Jumaizi
Stimart-AMNI
ABSTRAKSI
A. PENDAHULUAN
Pelabuhan laut umum adalah tempat pelabuhanan memiliki arti segala sesuatu
yang terdiri dari daratan dan perairan yang berkaitan dengan kegiatan
disekitarnya dengan batas-batas tertentu penyelenggaraan pelabuhan dan kegiatan
sebagai tempat kegiatan pemerintahan lainnya dalam melaksanakan fungsi
dan kegiatan layanan jasa. Utamanya pelabuhan untuk menunjang kelancaran,
pelabuhan sebagai tempat kapal keamanan, ketertiban arus lalu lintas atau
bersandar, berlabuh, naik/turun trafik (kapal, penumpang dan atau
penumpang dan atau bongkar muat barang), menjaga keselamatan berlayar,
barang yang dilengkapi dengan fasilitas tempat perpindahan intra dan atau antar
keselamatan pelayaran dan kegiatan moda serta mendorong perekonomian
penunjang pelabuhan serta sebagi tempat nasional dan daerah. Tantangan pengelola
perpindahan intra dan antar moda pelabuhan saat ini tidak hanya terkait
transportasi. Sedangkan jasa usaha dengan jumlahnya tetapi juga mutu.
Program berkelanjutan globalisasi bisnis dan fungsinya di pelabuhan. Pentingnya
pelayaran dan perdagangan sedang masalah keselamatan dan keamanan
menghasilkan tambahan tekanan-tekanan dalam pelayaran, adalah merupakan
terhadap pelabuhan untuk mengurangi tanggung jawab didalam kepelabuhan
biaya pelayanan di pelabuhan (terminal sebab persoalan terbesar dalam
cost) dan meningkatkan effisiensi kecelakaan kapal dalam pelayaran adalah
operasional nya. Lebih dari itu, persoalan kemampuan dan keahlian
pengelolaan angkutan internasional telah seseorang dalam menjalankan tugas
berubah dengan cepatnya dari fragmented kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan.
approach oleh masing-masing pemain ke
intregated logistic system untuk menemukan B. Tanggung Jawab Kantor
kebutuhan individu pelanggan secara Kesyahbandaran dan Otoritas
lebih baik. Pelabuhan Terhadap Jasa
Menyadari akan pentingnya Angkutan Laut untuk Keselamatan
tanggung jawab Kantor Kesyahbandaran Penumpang dan Barang
dan Otoritas Pelabuhan mengenai
keselamatan dalam pelayaran, maka Kelaiklautan kapal sangat erat
lahirlah undang undang nomor 17 tahun kaitannya dengan keselamatan pelayaran,
2008 tentang pelayaran, berbagai macam kelaiklautan kapal kalau tidak dibantu
peraturan telah mendahului peraturan dengan sarana keselamatan pelayaran,
perundang undangan ini, dilihat dari maka resiko kecelakaan kapal sangat
konteks sejarah tentang perkembangan tinggi.
tugas dan wewenang kantor Dalam pembahasan ini perlu
kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan dikemukakan unsur-unsur yang
dalam pelabuhan telah mengalami berhubungan dengan keselamatan
perbaikan perbaikan dan peningkatan pelayaran sesuai dengan Undang-undang
yang akan mengangkat lebih jelas Nomor 17 Tahun 2008 tentang pelayaran
mengenai peran yang sangat penting bagi adalah sebagai berikut:
kantor kesyahbandaran dan otoritas a. Pelayaran adalah segala sesuatu yang
pelabuhan. berkaitan dengan angkutan diperairan,
Merupakan pengaturan- kepelabuhan serta keamanan dan
pengaturan hukum yang mengatur keselamatannya.
tentang kesyahbandaran dalam hal tugas
b. Kapal adalah kendaraan air dengan e. Alur pelayaran adalah bagian dari
bentuk dan jenis apapun, yang perairan yang alami maupun buatan
digerakkan dengan tenaga mekanik yang dari segi kedalaman, lebar dan
tenaga angin atau ditunda, termasuk hambatan pelayaran lainnya dianggap
dengan kendaraan yang berdaya aman untuk dilayari.
dukung dinamis, kendaraan di bawah f. Sarana bantu navigasi pelayaran adalah
permukaan air, serta alat apung dan sarana yang dibangun atau terbentuk
bangunan terapung yang tidak secara alami yang berada di luar kapal
berpindah-pindah. yang berfungsi membantu navigator
c. Perairan adalah perairan yang meliputi dalam menentukan posisi atau haluan
laut wilayah, perairan kepulauan, kapal serta memberitahukan bahaya
perairan pedalaman sebagaimana yang atau rintangan pelayaran untuk
dimaksud dalam Undang-undang kepentingan keselamatan berlayar.
Nomor 4 Prp. 1960 tentang Perairan g. Telekomunikasi pelayaran adalah
Indonesia Undang-undang Nomor 17 setiap pemancaran pengiriman atau
Tahun 1985 tentang Pengesahan penerimaan tiap jenis tanda, gambar,
United Nations Convention on the law of the suara dan informasi dalam bentuk
sea (Konvensi Perserikatan Bangsa- apapun melalui sistem kawat, optik,
bangsa tentang hukum laut), serta radio atau sistem elektromagnetik
perairan daratan. lainnya dalam dinas bergerak pelayaran
d. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri yang merupakan bagian dari
dari daratan dan perairan di sekitarnya keselamatan pelayaran.
dengan batas-batas tertentu sebagai Dalam rangka pengaturan sarana
tempat kegiatan pemerintahan dan dan prasarana inilah dibutuhkan peranan
kegiatan ekonomi yang dipergunakan Syahbandar sebagai pelaksana operasional
sebagai tempat kapal bersandar, melaksanakan pengawasan terhadap
berlabuh, naik turun penumpang dan kegiatan transportasi laut.
atau bongkar muat barang yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan Syahbandar dalam melaksanakan
pelayaran dan kegiatan penunjang tugas dan fungsinya sebagai unsur
pelabuhan serta sebagai tempat pelaksana teknis melakukan pengawasan
perpindahan intra dan antar moda kapal di pelabuhan. Disamping itu
transportasi. Syahbandar ditunjuk oleh pemerintah,
untuk mengawasi kapal-kapal asing yang menimbulkan pencemaran dan
dikenal sebagai Port State Control Officer kelestarian lingkungan
dan pengawasannya meliputi: d) Tidak boleh melakukan
1) Sewaktu kapal datang perbuatan-perbuatan yang dapat
Ada tiga tugas penting yang harus menyebabkan pendangkalan
dilakukan oleh Syahbandar( Harbor terhadap alur pelayaran.
Master ) ialah : e) Tidak boleh melakukan
a) Menunjuk tempat sandar/labuh perbuatan-perbuatan yang dapat
kapal mengganggu keamanan dan
b) Memberikan warta kapal untuk ketertiban umum serta
diisi dan ditandatangani oleh terganggunya tertib hukum di
Nahkoda Perairan Bandar.
c) Meneliti dokumen pelaut/surat- f) Kesempatan kepada Syahbandar
surat kapal yang diterima dari untuk melakukan pemeriksaan di
Nahkoda. kapal dalam rangka pemeriksaan
2) Sewaktu Kapal berada di Perairan terus-menerus mengenai segi
Bandar keselamatan pelayaran.
Sewaktu kapal berada di perairan 3) Sewaktu Kapal akan Berlayar
bandar, menunggu selesainya Kapal yang akan berlayar
bongkar muat barang, embarkasi dan meninggalkan pelabuhan harus
debarkasi penumpang, Syahbandar mendapatkan surat ijin berlayar (port
mengawasi dengan ketat ditaatinya clearance) dari Syahbandar sesuai Pasal
ketentuan- ketentuan peraturan 8 Peraturan Bandar 1925. Sebelum
bandar oleh Nahkoda/awak kapal diberikan surat ijin berlayar oleh
antara lain: Syahbandar perlu diselesaikan lebih
a) Kapal tidak boleh berpindah dahulu hal-hal sebagai berikut:
tempat. a) Perusahaan Pelayaran
b) Tidak boleh melakukan Semua kewajiban-kewajiban
perbuatan-perbuatan yang dapat perusahaan/Nahkoda terhadap
menimbulkan bahaya kebakaran. Bea Cukai, Kesehatan, Imigrasi,
c) Tidak boleh melakukan Perum Pelabuhan sudah
perbuatan-perbuatan yang dapat diselesaikan.
b) Pandu d) Terjaminnya tertib hukum dan
Harus sudah diminta oleh keamanan di dalam bandar
perusahaan yang bersangkutan e) Terjaminnya kelestarian
dan sudah siap untuk lingkungan di dalam bandar
melakukan pemanduan. Oleh sebab itu peran Syahbandar perlu
c) Nahkoda ditingkatkan melalui keterampilan nautis,
Memberikan clearing declaration teknis dan administratif serta disiplin
kepada Syahbandar. kerja, peningkatan dedikasi terhadap
d) Syahbandar Harus meneliti: pengembangan tugas demi terwujudnya
- Apakah dokumen lengkap keselamatan kapal, barang dan
dan masih berlaku keselamatan jiwa di laut.
- Apakah Nahkoda dan awak Dalam pemberian surat ijin berlayar
kapal lengkap dan memenuhi ini juga telah melibatkan sejumlah instansi
syarat-syarat ijazah yang terkait di pelabuhan, yaitu :
ditentukan apakah awak 1. PT. Pelabuhan Indonesia
kapal memiliki buku pelaut 2. Bea Cukai
dan sertifikat 3. Karantina / Kesehatan Pelabuhan
- Apakah procedure & fasilitas 4. Imigrasi
alat alat keselamatan Setiap kapal yang hendak
memadai dan aman melakukan pelayaran harus memiliki
Untuk melaksanakan pengawasan tertib Surat Ijin Berlayar (SIB). Dan Syahbandar
bandar dan keselamatan kapal, sebelum memberikan surat ijin berlayar
Syahbandar berwenang untuk (port clearance) perlu meneliti kelengkapan
menerapkan perundang-undangan yang dokumen kapal dan lain-lain, dan jika
bertujuan untuk: tidak terdapat hal-hal yang bertentangan
a) Terjaminnya kelancaran dan dengan peraturan, maka surat ijin berlayar
keselamatan keluar masuknya dapat diberikan dan jika terdapat hal-hal
suatu kapal. yang bersifat pelanggaran atau adanya
b) Terjaminnya keselamatan kekurangan pada kapal, surat ijin berlayar
kelancaran bongkar muat barang. tidak dapat diberikan, dan kepada
c) Terjaminnya kelancaran dan Nahkoda atau perusahaan pelayaran
ketertiban naik turun penumpang. diperintahkan untuk :
a) Melengkapi kekurangan
b) Menurunkan muatan atau C . Tugas Pengawasan Syahbandar
penumpang apabila lebih Akan Kelaiklautan Kapal dengan
c) Menyelesaikan dokumen apabila Tujuan Meningkatkan Keamanan
sudah tidak berlaku lagi dan Keselamatan dalam
Pengawasan yang dilakukan oleh Port Pelayaran
State Control Officer meliputi aturan-aturan
International Maritime Organization (IMO), Peran Kantor Kesyahbandaran dan
sebagai berikut: otoritas pelabuhan dalam bidang
a) SOLAS (Safety of Life At Sea) 74 pengawasan adalah sangat penting hal ini
b) Load Line Convention 1966 dapat dilihat dalam undang undang
c) MARPOL 73/78 pelayaran Indonesia mengenai
d) STCW Convention 1978 keselamatan kapal ada beberapa hal yang
Amandemen 2016 perlu mendapat perhatian dari syahbandar
dan kondisi kerja serta kehidupan di atas Tata susunan serta perlengkapan
kapal, dengan kata lain bahwa PSC termasuk perlengkapan alat penolong dan
DAFTAR PUSTAKA