Anda di halaman 1dari 5

1 Apa saja lapisan mukosa mulut?

Dari atas kebawah yaitu corneum granulosum spinosum basal


2 Fungsi mukosa mulut pada setiap lapisan
1. Stratum basale
Pada mukosa oral, stratum basale merupakan iapisan set yang
terdiri dari 1-3 lapis
(tergantung regionya), terletak diatas membrana basalis, set-set
berbentuk kuboid atau
kolumner pendek dengan warna gelap. Lapisan ini mempunyai
kapasitas untuk
pembelahan sel, sehingga disebut stratum germinativum.
Turn over sel bervariasi antara 20 hingga 60 hari, dipengaruhi oleh :
- derajat keratinisasi
- hormon (epinephrin, glucocorticosteroid)
- inflamasi
- substansi faktor pertumbuhan
2. Stratum spinosum
Stratum spinosum terletak diatas lapisan sel basal. Set-set pada
lapisan ini berbentuk
elips dengan processus lancip, menandakan adanya pengkerutan
pada proses
histologik. Fungsi lapisan ini adalah sebagai jembatan seluler untuk
kontak antar sel,
yaitu dengan desmosom.
3. Stratum granulosum
Lapisan ini merupakan lapisan set-set pipih yang mengandung
granula basofitik yang
menghasilkan granula keratohiatin. Fungsi set-set pada stratum
granutosum adalah
dalam proses keratinisasi.
Universitas Gadjah Mada 3
4. Stratum corneum
Stratum corneum terdiri dari lapisan set pipih bersifat eosinofil. Sel-
sel berinti dengan
sitoptasma yang mengandung tonofibril. Pada lapisan ini set-set epitel
dapat mengalami
pengelupasan.
3 Apa saja lesi- lesi pada rongga mulut? Sertakan gambaran pada lesi
tersebut
Klasifikasi bentuk lesi rongga mulut, yaitu :
1. Ulser
Ulser adalah suatu luka terbuka dari kulit atau jaringan mukosa
yang
memperlihatkan disintegrasi dan nekrosis jaringan yang sedikit demi
sedikit.
Ulser merupakan kehilangan epitel yang meluas di bawah lapisan basal.
2. Erosi
Erosi adalah istilah klinis yang menjelaskan suatu lesi jaringan lunak di
mana
epitel di atas lapisan sel basal hilang. Lesi merah ini sering disebabkan
oleh
pecahnya vesikel atau bula.
3. Fisura
Fisura adalah suatu celah garis normal atau abnormal dalam epidermis
yang
secara khas terjadi pada bibir dan jaringan-jaringan perioral.
4. Papula
Lesi ini adalah lesi padat di atas permukaan kulit atau permukaan
mukosa
yang diameternya lebih kecil dari 1 cm.
5. Plak
Lesi ini padat menonjol dengan permukaan atasnya yang rata,
dengan
diameter lebih dari 1 cm.
6. Vesikel
Lesi ini merupakan suatu benjolan kulit berisi cairan, berbatas jelas,
bening
yang diameternya kurang dari 1 cm.
7. Bula
Bula adalah adalah suatu benjolan kulit berisi cairan, berbatas jelas,
bening
yang diameternya lebih besar dari 1 cm.
8. Pustula
Pustula adalah lesi vesikel yang mengandung purulen material.
9. Nodula
Nodula adalah suatu massa jaringan padat yang tebal. Lesi ini meluas
lebih
dalam dermis atau mukosa dengan diameter kurang dari 1 cm.
10. Tumor
Tumor adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan massa
padat dari
jaringan yang diameternya lebih besar dari 1 cm
11. Makula
Lesi ini berbatas tegas, lesi datar yang terlihat karena perubahan normal
kulit
atau warna mukosa. Lesi ini mungkin merah karena peningkatan
vaskularisasi atau peradangan, atau berpigmen karena kehadiran
melanin,
hemosiderin, dan bahan asing atau konsumsi obat.
12. Bercak
Bercak adalah suatu daerah berbatas jelas yang lebih dari makula
dan
dibedakan dari epidermis disekitarnya dengan warna/corak atau keduanya
13. Wheal
Wheal adalah suatu papula atau plak edematosa yang berasal dari
ekstravasasi akut dari serum ke dalam dermis yang lebih atas.
Umumnya,
wheal berwarna merah pucat, gatal dan tidak lama.
14. Sinus
Sinus adalah suatu saluran atau fistula yang memanjang dari rongga
supuratif,
kista, atau abses ke permukaan epidermis.
15. Kista
Kista adalah suatu massa yang berdinding epitel, sering berisi cairan,
dalam
jaringan dermis atau subkutan.
16. Jaringan parut
Jaringan parut adalah suatu tanda permanen yang tersisa setelah luka
sembuh.
(sumber : Robert PL, Craig SM. Atlas Berwarna
Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Jakarta: Hipokrates; 2012, p.3)
4 Etiologi lesi pada rongga mulut
-Lesi merah adalah suatu keadaan yang abnormal pada mukosa dimana
tampak kilinis berwarna lebih merah darijaringansekitarnya dengan
permukaan licin seperti adrofi atau granuler. Pada lesi inijuga terlihat
inflamiasi,tapi tanda-tandanya lebih mudah terlihat pada selepitel
premaligna.
Etiologi Lesi merah biasanya disebabkan antaralain oleh faktor lokal
(merokok yang hebat, alkohol serta kebersihan mulut yang buruk),
faktorherediter atau bawaan, respon autoimun, dan adanya infeksi
terutama infeksi jamur kandida.
Macam-macam lesi merah
Purpura (Petechiae) Varikositas (Varix) Trombus Telangiektasia
Hemorhagik Herediter Sindrom Sturge-Weber (Ensefalotrigeminal
Angiomatosis)
-Lesi putih adalah suatu keadaan yang abnormal pada mukosa dimana
nampak klinis berwarna lebih putih, lebih tingi, lebih kasar atau
mempunyai tekstur yang berbeda dari jaringan sekitarnya, dimana
keadaan tersebut menggambarkan peningkatan lapisan keratin, koloni
jamur atau lapisan epithelium yang mati.
Etiologi
Etiologi dari lesi putih pada mukosa mulut, antara lain factor local,
herediter, respon autoimun, dan adanya infeksi. Penyebab factor local
yang paling sering adalah tembakau. Tembakau dapat diisap, dicium,
dikunyah-kunyah, atau diletakkan dalam mulut. Pada semua keadaan
tersebut, tembakau mempunyai efek karsinogenik pada mukosa mulut.
Tembakau yang tdak dibakar (dicium, dikunyah, disumbatkan) dapat
meninggalkan tanda-tanda khas di daerah yang biasa disisipi tembakau
tersebut. Daerah-daerah posterior umum dipakai untuk menyumbat atau
mengunyah, sedangkan daerah-daerah anterior lebih disukai untuk
mencium bau.
5 Perbedaan antara ulserasi akut dan kronik
Pada kondisi akut terjadi inflamasi akut ulkus tertutup eksudat kuning
putih, dilingkari halo
eritematous, ada rsasa sakit clan tenderness
Kondisi kronis biasanya tanpalsedikit sakit, ulkus tertutup membran
warna kuning, tepi
meninggi terjadi hiperkeratosis, indurasi dan scar, serta inflamasi kronis
Jika berkaitan dengan deep soft tissue injury terbentuk crateriform
ulcer atau traumatic
granuloma dan jika ada hubungannya dengan ischemic necrosis dari
glandula saliva minor
maka terjadi necrotizing sialometaplasia
Histopatologis (H) :
Pada kondisi akut , epitel permukaan hilang dan diganti oleh
jaringan fibrin yang
mengandung neutrofil, degenerating cells dan debris
Kondisi kronis ditandai dengan adanya jaringan granulasi dan scar,
eosinofil dan
bertambahnya infiltrasi fagosit
Diagnosis (Dx) :
Kondisi akut atau kronis didasarkan pada gambaran klinis dan
riwayat serta etiologi
Diagnosis Diferensial (DD) : proses infeksi (sifilis, TB, jamur) atau
keganasan. Perlu
observasi 2 minggu, bila tak ada perubahan atau tak lebih parah maka
dilakukan biopsy.

1 Ulkus akut
Ulkus akut merupakan ulkus yang timbul mendadak, dengan durasi
kurang dari 2 minggu, biasanya berupa small ulcerative lesions yang baru saja
muncul dan berkembang dengan cepat, disertai dengan gejala prodromal. Ulkus
akut biasanya nyeri karena adanya inflamasi akut, tertutup eksudat, kuning
putih, dikelilingi halo eritematus dan batasnya tidak lebih tinggi dari permukaan
mukosa dan merupakan lesi yang dangkal. Pada keadaan akut, hilangnya epitel
permukaan digantikan oleh jaringan fibrin yang mengandung neutrofil, sel
degenerasi dan fibrin (Sonis, 2003). Ulkus akut terjadi pada umumnya karena
adanya pengaruh sistemik, diantaranya yaitu aphthous complex (Behcet
syndrome, FAPA, Cyclic neutropenia, penyakit sistemik yang lainya), dan
penyakit yang didahului dengan vesikel (Recurent Intraoral Herpes dan Herpes
zoster), serta pengaruh non sistemik yang berupa trauma, infeksi bakteri dan
virus.
2 Ulkus kronis
Ulkus kronis merupakan ulkus yang timbul bertahap, muncul
selama pasien masih mengidap atau berinteraksi dengan penyebab dari ulkus
tersebut, terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan/ long term duration,
tidak sembuh antara 2-3 minggu, namun tidak disertai dengan gejala prodromal,
biasanya tidak terlalu sakit. Ulkus kronis tampak sebagai lesi granulomatous
difus, tertutup membran berwarna kuning, terjadi indurasi karena jaringan parut
dan dikelilingi tepi yang lebih tinggi dari permukaan mukosa. Pada keadaan
kronis, terdapat jaringan granulasi dan jaringan parut, eosinofil dan infiltrasi
makrofag dalam jumlah banyak. Khasnya, muncul ulkus berwarna abu-abu
dengan eksudat fibrinous melebihi permukaan. Pada kondisi kronis terdapat
indurasi di jaringan sekitar (Sonis, 2003). Ulkus kronis terjadi pada kondisi orang
dengan penyakit HIV, Tuberculosis, Sifilis, dengan keadaan malignansi seperti
SCC, dll.

6 Bagaimana penatalaksanaan dari masing masing lesi?


7 Apakah pustule, edema,ulser dan krusta merupakan serangkaian
kejadian?
8 Faktor yang mempengaruhi gejala pada scenario
9 Hubungan antara pembesaran limfe dengan luka pipi disebelah kanan

Anda mungkin juga menyukai