Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat
kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul Control Valve
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dosen pembimbing Bapak Hari
Rionaldi serta teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena
itu penulis mengharapkan krtik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun
untuk membuat makalah ini menjadi lebih sempurna.
Demikian atas perhatian pembaca, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Pekanbaru, 31 Maret 2016

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................
1.3 Tujuan Percobaan....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Instrumentasi Pengendalian dan Pengukuran.........................................................
2.2 Teori Valve............................................................................................................
2.3 Control Valve........................................................................................................

BAB III PENUTUP


5.1 Kesimpulan..............................................................................................................
5.2 Saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang
dengan begitu pesatnya.Tidak terkecuali pada teknologi industri, yang telah
berkembang sesuai perkembangan zaman. Meskipun teknologi telah berkembang
pesat, pengetahuan setiap orang tentang teknologi berbeda satu sama lainnya. Ada
yang memiliki pengetahuan luas dan ada yang memiliki pengetahuan kurang.
Dalam dunia industri pengetahuan yang penting dimiliki oleh orang yang
berminat terhadap industri adalah komponen materi yang bermanfaat dalam
proses produksi.
Salah satu komponen penting yang biasa dipakai dalam produksi industri
adalah Control Valve, Control Valve atau Proportional Valve adalah alat yang
digunakan untuk memodifikasi aliran fluida atau laju tekanan pada sebuah sistem
proses dengan menggunakan daya untuk operasinya. Control Valve memiliki
peran penting dalam proses industri. Oleh karena itu sangat penting bagi setiap
industriawan untuk mengetahui manfaat Control Valve tersebut.
Dalam suatu pengendalian proses dikenal berbagai jenis cara salah satunya
adalah proses pengendalian on-off. Pada proses pengendalian jenis ini hanya akan
terdapat 2 jenis outputan yaitu bersifat low dan high. Proses pengendalian ini
apabila digunakan untuk mengendalikan buka tutup control valve maka bukaan
control valve hanya akan bisa 0% atau 100%. Syarat utama untuk memakainya
adalah bukan untuk menghemat biaya pembelian unit controller melainkan karena
proses memang tidak dapat mentolelir fluktuasi process variable pada batas-batas
kerja pengendali on-off.

Sebagai seorang mahasiswa Teknik Kimia yang nantinya pasti akan


berkecimpung dalam dunia industri. Penting bagi mahasiswa teknik kimia tersebut
untuk menguasai pengetahuan tentang Pengendalian Katup.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan control valve?
2. Apa saja bagian dasar dari control valve?
3. Bagaimana karakteristik aliran dari control valve?

1.3 Tujuan
Dalam penyusunan makalah tentang control valve ini terdapat beberapa
tujuan yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi dari control valve
2. Untuk mengetahui Bagian dasar Control Valve
3. Untuk mengetahui karakteristik control valve

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Instrumentasi Pengendalian dan Pengukuran

4
Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk
pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih
kompleks. Instrumentasi bisa berarti alat untuk menghasilkan efek suara, seperti
pada instrumen musik misalnya, namun secara umum instrumentasi mempunyai 3
fungsi utama:

1. sebagai alat pengukuran


2. sebagai alat analisa, dan
3. sebagai alat kendali.

Instrumentasi sebagai alat pengukuran meliputi instrumentasi survey atau


statistik, instrumentasi pengukuran suhu, dan lain-lain. Contoh dari instrumentasi
sebagai alat analisa banyak dijumpai di bidang kimia dan kedokteran, misalnya,
sementara contoh instrumentasi sebagai alat kendali banyak ditemukan dalam
bidang elektronika, industri dan pabrik-pabrik.Sistem pengukuran, analisa dan
kendali dalam instrumentasi ini bisa dilakukan secara manual (hasilnya dibaca dan
ditulis tangan), tetapi bisa juga dilakukan secara otomatis dengan mengunakan
komputer (sirkuit elektronik).Untuk jenis yang kedua ini, instrumentasi tidak bisa
dipisahkan dengan bidang elektronika dan instrumentasi itu sendiri.
Instrumentasi sebagai alat pengukur sering kali merupakan bagian depan/
awal dari bagian-bagian selanjutnya (bagian kendalinya), dan bisa berupa
pengukur dari semua jenis besaran fisis, kimia, mekanis, maupun besaran listrik.
Beberapa contoh di antaranya adalah pengukur: massa, waktu, panjang, luas,
sudut, suhu, kelembaban, tekanan, aliran, pH (keasaman), level, radiasi, suara,
cahaya, kecepatan, torque, sifat listrik (arus listrik, tegangan listrik, tahanan
listrik), viskositas, density, dan lain-lain.

Instrumentasi merupakan device atau peralatan yang digunakan untuk


menunjang sebuah sistem dalam menjalankan proses tertentu untuk tujuan tertentu
pula. Setiap kegiatan proses dalam sebuah sistem di industri senantiasa
membutuhkan peralatanperalatan otomatis untuk mengendalikan parameter
parameter prosesnya. Otomatisasi tidak saja diperlukan demi kelancaran operasi,
keamanan, ekonomi, maupun mutu produk, tetapi lebih mengutamakan pada

5
kepentingan penggunaan manusia (user) sebagai kontrol manual, kecepatan,
kualitas, serta kuantitas yang dihasilkan dibandingkan dengan menggunakan
kontrol manual, dalam hal ini manusia sebagai pengendali dan pelaku keputusan.

Hampir semua proses industri dalam menjalankan proses produksinya


membutuhkan bantuan sistem pengendali, contohnya pengendalian di suatu proses
pengilangan minyak. Proses di suatu pengilangan minyak tidak mungkin dapat
dijalankan tanpa bantuan fungsi sistem pengendalian. Ada banyak pengendalian
yang harus dikendalikan di dalam suatu proses.

Diantaranya yang paling umum, adalah tekanan (pressure) didalam sebuah


vessel atau pipa, aliran (flow) didalam pipa, suhu (temperature) di unit proses
seperti heat exchanger, atau permukaan zat cair (level) disebuah tangki. Ada
beberapa parameter lain diluar keempat elemen diatas yang cukup penting juga
dan juga perlu dikendalikan karena kebutuhan spesifik proses, diantaranya : pH,
velocity, berat, dan lain sebagainya.

Gabungan serta kerja alatalat pengendali otomatis itulah yang dinamai


dengan sistem pengendalian proses (proses control system). Sedangkan semua
peralatan yang membentuk sistem pengendali disebut Instrumentasi pengendali
proses (process control instrumentation). Dan sekarang tidak lagi memakai
pengendalian manual kontrol tetapi masih tetap dipakai pada beberapa aplikasi
tertentu.

Sistem dibuat otomatis peran operator didalam sistem pengendalian manual


digantikan oleh sebuah alat yang disebut controller.Tugas pelaksana keputusan
(aksi control valve) tidak lagi dilakukan oleh operator (manusia), tetapi atas
perintah controller yang operasinya dikendalikan oleh user. Untuk keperluan
pengendalian otomatis, valve harus dilengkapi dengan alat yang disebut
actuator,actuator berfungsi menggerakkan control valve agar terbuka atau tertutup
dan selalu berada pada posisi yang dikehendaki controller, sehingga unit valve
sekarang menjadi unit yang disebut control valve. Semua peralatan pengendalian
inilah (controller dan control valve) yang disebut sebagai instrumentasi
pengendali proses.

6
Pengendalian pada umumnya menghendaki proses berjalan dengan stabil.
Proses yang stabil merupakan sebuah proses dimana besarnya setpoint sama
dengan besarnya meassurment variabel, sehingga error sama dengan nol. Error
yang sama dengan nol ini dapat mengakibatkan tidak adanya manipulated variable
untuk membuka atau menutup valve yang menjadikan sebuah proses yang
berjalan secara kontinyu tanpa gangguan. Namun pada kenyatannya perubahan
load, kinerja mekanik instrument, perubahan setpoint dan faktor faktor lain yang
dapat mengakibatkan suatu proses tidak stabil. Hal ini lazim terjadi pada suatu
sistem pengendalian, sehingga perlu sebuah controller untuk mengendalikan suatu
proses agar dapat kembali ke posisi stabil.

Didalam pengendalian otomatis sesuatu yang perlu diketahui definisi dari


istilah istilahnya yaitu :

1. Proses (Process) adalah tatanan peralatan yang mempunyai suatu fungsi


tertentu. Input proses dapat bermacam macam, yang pasti ia merupakan
besaran yang di manipulasi oleh final control element atau control valve
agar measurement variable sama dengan set point.
2. Controlled variable adalah besaran atau variabel yang dikendalikan.
Besaran ini adalah diagram kotak disebut juga output proses atau proses
variable.
3. Manipulated variableadalah input dari suatu proses yang dapat
dimanipulasi atau diubahubah besarnya agar process variable atau
controlled variable besarnya sama dengan set point.
4. Distrubance adalah besaran lain, selain manipulated variable, yang dapat
menyebabkan berubahnya controlled variable. Besaran ini lazim disebut
load.
5. Sensing element adalah bagian suatu ujung suatu sistem penguluran
(measuring system). Contoh sensing element yang banyak dipakai
misalnya thermocouple atau oriface plate. Pada bagian ini juga bisa
disebut sensor atau primary element.
6. Transmitter adalah alat yang berfungsi untuk membaca sinyal sensing
element, dan mengubah menjadi sinyal yang dapat dimengerti oleh
controller.

7
7. Measurement variable atau measured variable adalah sinyal yang keluar
dari transmitter. Besaran ini merupakan cerminan besaranya sinyal sistem
pengukuran.
8. Set point adalah besar process variable yang dikehendaki. Sebuah
controllerakan selalu berusaha menyamakan controlled variable dengan
set point.
9. Error adalah selisih antara set point dikurangi measured variable. Error
bisa negatif dan juga bisa positif. Bila set point lebih besar dari measured
variable maka error akan menjadi positif. Sebaliknya jika set point lebih
kecil dari measured variable maka error menjadi negatif.
10. Controller adalah elemen yang mengerjakan tiga dari empat tahap
langkah pengendalian, yaitu membandingkan set point dengan
measurement variable, menghitung berapa banyak koreksi yang perlu
dilakukan, dan mengeluarkan sinyal koreksi yang sesuai dengan hasil
perhitungan.Controller sepenuhnya mengantikan peran manusia dalam
mengendalikan sebuah proses.Controller bekerja menerima signal input
dari sebuah converter dan mengirim sinyal output ke converter pada

standart 0,2-1,0 kg/cm2pada tekanan pneumatik. Controller ini


merupakan alat pengatur otomatis yang berfungsi untuk mengatur agar
keadaan yang sedang berlangsung dari proses sesuai yang diinginkan.
11. Control unit adalah bagian dari controller yang menghitung besarnya
koreksi yang diperlukan. Input control unit adalah error, dan outputnya
adalah sinyal yang keluar dari controller. Control unit memiliki transfer
function yang tergantung pada jenis controller. Output control unit adalah
hasil penyesuaian matematik transfer function dengan memasukkan nilai
error sebagai input.
12. Final control elementadalah bagian akhir dari instrumentasi sistem
pengendalian. Bagian ini berfungsi untuk mengubah measurument
variable dengan cara memanipulasi besarnya manipulated variable,
berdasarkan perintah controller.

2.1.1 Fungsi Instrumentasi Pada Industri

8
Fungsi instrumentasi pada industri sangatlah penting, bisa dikatakan
bahwa instrumentasi adalah bagian integral dari industri karena tidak ada suatu
industri tanpa menggunakan instrumentasi.Suatu industri yang makin kompleks
maka instrumentasi yang diperlukan juga makin kompleks.Hal ini berkaitan
dengan jalannya proses produksi pada industri tersebut dimana ketepatan dan
keakuratan hasil menjadi hal yang utama.
Sebagai contoh dalam pengolahan material, ada banyak variabel-variabel
yang mempengaruhi proses tersebut. Untuk suatu proses nilai (harga) dari
variabel-variabel ini sudah ditentukan pada saat designnya,jadi jika pada saat
proses variabel-variabel ini berubah harganya maka jalannya proses tidak seperti
yang direncanakan sehingga hasilnya pun tidak seperti yang direncanakan
(kualitasnya). Pada dasarnya instrumentasi mengendalikan proses pengolahan
industri yaitu mengendalikan variabel-variabel proses agar selalu berada dalam
nilai-nilai yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sistem yang tak kalah pentingnya yaitu sistim instrumentasi yang disebut
safe guarding system yaitu suatu sistem instrumentasi yang berfungsi mendeteksi
variabel-variabel proses yang berhubungan dengan peralatan proses, apabila
variabel-variabel tersebut tidak terkendali dan membahayakan peralatan proses
maka sistem akan menghentikan poses dari pada terjadi kerusakan pada peralatan
proses. Sistem safe guarding sangat penting dalam industri untuk menjaga
terhadap bahaya-bahaya kebakaran atau kerusakan peralatan lain sepertimotor-
motor listrik, mesin turbin dan peralatan proses yang lain. Yang termasuk safe
guarding system yaitu:

1. Safety valve
2. Relief valve
3. Alarm system
4. Peralatan pengolah limbah, pendeteksi polusi udara
5. Gas detector
6. Flame cell

2.2 Teori Valve


Pada dasarnya Valve merupakan suatu device / alat yang digunakan untuk
membuka atau pun menutup suatu aliran fluida (liquid atau gas). Pada bentuk

9
konvensional valve banyak kita temui digunakan di tengah tengah kita yang
biasa kita sebut kran namun pada perkembangannya dalam dunia industri
terutama pada bagian instrumentasi valve menjadi salah satu device yang sering
digunakan. Valve adalah sebuah peralatan mekanis untuk mengatur atau
mengontrol efek terhadap suatu aliran fluida di dalam suatu sistem perpipaan atau peralatan.
Sejarah penggunaan valve berasal dari bangsa Mesir kuno dan Yunani
yang menggunakan batu besar atau batang kayu untuk menahan aliran air sungai
pada irigasi pertanian mereka. Penggunaan valve untuk industri mulai
dipopulerkan oleh Chapman pada tahun 1882 yang membuat valve jenis gate.
Berdasarkan fungsinya, valve dapat dibagi ke dalam 4 (empat) kelompok, yaitu:
1. Isolator (blocking)
2. Kontrol (regulating)
3. Pencegahan arus balik (back flow)
4. Membuang tekanan berlebih (pressure relief)

2.3 Control Valve

Control valve atau proportional valve adalah alat yang digunakan untuk
memodifikasi aliran fluida atau laju tekanan pada sebuah sistem proses dengan
menggunakan daya untuk operasinya. Valve ini digunakan oleh industri dalam
banyak aplikasi.
Control valve adalah elemen kontrol akhir yang paling umum digunakan
untuk mengatur aliran bahan dalam sebuah proses. Control valve bertugas
melakukan langkah koreksi terhadap variabel termanipulasi, sebagai hasil akhir
sistem pengendalian. Control valve hanyalah salah satu elemen pengendali akhir
(final element control), namun paling umum yang digunakan, Akibatnya muncul
pengertian control valve = elemen pengendali akhir. Elemen pengendali akhir lain
adalah heating element, electrical contactor, dll.Pada suatu lup proses, hanya ada
resistansi variable yang dikontrol, sedangkan resistansi berubah-ubah karena
perubahan aliran pada sistem atau karena lapisan pipa dan permukaan dinding
peralatan. Variasi resistansi ini tidak diinginkan dan harus dikompensasi dengan
menggunakan control valve.

10
Control valve ini dapat bekerja secara mekanis dan elektris. Pada cara
kerja mekanis, posisi buka tutup vale didasarkan dari gerak mekanis dari elemen
elemen yang menyusunnya, pada jenis ini control valve nya biasanya berukuran
besar. Dan yang kedua, cara kerja elektris, posisi buka tutup valve bekerja
berdasarkan sinyal listrik yang diberikan oleh elemen sensor yang terdapat
padanya, biasanya pada jenis ini ignakan controller bisa berupa PLC, DCS, atau
mikrokontroler sebagai unit pengolah datanya. sebelumnya kita bahas bagian-
bagian dari control valve tersebut.

2.3.1 Bagian dasar Control Valve


Hasil konversi sinyal menyediakan suatu sinyal yang dikonversi dan
diperkuat yang dirancang untuk beroperasi/menggerakkan suatu mekanisme untuk
merubah suatu variabel kontrol di dalam proses itu. Efek langsung pada umumnya
diterapkan oleh sesuatu dalam proses, seperti suatu valve atau heater yang harus
dioperasikan oleh beberapa alat. Aktuator adalah suatu terjemahan sinyal kontrol
(yang dikonversi) ke dalam tindakan pada elemen kontrol.Jadi, jika suatu valve
dioperasikan, maka aktuator adalah suatu alat yang mengkonversi sinyal kontrol
ke dalam tindakan fisik membuka atau menutup valve.

1. Actuator dan Positioner

Aktuator memberikan kekuatan pendorong yang mengontrol posisi katup.


Sehingga dapat melakukan hal berikut:

1. Menahan posisi ketika melawan kekuatan aliran air tersebut.


2. Dapat menutup aliran dengan menggunakan kekuatan yang cukup.
3. Menyediakan operasi yang diperlukan untuk kendali penuh.
4. Mengoperasikan gerakan pada kecepatan yang diinginkan.

Actuator adalah bagian yang mengerjakan gerak buka tutup valve yang
terdiri dari diapragma, upper diapragma case, pegas, yoke, stem, dll. Sedangkan
valve yang berhubungan langsung/menentukan besarnya flow yang berhubungan
dengan fluida yang masuk ke proses, yaitu terdiri dari plug, seat, valve body,
gasket , dan lain-lain.

11
Jika suatu valve digunakan untuk kontrol aliran fluida, beberapa
mekanisme harus secara fisik membuka atau menutup valve itu.Jika suatu heater
adalah menghangatkan suatu sistem, beberapa alat harus membuat heater itu ON
atau OFF beberapa eksitasinya. Ini adalah contoh-contoh yang dibutuhkan untuk
suatu kedua aktuator dalam loop kontrol proses. Aktuator mempunyai banyak
bentuk berbeda untuk sesuai kebutuhan loop kontrol proses tertentu. Kita akan
melihat beberapa jenis actuator pnematik dan listrik.
Actuator digerakkan secara :

a. Pneumatic : menggunakan udara bertekanan untuk membuka tutup valve.

Besarnya suplay tekanan pneumatik tergantung dari system, model, dan


ukuran control valve itu sendiri (biasanya 20 psig), sedangkan sinyal
urnumnya control 3-15 Psig untuk pneumetik dan 4 20 mA untuk elektrik,
bila sebuah control valve suplay dan sinyal controlnya pneumatik maka
sinyal elekrik harus 4-20 mA harus dirubah ke 3-15 psig sinyal pneumetik
oleh suatu konverter I/P.
Untuk sebuah actuator pada urnumnya dikalibrasi untuk bergerak saat sinyal
pneumetik lebih besar dari 3 psi dan kondisi gerak penuh pada saat sinyal 15
Psig, artinya 3-15 Psig setara dengan 0-100% pergerakan stem valve
(strok) .Suatu kombinasi actuator dan valve dibuat untuk menghasilkan
control valve fail to close dan control valve fail to open.Kedua kondisi ini
diciptakan demi kepentingan proses. Kontruksinya control valve fail open
juga disebut air to close, sedangkan fail close disebut juga air to open.

b. Elektrik-hydraulic : menggunakan listrik atau bisa juga manual.

Misal MOV (Motor Operated Valve) berhubungan dengan electrical actuator.


MOV merupakan valve yang dilengkapi electrical motor dengan system
reduction gear. Jadi electrical sinyal dari DCS menggerakkan gear dalam
eletric motor untuk membuka atau menutup valve. Contoh lainnya ialah
solenoide valve, biasanya menggunakan electrical actuator, tetapi tidak
menggunakan motor. Solenoide valvemenggunakan spring yang digerakkan

12
oleh gaya electromagnetic dari solenoide yang mengelilingi spring tersebut.
Biasanya juga solenoide valve itu digunakan untuk flow atau press valve
yang berfungsi juga sebagai shut down valve.

2. Valve / valve body assembly


Komponen mekanis yang menentukan besarnya flow ke proses karena
fungsi control valve untuk throttling, maka valve yang digunakan adalah valve tipe
throttling (globe, butterfly, diaphragm, camflex, dsb) untuk high pressure
application biasanya dilengkapi dengan positioner untuk menghilangkan
gejala hysteresis (perbedaan bukaan valve dengan manipulated variable),
misalnya angel body (untuk flashing).

Struktur dari valve sendiri seperti Gambar di bawah :

2.3.2 Karakteristik Aliran Control Valve


Ada 3 type basic plug (bagian membuka dan menutup yang diatur oleh
actuator) dan karakteristik flow, yaitu:

13
1. Quick opening plug (baik single disk/pun double disk) digunakan untuk
total shut off/opening. Single disk biasa digunakan untuk high temperature
dan double disk biasa digunakan untuk low temperature. Sesuai untuk
perubahan maksimum laju aliran pada gerakan valve yang pelan dengan
hubungan yang hampir linier. Penambahan gerakan valve memberikan
perubahan tereduksi sesaat pada laju aliran, dan jika plug valve mendekati
posisi bukaan lebar, perubahan laju aliran mendekati nol. Pada sistem
ketinggian cairan, karakteristik ini digunakan untuk penambahan p dengan
penambahan terkunci, p pada beban maksimum > 200% beban minimum
p.

2. Linear Flow plug yang mempunyai karakter linear flow yaitu yang
flowrate melalui valve tersebut proportional dengan pengangkatan/
penutupan plug oleh actuator (untuk membuka flow). Biasanya linear flow
ini digunakan untuk regulasi liquid level (LCV). Linear flow umumnya
digunakan untuk pengontrolan ketinggian cairan dan untuk pengontrolan
aliran tertentu yang membutuhkan penguatan konstan. Pada proses kontrol
aliran, karakteristik ini digunakan untuk proporsional terhadap aliran
dengan jangkauan set point aliran yang lebar, jika lokasi control valve seri
dan bypass terhadap elemen pengukuran. Pada sistem kontrol tekanan,
karakteristik ini digunakan untuk proses gas, volume besar (proses
memiliki penampung, sistem distribusi ata jalur transmisi melampaui 100 ft
dari volume pipa nominal) dan penurunan p dengan penambahan beban,
p pada beban maksimum > 20% beban minimum p.

3. Equal Percentage plug yang mempunyai persen sama persis dengan


pergerakan plug dalam persen juga. Biasanya tipe ini dipakai untuk
regulasi pressure (PCV) /flow (FCV). Atau bisa digunakan pada saat harus
mengatur hanya persentase kecil dari overall pressure differential yang
tersedia. Atau pada saat harus mengontrol system dimana banyak variasi
pressure drop yang melalui control valve.

14
Dibawah ini dapat dilihat Gambar dari Karakteristik control valve :

2.3.2 Capasity Coefficient Control Valve


Sizing valve ada 3 macam yaitu :

1. Cv atau valve flow coefficient. Cv diartikan, sebagai index yang


mengindikasikan berapa besar volumetric flow-rate (gpm) yang bisa
dihasilkan ketika air bersuhu 60oF melewati sebuah control valve yang
menyebabkan penurunan tekanan sebesar 1psi.Cv bergantung pada
dimensi internal valve, dan smoothness permukaan di dalam valve.
Semakin tua control valve otomatis juga mempengaruhi karakter Cv. Akan
lebih jelasnya ketika SG sama dengan 1 dan pressure drop juga 1psi, maka
Cv akan sama dengan Q.

15
2. Calculated Flow Coefficient atau Cvc.. Cvc ini dihitung dengan
menggunakan normal design flowrate dalam gpm. Dari rumus ini bisa di
cari valve yang sesuai. Biasanya diambil valve dengan Cv diatas Cvc.
Untuk range yang baik untuk control, Cv diambil 1.25 sampe 2 kali Cvc.
Biasanya range tersebut digunakan untuk tipe plug yg equal percentage
dan linear flow. Tetapiapi ada juga valve yang mempunyai range lebih
lebar.

3. Critical Flow Factor atau Cf,. Untuk liquid flow bisa dianggap subcritical
jika vapor pressure dari liquid tidak akan melebihi pressure terendah pada

16
saat melewati control valve. Dapat dilihat profile pressure yang melewati
control valve di gambar berikut ini.

Untuk gas, critical flow / ketika velocity gas mencapai sonic velocity,
sebaiknya di hindari karena bisa menyebabkan noise dan vibrasi. Critical
flow bisa dicegah dengan mengurangi pressure drop yang melalui valve
dengan merelokasi valve dalam system atau dengan memilih valve dengan
Cf yang lebih besar. Cf bersifat dimensionless, dan tergantung pada jenis
valve. Cf didefinisikan sebagai ratio antara control valve coefficient pada
kondisi critical dg flow coefficient yang di keluarkan oleh manufacture.

2.3.3 Safety Requirements Control Valve


Ketika udara yang dari actuator tidak mengalir (bisa karena kerusakan
compressor, atau hal lain), berarti tidak ada lagi yang membuka/menutup plug

17
control valve, tidak adanya udara yang bertekanan ini, belum tentu berakibat
control valvenya selalu tertutup.
Pada prisipnya fail-safe akan dibutuhkan ketika temperature/pressure both
side upstream/pun downstream proses diusahakan untuk tidak berubah saat
control valve tidak aktif. Dan fail-nya instrument air ini tidak boleh dibiarkan
terlalu lama karena walau pun ada back-up fail-position dari control valve, tetap
tidak akan bener-benar bisa menahan hazard yang terjadi dalam waktu lama.
Contoh2 sistem yang seringkali memiliki default :
1. Feed menuju ke fractionating collum, biasanya fail closed
2. Steam supply ke reboiler biasanya fail closed
3. Reflux drum vapor outlet dan reflux pump discharge, biasanya fail open
4. Minimum flow/bypass line di centrifugal discharge line, biasanya fail open
5. Bypass linenya compressor dan reciprocating machine biasanya fail open.
6. Feed yg masuk ke reactor, biasanya fail closed hanya sering juga fail open
untuk alasan safety yang lebih kuat.

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

1. Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk


pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan
lebih kompleks.
2. Valve adalah sebuah peralatan mekanis untuk mengatur atau mengontrol
efek terhadap suatu aliran fluida di dalam suatu sistem perpipaan atau peralatan.
3. Control valve atau proportional valve adalah alat yang digunakan untuk
memodifikasi aliran fluida atau laju tekanan pada sebuah sistem proses
dengan menggunakan daya untuk operasinya.

18
4. Karakteristik Control Valve ada tiga yaitu : Quick opening, Linier Flow dan
Equal percentage

4.2 SARAN
Sebagai penyusun dari makalah ini kami berharap pembaca dapat memberi
kritik dan saran agar kami dapat lebih baik dalam pembuatan makalah
selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Ahmad. 2012. Control valve pada pengendalian proses.


http://ahmad.arifin.blogspot.com. Diakses pada tanggal 30 Maret 2016

Clark, Jim. 2007. Valve Beserta Jenisnya. http://www.chem-is-try.org. Diakses


pada tanggal 30 Maret 2016

Kealey dan Haines. 1998. Pengendalian Proses. Jakarta: Bumi Aksara

19

Anda mungkin juga menyukai