Referat Mini - Imunisasi
Referat Mini - Imunisasi
A. Definisi
Imunisasi merupakan proses induksi imunitas secara
buatan baik melalui vaksinasi atau pemberian antibodi.
Vaksinasi adalah pemberian vaksin atau atau toksoid untuk
mencegah terjadinya penyakit1
Imunisasi dapat digolongkan menjadi
1. Imunisasi aktif (dengan memberikan vaksinasi)
2. Imunisasi pasif (dengan memberikan antibodi)
a. Alami (transplasenta pada janin)
b. Artifisial dengan memberikan immunnoglobulin.1
B. Manfaat
1. Imunisasi dapat menyelamatkan kehidupan anak.
Karena kemajuan dalam ilmu kedokteran, anak dapat
menjadi lebih terlindungi dari beberapa penyakit.
Beberapa penyakit yang dapat menimbulkan kematian
pada anak telah dapat dihilangkan oleh adanya vaksin
yang aman dan efektif. Contohnya adalah polio yang
merupakan penyakit yang paling ditakuti di Amerika
Serikat yang menyebabkan kematian dan kelumpuhan
di seluruh negeri, namun saat ini dengan adanya
vaksinasi tidak ada lagi laporan kejadian polio di
Amerika Serikat. 3
2. Imunisasi dapat menghemat waktu dan menghemat
uang. Seorang anak yang sakit dapat mempengaruhi
kehadirannya di sekolah. Vaksin dapat mencegah
beberapa penyakit yang dapat menyebabkan cacat
berkepanjangan pada anak yang dapat menyita waktu
untuk bekerja danbertambahnya biaya medis atau
perawatan.3
3. Imunisasi dapat melindungi generasi berikutnya. Vaksin
telah menurunkan angka kesakitan yang dapat
mengakibatkan kecacatan dan kematian. Contohnya,
vaksinasi telah menghilangkan cacar di seluruh dunia
serta dengan vaksinasi anak terhadap rubella (campak
Jerman), risiko wanita hamil yang akan menularkan virus
ini pada janin atau bayi baru lahir telah menurun
drastis, dan kecacatan lahir yang berhubungan dengan
virus tidak lagi terjadi di Amerika Serikat. Jika vaksinasi
terus dilakukan,anak-anak di masa depan tidak akan
menderita penyakit yang ada pada saat ini.3
C. Jenis Imunisasi
1. Imunisasi Aktif
Merupakan imunisasi yang dilakukan dengan cara
menyuntikkan antigen ke dalam tubuh sehingga tubuh
ank sendiri yang akan membuat zat antibodi yang akan
bertahan bertahun-tahun lamanya. Imunisasi aktif ini
akan lebih bertahan lama daripada imunisasi pasif.
Imunisasi aktif merupakan pemberikan kuman atau
racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan
dengan tujuan untuk merangkasang tubuh
memproduksi antibodi sendiri. Contohnya adalah
imunisasi polio atau campak.4
Imunisasi aktif merupakan pemebrian zat sebagai
antigen yang diharapkan akan terjadi suatu proses
infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi
imunologi spesifik yang akan menghasilkan respon
seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori,
sehingga apabila benar-benar terjadi indeksi maka
tubuh secara cepat dapat merespon. Dalam imunisasi
aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap
vaksinnya antara lain :4
a. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang
berfungsi sebagai zat atau mikroba guna terjadinya
semaca, infeksi buatan dapat berupa polisakarida,
toksoid atau virus dilemahkan atau bakteri
dimatikan.
b. Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa
cairan kultur jaringan
c. Preservative, stabilizer, antibiotika yang berguna
untuk menghindari tubuhnya mikroba dan sekaligus
untuk stabilisasi antigen. 4
2. Imunisasi Pasif
Pada imunisasi pasif tubuh tidak membuat sendiri
zat anti akan tetapi tubuh mendapatkannya dari luar
dengan cara penyuntikan bahan atau serum yang tela
mengandung zat anti. Atau anak tersebut
mendapatkannya dari ibu pada saat dalam kandungan.
Imunisasi pasof merupakan penyuntikan sejumlah
antibodi sehingga kadar antibodi dalam tubuh
meningkst. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti
Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka
kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi
yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima
berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah
plasenta selama masa kehamilan, misalnya antibodi
terhadap campak. Imunisasi pasif merupakan
pemberian zat imunoglobulin yaitu suatu zat yang
dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat
berasal dari plasma manusia atau binatang yang
digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah
masuk dalam tubuh yang terinfeksi. 4
Kontra indikasi:
2. Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B, ditujukan untuk memberi
tubuh berkenalan terhadap penyakit hepatitis B yang
disebakan oleh virus hepatitis B. Merupakan penyakit
peradangan pada hati. Hepatitis B umumnya
asimptomatik, namun seringkali menjadi kronis. Infeksi
hepatitis B juga dapat menimbulkan kanker serta sirosis
hati. Virus hepatitis B ditemukan didalam cairan tubuh
orang yang terjangkit termasuk darah, ludah dan air
mani. Penyakit ini ditularkan melalui darah (blood-borne
transmission), misalnya akibat pemakaian jarum suntik
yang bergantian, mendapatkan transfusi darah dari
penderita hepatitis B, atau melalui mikrolesi pada saat
hubungan seksual. Selain itu, ibu yang menderita
hepatitis B dapat menularkan infeksi kepada bayinya
pada saat proses persalinan. Untuk itu, perlu diberikan
vaksin hepatitis B dalam waktu kurang dari 24 jam
sejak lahir. Vaksin hepatitis mengandung 30-40
mikrogram protein HbsAg (antigen virus hepatitis).6
5. Campak
Imunisai campak ditujukan untuk memberikan
kekebalan aktif terhadap penyakit campak. Campak,
measles atau rubelal adalah penyakit virus akut yang
disebabkan oleh virus campak. Penyakit ini sangat
infeksius, menular sejak awal masa prodromal sampai
lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam. Campak
merupakan penyakit menular dan bersifat akut yang
disebabkan oleh virus campak. Penyakit ini menular
lewat udara melalui sistem pernapasan dan biasanya
virus tersebut akan berkembang biak pada sel-sel di
bagian belakang kerongkongan maupun pada sel di
paru-paru dan menyebabkan gejala-gejala seperti
demam, malaise, kemerahan pada mata, radang saluran
nafas bagian atas, serta timbul bintik kemerahan yang
dimulai dari batas di belakang telinga kemudian
berangsur-angsur menyebar di daerah wajah, leher,
tangan, dan seluruh badan. Cara penularan penyakit ini
dapat melalui droplet penderita campak pada stadium
awal yang mengandung paramyxovirus dan kontak
langsung dengan penderita maupun benda-benda yang
terkontaminasi paramyxovirus. 6
Cara pemberian dan dosis: 0,5 ml disuntikkan
secara subkutan pada lengan kiri atas atau anterolateral
paha, pada usia 911 bulan.
Kontra indikasi: Individu yang mengidap penyakit
immune deficiency atau individu yang diduga menderita
gangguan respon imun karena leukemia, limfoma. 6
Efek samping: Hingga 15% pasien dapat mengalami
demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang
dapat terjadi 812 hari setelah vaksinasi.
Penanganan efek samping:
a. Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih
banyak (ASI atau sari buah).
b. Jika demam kenakan pakaian yang tipis.
c. Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin
d. Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap
34 jam (maksimal 6 kali dalam 24 jam).
e. Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air
hangat.
f. Jika reaksi tersebut berat dan menetap bawa bayi ke
dokter.5
7. Rotavirus
Rotavirus merupakan virus penyebab gastroenteritis
dengan manifestasi klinis berupa diare, demam ringan,
dan muntah-muntah. Penceghan dapat dilakukan
dengan imunisasi. Tiga jenis vaksin tersedia yakni :1
a) Vaksin monovalen, diberikan secara oral dan dalam 2
dosis dengan interval 4 minggu. Dosis pertama
biasanya diberikan dalam 6-14 minggu dan dosis
kedu pada interval minimal minggu (sebaiknya
selesai sebelum 16 minggu dan maksimal 24
minggu).
b) Vaksin tetravalen sempat beredar namun saat ini
sudah ditarik dari pasaran karena adanya risiko
terjadinya intususepsi.
c) Vaksin pentavalen diberikan dalam 3 dosis per oral
dengan jadwal usia bayi 6-14 minggu dengan interval
dosis kedua dan ketiga 4-10 minggu dan harus
selesai sebelum usia 32 minggu.1
Diperlukan perhatian khusus pada bayi-bayi yang
hipersensitif terhadap vaksin, imunodefisiensi, dan yang
mendapat terapi aspirin. KIPI berupa demam, feses
berdarah, muntah, diare, nyeri perut, gastroenteritis,
atau dehidrasi. Intususepsi terjadi pada 0,5-4,3
kasus/1000 kelahiran.1
8. Influenza
Influenza akibat virus memiliki epidemiologi yang
kompleks karena melibatkan pejamu hewan yang dapat
berperan sebagai reservoir berbagai strain dengan
potensi infeksius pada populasi manusia. Adanya
fenomena antigenic drift dan antigenic shift
menyebabkan WHO secara rutin melakukan pengkajian
terhadap strain virus yang akan bersirkulasi di musim
yang akan datang.1
Anak yang direkomendasikan mendapatkan
vaksinasi adalah anak sehat berusia 6 bulan 2 tahun,
anak dengan penyakit jantung kronis, diabetes, penyakit
ginjal kronis, kelemahan sistem imun, pengguna obat
imunosupresan, dan anak yang tinggal bersama seperti
di asrama, panti asuhan, sekolah atau pesantren. 1
Cara pemberian : intramuskular atau subkutan.
Jadwal anjuran : setiap tahun pada usia >6 bulan.
Imunisasi pertama pada usia <9 tahun diberi 2 dosis
dengan interval minimal 4 minggu kemudian. 1
Kontraindikasi : reaksi anafilaksis pada vaksin
sebelumnya, alergi telur, sedang menderita demam
akut berat, memiliki riwayat sindrom guillain barre. 1
KIPI : nyeri, bengkak, demam, dan eritema, nyeri otot,
nyeri sendi. 1
10. Tifoid
Vaksin oral dibuat dari galur Salmonella typhii non-
patogen yang telah dilemahkan.Vaksin parenteral
dibuat dari polisakarida dan kuman salmonella typhii,
sementara bahan lainnya termasuk fenol dan larutan
bufer yang mengandung natrium klorida, disodium
fosfat, monosodium fosfat dan pelarut. Vaksin oral
dapat menstimulasi produksi IgA sekretorik di dalam
mukosa usus.Vaksin oral memiliki efek samping yang
lebih rendah.7
a. Cara pemberian: oral atau parenteral
b. Jadwal anjuran: mulai usia 2tahun, imunisasi
ulangan tiap 3 tahun.
c. Dosis:
1) Parenteral: 0,5 mL, suntikan intramuskuler
atausubkutan pada daerah deltoid atau paha.
Imunisasi ulangan setiap 3 tahun.
2) Oral (direkomendasikan untuk anak usia 6
tahun); 1 kapsul vaksin dimakan tiap hari selang
sehari, ke 1, 3, dan 5; 1 jam sebelum makan
dengan minuman yang suhunya <37C. kapsul
ke-4 pada hari ke-7 terutama bagi wisatawan.
Vaksin tidak boleh diberikan bersamaan dengan
antibiotik sulfonamide atau antimalarial yang aktif
terhadap Salmonella. Imunisasi ulangan dilakukan
dalam 5 tahun. 7
d. Kontraindikasi: alergi terhadap bahan vaksin,
demam, penyakit akut atau kronis progresif. 7
e. KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi): demam, nyeri
kepala, pusing, nyeri sendi, nyeri otot, nausea, nyeri
perut jarang dijumpai. Sangat jarang bisa terjadi
reaksi alergi berupa pruritus, ruam kulit dan
urtikaria.7
11. Hepatitis A
Vaksin hepatits A mengandung virus yang tidak aktif
(mati). Imunisasi aktif dengan vaksin mati memberikan
imunitas yang sangat baik.Vaksin hepatitis A diberikan
pada daerah yang kurang terpajan (under exposure). Di
samping vaksin Hep A monovalen yang telah kita kenal,
saat ini telah beredar vaksin kombinasi HepB/HepA.7
a. Cara Pemberian : Intramuskular
b. Jadwal anjuran :
- Dapat diberikan saat anak berusia 2 tahun,
sebanyak 2 kali dengan interval pemberian 6-
12 bulan.
- Vaksin kombinasi hepB/hepA tidak diberikan
pada bayi kurang dari 12 bulan. Maka vaksin
kombinasi diindikasikan pada anak umur lebih
dari 12 bulan, terutama untuk catch up
immunization yaitu mengejar imunisasi pada
anak yang belum pernah mendapat imunisasi
hepB sebelumnya atau vaksinasi hepB yang
tidak lengkap.7
c. Dosis :
- Dosis 720U diberikan dua kali dengan interval 6
bulan, intramuskular di daerah deltoid
- Kombinasi hepB/hepA (berisi hepB 10mg dan
hepA 720) dalam kemasan prefilled sringe 0,5
ml intramuskular.7
d. KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi): bengkak,
kemerahan, atau radang di lokasi suntikan, nyeri
kepala, penurunan nafsu makan, rasa lelah dapat
berlangsung 1-2 hari, reaksi alergi berat dapat
berlangsung beberapa menit sampai beberapa
jam setelah suntikan.8
12. Varisella
Penyakit ini ditularkan melalui droplet. Berbagai
komplikasi dapat terjadi seperti infeksi sekunder oleh
kuman streptokokus, serebelitis, meningitis aseptik,
trombositopenia, dan penumonia. Vaksin yang
digunakan adalah vaksin varicella zooster hidup galur
OKA.1
Cara pemberian : subkutan,
Jadwal anjuran : diberikan diatas usia 1 tahun,
sebelum masuk sekolah. Pada usia lebih dari 12 tahun
diberikan 2 kali dengan selang 1 bulan. Apabila terjadi
kontak dengan penderita varisela, pemberian vaksin
untuk pencegahan dapat diberikan dalam 72 jam pasca
kontak dan sumber infeksi terpisah dari pasien. 1
Dosis : 0,5 ml
Kontraindikasi : demam tinggi, limfosit <1200
sel/mcl, defisiensi imun selualar, penerima
kortikosteroid dosis tinggi, alergi neomisin.
KIPI : demam, ruam vesikopapular ringan. 1
13. HPV
Human Papillomavirus (HPV) adalah infeksi yang
sangat umum dan ditularkan melalui kontak seksual.
Diperkirakan bahwa lebih dari 70% orang akan memiliki
minimal satu infeksi HPV genital dalam hidup mereka.
Beberapa jenis infeksi HPV menyebabkan hampir semua
kasus kanker serviks. Vaksin HPV paling efektif apabila
diberikan pada perempuan sebelum mereka mulai
aktivitas seksual dan risiko eksposur terhadap HPV.
Maka disarankan kepada pasangan yang akan menikah
untuk melakukan serangkaian imunisasi HPV untuk
mencegah kanker serviks. Selanjutnya imunisasi ini
diberikan pada saat trimester pertama kehamilan atau
anda juga bisa berkonsultasi dengan bidan atau dokter
kandungan mengenai imunisasi apa saja yang harus
dilakukan saat hamil.9
Vaksin HPV (human papiloma virus) berguna untuk
mencegah infeksi virus human papiloma (HPV). Infeksi
virus HPV dapat menyebabkan kanker leher rahim,
kanker vagina dan kanker bibir kemaluan pada wanita.
Penelitian vaksin HPV bivalen dan kuadrivalen
menunjukkan imunogenisitas yang tinggi.7
Vaksin HPV yang telah beredar di Indonesia dibuat
dengan teknologi rekombinan. Terdapat 2 jenis vaksin
HPV: Vaksin bivalen (tipe 16 dan 18, Cervarix@) dan
Vaksin quadrivalen (tipe 6, 11, 16 dan 18, Gardasil@).
Vaksin HPV mempunyai efikasi 96%-100% untuk
mencegah kanker leher rahim yang di sebabkan ol eh
HPV tipe 16/18. Vaksin HPV telah disahkan oleh Food
and Drug Administration (FDA) dan Advisory Committee
on Immunization Practices (ACIP) dan di Indonesia
sudah mendapat izin edar dari Badan POM RI.7
a. Cara pemberian : Intramuskular
b. Jadwal Pemberian : Imunisasi vaksin HPV
diperuntukkan pada anak perempuan sejak umur >
10 tahundengan total pemberian sebanyak 3 dosis.
Suntikan kedua diberikan 1-2 bulan setelah suntikan
pertama. Suntikan ketiga diberikan 6 bulan setelah
suntikan pertama.7
- Vaksin HPV bivalen, jadwal 0, 1 dan 6 bulan
- Vaksin HPV kuadrivalen, jadwal 0, 2 dan 6 bulan.
c. Dosis : 0,5 mL diberikan secara intramuskular pada
daerah deltoid.
d. KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) :
- Efek samping lokal vaksin HPV bivalen dan
kuadrivalen adalah nyeri, reaksi kemerahan dan
bengkak pada tempat suntikan.
- Efek samping sistemik vaksin HPV bivalen dan
kuadrivalen adalah demam, nyeri kepaladan mual.
7
14. Dengue
Vaksin Dengue (Dengvaxia) adalah vaksin yang
digunakan untuk membantu melindungi anak dari
penyakit dengue yang disebabkan oleh virus Dengue
serotipe 1,2,3 dan 4. Dengvaxia diberikan kepada anak
dan remaja berumur 9 sampai 16 tahun yang tinggal di
daerah endemis. Dengvaxia mengandung virus dengue
serotipe 1,2,3, dan 4 yang telah dilemahkan. Dengvaxia
perlu disimpan di lemari es (2-8C).10
Sediaan Dengvaxia berupa serbuk dan pelarut
untuk larutan injeksi. Tersedia sebagai serbuk dalam
dosis 5 kapsul (2,5 mL). Serbuk dan pelarut harus
dicampur sebelum dipakai. Tersedia dalam kemasan isi
5 (kapsul vaksin dan pelarut tersedia dalam kemasan
yang sama). Serbuk berwarna putih, homogen, serbuk
hasil freeze dried, menggunakan pelarut NaCl 0,9%.10
a. Cara pemberian: injeksi subkutan
b. Jadwal pemberian: 3 kali pemberian, dimana
jadwal kedua diberikan 6 bulan setelah jadwal
pertama dan jadwal ketiga diberikan 6 bulan
setelah yang kedua.
c. Dosis : 0,5 ml
d. Kontraindikasi: anak usia di bawah 9 tahun, alergi
terhadap bahan vaksin, demam ringan sampai
tinggi, infeksi HIV, mendapat pengobatan
kortikosteroid dosis tinggi atau kemoterapi
e. KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi): reaksi
alergi, merah dan bengkak pada bekas suntikan,
sakit kepala, demam, myalgia, malaise.10
Keterangan:
Cara membaca kolom usia: misal 2 berarti usia 2 bulan (60 hari) s.d. 2 bulan
29 hari (89 hari)
Rekomendasi imunisasi berlaku mulai 1 Oktober 2016
Dapat diakses pada website IDAII (http://idai.or.id/public-
articles/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-anak-idai.html)
Optimal Chatch-up Booster Daerah endemik
Untuk memahami tabel jadwal imunisasi perlu membaca ketearangan tabel
8. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2014. Informasi Vaksin untuk Orang Tua:
Vaksin Hepatitis A. Jakarta