Anda di halaman 1dari 17

BAB III

PERHITUNGAN ALINEMEN HORIZONTAL

3.1 Alinemen Horizontal

Alinemen Horizontal merupakan proyeksi trase pada bidang horizontal. Ada 3


bentuk alinemen horizontal :

1 Lengkung busur lingkaran sederhana (full circle)


2 Lengkung bususr lingkaran dengan lengkung peralihan (spiral-circle-
spiral)
3 Lengkung peralihan (spiral-spiral)
Alinemen horizontal biasanya terdiri atas bagian lurus dan bagian
lengkung. Lengkung horizontal merupakan bagian lengkung jalan diantara dua
bagian lurus jalan untuk perubahan jurusan secara bertahap.

1 Panjang Bagian Lurus

Desain geometri jalan harus dapat memberikan rintangan yang cukup


mudah dan dapat dilalui oleh pengemudi dengan aman selama perjalanannya.
Pemberian rintangan ini dapat berupa tikungan maupun tanjakan. Maksud
pemberian rintangan ini adalah untuk meminimalisir bagian lurus sehingga
pengguna jalan tidak merasa bosan dan tetap awas dengan keadaan di depannya.
Oleh karena itu, ditetapkanlah panjang bagian lurus maksimum agar kecelakaan di
jalan raya dapat diminimalisir. Panjang bagian lurus maksimum dilampirkan pada
tabel di bawah ini.

3.1 2 Penentuan Jenis Tikungan

Pada perhitungan alinemen horizontal ini digunakan jenis tikungan SS


(Spiral-Spiral), FC (Full Circle), dan SCS (Spiral-Circle-Spiral) secara berurutan.

- Menentukan nilai Rmin


untuk menentukan nilai Rmin dibutuhkan beberapa data yaitu,
Vrencana = 80 km/jam
emaks = 10 %
fmaks = 0,14 (Tabel slope friction factor and speed)
dengan menggunakan data tersebut, didapat nilai Rmin melalui rumus :
V rencana2
Rmin =
127 ( e maks+ f maks )

802
Rmin =
127 ( 0,1+ 0,14 )
Rmin =209,97 m 210 m

Grafik 3.1 Grafik hubungan kecepatan rencana dengan gesekan maksimum


Perhitungan tikungan Full Circle (FC):
Gambar 3.2 Diagram Tikungan Full-Circle

- Menentukan nilai R
Untuk melakukan perhitungan komponen lainnya, diambil nilai R = 7000
m. Pemilihan jari-jari ini ditentukan dari hasil perhitungan yang terlampir
pada Tabel 3.3. Jari-jari dipilih karena tiga syarat berikut
Ts1+Tc 1+Tr 1+Tr 2< d PI 1PI 2
Ts1+Ts2 +Tr 2+Tr 3<d PI 2 PI 3

Dari hasil perhitungan yang dilampirkan pada Tabel 3.3, maka diambil
nilai R = 7000 m.

Berdasarkan tabel AASHTO 2001, dengan nilai R = 7000 m didapat nilai e


= NC = 2%.
TABEL 3. 1 PENENTUAN LENGKUNG SPIRAL DAN SUPERELEVASI
UNTUK EMAX = 10%

- Menentukan nilai Tc
1
Tc=Rtan
2

1
Tc=7000 tan ( 43.39 )
2

Tc=2784.931 m

- Menentukan Lc
2
Lc= R
360
2
Lc=43.39 7000 =5301.089 m
360

- Menentukan nilai Ec

R
Ec=

cos
2
7000
Ec=
43.39
cos
2
Ec=533.647 m

- Menentukan nilai Ltotal


Ltotal =Tc
Ltotal=2784.931 m

Perhitungan tikungan kedua (Full Circle) dapat terlihat pada tabel 3.4.

Perhitungan untuk Spiral-Circle-Spiral :

Gambar 3.3 Diagram Tikungan Spiral-Circle-Spiral

- Menentukan nilai R
Untuk melakukan perhitungan komponen lainnya, diambil nilai R = 400 m.
Pemilihan jari-jari ini ditentukan dari hasil perhitungan yang terlampir pada
Tabel 3.5. Jari-jari dipilih karena tiga syarat berikut
Ts3+ Tr 3< d PI 3F

Dari hasil perhitungan yang dilampirkan pada Tabel 3.4, maka diambil
nilai R = 400 m.

Berdasarkan tabel 3.2, dengan nilai R = 400 m didapat nilai e = 7.6% dan
Ls = 54 m.

- Menentukan nilai s

Ls 360
s=
2 R 2
54 360
s=
2 400 2
s=3.867

- Menentukan nilai c
c=2s
c=62.9802(3.867)
c=55.245

- Menentukan nilai Lc
c
Lc= 2 R
360
55.245
Lc= 2 ( 400)
360
Lc=385.686 m

- Menentukan nilai Yc
2
Ls
Yc=
6R
542
Yc=
6 (400)
Yc=1.215 m

- Menentukan nilai Xc
Ls3
Xc=Ls
40 R 2
3
54
Xc=54
40(400)2
Xc=53.975 m

- Menentukan nilai k
k =XcR sin s
k =53.975(400)sin (3.867)
k =26,996 m

- Menentukan nilai p
s
1cos
p=YcR
3.867
1cos
p=1.215400
p=0,304 m

- Menentukan nilai Ts

Ts=( R+ p ) tan +k
2
62.980
Ts=( 400+0,304 ) tan + 26,996
2
Ts=272.208 m

- Menentukan nilai Es
(R + p)
Es= R

cos
2
(400+0,304)
Es= 400
62.980
cos
2
Es=69.438m

- Menentukan nilai Ltotal


Ltotal=Lc+ 2 Ls
Ltotal=286.418 m

Perhitungan untuk Spiral-Spiral :

Gambar 3. 1 Diagram Tikungan Spiral-Spiral

- Menentukan nilai R
Untuk melakukan perhitungan komponen lainnya, diambil nilai R = 1000
m. Pemilihan jari-jari ini ditentukan dari hasil perhitungan yang terlampir
pada Tabel 3.5. Jari-jari dipilih karena tiga syarat berikut
Ts1+Tr 1<d A PI 1

Keterangan:

Panjang dPI1-PI2 harus terdapat panjang bagian lurus minimum 50 m.

Dari hasil perhitungan yang dilampirkan pada Tabel 3.2, maka diambil
nilai R = 1000 m.

Berdasarkan tabel AASHTO 2001, dengan nilai R = 1000 m didapat nilai e


= 3,5%.

- Menentukan nilai s

1
s= A PI 1
2
1
s= 51.827
2
s=25.913

- Menentukan Ls
2 2
Ls= R =51.827 1000 =904.547 m
360 360

- Menentukan nilai c
c=0 untuk jenis tikungan SS

- Menentukan nilai Lc
Lc = 0 untuk jenis tikungan SS
- Menentukan nilai Yc
Ls 2
Yc=
6R
904.5472
Yc=
6(1000)
Yc=136.368 m

- Menentukan nilai Xc
3
Ls
Xc=Ls 2
40 R
904.5473
Xc=904.547
40(1000)2
Xc=886.045 m

- Menentukan nilai k
k =XcR sin s
k =886.045(1000)sin( 25.913)
k =449.033 m

- Menentukan nilai p
s
1cos
p=YcR
o
25.913
1cos
p=136.3681000
p=35.823 m

- Menentukan nilai Ts

Ts=( R+ p ) tan +k
2
51.827
Ts=( 1000+35.823 ) tan + 449.033
2
Ts=952.301 m

- Menentukan nilai Es
(R + p)
Es= R

cos
2
(1000+ 35.823)
Es= 1000
51.827
cos
2
Es=151.611 m

- Menentukan nilai Ltotal


Ltotal=Lc+ 2 Ls
Ltotal =0+2( 904.547)
Ltotal=1469.185 m

Perhitungan tikungan pertama dapat terlihat pada tabel 3.3.


TABEL 3. 2 PERHITUNGAN KOMPONEN FC TIKUNGAN 1

TABEL 3.4 PERHITUNGAN KOMPONEN SCS TIKUNGAN 2


TABEL 3.5 PERHITUNGAN KOMPONEN SS TIKUNGAN 3
3.1.3 Stationing

Stationing merupakam titik penting hasil perancangan sumbu jalan berupa


patok patok dengan nomor kode referensi tertentu yang menunjukkan jarak atau
lokasi titik tersebut terhadap titik acuan. Pada stationing alinemen vertikal, titik
acuan diambil dari titik A sebagai 0+000.000.

3.1.4 Diagram Superelevasi

Diagram superelevasi dibuat dengan menambahkan suatu titik sebagai awal


dan akhir dari Ts dan Tc, serta titik titik lain yang memperhitungkan tangent
runout dan dicari elevasi tepi dalam dan tepi luar yang sesuai untuk menggambar
diagram superelevasinya. Berikut adalah hasil perhitungan titik titik yang
dibutuhkan dalam penggambaran diagram superelevasi trase jalan rencana.

Tabel 3. 3 Titik Stationing dan Superelevasi

Sehingga dengan menggunakan data diatas akan didapat diagram


superelevasi tikungan seperti sebagai berikut.
Grafik 3. 2 Diagram Superelevas
Dari hasil perhitungan di atas, didapat bentuk alinemen horizontal trase jalan
rencana sebagai berikut.

Gambar 3. 2 Alinemen Horizontal

Gambar 3.3 Tikungan Pertama, Full Circle


Gambar 3.4 Tikungan Kedua, Spiral Circle Spiral

Gambar 3.5 Tikungan Ketiga, Spiral Spiral

Anda mungkin juga menyukai