Anda di halaman 1dari 12

KESELAMATAN PELAYARAN

DI TINJAU DARI UU NO. 17 TAHUN 2008


TENTANG PELAYARAN

Jumaizi
Stimart-AMNI

ABSTRAKSI

Dalam Keselamatan Pelayaran dan bagaimana Tugas Syahbandar Dalam Rangka


Meningkatkan Keamanan dan Keselamatan Pelayaran.Pengawasan yang dilakukan seorang
syahbandar dalam rangka pengaturan sarana dan prasarana pelaksanaan operasional
transportasi laut sangatlah penting.
pembangunan dan pemeliharaan fasilitas pelabuhan, operation, untuk mengatur
kelancaran lalu lintas kapal dan pemanduan, kelancaran arus barang, serta penetapan
standar kerja, serta security and envirounment yang meliputi keamanan dan ketertiban
pelabuhan, Keselamatan Pelayaran dan bagaimana Tugas Syahbandar dalam Rangka
Meningkatkan Keamanan dan Keselamatan Pelayaran.Pengawasan yang dilakukan seorang
syahbandar dalam rangka pengaturan sarana dan prasarana pelaksanaan operasional
transportasi laut sangatlah penting.
Untuk lebih meningkatkan keselamatan pelayaran syahbandar juga menerbitkan Surat
Persetujuan Berlayar (SPB) yang di ajukan oleh pihak agen pelayaran sebelum kapal
berangkat atau akan meninggalkan wilayah pelabuhan

Kata Kunci: syahbandar, keselamatan pelayaran.

A. PENDAHULUAN
Pelabuhan laut umum adalah tempat pelabuhanan memiliki arti segala sesuatu
yang terdiri dari daratan dan perairan yang berkaitan dengan kegiatan
disekitarnya dengan batas-batas tertentu penyelenggaraan pelabuhan dan kegiatan
sebagai tempat kegiatan pemerintahan lainnya dalam melaksanakan fungsi
dan kegiatan layanan jasa. Utamanya pelabuhan untuk menunjang kelancaran,
pelabuhan sebagai tempat kapal keamanan, ketertiban arus lalu lintas atau
bersandar, berlabuh, naik/turun trafik (kapal, penumpang dan atau
penumpang dan atau bongkar muat barang), menjaga keselamatan berlayar,
barang yang dilengkapi dengan fasilitas tempat perpindahan intra dan atau antar
keselamatan pelayaran dan kegiatan moda serta mendorong perekonomian
penunjang pelabuhan serta sebagi tempat nasional dan daerah. Tantangan pengelola
perpindahan intra dan antar moda pelabuhan saat ini tidak hanya terkait
transportasi. Sedangkan jasa usaha dengan jumlahnya tetapi juga mutu.
Program berkelanjutan globalisasi bisnis dan fungsinya di pelabuhan. Pentingnya
pelayaran dan perdagangan sedang masalah keselamatan dan keamanan
menghasilkan tambahan tekanan-tekanan dalam pelayaran, adalah merupakan
terhadap pelabuhan untuk mengurangi tanggung jawab didalam kepelabuhan
biaya pelayanan di pelabuhan (terminal sebab persoalan terbesar dalam
cost) dan meningkatkan effisiensi kecelakaan kapal dalam pelayaran adalah
operasional nya. Lebih dari itu, persoalan kemampuan dan keahlian
pengelolaan angkutan internasional telah seseorang dalam menjalankan tugas
berubah dengan cepatnya dari fragmented kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan.
approach oleh masing-masing pemain ke
intregated logistic system untuk menemukan B. Tanggung Jawab Kantor
kebutuhan individu pelanggan secara Kesyahbandaran dan Otoritas
lebih baik. Pelabuhan Terhadap Jasa
Menyadari akan pentingnya Angkutan Laut untuk Keselamatan
tanggung jawab Kantor Kesyahbandaran Penumpang dan Barang
dan Otoritas Pelabuhan mengenai
keselamatan dalam pelayaran, maka Kelaiklautan kapal sangat erat
lahirlah undang undang nomor 17 tahun kaitannya dengan keselamatan pelayaran,
2008 tentang pelayaran, berbagai macam kelaiklautan kapal kalau tidak dibantu
peraturan telah mendahului peraturan dengan sarana keselamatan pelayaran,
perundang undangan ini, dilihat dari maka resiko kecelakaan kapal sangat
konteks sejarah tentang perkembangan tinggi.
tugas dan wewenang kantor Dalam pembahasan ini perlu
kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan dikemukakan unsur-unsur yang
dalam pelabuhan telah mengalami berhubungan dengan keselamatan
perbaikan perbaikan dan peningkatan pelayaran sesuai dengan Undang-undang
yang akan mengangkat lebih jelas Nomor 17 Tahun 2008 tentang pelayaran
mengenai peran yang sangat penting bagi adalah sebagai berikut:
kantor kesyahbandaran dan otoritas a. Pelayaran adalah segala sesuatu yang
pelabuhan. berkaitan dengan angkutan diperairan,
Merupakan pengaturan- kepelabuhan serta keamanan dan
pengaturan hukum yang mengatur keselamatannya.
tentang kesyahbandaran dalam hal tugas
b. Kapal adalah kendaraan air dengan e. Alur pelayaran adalah bagian dari
bentuk dan jenis apapun, yang perairan yang alami maupun buatan
digerakkan dengan tenaga mekanik yang dari segi kedalaman, lebar dan
tenaga angin atau ditunda, termasuk hambatan pelayaran lainnya dianggap
dengan kendaraan yang berdaya aman untuk dilayari.
dukung dinamis, kendaraan di bawah f. Sarana bantu navigasi pelayaran adalah
permukaan air, serta alat apung dan sarana yang dibangun atau terbentuk
bangunan terapung yang tidak secara alami yang berada di luar kapal
berpindah-pindah. yang berfungsi membantu navigator
c. Perairan adalah perairan yang meliputi dalam menentukan posisi atau haluan
laut wilayah, perairan kepulauan, kapal serta memberitahukan bahaya
perairan pedalaman sebagaimana yang atau rintangan pelayaran untuk
dimaksud dalam Undang-undang kepentingan keselamatan berlayar.
Nomor 4 Prp. 1960 tentang Perairan g. Telekomunikasi pelayaran adalah
Indonesia Undang-undang Nomor 17 setiap pemancaran pengiriman atau
Tahun 1985 tentang Pengesahan penerimaan tiap jenis tanda, gambar,
United Nations Convention on the law of the suara dan informasi dalam bentuk
sea (Konvensi Perserikatan Bangsa- apapun melalui sistem kawat, optik,
bangsa tentang hukum laut), serta radio atau sistem elektromagnetik
perairan daratan. lainnya dalam dinas bergerak pelayaran
d. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri yang merupakan bagian dari
dari daratan dan perairan di sekitarnya keselamatan pelayaran.
dengan batas-batas tertentu sebagai Dalam rangka pengaturan sarana
tempat kegiatan pemerintahan dan dan prasarana inilah dibutuhkan peranan
kegiatan ekonomi yang dipergunakan Syahbandar sebagai pelaksana operasional
sebagai tempat kapal bersandar, melaksanakan pengawasan terhadap
berlabuh, naik turun penumpang dan kegiatan transportasi laut.
atau bongkar muat barang yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan Syahbandar dalam melaksanakan
pelayaran dan kegiatan penunjang tugas dan fungsinya sebagai unsur
pelabuhan serta sebagai tempat pelaksana teknis melakukan pengawasan
perpindahan intra dan antar moda kapal di pelabuhan. Disamping itu
transportasi. Syahbandar ditunjuk oleh pemerintah,
untuk mengawasi kapal-kapal asing yang menimbulkan pencemaran dan
dikenal sebagai Port State Control Officer kelestarian lingkungan
dan pengawasannya meliputi: d) Tidak boleh melakukan
1) Sewaktu kapal datang perbuatan-perbuatan yang dapat
Ada tiga tugas penting yang harus menyebabkan pendangkalan
dilakukan oleh Syahbandar( Harbor terhadap alur pelayaran.
Master ) ialah : e) Tidak boleh melakukan
a) Menunjuk tempat sandar/labuh perbuatan-perbuatan yang dapat
kapal mengganggu keamanan dan
b) Memberikan warta kapal untuk ketertiban umum serta
diisi dan ditandatangani oleh terganggunya tertib hukum di
Nahkoda Perairan Bandar.
c) Meneliti dokumen pelaut/surat- f) Kesempatan kepada Syahbandar
surat kapal yang diterima dari untuk melakukan pemeriksaan di
Nahkoda. kapal dalam rangka pemeriksaan
2) Sewaktu Kapal berada di Perairan terus-menerus mengenai segi
Bandar keselamatan pelayaran.
Sewaktu kapal berada di perairan 3) Sewaktu Kapal akan Berlayar
bandar, menunggu selesainya Kapal yang akan berlayar
bongkar muat barang, embarkasi dan meninggalkan pelabuhan harus
debarkasi penumpang, Syahbandar mendapatkan surat ijin berlayar (port
mengawasi dengan ketat ditaatinya clearance) dari Syahbandar sesuai Pasal
ketentuan- ketentuan peraturan 8 Peraturan Bandar 1925. Sebelum
bandar oleh Nahkoda/awak kapal diberikan surat ijin berlayar oleh
antara lain: Syahbandar perlu diselesaikan lebih
a) Kapal tidak boleh berpindah dahulu hal-hal sebagai berikut:
tempat. a) Perusahaan Pelayaran
b) Tidak boleh melakukan Semua kewajiban-kewajiban
perbuatan-perbuatan yang dapat perusahaan/Nahkoda terhadap
menimbulkan bahaya kebakaran. Bea Cukai, Kesehatan, Imigrasi,
c) Tidak boleh melakukan Perum Pelabuhan sudah
perbuatan-perbuatan yang dapat diselesaikan.
b) Pandu d) Terjaminnya tertib hukum dan
Harus sudah diminta oleh keamanan di dalam bandar
perusahaan yang bersangkutan e) Terjaminnya kelestarian
dan sudah siap untuk lingkungan di dalam bandar
melakukan pemanduan. Oleh sebab itu peran Syahbandar perlu
c) Nahkoda ditingkatkan melalui keterampilan nautis,
Memberikan clearing declaration teknis dan administratif serta disiplin
kepada Syahbandar. kerja, peningkatan dedikasi terhadap
d) Syahbandar Harus meneliti: pengembangan tugas demi terwujudnya
- Apakah dokumen lengkap keselamatan kapal, barang dan
dan masih berlaku keselamatan jiwa di laut.
- Apakah Nahkoda dan awak Dalam pemberian surat ijin berlayar
kapal lengkap dan memenuhi ini juga telah melibatkan sejumlah instansi
syarat-syarat ijazah yang terkait di pelabuhan, yaitu :
ditentukan apakah awak 1. PT. Pelabuhan Indonesia
kapal memiliki buku pelaut 2. Bea Cukai
dan sertifikat 3. Karantina / Kesehatan Pelabuhan
- Apakah procedure & fasilitas 4. Imigrasi
alat alat keselamatan Setiap kapal yang hendak
memadai dan aman melakukan pelayaran harus memiliki
Untuk melaksanakan pengawasan tertib Surat Ijin Berlayar (SIB). Dan Syahbandar
bandar dan keselamatan kapal, sebelum memberikan surat ijin berlayar
Syahbandar berwenang untuk (port clearance) perlu meneliti kelengkapan
menerapkan perundang-undangan yang dokumen kapal dan lain-lain, dan jika
bertujuan untuk: tidak terdapat hal-hal yang bertentangan
a) Terjaminnya kelancaran dan dengan peraturan, maka surat ijin berlayar
keselamatan keluar masuknya dapat diberikan dan jika terdapat hal-hal
suatu kapal. yang bersifat pelanggaran atau adanya
b) Terjaminnya keselamatan kekurangan pada kapal, surat ijin berlayar
kelancaran bongkar muat barang. tidak dapat diberikan, dan kepada
c) Terjaminnya kelancaran dan Nahkoda atau perusahaan pelayaran
ketertiban naik turun penumpang. diperintahkan untuk :
a) Melengkapi kekurangan
b) Menurunkan muatan atau C . Tugas Pengawasan Syahbandar
penumpang apabila lebih Akan Kelaiklautan Kapal dengan
c) Menyelesaikan dokumen apabila Tujuan Meningkatkan Keamanan
sudah tidak berlaku lagi dan Keselamatan dalam
Pengawasan yang dilakukan oleh Port Pelayaran
State Control Officer meliputi aturan-aturan
International Maritime Organization (IMO), Peran Kantor Kesyahbandaran dan
sebagai berikut: otoritas pelabuhan dalam bidang
a) SOLAS (Safety of Life At Sea) 74 pengawasan adalah sangat penting hal ini
b) Load Line Convention 1966 dapat dilihat dalam undang undang
c) MARPOL 73/78 pelayaran Indonesia mengenai
d) STCW Convention 1978 keselamatan kapal ada beberapa hal yang
Amandemen 2016 perlu mendapat perhatian dari syahbandar

e) Tonnage Measurement 1969 dalam pengawasannya yaitu:

Port State Control (PSC) di Pelabuhan 1. Material kapal 2. Konstruksi kapal 3.

untuk meningkatkan keselamatan Bangunan kapal 4. Permesinan dan

pelayaran, perlindungan lingkungan laut perlistrikan kapal 5. Stabilitas kapal 6.

dan kondisi kerja serta kehidupan di atas Tata susunan serta perlengkapan

kapal, dengan kata lain bahwa PSC termasuk perlengkapan alat penolong dan

bertujuan untuk menghapus radio 7. Elektornika kapal.

pengoperasian kapal-kapal substandard Demikian juga dalam rangka mengatur


dan kapal-kapal substandard adalah kapal- sarana dan prasarana di Bidang
kapal yang tidak memenuhi perlengkapan Keselamatan Pelayaran, maka ada
atau penataan yang diisyaratkan oleh beberapa perangkat peraturan yang
konvensi-konvensi internasional tentang mengatur tentang keselamatan kapal
keselamatan dan pencemaran serta tidak antara lain:
memenuhi persyaratan spesifikasi sesuai 1) Nasional
konvensi-konvensi dimaksud dan kondisi a) Undang-undang Nomor 17
kapal atau perlengkapannya secara Tahun 2008 tentang
substansial memburuk oleh karena tidak Pelayaran
terpelihara. b) ScheepenOrdonansi 1953 (SO.
1935)
ScheepenVerordening 1935 (SV. i) Mengatur persyaratan
1935) dan peraturan permesinan dan kelistrikan
pelaksanaan lainnya yang j) Mengatur tentang muatan
bersumber dari ordonansi berbahaya
tersebut. k) Mengatur persyaratan kapal
c) Peraturan lambung timbul nuklir
1935. l) Mengatur persyaratan untuk
2) Internasional Nahkoda, perwira deck, dan
Safety of life at Sea 1974 mesin kapal.
diperbaiki dengan Amandemennya m) Mengatur bentuk sertifikat
berlaku bagi semua kapal yang keselamatan pelayaran.
melakukan pelayaran antara Sesuai dengan ketentuan peraturan
pelabuhan-pelabuhan di dunia. peundang-undangan tentang pelayaran
Ordonansi dan peraturan tersebut Indonesia maka dalam melaksanakan
mengatur antara lain: fungsi keselamatan dan keamanan maka
a) Instansi yang melakukan syahbandar mempunyai tugas yaitu:
pengawasan terhadap laik a) Mengawasi kelaiklautan
laut suatu kapal. kapal, keselamatan,
b) Mengatur persyaratan keamanan, dan ketertiban di
konstruksi bangunan kapal pelabuhan;
c) Mengatur persyaratan b) Mengawasi tertib lalu lintas
kelengkapan kapal kapal di perairan, pelabuhan
d) Mengatur persyaratan alat- dan alur pelayaran;
alat radio komunikasi kapal c) Mengawasi kegiatan
e) Mengatur persyaratan daerah penundan kapal;
pelayaran suatu kapal d) Mengawasi ketertiban
f) Mengatur persyaratan embarkasi dan debarkasi
navigasi kapal penumpang;
g) Mengatur tatacara pemuatan e) Mengawasi bongkar muat
di kapal barang berbahaya serta
h) Mengatur persyaratan limbah bahan berbahaya dan
stabilitas kapal beracun.
Disamping pengawas yang Disamping itu ada sertifikat/dokumen
dilakukan oleh Syahbandar, port state lain yang diperlakukan yaitu:
control, ada juga yang dilakukan oleh Biro a) Surat Tanda Kebangsaan Kapal:
Klasifikasi terhadap pembangunan kapal 1. Surat Laut (GT. 175 atau lebih)
baru. Biro klasifikasi yang telah diakui 2. Pas Tahunan (GT. 7 sampai dengan
pada umumnya memiliki banyak GT. 175)
pengalaman mengenai kekuatan kapal, 3. Pas Kecil (< GT. 7)
bentuk kapal, konstruksi kapal dan mesin b) Surat Ukur Kapal
penggerak sehingga pemerintah Indonesia Sertifikat-sertifikat tersebut di atas
memberikan kewenangan kepada Biro mempunyai masa lakunya masing-
Klasifikasi untuk mengawasi berupa: masing paling lama berlaku 12 bulan,
Lambung Timbul Kapal, Badan Kapal kecuali surat ukur kapal dan surat laut
(kulid), Mesin kapal berlaku untuk selamanya selama kapal
Sebagai bukti bahwa kapal telah itu tidak mengalami perubahan
memenuhi semua peraturan yang bangunan kapal.
diharuskan maka kapal tersebut diberikan Di Indonesia perusahaan ini
berbagai sertifikat sesuai dengan kategori dikenal dengan nama Biro Klasifikasi
kapal itu dan sertifikat-sertifikat tersebut Indonesia atau menjadi salah satu
adalah: badan usaha milik negara Direktorat
1. Sertifikat Kesempurnaan. Jenderal Perhubungan Laut, untuk
2. Sertifikat Garis Muat. mengawasi terhadap kapal baru (kapal
3. Sertifikat Radio Kapal. baja) yang tugas dan
4. Sertifikat MARPOL. tanggungjawabnya meliputi:
Keempat sertifikat itu hanya untuk 1. Badan Kapal (Hull)
kapal-kapal yang berlayar di wilayah 2. Lambung Timbul (Load Line)
perairan Indonesia dan sertifikat-sertifikat 3. Mesin Kapal (Machinery)
kapal yang berlayar kesemua lautan yaitu: Dengan adanya klasifikasi, kapal-
a) Sertifikat Keselamatan Konstruksi kapal senantiasa berangsur-angsur
b) Sertifikat Keselamatan Perlengkapan menjadi lebih baik dalam segi kekuatan
c) Sertifikat Keselamatan Radio konstruksi, walaupun begitu pada
d) Sertifikat Keselamatan Garis Muat masa sekarang ini masih juga terjadi
Internasional kecelakaan kapal yang disebabkan oleh
e) Sertifikat Fitness kesalahan manusia atau kesalahan
organisasi/manajemen Dari hasil kerusakan yang mempengaruhi
analisa ternyata 80% dari semua kesempurnaan kapal.
kecelakaan yang telah disebabkan oleh d. Pemeriksaan tambahan,
organizational and management problems dilakukan apabila diperlukan
dan hal tersebut merupakan human dispensasi misalnya akan
error. mengangkut penumpang,
Di kalangan industri juga sudah membawa muatan berbahaya
diambil suatu kesimpulan bahwa dan Iain-lain.
faktor penentu dalam keberhasilan Dalam suatu analisa akhir
atau kegagalan mencapai suatu target sementara Nahkoda kapal juga
produksi adalah kondisi sumber daya bertanggung jawab atas keselamatan
manusia yang terkait. dari kapal dan awaknya, namun
Pengguna jasa angkutan laut yang tanggung jawab keseluruhan untuk
menggunakan kapal yang tidak laiklaut, administrasi dan keselamatan
resikonya pada kerugian barang dan operasional setiap kapal terletak pada
jiwa manusia (penumpang dan awak pemiliknya atau organisasi lainnya atau
kapal). Sehingga disinilah proses seorang yang menerima tanggung
hukum terhadap pelanggaran di laut di jawab atas pengoperasian kapal dari
mulai. Dan melihat kenyataan ini pemilik.
diadakanlah pemeriksaan-pemeriksaan Sementara analisa statistik memberi
yang dilakukan kesan bahwa kurang lebih 80% dari
Syahbandar/pemerintah yang ditunjuk semua kecelakaan kapal disebabkan
untuk melakukan pengawasan berupa: oleh kesalahan manusia human error
a. Pemeriksaan Tahunan, setiap 12 kebenaran mendasar bahwa perbuatan
bulan diperiksa dalam keadaan atau kelalaian manusia mengambil
dilimbungkan di atas galangan bagian dalam setiap kecelakaan yang
kapal. sebenarnya, termasuk kegagalan
b. Pemeriksaan besar, dilakukan struktural atau perlengkapan dapat
setiap 4 tahun sekali bersama menjadipenyebab langsung. Untuk itu
dengan waktu dok tahunan. apa yang dapat dilakukan dalam
c. Pemeriksaan menghindari terjadinya suatu
kerusakan/perbaikan dilakukan kecelakaan di dalam aktivitas pelayaran
pada waktu terjadi sesuatu adalah dengan cara melaksanakan
pengendalian yang lebih baik terhadap Human error dapat terjadi
faktor manusia yang berpartisipasi baik dikarenakan oleh banyak faktor
di kapal, maupun di darat. seperti :
1. Induced Human Error System,
D. Penyebab dan Cara Penanganan dimana mekanisme sistem kerja
Kecelakaan Pelayaran di Kantor yang memungkinkan pekerjanya
Kesyahbandaran dan Otoritas melakukan kesalahan. Misalnya
Pelabuhan tidak adanya penerapan disiplin
Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi yang baik dari pihak manajemen.
pada transportasi laut telah banyak yang 2. Induced human error design, yaitu
terjadi. Insiden yang terjadi biasanya terjadinya kesalahan akibat dari
adalah tenggelam akibat kelebihan kesalahan rancangan sistem
muatan, terbakar atau meledak, ataupun kerja yang kurang baik.
tenggelam akibat dari faktor alam. Tetapi 3. Pure human error, ketika kesalahan
berdasarkan data dari Mahkamah itu berasal dari manusia itu
Pelayaran faktor kesalahan manusia sendiri. Misalnya karena
adalah penyebab utama dari kecelakaan kemampuan dan pengalamn
transportasi laut yang ada.Sebanyak 88% kerja yang terbatas.
kejadian disebabkan oleh human error dari Cara penanganan : Kantor
orang-orang yang ada dalam sistem Kesyahbandaran dan Otoritas
transportasi laut. Dan hanya beberapa Pelabuhan selaku Instansi yang
saja yang disebabkan oleh faktor alam Bertanggung Jawab atas
atau cuaca. keselamatan pelayaran selalu
a. Human Error mengingatkan Staff nya untuk
Human Error adalah suatu memperhatikan kedisiplinan,
penyimpangan dari standar sistem kerja dan mengikuti
performansi yang telah ditentukan pelatihan/diklat sesuai
sebelumnya sehingga menyebabkan bagiannya masing-masing.
adanya penundaan akibat dari
b. Tindakan Alam / act of god
kesulitan, masalah, insiden, dan
Tindakan Alam / acts of god
kegagalan.
adalah peristiwa atau bencana yang
ditimbulkan dari perubahan
keadaan alam di luar jangkauan dan remeh akan standarisasi yang telah
kekuasaan manusia.Sering disebut ditetapkan.
sebagai bencana alam seperti, Cara Penanganan : Kantor
tsunami, gelombang kuat, gempa Kesyahbandaran dan Otoritas
bumi, banjir, angin topan, tanah Pelabuhan selaku Instansi yang
longsor. Bertanggung Jawab atas
Cara penanganan :Kantor keselamatan pelayaran
Kesyahbandaran dan Otoritas memberlakukan peraturan kepada
Pelabuhan selaku Instansi yang perusahaan pelayaran untuk tidak
Bertanggung Jawab atas melebihi kapasitas kapal
keselamatan pelayaran selalu penumpang atau kapal barang, bagi
berkomunikasi dan memastikan yang melanggar akan dicabut izin
kepada pemilik kapal atau nakhoda surat berlayarnya.
tentang keadaan cuaca untuk tidak
melakukan perjalanan pelayaran C. PENUTUP
disaat cuaca sedang tidak 1. Tanggung jawab kantor
bersahabat. kesyahbandaran dan otoritas
pelabuhan sangatlah penting
c. Jumlah Penumpang yang tidak
karena keamanan dan
sesuai dengan kapasitas
keselamatan pelayaran adalah
Dalam kasus kecelakaan
sudah menjadi tugasnya.
transportasi laut sebagian besar
Tindakan-tindakan yang di
kecelakaan yang terjadi adalah
lakukannya untuk meningkatkan
akibat dari jumlah penumpang yang
pengawasan, keamanan dan
tidak sesuai dengan kapasitas dari
keselamatan terhadap hal-hal yang
kapal yang berlayar. Hal ini selain
berhubungan dengan pelayaran.
disebabkan kelalaian dari nahkoda
2. Tugas pengawasan yang di lakukan
kapal kadangkala juga disebabkan
seorang syahbandar dalam rangka
kelalaian dari pengawasan
pengaturan sarana dan prasarana
pelabuhan ketika kapal akan
pelaksanaan operasional
diberangkatkan. Hal ini juga
transportasi laut sangatlah
disebabkan para pegawai yang
penting. Seorang syahbandar
dipelabuhan masih menganggap
dalam tugasnya harus juga
memastikan kesadaran para Kantor Kesyahbandaran dan
Otoritas Pelabuhan.
pemakai jasa transportasi laut
seperti perusahaan, pemilik kapal, ___,Undang-Undang Republik Republik
Indonesia Indonesia No. 17 Tahun
awak kapal untuk mentaati hukum
2008 Tentang Pelayaran.
dan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku di bidang
keselamatan pelayaran yang pada
umumnya masih rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, E. 2009. Sistem Informasi


Manajemen Pelabuhan, PT.
Pelabuhan Indonesia II. Jakarta.

Hidayat, E. 2009. Pelayaran dan


Perkapalan. PT. Pelabuhan Indonesia
IV. Jakarta.

Hidayat, E.2009. Manajemen


Kepelabuhanan. PT. Pelabuhan
Indonesia III. Jakarta

Laswell, Harold D. dan Abraham


Kaplan.2013. Power and Society,
New HavenYale University. United
States

Suwarno. 2011. Manajemen Pemasaran


Jasa Perusahaan Pelayaran. Badan
Penerbit Universitas
Diponegoro.Semarang.

Suyono, R.P. 2007. Shipping


Pengangkutan Intermodal Ekspor
Impor Melalui Laut. Penerbit PPM.
Jakarta.

Triatmodjo, B. 2009. Perencanaan


Pelabuhan, Beta offset. Yogyakarta.

___,Peraturan Menteri Perhubungan No.


PM 36 Tahun 2012 Tentang
Organisasi dan Tata Cara Kerja

Anda mungkin juga menyukai