terdapat pada grafik Break Even Point (Gambar 44).
1.128.209.000
228.086.107
33.695,7 167.059