Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah pada
mata kuliah Keperawatan Jiwa dengan judul Perspektif Keperawatan Jiwa" tepat
waktu. Makalah ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Jurusan Keperawatan Singkawang Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Pontianak,
2.ibu nurbani selaku dosen dan pembimbing mata kuliah Keperawatan
Jiwa,
3. Orangtua yang telah memberi dukungan,
4. Semua pihak rekan yang turut membantu pembuatan makalah ini yang
tidak bisa penyusun sebutkan satu persatu.
Tak ada gading yang tak retak. Demikian pula, tak ada karya yang
sempurna. Oleh karena itu, penyaji mengharapkan kritik dan saran dari pembahas
untuk kemajuan makalah ini di masa mendatang.

Singkawang, 13 September 2016

Penulis

1
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... ii
BAB I...................................................................................................... 1
PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan............................................................................................... 1
BAB II..................................................................................................... 3
Pembahasan............................................................................................... 3
A. Pengertian.......................................................................................... 3
B. Model- Model Keperawatan Jiwa..............................................................4
D. Peran Keperawatan Jiwa....................................................................11
E. Prinsip-Prinsip Keperawatan Jiwa...........................................................13
BAB III.................................................................................................. 15
PENUTUP............................................................................................... 15
Daftar Pustaka.......................................................................................... 16

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori perspektif banyak perspektif teoritis pada keluarga yang tersedia
untuk membimbing masyarakat praktik keperawatan keluarga dan komunitas.
Tidak mengejutkan, model keperawatan bagi keluarga mencerminkan dua
pemikiran dalam komunitas atau keperawatan ( kesehatan) masyarakat hari ini.
Beberapa pandangan mendukung bahwa keluarga ialah unit perawatan, dan
masyarakat ialah konteks, sedangkan yang lain fokus pada komunitas sebagai
klien dan melihat keluarga sebagai subunit. Zerwekh (1991) Model Keluarga
sebagai pemberi perawatan merupakan Perawatan Kesehatan yang
menguraikan kerangka kerja yang mendukung untuk menyediakan perawatan
keluarga dalam sebuah masyarakat. Sedangkan Model kesehatan masyarakat
sebagai fungsi yaitu memberikan panduan dalam penyediaan perawatan bagi
keluarga dan pandangan keluarga sebagai klien dalam masyarakat dan keluarga
sebagai bagian dari masyarakat klien.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari keperawatan jiwa ?
2. Apa saja model-model dari keperawatan jiwa ?
3. Apa saja ruang lingkup keperawatan jiwa ?
4. Apa saja peran dari keperawatan jiwa ?
5. Apa saja prinsip-prinsip keperawatan jiwa ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui dan memahami tentang perspektif keperawatan jiwa.

2. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa/I mampu:

1
- Mengetahui pengertian dari keperawatan jiwa
- Mengetahui model-model dari keperawatan jiwa
- Mengetahui ruang lingkup dari keperawatan jiwa
- Mengetahui peran dari keperawatan jiwa
- Mengetahui prinsip-prinsp keperawatan jiwa

2
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian
Keperawatan jiwa merupakan proses interpersonal yang berupaya untuk
meningkatkan dan mempertahankan fungsi yang terintegrasi. Keperawatan
jiwa merupakan bidang spesialisasi praktik keperawatan yg menerapkan teori
perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara
terapeutik sebagai kiatnya (ANA).
Menurut Dorothy , Cecilia : keperawatan kesehatan jiwa merupakan
proses dimana perawat membantu individu / kelompok dalam
mengembangkan konsep diri yang positif , meningkatkan pola hubungan antar
pribadi yang lebih harmonis serta agar lebih berproduktif di masyarakat.
Menurut Stuart Sundeen : keperawatan mental ialah proses
interpersonal dalam meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang
berpengaruh pada fungsi integrasi. Pasien tersebut bisa individu,
keluarga,kelompok,organisasi atau masyarakat. Tiga area praktik keperawatan
mental yaitu perawatan langsung , komunikasi , management.
Menurut WHO, kesehatan jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak terjadi
ganguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik yang bersifat
positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang
mencerminkan kedewasaan kepribadian yang bersangkutan. Menurut UU
Kesehatan Jiwa No. 3 Tahun 1996, kesehatan jiwa merupakan kondisi yg
memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional secara optimal dari
seseorang dan perkembangan ini selaras dengan orang lain. Sedangkan
menurut Yahoda, kesehatan jiwa adalah keadaan yg dinamis yang mengandung
pengertian positif, yang dapat dilihat dari adanya kenormalan tingkah laku,
keutuhan kepribadian, pengenalan yang benar dari realitas dan bukan hanya
merupakan keadaan tanpa adanya penyakit, gangguan jiwa dan kelainan jiwa.
Menurut UU KES. JIWA NO 03 THN 1966 adalah kondisi yg
memungkinkan perkembangan fisik, intelektual emosional secara optimal dari

3
seseorang dan perkebangan ini selaras dengan orang lain. Keperawatan jiwa
adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu
keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respons
psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial,
dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa (komunikasi
terapeutik dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa) melalui
pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah,
mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien (individu,
keluarga, kelompok komunitas ). Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal
yang berusaha untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku sehingga
klien dapat berfungsi utuh sebagai manusia.

B. Model- Model Keperawatan Jiwa


1. Model Psikoanalisa
a. Konsep
Merupakan model yang pertama yang dikemukakan oleh Sigmun Freud
yang meyakini bahwa penyimpangan perilaku pada usia dewasa
berhubungan pada perkembangan pada anak. Setiap fase perkembangan
mempunyai tugas perkembangan yang harus di capai. Gejala yang
nampak merupakan simbul dari konflik.
b. Proses Terapi
Memakan waktu yang lama, menggunakan teknik asosiasi bebas dan
analisa mimpi menginterpretasikan perilaku, mengguakan transferens
untuk memperbaiki masa lalu ,mengidentifikasi area masalah.
c. Peran pasien dan terapis
Pasien : mengungkapkan semua pikiran dan mimpi
Terapis : mengupayakan perkembangan transferens menginterpretasikan
pikiran dan mimpi pasien dalam kaitannya dengan konflik.

2. Model Interpersonal
a. Konsep
Model ini diperkenalkan oleh Hary Stack Sullivan, sebagai tambahan
Peplau mengembangkan teori interpersonal keperawatan. Teori ini

4
menyakin bahwa perilaku berkembang dari hubungan interpersonal.
Menurut Sulivan individu memandang orang lain sesuai dengan apa
yang ada pada dirinya ,maksudnya kemampuan dalam memahami diri
sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia
yang mencakup proses intrepersonal perawat klien dan masalh
kecemasan yang terjadi akibat sakit. Dalam proses interpersonal perawat
klien memiliki 4 tahap :
1. Orientasi
Perawat klien melakukan kontrak awal untuk bina hubungan saling
percaya dan terjadi proses pengumpulan data.
2. Identifikasi
Perawat memfasilitasi ekspresi perasaan klien dan melaksanakan
askep.
3. Eksplorasi
Perawat memberi gambaran kondisi klien
4. Resolusi
Perawat memandirikan klien
b. Proses terapi
1. Mengeksplorasi proses perkembangan
2. Mengoreksi pengalaman interpersonal
3. Reduksi
4. Mengembangkan hubungan saling percaya
c. Peran pasien dengan terapis
Pasien : menceritakan ansietas dan perasaan
Terapis: menjalin hubungan akrab dengan pasien dengan menggunakan
empati dan menggunakan hubungan sebagai suatu pengalaman
interpersonal korektif.
3. Model Social
a Konsep
Menurut Caplain situasi sosial dapat mencetuskan gangguan jiwa .
teori ini mengemukakan pandangan sosial terhadap perilaku bahwa
factor sosial dan lingkungan menciptakan stress yang menyebabkan
ansietas yang menimbulkan gejala perilaku menyimpang.
b. Proses terapi
1. Pencegahan primer
2. Manipulasi lingkungan

5
3. Intervensi krisis
c. Peran pasien dan terapis
Pasien : secara aktif menyampaikan masalahnya dan bekerjasama
dengan terapis untuk menyelesaikan masalahnya
Terapis : - Menggali sistem sosial pasien
- Membantu pasien menggali sumber yang tersedia
- Menciptakan sumber baru

4. Model Eksistensi
a. Konsep
Teori mengemukakan bahwa penyimpangan perilaku terjadi jika
individu putus hubungan dengan dirinya dan lingkungannya. Keasingan
diri dan lingkungan dapat terjadi karena hambatan pada diri individu.
Individu merasa putus asa , sedih, sepi, kurang kesadaran diri yang
mnecegah partisipasi dan penghargaan pada hubungan dengan orang
lain. Klien sudah kehilangan/tidak mungkin menemukan nilai-nilai
yang memberi arti pada eksistensinya.
b. Proses terapi
1. Rational emotive therapi
Konfrontasi digunakan untuk bertanggung jawab terhadap
perilakunya.Klien di dorong menerima dirinya sebagaimana adanya
bukan karena apa yang dilakukan.
2. Terapi logo
Terapi orientasi masa depan. Individu meneliti arti dari kehidupan
,karena tanpa arti berarti eksis. Tujuannya agara induvidu sadar
akan tanggung jawabnya.
3. Terapi realitas
Klien dibantu untuk menyadari target kehidupannya dan cara untuk
mencapainya. Klien didasarkan akan alternatif yang tersedia
c. Peran pasien perawat
Pasien : bertanggung jawab terhadap perilakunya dan berperan serta
dalam suatu pengalaman berarti untuk mempelajari tentang dirinya
yang sebenarnya.
Terapis :
1. Membantu pasien untuk mengenali diri
2. Mengklarifikasi realita dari suatu situasi

6
3. Mengenali pasien tentangperasaan tulus
4. Memperluas kesadaran diri pasien

5. Model Komunikasi
a. Konsep
Teori ini menyatakan bahwa gangguan perilaku terjadi apabila pesan
tidak dikomunikasikan dengan jelas. Bahasa dapat digunakan merusak
makna, pesan dapat pula tersampaikanmungkin tidak selaras. Fase
komunikasi ada 4 yaitu : pra interaksi , orientasi , kerja , terminasi.
b. Proses terapi
1. Memberi umpan balik dan klarifikasi masalah
2. Memberi penguatan untuk komunikasi yang efektif
3. Memberi alternatif kolektif untuk komunikasi yang tidak efektif
4. Melakukan analisa proses interaksi

c. Peran pasien terapis


Pasien : memperhatikan pola komunikasi , bermain peran,bekerja untuk
mengklarifikasi komunikasinya sendiri , memvalidasi peran dari orang
lain.
Terapis : menginterpretasikan pola komunikasi kepada pasien dan
mengajarkan prinsip komunikasi yang baik.

6. Model Perilaku
a. Konsep
Dikembangkan oleh H.J Esyenk, J.Wolpe dan B.F Skiner. Teori ini
menyakini bahwa perubahan perilaku akan merubah koognitif dan
afektif.
b. Proses terapi
1. Desenlisasi / pengalihan
2. Teknik relaksasi
3. Asertif training
4. Reforcemen/memberikan penghargaan
5. Self regulation/mengamati perilaku klien : self standar
ketrampilan,self observasi , self evaluasi , self reforcemen.
c. Peran pasien dan terapis

7
Pasien :Mempraktikkan teknik perilaku yang digunakan untuk
mengerjakan pekerjaan rumah : Penggalakan latihan
Terapis : 1. Mengajarkan kepada klien tentang pendekatan perilaku
2. Membantu mengembangkan hirarki perilaku
3. Menguatkan perilaku yang diinginkan

7. Model Medikal
a. Konsep
Penyimpangan perilaku merupakan manifestasi gangguan system saraf
pusat. Dicurigai bahwa depresi dan skizoprenia dipengaruhi transmisi
impuls neural serta gangguan sinap yaitu masalah biokimia . Faktor
sosial dan lingkungan diperhitungkan sebagai faktor pencetus.
b. Proses terapi
1. Pengobatan : jangka panjang , jangka pendek
2. Terapi suportif
3. Insight oriented terapi yaitu belajar metode mengatasi stressor
c. Peran pasien dan terapis
Pasien : pasien mempraktekkan regimen terapi dan melaporkan terapi
Terapis : 1. Menggunakan kombinasi terapi somatik dan interpersonal
2. Menegakkan diagnosa penyakit pedoman penggolongan
dan diagnosis gangguan jiwa
3. Menentukan pendekatan terapeutis

8. Model Keperawatan
a. Konsep
Teori ini mempunyai pandangan bahwa askep berfokus pada respon
individu terhadap masalah kesehatan yang aktual dan potensial dengan
model pendekatan berdasarkan teori sistem , teori perkembangan , teori
interaksi , pendekatan holistik dan teori keperawatan. Fokus pada :
1. Rentang sehat sakit
2. Teori dasar keperawatan
3. Tindakan keperawatan
4. Hasil tindakan
b. Proses terapi
1. Proses keperawatan
2. Terapi keperawatan : terapi modalitas

8
c. Peran pasien dan terapis
Pasien : mengemukakan masalah
Terapis : memfasilitasi dan membantu menyelesaikan

C. Ruang Lingkup Keperawatan Jiwa


Perawat jiwa memberikan perawatan sepanjang rentang asuhan. Perawatan ini
meliputi intervensi yang berhubungan dengan pencegahan primer, sukunder,
dan tersier.
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer ialah intervensi biologi, social, psikologis yang
bertujuan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan, menurunkan insiden
penyakit dimasyarakat dengan mengubah factor-faktor penyebab sebelum
membahayakan. Pengkajian kebutuhan mau tindakan keperawatan preventif
termasuk identifikasi :
1) Faktor resiko yang apabila ada pada diri seseorang membuatnya lebih cendrung
mengalami gangguan
2) Faktor pelindung yang meningkatkan respos individu terhadap stress
3) Populasi target individu yang rentan meengalami gangguan mumgkin
menunjukkan respon koping maladaptive terhadap stressor spesifik atau
factor resiko.
2. Pencegahan sukunder
Pencegahan sukunder termasuk menurunkan prevalensi gangguan.
Aktiviras pencegahan sukunder meliputi penemuan kasus dini, skrining, dan
pengobatan efektif yang cepat. Intervebsi krisis ialah suatu modalitas yang
terapi pencegahan sukunder yang penting.
3. Pencegahan Tersier
Aktivitas pencegahan tersier mencoba untuk mengurangi beratnya
gangguan dan disabilitas yang berkaitan.
1. Rehabilitasi
Ialah proses yang memungkinkan individu untuk kembali ketingkat
fungsi setinggi mungkin. Rehabilitasi jiwa berkembang dari kebutuhan
untuk menciptakan kesempatan bagi individu yang didiagnosis

9
mengalami gangguan jiwa berat, agar bisa hidup, belajar dan bekerja
dilingkungan masyarakat yang mereka pilih. Rehabilitasi mengajukan
bahwa penderita gangguan jiwa harus dianggap sama seperti individu
yang mengalami disabilatasi. Sama seperti disabilitasi yang mengalami
gangguan fisik, individu yang mengalami disabilitas jiwa membutuhkan
pelayanan dalam rentang yang luas, sering kali dalam waktu yang lama.
Rehabilitasi jiwa memanfaatkan pendekatan berpusat pada individu,
manusia ke manusia yang berbeda dengan model pelayanan medis
tradisional

D. Peran Keperawatan Jiwa


Peran keperawatan jiwa profesional berkembang secara kompleks dari
elemen historis aslinya. Peran tersebut kini mencakup dimensi kompetensi
klinis, advokasi pasien-keluarga, tanggung jawab fiskal, kolaborasi
antardisiplin, akuntabilitas sosial, dan parameter legal-etik. Berikut ini adalah
dua tingkat praktik keperawatan klinis kesehatan jiwa yang telah
diidentifikasi,yaitu:
1. Psychiatric-mental health registered nurse (RN)
Adalah perawat terdaftar berlisensi yang menunjukkan
keterampilan klinis dalam keperawatan kesehatan jiwa melebihi
keterampilan perawat baru di lapangan. Sertifikasi adalah proses formal
untuk mengakui bidang keahlian klinis perawat.
2. Advanced practice registered nurse ini psychiatric-mental health (APRN-
PMH)
Adalah perawat terdaftar berlisensi yang minimal berpendidikan
tingkat master, memiliki pengetahuan mendalam tentang teori keperawatan
jiwa, membimbing praktik klinis, dan memiliki kompetensi keterampilan
keperawatan jiwa lanjutan. Perawat kesehatan jiwa pada praktik lanjutan
dipersiapkan untuk memiliki gelar master dan doktor dalam bidang
keperawatan atau bidang lain yang berhubungan.
3. Rentang Asuhan Tatanan Tradisional

10
Untuk perawat jiwa meliputi fasilitas psikiatri, pusat kesehatan
jiwa masyarakat, unit psikitari di rumah sakit umum, fasilitas residential,
dan praktik pribadi. Namun, dengan adanya reformasi perawatan
kesehatan, timbul suatu tatanan alternatif sepanjang rentang asuhan bagi
perawat jiwa.Banyak rumah sakit secara spesifik berubah bentuk menjadi
sistem klinis terintegrasi yang memberikan asuhan rawat inap,
hospitalisasi parsial atau terapi harian, perawatan residetial, perawatan di
rumah, dan asuhan rawat jalan.
Tatanan terapi di komunitas saat ini berkembang menjadi foster
care atau group home, hospice, lembaga kesehatan rumah, asosiasi
perawat kunjungan, unit kedaruratan, shelter, nursing home, klinik
perawatan utama, sekolah, penjara, industri, fasilitas managed care, dan
organisasi pemeliharaan kesehatan.
Tiga domain praktik keperawatan jiwa kontemporer meliputi :
1.Aktivitas asuhan langsung
2. Aktivitas komunikasi
3. Aktivitas penatalaksanaan
Fungsi penyuluhan, koordinasi, delegasi, dan kolaborasi pada
peran perawat ditunjukkan dalam domain praktik yang tumpang tindih ini.
Berbagai aktivitas perawat jiwa dalam tiap-tiap domain dijelaskan lebih
lanjut. Aktivitas tersebut tetap mencerminkan sifat dan lingkup terbaru dari
asuhan yang kompeten oleh perawat jiwa walaupun tidak semua perawat
berperan serta pada semua aktivitas.
Selain itu, perawat jiwa mampu melakukan hal-hal berikut ini:
1. Membuat pengkajian kesehatan biopsikososial yang peka terhadap
budaya.
2. Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan untuk pasien
dan keluarga yang mengalami masalah kesehatan kompleks dan kondisi
yang dapat menimbulkan sakit.

11
3. Berperan serta dalam aktivitas manajemen kasus, seperti
mengorganisasi, mengakses, menegosiasi, mengordinasi, dan
mengintegrasikan pelayanan perbaikan bagi individu dan keluarga.
4. Memberikan pedoman perawatan kesehatan kepada individu,
keluarga,dan kelompok untuk menggunakan sumber kesehatan jiwa
yang tersedia di komunitas termasuk pemberian perawatan,
lembaga,teknologi,dan sistem sosial yang paling tepat.
5. Meningkatkan dan memelihara kesehatan jiwa serta mengatasi pengaruh
gangguan jiwa melalui penyuluhan dan konseling.
6. Memberikan asuhan kepada pasien penyakit fisik yang mengalami
masalah psiokologis dan pasien gangguan jiwa yang mengalami
masalah fisik.
7. Mengelola dan mengordinasi sistem asuhan yang mengintegrasikan
kebutuhan pasien, keluarga,staf, dan pembuat kebijakan.

E. Prinsip-Prinsip Keperawatan Jiwa


a. Roles and functions of psychiatric nurse : competent care (Peran dan
fungsi keperawatan jiwa : yang kompeten).
b. Therapeutic Nurse patient relationship (hubungan yang terapeutik
c. antara perawat dengan klien).
d. Conceptual models of psychiatric nursing (konsep model keperawatan
jiwa).
e. Stress adaptation model of psychiatric nursing (model stress dan adaptasi
dalam keperawatan jiwa).
f. Biological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan biologis
dalam keperawatan jiwa).
g. Psychological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan
Sociocultural context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan sosial
budaya dalam keperawatan jiwa).
h. Environmental context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan
lingkungan dalam keperawatan jiwa).

12
i. Legal ethical context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan legal
etika dalam keperawatan jiwa).
j. Implementing the nursing process : standards of care (penatalaksanaan
proses keperawatan : dengan standar- standar perawatan).
k. Actualizing the Psychiatric Nursing Role : Professional Performance
Standards (aktualisasi peran keperawatan jiwa: melalui penampilan
standar-standar professional).

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Keperawatan jiwa merupakan proses interpersonal yang berupaya untuk


meningkatkan dan mempertahankan fungsi yang terintegrasi. Keperawatan
jiwa merupakan bidang spesialisasi praktik keperawatan yg menerapkan teori
perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara
terapeutik sebagai kiatnya (ANA). Model- model dari Keperawatan Jiwa
adalah Model Psikoanalisa, Model Interpersonal, Model Social , Model
Eksistensi, Model Komunikasi , Model Perilaku, Model Medikal, Model
Keperawatan. Perawat jiwa memberikan perawatan sepanjang rentang asuhan.
Perawatan ini meliputi intervensi yang berhubungan dengan pencegahan
primer, sukunder, dan tersier. Peran keperawatan jiwa profesional berkembang
secara kompleks dari elemen historis aslinya. Peran tersebut kini mencakup
dimensi kompetensi klinis, advokasi pasien-keluarga, tanggung jawab fiskal,
kolaborasi antardisiplin, akuntabilitas sosial, dan parameter legal-etik. Berikut
ini adalah dua tingkat praktik keperawatan klinis kesehatan jiwa yang telah
diidentifikasi, yaitu: Psychiatric-mental health registered nurse (RN) dan
Advanced practice registered nurse ini psychiatric-mental health (APRN-
PMH).

B. Saran
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa/I dapat
memahami, mengetahui dan mempelajari tentang perspektif dari keperawatan
jiwa.

14
Daftar Pustaka
Keliat, Budi Anna;Panjaitan;Helena. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Ed.2. Jakarta: EGC.

Purwaningsih,Wahyu , S.Kep. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Nuha Medika


Press. Jogjakarta

Stuart, Gail W.2007.Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Suliswati, 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC

Yosep Iyus, S.Kp, M.Si. 2009. Keperawatan Jiwa,Edisi Revisi.Bandung. PT.


Refika Aditama.

https://rabiyatuladawiahsuhardin.wordpress.com/2016/06/27/perspektif-ruang-
lingkup-trend-dan-isu-keperawatan-jiwa/

15

Anda mungkin juga menyukai