Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat
kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul Control Valve
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dosen pembimbing Bapak Hari
Rionaldi serta teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena
itu penulis mengharapkan krtik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun
untuk membuat makalah ini menjadi lebih sempurna.
Demikian atas perhatian pembaca, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................
1.3 Tujuan Percobaan....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Instrumentasi Pengendalian dan Pengukuran.........................................................
2.2 Teori Valve............................................................................................................
2.3 Control Valve........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang
dengan begitu pesatnya.Tidak terkecuali pada teknologi industri, yang telah
berkembang sesuai perkembangan zaman. Meskipun teknologi telah berkembang
pesat, pengetahuan setiap orang tentang teknologi berbeda satu sama lainnya. Ada
yang memiliki pengetahuan luas dan ada yang memiliki pengetahuan kurang.
Dalam dunia industri pengetahuan yang penting dimiliki oleh orang yang
berminat terhadap industri adalah komponen materi yang bermanfaat dalam
proses produksi.
Salah satu komponen penting yang biasa dipakai dalam produksi industri
adalah Control Valve, Control Valve atau Proportional Valve adalah alat yang
digunakan untuk memodifikasi aliran fluida atau laju tekanan pada sebuah sistem
proses dengan menggunakan daya untuk operasinya. Control Valve memiliki
peran penting dalam proses industri. Oleh karena itu sangat penting bagi setiap
industriawan untuk mengetahui manfaat Control Valve tersebut.
Dalam suatu pengendalian proses dikenal berbagai jenis cara salah satunya
adalah proses pengendalian on-off. Pada proses pengendalian jenis ini hanya akan
terdapat 2 jenis outputan yaitu bersifat low dan high. Proses pengendalian ini
apabila digunakan untuk mengendalikan buka tutup control valve maka bukaan
control valve hanya akan bisa 0% atau 100%. Syarat utama untuk memakainya
adalah bukan untuk menghemat biaya pembelian unit controller melainkan karena
proses memang tidak dapat mentolelir fluktuasi process variable pada batas-batas
kerja pengendali on-off.
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan control valve?
2. Apa saja bagian dasar dari control valve?
3. Bagaimana karakteristik aliran dari control valve?
1.3 Tujuan
Dalam penyusunan makalah tentang control valve ini terdapat beberapa
tujuan yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi dari control valve
2. Untuk mengetahui Bagian dasar Control Valve
3. Untuk mengetahui karakteristik control valve
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk
pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih
kompleks. Instrumentasi bisa berarti alat untuk menghasilkan efek suara, seperti
pada instrumen musik misalnya, namun secara umum instrumentasi mempunyai 3
fungsi utama:
5
kepentingan penggunaan manusia (user) sebagai kontrol manual, kecepatan,
kualitas, serta kuantitas yang dihasilkan dibandingkan dengan menggunakan
kontrol manual, dalam hal ini manusia sebagai pengendali dan pelaku keputusan.
6
Pengendalian pada umumnya menghendaki proses berjalan dengan stabil.
Proses yang stabil merupakan sebuah proses dimana besarnya setpoint sama
dengan besarnya meassurment variabel, sehingga error sama dengan nol. Error
yang sama dengan nol ini dapat mengakibatkan tidak adanya manipulated variable
untuk membuka atau menutup valve yang menjadikan sebuah proses yang
berjalan secara kontinyu tanpa gangguan. Namun pada kenyatannya perubahan
load, kinerja mekanik instrument, perubahan setpoint dan faktor faktor lain yang
dapat mengakibatkan suatu proses tidak stabil. Hal ini lazim terjadi pada suatu
sistem pengendalian, sehingga perlu sebuah controller untuk mengendalikan suatu
proses agar dapat kembali ke posisi stabil.
7
7. Measurement variable atau measured variable adalah sinyal yang keluar
dari transmitter. Besaran ini merupakan cerminan besaranya sinyal sistem
pengukuran.
8. Set point adalah besar process variable yang dikehendaki. Sebuah
controllerakan selalu berusaha menyamakan controlled variable dengan
set point.
9. Error adalah selisih antara set point dikurangi measured variable. Error
bisa negatif dan juga bisa positif. Bila set point lebih besar dari measured
variable maka error akan menjadi positif. Sebaliknya jika set point lebih
kecil dari measured variable maka error menjadi negatif.
10. Controller adalah elemen yang mengerjakan tiga dari empat tahap
langkah pengendalian, yaitu membandingkan set point dengan
measurement variable, menghitung berapa banyak koreksi yang perlu
dilakukan, dan mengeluarkan sinyal koreksi yang sesuai dengan hasil
perhitungan.Controller sepenuhnya mengantikan peran manusia dalam
mengendalikan sebuah proses.Controller bekerja menerima signal input
dari sebuah converter dan mengirim sinyal output ke converter pada
8
Fungsi instrumentasi pada industri sangatlah penting, bisa dikatakan
bahwa instrumentasi adalah bagian integral dari industri karena tidak ada suatu
industri tanpa menggunakan instrumentasi.Suatu industri yang makin kompleks
maka instrumentasi yang diperlukan juga makin kompleks.Hal ini berkaitan
dengan jalannya proses produksi pada industri tersebut dimana ketepatan dan
keakuratan hasil menjadi hal yang utama.
Sebagai contoh dalam pengolahan material, ada banyak variabel-variabel
yang mempengaruhi proses tersebut. Untuk suatu proses nilai (harga) dari
variabel-variabel ini sudah ditentukan pada saat designnya,jadi jika pada saat
proses variabel-variabel ini berubah harganya maka jalannya proses tidak seperti
yang direncanakan sehingga hasilnya pun tidak seperti yang direncanakan
(kualitasnya). Pada dasarnya instrumentasi mengendalikan proses pengolahan
industri yaitu mengendalikan variabel-variabel proses agar selalu berada dalam
nilai-nilai yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sistem yang tak kalah pentingnya yaitu sistim instrumentasi yang disebut
safe guarding system yaitu suatu sistem instrumentasi yang berfungsi mendeteksi
variabel-variabel proses yang berhubungan dengan peralatan proses, apabila
variabel-variabel tersebut tidak terkendali dan membahayakan peralatan proses
maka sistem akan menghentikan poses dari pada terjadi kerusakan pada peralatan
proses. Sistem safe guarding sangat penting dalam industri untuk menjaga
terhadap bahaya-bahaya kebakaran atau kerusakan peralatan lain sepertimotor-
motor listrik, mesin turbin dan peralatan proses yang lain. Yang termasuk safe
guarding system yaitu:
1. Safety valve
2. Relief valve
3. Alarm system
4. Peralatan pengolah limbah, pendeteksi polusi udara
5. Gas detector
6. Flame cell
9
konvensional valve banyak kita temui digunakan di tengah tengah kita yang
biasa kita sebut kran namun pada perkembangannya dalam dunia industri
terutama pada bagian instrumentasi valve menjadi salah satu device yang sering
digunakan. Valve adalah sebuah peralatan mekanis untuk mengatur atau
mengontrol efek terhadap suatu aliran fluida di dalam suatu sistem perpipaan atau peralatan.
Sejarah penggunaan valve berasal dari bangsa Mesir kuno dan Yunani
yang menggunakan batu besar atau batang kayu untuk menahan aliran air sungai
pada irigasi pertanian mereka. Penggunaan valve untuk industri mulai
dipopulerkan oleh Chapman pada tahun 1882 yang membuat valve jenis gate.
Berdasarkan fungsinya, valve dapat dibagi ke dalam 4 (empat) kelompok, yaitu:
1. Isolator (blocking)
2. Kontrol (regulating)
3. Pencegahan arus balik (back flow)
4. Membuang tekanan berlebih (pressure relief)
Control valve atau proportional valve adalah alat yang digunakan untuk
memodifikasi aliran fluida atau laju tekanan pada sebuah sistem proses dengan
menggunakan daya untuk operasinya. Valve ini digunakan oleh industri dalam
banyak aplikasi.
Control valve adalah elemen kontrol akhir yang paling umum digunakan
untuk mengatur aliran bahan dalam sebuah proses. Control valve bertugas
melakukan langkah koreksi terhadap variabel termanipulasi, sebagai hasil akhir
sistem pengendalian. Control valve hanyalah salah satu elemen pengendali akhir
(final element control), namun paling umum yang digunakan, Akibatnya muncul
pengertian control valve = elemen pengendali akhir. Elemen pengendali akhir lain
adalah heating element, electrical contactor, dll.Pada suatu lup proses, hanya ada
resistansi variable yang dikontrol, sedangkan resistansi berubah-ubah karena
perubahan aliran pada sistem atau karena lapisan pipa dan permukaan dinding
peralatan. Variasi resistansi ini tidak diinginkan dan harus dikompensasi dengan
menggunakan control valve.
10
Control valve ini dapat bekerja secara mekanis dan elektris. Pada cara
kerja mekanis, posisi buka tutup vale didasarkan dari gerak mekanis dari elemen
elemen yang menyusunnya, pada jenis ini control valve nya biasanya berukuran
besar. Dan yang kedua, cara kerja elektris, posisi buka tutup valve bekerja
berdasarkan sinyal listrik yang diberikan oleh elemen sensor yang terdapat
padanya, biasanya pada jenis ini ignakan controller bisa berupa PLC, DCS, atau
mikrokontroler sebagai unit pengolah datanya. sebelumnya kita bahas bagian-
bagian dari control valve tersebut.
Actuator adalah bagian yang mengerjakan gerak buka tutup valve yang
terdiri dari diapragma, upper diapragma case, pegas, yoke, stem, dll. Sedangkan
valve yang berhubungan langsung/menentukan besarnya flow yang berhubungan
dengan fluida yang masuk ke proses, yaitu terdiri dari plug, seat, valve body,
gasket , dan lain-lain.
11
Jika suatu valve digunakan untuk kontrol aliran fluida, beberapa
mekanisme harus secara fisik membuka atau menutup valve itu.Jika suatu heater
adalah menghangatkan suatu sistem, beberapa alat harus membuat heater itu ON
atau OFF beberapa eksitasinya. Ini adalah contoh-contoh yang dibutuhkan untuk
suatu kedua aktuator dalam loop kontrol proses. Aktuator mempunyai banyak
bentuk berbeda untuk sesuai kebutuhan loop kontrol proses tertentu. Kita akan
melihat beberapa jenis actuator pnematik dan listrik.
Actuator digerakkan secara :
12
oleh gaya electromagnetic dari solenoide yang mengelilingi spring tersebut.
Biasanya juga solenoide valve itu digunakan untuk flow atau press valve
yang berfungsi juga sebagai shut down valve.
13
1. Quick opening plug (baik single disk/pun double disk) digunakan untuk
total shut off/opening. Single disk biasa digunakan untuk high temperature
dan double disk biasa digunakan untuk low temperature. Sesuai untuk
perubahan maksimum laju aliran pada gerakan valve yang pelan dengan
hubungan yang hampir linier. Penambahan gerakan valve memberikan
perubahan tereduksi sesaat pada laju aliran, dan jika plug valve mendekati
posisi bukaan lebar, perubahan laju aliran mendekati nol. Pada sistem
ketinggian cairan, karakteristik ini digunakan untuk penambahan p dengan
penambahan terkunci, p pada beban maksimum > 200% beban minimum
p.
2. Linear Flow plug yang mempunyai karakter linear flow yaitu yang
flowrate melalui valve tersebut proportional dengan pengangkatan/
penutupan plug oleh actuator (untuk membuka flow). Biasanya linear flow
ini digunakan untuk regulasi liquid level (LCV). Linear flow umumnya
digunakan untuk pengontrolan ketinggian cairan dan untuk pengontrolan
aliran tertentu yang membutuhkan penguatan konstan. Pada proses kontrol
aliran, karakteristik ini digunakan untuk proporsional terhadap aliran
dengan jangkauan set point aliran yang lebar, jika lokasi control valve seri
dan bypass terhadap elemen pengukuran. Pada sistem kontrol tekanan,
karakteristik ini digunakan untuk proses gas, volume besar (proses
memiliki penampung, sistem distribusi ata jalur transmisi melampaui 100 ft
dari volume pipa nominal) dan penurunan p dengan penambahan beban,
p pada beban maksimum > 20% beban minimum p.
14
Dibawah ini dapat dilihat Gambar dari Karakteristik control valve :
15
2. Calculated Flow Coefficient atau Cvc.. Cvc ini dihitung dengan
menggunakan normal design flowrate dalam gpm. Dari rumus ini bisa di
cari valve yang sesuai. Biasanya diambil valve dengan Cv diatas Cvc.
Untuk range yang baik untuk control, Cv diambil 1.25 sampe 2 kali Cvc.
Biasanya range tersebut digunakan untuk tipe plug yg equal percentage
dan linear flow. Tetapiapi ada juga valve yang mempunyai range lebih
lebar.
3. Critical Flow Factor atau Cf,. Untuk liquid flow bisa dianggap subcritical
jika vapor pressure dari liquid tidak akan melebihi pressure terendah pada
16
saat melewati control valve. Dapat dilihat profile pressure yang melewati
control valve di gambar berikut ini.
Untuk gas, critical flow / ketika velocity gas mencapai sonic velocity,
sebaiknya di hindari karena bisa menyebabkan noise dan vibrasi. Critical
flow bisa dicegah dengan mengurangi pressure drop yang melalui valve
dengan merelokasi valve dalam system atau dengan memilih valve dengan
Cf yang lebih besar. Cf bersifat dimensionless, dan tergantung pada jenis
valve. Cf didefinisikan sebagai ratio antara control valve coefficient pada
kondisi critical dg flow coefficient yang di keluarkan oleh manufacture.
17
control valve, tidak adanya udara yang bertekanan ini, belum tentu berakibat
control valvenya selalu tertutup.
Pada prisipnya fail-safe akan dibutuhkan ketika temperature/pressure both
side upstream/pun downstream proses diusahakan untuk tidak berubah saat
control valve tidak aktif. Dan fail-nya instrument air ini tidak boleh dibiarkan
terlalu lama karena walau pun ada back-up fail-position dari control valve, tetap
tidak akan bener-benar bisa menahan hazard yang terjadi dalam waktu lama.
Contoh2 sistem yang seringkali memiliki default :
1. Feed menuju ke fractionating collum, biasanya fail closed
2. Steam supply ke reboiler biasanya fail closed
3. Reflux drum vapor outlet dan reflux pump discharge, biasanya fail open
4. Minimum flow/bypass line di centrifugal discharge line, biasanya fail open
5. Bypass linenya compressor dan reciprocating machine biasanya fail open.
6. Feed yg masuk ke reactor, biasanya fail closed hanya sering juga fail open
untuk alasan safety yang lebih kuat.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
18
4. Karakteristik Control Valve ada tiga yaitu : Quick opening, Linier Flow dan
Equal percentage
4.2 SARAN
Sebagai penyusun dari makalah ini kami berharap pembaca dapat memberi
kritik dan saran agar kami dapat lebih baik dalam pembuatan makalah
selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
19