I. IDENTITAS
Nama : Tn. S
Umur : 50 tahun
Alamat : Kelayan A
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar
Autoanamnesa dilakukan tanggal 3 Januari 2017 pukul 11.00 WITA di Poli klinik
A. KELUHAN UTAMA
Susah tidur
Menurut pengakuan os, os sulit tidur sejak kurang lebih 3 tahun yang
Os biasanya mulai dapat tertidur pukul 00.00 dan hanya tertidur biasanya
badan yang terasa lelah karena tidur yang dirasakan os tidak cukup.
Meskipun hanya tidur sebentar saat malam os tidak pernah begitu merasakan
ngantuk di siang hari. Os juga tidak pernah tidur saat siang. Os saat tidurpun
tidak begitu nyeyak namun tidak pernah mengalami mimpi buruk. Awalnya
os sering tidak bisa tidur karena sering memikirkan masalah pekerjaan os.
Saat ini os merasa pekerjaan os tidak lagi menjadi masalah, namun tidur os
obat yang diberikan dari RSJ sambang lihum untuk membantu os tidur. Obat
berapa dosis obat yang biasa os minum tersebut. Sejak setengah bulan yang
untuk tidur.
2
Os mengaku tidak memiliki masalah dalam ruangan tidurnya. Os
dalam kamar yang dirasa tidak begitu sempit , keadaan rapi, dan bersih.
Os tidak mengkonsumsi kopi atau teh secara rutin, os juga tidak pernah
beraktivitas
Tidak ada riwayat trauma, panas tinggi atau kejang. Penderita belum pernah
Os tidak ingat
tidak pernah merasa kesal karena dimarahi orang tua saat membongkar dan
3
menyusun kembali sesuatu. Os mengaku patuh dan menghormati gurunya
sama disekolah.
pernah merasa terlalu bersedih, putus asa ataupun merasa membebani orang
tinggalnya.
7. Riwayat Pendidikan
ekonomi.
8. Riwayat Pekerjaan
9. Riwayat Perkawinan
F. RIWAYAT KELUARGA
Genogram :
4
Herediter (-)
perempuan
Os tinggal bersama istri dan 3 orang anaknya. Tidak ada masalah yang
serius dalam keluarga. Hubungan dengan suami dan anak-anak tidak ada
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
5
Pada saat datang ke Poliklinik Jiwa RS Moch Ansari Saleh tanggal 3
Januari 2017
baju kaos lengan panjang berwarna abu-abu dengan celana jeans pendek
2. Kesadaran
Normoaktif
4. Pembicaraan
Koheren.
Kooperatif
6. Kontak psikis
EMPATI
1. Afek : euthym
3. Keserasian : appropriate
6
4. Empati : dapat dirasakan
C. FUNGSI KOGNITIF
1. Kesadaran : jernih
2. Orientasi
- Waktu : baik
- Orang : baik
- Tempat : baik
- Situasi : baik
3. Konsentrasi : baik
4. Daya ingat
- Segera : baik
5. Intelegensi dan pengetahuan umum : sesuai dengan taraf pendidikan dan usia.
D. GANGGUAN PERSEPSI
7
E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
2. Isi pikir
Bentuk pikir
F. PENGENDALIAN IMPULS
Terkendali
G. DAYA NILAI
H. TILIKAN
A. STATUS INTERNUS
R : 20 x/menit T : 36,50C
e. Kepala
- Bentuk normal.
- Wajah simetris.
- Mata : palpebra tidak edema dan hiperemi, alis dan bulu mata tidak
minimal.
9
- Mulut : bentuk normal, mukosa lembab, gusi tidak berdarah dan
tidak bengkak.
tidak ada pembesaran KGB, tidak kaku kuduk, tidak ada massa dan
tortikolis.
g. Thoraks :
Perkusi : sonor
h. Jantung :
i. Abdomen :
10
Inspeksi : bentuk datar, simetris
j. Ekstremitas :
B. STATUS NEUROLOGIS
Autoanamnesa
-Os rutin mengkonsumsi obat tidur untuk membantu tidurnya namun berhenti sejak
-Os merasa mudah lelah karena kurang tidus sehingga mengganggu aktivitas
11
-Os tidak merasa sedih, gembira berlebih, cemas, stres serta keluhan lain yang
-Keserasian : appropriate
-Kesadaran : jernih
-Konsentrasi : baik
b. Aksis II : None
1. Organobiologik
2. Psikologik
luas, empati dapat dirabarasakan, daya ingat jangka panjang tidak terganggu,
VIII. PROGNOSIS
h. Pendidikan : kurang
13
i. Aktivitas pekerjaan : kurang
j. Ekonomi : kurang
l. Organobiologik : baik
X. DISKUSI
kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur atau tidur non-restoratif yang
yang terjadi minimal 3 malam/minggu selama minimal satu bulan. Menurut The
yang terjadi hampir setiap malam, disertai rasa tidak nyaman setelah episode tidur
tersebut. Jadi, Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan
14
berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk
melakukannya. Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang
dan suasana hati tetapi juga kesehatan, kinerja dan kualitas hidup.
Klasifikasi Insomnia
Insomnia Primer
Insomnia primer ini mempunyai faktor penyebab yang jelas. insomnia atau susah tidur
ini dapat mempengaruhi sekitar 3 dari 10 orang yang menderita insomnia. Pola tidur,
kebiasaan sebelum tidur dan lingkungan tempat tidur seringkali menjadi penyebab dari
Insomnia Sekunder
Insomnia sekunder biasanya terjadi akibat efek dari hal lain, misalnya kondisi medis.
Masalah psikologi seperti perasaan bersedih, depresi dan dementia dapat menyebabkan
terjadinya insomnia sekunder ini pada 5 dari 10 orang. Selain itu masalah fisik seperti
penyakit arthritis, diabetes dan rasa nyeri juga dapat menyebabkan terjadinya insomnia
sekunder ini dan biasanya mempengaruhi 1 dari 10 orang yang menderita insomnia atau
15
susah tidur. Insomnia sekunder juga dapat disebabkan oleh efek samping dari obat-
obatan yang diminum untuk suatu penyakit tertentu, penggunaan obat-obatan yang
terlarang ataupun penyalahgunaan alkohol. Faktor ini dapat mempengaruhi 1-2 dari 10
Sering terbangun pada malam hari
Bangun tidur terlalu awal
Kelelahan atau mengantuk pada siang hari
Iritabilitas, depresi atau kecemasan
Konsentrasi dan perhatian berkurang
Peningkatan kesalahan dan kecelakaan
Ketegangan dan sakit kepala
Gejala gastrointestinal 1,3,6
Etiologi Insomnia
membuat pikiran menjadi aktif di malam hari, sehingga sulit untuk tidur. Peristiwa
kehidupan yang penuh stres, seperti kematian atau penyakit dari orang yang dicintai,
16
Obat-obatan. Beberapa resep obat dapat mempengaruhi proses tidur, termasuk
beberapa antidepresan, obat jantung dan tekanan darah, obat alergi, stimulan (seperti
Kafein, nikotin dan alkohol. Kopi, teh, cola dan minuman yang mengandung kafein
seseorang jatuh tertidur, tetapi mencegah tahap lebih dalam tidur dan sering
Kondisi Medis. Jika seseorang memiliki gejala nyeri kronis, kesulitan bernapas dan
sering buang air kecil, kemungkinan mereka untuk mengalami insomnia lebih besar
dibandingkan mereka yang tanpa gejala tersebut. Kondisi ini dikaitkan dengan
Perubahan lingkungan atau jadwal kerja. Kelelahan akibat perjalanan jauh atau
sehingga sulit untuk tidur. Ritme sirkadian bertindak sebagai jam internal, mengatur
'Belajar' insomnia. Hal ini dapat terjadi ketika Anda khawatir berlebihan tentang
tidak bisa tidur dengan baik dan berusaha terlalu keras untuk jatuh tertidur.
Kebanyakan orang dengan kondisi ini tidur lebih baik ketika mereka berada jauh
dari lingkungan tidur yang biasa atau ketika mereka tidak mencoba untuk tidur,
17
Hampir setiap orang memiliki kesulitan untuk tidur pada malam hari tetapi resiko
sering berkeringat pada malam hari dan hot flashes sering mengganggu tidur.
Usia lebih dari 60 tahun. Karena terjadi perubahan dalam pola tidur, insomnia
Stres. Stres dapat menyebabkan insomnia sementara, stress jangka panjang seperti
kematian orang yang dikasihi atau perceraian, dapat menyebabkan insomnia kronis.
Perjalanan jauh (Jet lag) dan Perubahan jadwal kerja. Bekerja di malam hari sering
Klasifikasi Insomnia
Diagnosis
tidur dan tingkat kebutuhan tidur selama 1 hari. Jika tidak dilakukan pengisian kuisioner,
untuk mencapai tujuan yang sama Anda bisa mencatat waktu tidur Anda selama 2
minggu.
yang bisa menyebabkan insomnia. Ada kalanya pemeriksaan darah juga dilakukan untuk
menemukan masalah pada tyroid atau pada hal lain yang bisa menyebabkan insomnia.
Jika penyebab dari insomnia tidak ditemukan, akan dilakukan pemantauan dan
pencatatan selama tidur yang mencangkup gelombang otak, pernapasan, nadi, gerakan
19
a. Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur, atau
penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan
pekerjaan
Adanya gangguan jiwa lain seperti depresi dan anxietas tidak menyebabkan
gangguan, oleh karena luasnya variasi individual. Lama gangguan yang tidak
sini, dapat dimasukkan dalam reaksi stres akut (F43.0) atau gangguan
penyesuaian (F43.2)
Tatalaksana
1. Non Farmakoterapi
a. Terapi Tingkah Laku
Terapi tingkah laku bertujuan untuk mengatur pola tidur yang baru dan
mengajarkan cara untuk menyamankan suasana tidur. Terapi tingkah laku ini
insomnia.
20
Meliputi merelaksasikan otot secara progresif, membuat biofeedback, dan
tidur. Strategi ini dapat membantu Anda mengontrol pernapasan, nadi, tonus
- Terapi kognitif.
Meliputi merubah pola pikir dari kekhawatiran tidak tidur dengan pemikiran
yang positif. Terapi kognitif dapat dilakukan pada konseling tatap muka atau
dalam grup.
- Kontrol stimulus
Terapi ini dimaksudakan untuk membatasi waktu yang dihabiskan untuk
beraktivitas.
- Restriksi Tidur.
Terapi ini dimaksudkan untuk mengurangi waktu yang dihabiskan di tempat
Tidak berada di tempat tidur ketika tidak tidur.
Tidak memaksakan diri untuk tidur jika tidak bisa.
Hanya menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur.
Relaksasi sebelum tidur, seperti mandi air hangat, membaca, latihan
21
Menyiapkan suasana nyaman pada kamar untuk tidur, seperti menghindari
kebisingan
Olahraga dan tetap aktif, seperti olahraga selama 20 hingga 30 menit setiap
Menghindari makan besar sebelum tidur
Cek kesehatan secara rutin
Jika terdapat nyeri dapat digunakan analgesik1,2,3,5
2. Farmakologi
Pengobatan insomnia secara farmakologi dibagi menjadi dua golongan yaitu
22
Obat yang dibutuhkan adalah bersifat Sleep Maintining Anti-Insomnia,
Pengaturan Dosis
-
Pemberian tunggal dosis anjuran 15 sampai 30 menit sebelum pergi tidur.
-
Dosis awal dapat dinaikkan sampai mencapai dosis efektif dan dipertahankan
seminggu (tidak setiap hari) untuk mengatasi insomnia pada usia lanjut
Lama Pemberian
-
Pemakaian obat antiinsomnia sebaiknya sekitar 1-2 minggu saja, tidak lebih
bulan lamanya.
-
Kesulitan pemberhetian obat seringkali oleh karena Psychological
dapat ditanggulangi.
Efek Samping
23
Supresi SSP (susunan saraf pusat) pada saat tidur
lebih berat pada pagi harinya dan dapat sampai menjadi panik
-
Waktu paruh sedang, seperti Estazolam gejala rebound lebih ringan
-
Waktu paruh panjang, seperti Nitrazepam menimbulkan gejala hang
Interaksi obat
-
Obat anti-insomnia + CNS Depressants (alkohol dll) menimbulkan potensiasi
failure
-
Obat golongan benzodiazepine tidak menginduksi hepatic microsomal
Perhatian Khusus
-
Kontraindikasi :
o Sleep apneu syndrome
24
o Congestive Heart Failure
o Chronic Respiratory Disease
-
Penggunaan Benzodiazepine pada wanita hamil mempunyai risiko
Komplikasi
Tidur sama pentingnya dengan makanan yang sehat dan olahraga yang teratur. Insomnia
Saat berkendara, reaksi reflex akan lebih lambat. Sehingga meningkatkan reaksi
kecelakaan.
Prognosis
Prognosis umumnya baik dengan terapi yang adekuat dan juga terapi pada gangguan lain
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan, H.I, Sadock BJ. 2010. Kaplan dan Sadock Sinopsis Psikiatri. Ed:
Wiguna, I Made. Tangerang: Bina Rupa Aksara Publisher
26
Manual . Diagnostik dan Coding Manual. 2nd. 2. Westchester, Ill: American
Academy of Sleep Medicine; 2005:1-32.
5. Insomnia.
(http://www.mayoclinic.com/health/insomnia/DS00187/DSECTION=alternative-
medicine Diakses tanggal 4 januari 2017)
6. Maslim, Rusdi. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas
dari PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.
27