Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

PEMBAHASAN

IV.1 Data Struktur

Jumlah Lantai = 5 lantai dengan fungsi sebagai kantor Kejaksaan Kaltim.


Tinggi antar lantai :
base lantai 1 =3m
Lantai 1 lantai 2 =4m
Lantai 2 lantai 3 =4m
Lantai 3 lantai 4 =4m
Lantai 4 lantai 5 = 4,2 m
Dimensi balok dan kolom terpakai :
Balok Anak 20 x 40 cm
Balok induk 30 x 50 cm
Balok induk 30 x 60 cm
Kolom Utama 60 x 60 cm
Tie Beam 40 x 70 cm

Gambar 4.1 Permodelan Struktur Gedung Pada ETABS

[20]
Untuk semua elemen struktur menggunakan beton f'c 21 Mpa
Ec = 4700 x 210,5 = 21538,10577 Mpa = 21538105,77 kN/m2
0,2

IV.2 Perhitungan Pembebanan


Tabel 4.1 Jenis Beban Mati Pada Gedung

no jenis beban mati berat


1 baja 78,5 kN/m3
2 beton 22 kN/m3
3 pasangan batu kali 22 kN/m3
4 mortar, spesi 22 kN/m3
5 beto bertulang 24 kN/m3
6 pasir 16 kN/m3
7 lapisan aspal 14 kN/m3
8 air 10 kN/m3
9 dinding pasangan 1/2 bata 2,5 kN/m3
10 curtain wall kaca + rangka 0,6 kN/m3
11 langit-langit dan penggantung 0,2 kN/m3
12 cladding metal sheet + rangka 0,2 kN/m3
13 finishing lantai (keramik atau tegel) 22 kN/m3
14 marmer, granit per cm tebal 0,24 kN/m3
15 ME 0,25 kN/m3
16 genteng 0,5 kN/m3

1.1 Beban mati pada plat lantai


Beban mati yang bekerja pada plat lantai gedung meliputi :
berat pasir tebal 1 cm = 0,01 x 16 = 0,16 kN/m3
berat spesi tebal 3cm = 0,03 x 22 = 0,66 kN/m3
berat keramik tebal 1 cm = 0,01 x 22 = 0,22 kN/m3
plafond & penggantung = 0,2 kN/m3
Intalasi ME = 0,25 kN/m3
1,49 kN/m3

[21]
1.2 Beban mati pada plat atap
Beban mati pada plat atap meliputi :
Waterproofing 2 cm = 0,02 x 14 = 0,28 kN/m3
Plafond dan penggantung = 0,2 kN/m3
Instalasi ME = 0,25 kN/m3
0,73 kN/m3
1.3 Beban mati pada balok
Beban mati yang bekerja pada balok meliputi :
Berat pasangan dinding 1/2 bata
lantai 1 tinggi 3 meter = 3 x 2,5 = 7,5 kN/m
lantai 2 tinggi 4 meter = 4 x 2,5 = 10 kN/m
lantai 3 tinggi 4 meter = 4 x 2,5 = 10 kN/m
lantai 4 tinggi 4 meter = 4 x 2,5 = 10 kN/m
lantai 5 tinggi 4,2 meter = 4,2 x 2,5 = 10,5 kN/m
beban dinding partisi 2 meter = 2 x 0,2 = 0,4 kN/m
Beban reaksi pada balok akibat tangga = 13,65 kN/m
beban reaksi pada balok akibat lift = 70 kN

Gambar 4.2 Input Beban Merata Ke Software ETABS

[22]
1.4 Beban hidup (live load)
Menurut PPIURG 1987 :
Tabel 4.2 Beban Hidup

No Jenis Beban Beban


1 Dak atap bangunan 1 kN/m2
2 Rumah Tinggal 2 kN/m2
3 Kantor, sekolah, hotel, pasar, rumah sakit 2,5 kN/m2
4 Hall, tangga, coridor, balkon 3 kN/m2
5 Ruang olahraga, pabrik, bioskop, bengkel, 4 kN/m2
perpustakaan, tempat ibadah, parkir, aula
6 panggung penonton 5 kN/m2

Tabel 4.3 Faktor reduksi beban untuk gedung


Faktor
Faktor
reduksi
No Fungsi bangunan reduksi
untuk
untuk portal
Gempa
1 Perumahan : rumah tinggal, asrama hotel 0,75 0,3
rumah sakit
2 gedung pendidikan : sekolah, ruang kuliah 0,9 0,5
3 Tempat pertemuan umum, tempat ibadah, 0,9 0,5
bioskop, restoran, ruang dansa, ruang pergelaran
4 Gedung perkantoran : kantor, bank 0,6 0,3
5 Gedung perdagangan dan ruang penyimpanan : 0,8 0,8
toko, toserba, pasar, gudang, ruang arsip
perpustakaan
6 tempat kendaraan : garasi, ruang parkir 0,9 0,5
7 Bangunan Industri : Pabrik, bengkel 1 0,9

Beban hidup yang bekerja untuk kantor Kejaksaan Tinggi adalah sebagai berikut :

Beban hidup ruang kerja : 2,5 kN/m2


Beban hidup lantai atap : 1 kN/m2

[23]
Gambar 4.3 Input Beban Hidup Pelat Pantai Pada ETABS
IV.3 Waktu Getar Alami ( T )
dari hasil analisa diperoleh waktu getar alami (T) sebagai berikut :
1. Mode 1

Gambar 4.4 Periode Waktu T Mode 1


Waktu getar alami struktur mode 1 = 0,5618 detik (arah X)

[24]
2. Mode 2

Gambar 4.5 Periode Waktu T Mode 2

Waktu getar alami struktur mode 2 = 0,4532 detik (arah Y)

Koefisien yang membatasi waktu getar alami fudamental struktur gedung :

Tabel 4.4 Koefisien

Wilayah gempa
1 0,2
2 0,19
3 0,18
4 0,17
5 0,16
6 0,15
Lokasi gedung berada di Kota Samarinda, yang berada dalam wilayah gempa 2,
maka, = 0,19
Maka, T1 < x n ---> n = jumlah gedung = 5 lantai
0,5618 < 0,19 x 5
0,5618 < 0,95 ...Ok!!!
Dari analisa didapatkan bahwa waktu getar gedung memenuhi persyaratan.
Gedung mempunyai kekakuan yang cukup.

[25]
IV.4 Faktor Keutamaan
Tabel 4.5 Faktor Keutamaan Untuk Berbagai Kategori Gedung

Faktor Keutamaan
Kategori Gedung
I1 I2 I
gedung umum seperti untuk
penghunian, perniagaan dan 1 1 1
perkantoran
Monumen dan bangunan monumental
1 1,6 1,6
gedung penting pasca gempa seperti
rumah sakit, instalasi air bersih,
pembangkit tenaga listrik, pusat
penyelamatan dalam keadaan darurat, 1,4 1 1,4
fasilitas radio dan televisi

Gedung untuk menyimpan bahan


berbahaya seperti gas, produk minyak
bumi, asam, bahan beracun 1,6 1 1,6

cerobong, tangki diatas menara


1,5 1 1,5

Sumber : SNI Gempa 1726-2002


Dari tabel diatas, untuk fungsi gedung kantor maka faktor keutamaan adalah 1.

IV.5 Perhitungan Nilai SPT Rata-Rata

Tabel 4.6 Klasifikasi Jenis Tanah

Jenis Kecepatan rambat Nilai hasil Test Kuat geser niralir


tanah gelombang geser rata- penetrasi standar rata- rata-rata, Su (kPa)
rata vs (m/s) rata , N'

Keras vs 350 N' 50 Su 100


Sedang 175 vs 350 15 N' < 50 50 Su 100
Lunak vs < 175 N' < 15 Su < 50
Atau setiap profil dengan tanah lunak yang tebal total lebih dari 3 meter
dengan PI>20, wn 40% dan Su < 25 kPa
Khusus Diperlukan evaluasi khusus di setiap lokasi

[26]
Perhitungan nilai SPT :

Tabel 4.7 Tabel Perhitugan SPT

Lapis Kedalaman Tebal N SPT N' = Tebal/N SPT


0 0 0 0 0,0000
1 0 - 2 4 32 0,1250
2 2 - 4 6 34 0,1765
3 4 - 6 2 19 0,1053
4 6 - 8 3 26 0,1154
5 8 - 10 4 46 0,0870
6 10 - 12 3 27 0,1111
7 12 - 14 3 36 0,0833
8 14 - 16 6 35 0,1714
9 16 - 18 6 39 0,1538
10 18 - 20 5 42 0,1190
11 20 - 22 4 66 0,0606
12 22 - 24 4 36 0,1111
13 24 - 26 2 28 0,0714
14 26 - 28 4 29 0,1379
15 28 - 30 5 25 0,2000
= 61 1,8289

Nilai N rata-rata = Tebal/ N' = 61/1,8289 = 33,353

dari hasil perhitungan, didapatkan nilai N rata-rata 33,353 maka termasuk


jenis tanah sedang.

IV.6 Perhitungan Beban Gempa Nominal

Gambar 4.6 Respon Gempa Nominal

[27]
dengan penentuan jenis tanah masuk kategori tanah sedang, maka nilai C = 0,33/T

maka nilai spektrum gempa rencana dapat dihitung sebagai berikut :

a. Gempa Statik arah X ( Mode 1 ) T1 = 0,5618


b. Gempa Statik arah Y ( Mode 2 ) T2 = 0,4532


Tabel 4.8 Parameter Daktilitas Struktur Gedung

Taraf kinerja R
struktur gedung
Elastik penuh 1 1,6
1,5 2,4
2 3,2
2,5 4
3 4,8
Daktail Parsial
3,5 5,6
4 6,4
4,5 7,2
5 8
Daktail Penuh 5,3 8,5

dengan desain gedung dengan sifat daktilitas penuh, maka sesuai SNI Gempa
1726-2002 :

diambil nilai = 5,3


R = 8,5
dimana :
= faktor daktilitas
R = Reduksi Gempa
Beban geser nominal untuk perhitungan gempa statik dihitung sebagai berikut :

[28]
Koefisien gaya geser dasar gempa

IV.7 Perhitungan Eksentrisitas Rencana


Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Eksentrisitas Rencana
Eksentrisita ed = 1,5e + Koord. Pusat
Pusat massa Pusat Rotasi
Lantai s (e) 0,05b Massa
X Y X Y X Y X Y X Y
- -
1 12,46 9,52 11,67 12,30 0,79 1,77 9,90 15,86
2,79 3,56
- -
2 12,45 9,54 11,58 12,56 0,87 1,88 9,70 16,48
3,03 3,91
- -
3 12,45 9,54 11,63 12,25 0,82 1,81 9,82 15,70
2,71 3,45
- -
4 12,45 9,54 11,73 11,80 0,72 1,67 10,05 14,60
2,26 2,80
- -
5 12,50 9,25 11,84 11,25 0,66 1,58 10,26 13,69
2,00 2,44

IV.8 Perhitungan Beban Gempa Statik Secara Manual


Perhitungan beban mati tambahan
beban mati tambahan pada plat lantai base = Keliling 91 m
dinding tinggi 3 meter = 3 x 91 x 2,5 = 682,5 kN
Beban mati tambahan pada plat lantai 1 sampai 4 = Luas 450 m2
= Kell 140 m
Pasir tebal 1 cm = 0,01 x 16 x 450 = 72 kN
spesi 3 cm = 0,03 x 22 x 450 = 297 kN
keramik 1 cm = 0,01 x 22 x 450 = 99 kN
plafond dan penggantung = 0,2 x 450 = 90 kN
ME = 0,25 x 450 = 112,5 kN
pas. Bata 3,6 meter = 2,5 x 140 x 3,6 = 1260 kN
partisi 2 meter = 0,2 x 16 x 2 = 6,4 kN
beban reaksi tangga = 13,65 kN
= 1950,55 kN

[29]
Beban hidup tambahan
Beban hidup tambahan base luas 450 m2
Beban hidup untuk ruang parkir = 4 kN/m2
Faktor reduksi = 0,5
Beban hidup total = 900 kN

Beban hidup tambahan pada lantai 1 sampai 4 450 m2


Beban hidup untuk kantor = 2,5
Faktor reduksi = 0,3
Beban hidup total = 337,5 kN

Beban hidup plat atap luas 450 m2


Beban hidup untuk atap = 1
Faktor reduksi = 0,3
Beban hidup total = 135 kN
karena tinggi base/ruang parkir adalah 0 meter, maka nilai tidak di input. Beban
mati dan beban hidup tambahan yang akan diinput ke ETABS ditambah dengan
berat sendiri hasil perhitungan dari ETABS.
Perhitungan Beban mati dan beban hidup tambahan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.10 Perhitungan Beban Mati dan Beban Tambahan

Beban mati Beban hidup


Lantai Berat Sendiri Beban total
tambahan tambahan
1 1950,55 337,5 3259,314 5547,364
2 1950,55 337,5 3514,704 5802,754
3 1950,55 337,5 3514,704 5802,754
4 1950,55 337,5 3514,704 5802,754
5 0 135 3397,446 3532,446
Total 26488,072

Selanjutnya nilai beban total yang sudah dihitung dikalikan dengan tinggi masing-
masing lantai dan akan dihasilkan gaya lateral gempak statik ekivalen F yang
dihitung ditabel berikut ini :

[30]
Tabel 4.11 Gaya Lateral Gempa Statik Ekivalen (F)

WxZ
Lantai Beban total Z Fx (kN) Fy (kN)
(kN)
1 5547,364 3 16642,09 110,391 136,843
2 5802,754 7 40619,28 269,436 334,001
3 5802,754 11 63830,29 423,400 524,859
4 5802,754 15 87041,31 577,363 715,717
5 3532,446 19,2 67822,96 449,884 557,690
26488,072 275956

Selanjutnya, nilai F dihitung untuk setiap arah dan dihasilkan :


Tabel 4.12 Gaya Lateral Gempa Statik Ekivalen Untuk Setiap Arah

30%xFx 30%xFy
Lantai Fx (kN) Fy (kN)
(kN) (kN)
1 110,391 33,117 136,843 41,053
2 269,436 80,831 334,001 100,200
3 423,400 127,020 524,859 157,458
4 577,363 173,209 715,717 214,715
5 449,884 134,965 557,690 167,307

Setelah nilai gaya lateral untuk setiap arah diinput ke program ETABS dan
dilakukan run analysis, akan terbentuk diafragma atau titik berat bengunan seperti
ambar dibawah ini.

Gambar 4.7 Permodelan Diafragma Setelah Input Beban

[31]
IV.9 Respon Spektrum
Dengan kondisi tanah lunak hasil dari nilai SPT maka respon spektrum
dapat di input dengan mengambil data dari puskim.pu.go.id, dan di dapatkan hasil
periode dan akselerasi respon spektrum sebagai berikut :
Tabel 4.13 Nilai Respons Spektrum
Periode Acc.
0 0.054
T0 0.134
TS 0.134
TS+0 0.122
TS+0.1 0.113
TS+0.2 0.104
TS+0.3 0.097
TS+0.4 0.091
TS+0.5 0.085
TS+0.6 0.081
TS+0.7 0.076
TS+0.8 0.072
TS+0.9 0.069
TS+1 0.066
TS+1.1 0.063
TS+1.2 0.060
TS+1.3 0.058
TS+1.4 0.055
TS+1.5 0.053
TS+1.6 0.051 Gambar 4.8 Hasil Input Nilai Respons
TS+1.7 0.050 Spektrum
TS+1.8 0.048
TS+1.9 0.046
TS+2 0.045
TS+2.1 0.043
TS+2.2 0.042
TS+2.3 0.041
TS+2.4 0.040
TS+2.5 0.039
TS+2.6 0.038
TS+2.7 0.037
TS+2.8 0.036
4 0.035

[32]
IV.10 Analisis Gempa Dinamik Time History
Berdasarkan SNI Gempa 03-1726-2002 pasal 7.3.1 analisis dinamik 3 dimensi
berupa analisis dinamik linier dan non linier time history.
Tabel 4.14 Percepatan Puncak Gempa Berdasarkan Zona
Percepatan Puncak Muka Tanah A0 ('g')
Wilayah Percepatan Puncak
Gempa Batuan Dasar ('g') Tanah Tanah Tanah Tanah
Keras Sedang Lunak Khusus
1 0,03 0,04 0,05 0,08
2 0,1 0,12 0,15 0,2
3 0,15 0,18 0,23 0,3 Diperlukan
Evaluasi
4 0,2 0,24 0,28 0,34
Khusus di
5 0,25 0,28 0,32 0,36 Setiap
6 0,3 0,33 0,36 0,38 Lokasi

wilayah Samarinda merupakan daerah dengan wilayah gempa 2, dan dengan


kondisi tanah lunak, maka A0 = 0,15
Faktor Keutamaan Gedung I =1
Reduksi Gempa R = 8,5
maka, Percepatan Gempa rencana pada taraf pembebanan nominal sebagai gempa
masukan untuk analisi repons dinamik linier riwayat waktu struktur gedung (A)
dapat dianalisa sebagai berikut :

IV.11 Penentuan Tipe Analisis Ragam Respons Spektrum


Penentuan Berdasarkan SNI Gempa 03-1726-2002 pasal 7.2.2 sebagai berikut :
a. CQC (Complete Quadratic Combination)
Jika struktur gedung memiliki waktu getar alami yang berdekatan atau selisih
nilainya kurang dari 15%
b. SRSS (Square Root of the Sum of Squares)
Jika struktur gedung memiliki waktu getar alami yang berjauhan.
- Redaman struktur beton (damping)
Merupakan perbandingan redaman struktur beton dengan redaan kritis = 0,05
- Input Respons Spectra

[33]
Faktor Keutamaan (I) 1 (Faktor Keutamaan Untuk Kantor)
Faktor Reduksi Gempa 8,5 (Daktail Penuh)
Faktor Skala Gempa arah X

dari hasil analisis ETABS diperoleh untuk Modal Participating Mass Ratio untuk
Periode yang diambil adalah sebagai berikut :
Tabel 4.15 Periode Respons Spektrum
Periode T
Mode
sec %
1 0,5618 19,3208
2 0,4532 7,3723
3 0,4198 58,5737
4 0,1739 27,2170
5 0,1266 7,8945
6 0,1166 18,6244
7 0,0949 34,6424
8 0,0620 0,8160
9 0,0615 5,6421
10 0,0580 18,5260
11 0,0473 13,3711
12 0,0410 0,0000

Dimana : t = Selisih antara periode mode diatasnya dengan mode dibawahnya


IV.12 Gaya Geser Dasar Nominal (Base Shear Nominal)
Berdasarkan SNI Gempa 03-1726-2012 pasal 7.1.3 disebutkan bahwa :
Nilai akhir respons dinamik struktur gedung terhadap pembebanan gempa
nominal akibat pengaruh gemparencana dalam suatu daerah tertentu, tidak boleh
diambil kurang dari 80% nilai respons ragam yang pertama. Dinyatakan dengan
persamaan sebagi berikut :

Nilai gaya geser dasar nominal tiap joint hasil input ETABS nantinya akan
dipakai untuk perhitungan jumlah gaya geser beban gempa yang hasilnya adalah
sebagai berikut :

[34]
Tabel 4.16 Jumlah Base Shear Nominal (kN)
Tipe Beban Gempa FX FY 80% FX 80% FY
Eqx -1683,27 -0,58 -1346,62 -0,46
Statik
Eqy -1,74 -1681,86 -1,39 -1345,49
Rspx 172,32 164,39
Dinamik
Rspy 113,80 178,34

Hasil nilai gaya geser dasar nominal, dipakai untuk perhitungan skala gempa
dinamik respon spektrum dengan analisa sebagai berikut :

Modifikasi faktor skala gempa dinamik respon spektrum


U1 = 1,154 x 7,815 = 9,019
U2 = 0,3 x 9,019 = 2,706
IV.13 Simpangan Struktur
Kriteria Persyaratan simpangan mengacu pada SNI Gempa 2012 dengan faktor-
faktor sebagai berikut :
1. Faktor pembesaran defleksi (Cd) untuk SRPMK = 5,5
2. Faktor Keutamaan gempa (Ie) = 1,0
3. Faktor redunansi untuk gedung dengan KDS D adalah r = 1,3
4. Simpangan antar lantai yang diijinkan untuk gedung dengan kategori
resiko III adalah 0,02 x H
1. Kinerja Batas Layan Akibat Simpangan Gempa Statik
Nilai dari simpangan yang diinput dari hasil ETABS, digunakan sebagai acuan
dalam perhitungan kinerja batas layan suatu gedung dengan rumus syarat
simpangan diizinkan :

[35]
Gambar 4.9 Diagram Hasil ETABS Simpangan Akibat Beban Gempa Statik Arah
X

Gambar 4.9 Diagram Hasil ETABS Simpangan Akibat Beban Gempa Statik Arah
Y

[36]
Hasil perhitungan kinerja batas layan tiap lantai disajikan dalam bentuk tabel
berikut ini :
Tabel 4.17 Kinerja Batas Layan Akibar Simpangan Gempa Statik Arah X
Tinggi Simpangan S
No Lokasi Di izinkan Kontrol
mm mm mm
1 Base 0 0 0 0,000 ..Ok
2 Lantai 1 3000 1,27 1,27 10,588 ..Ok
3 Lantai 2 4000 4,31 3,04 14,118 ..Ok
4 Lantai 3 4000 7,78 3,47 14,118 ..Ok
5 Lantai 4 4000 10,77 2,99 14,118 ..Ok
6 Lantai 5 4200 13,01 2,24 14,824 ..Ok

Tabel 4.17 Kinerja Batas Layan Akibar Simpangan Gempa Statik Arah Y
Tinggi Simpangan S
No Lokasi Di izinkan Kontrol
mm mm mm
1 Base 0 0 0 0,000 ..Ok
2 Lantai 1 3000 1,08 1,08 10,588 ..Ok
3 Lantai 2 4000 3,64 2,56 14,118 ..Ok
4 Lantai 3 4000 6,46 2,82 14,118 ..Ok
5 Lantai 4 4000 9,11 2,65 14,118 ..Ok
6 Lantai 5 4200 11,19 2,08 14,824 ..Ok

2. Kinerja Batas Ultimit Akibat Simpangan Gempa Statik


Perhitungan Simpangan Untuk Batas Ultimit adalah sebagai berikut :

Hasil perhitungan kinerja batas ultimit tiap-tiap lantai disajikan dalam bentuk
tabel berikut ini :
Tabel 4.18 Kinerja Batas Ultimit Akibat Simpangan Gempa Statik Arah X
Tinggi Simpangan S
No Lokasi Sx Di izinkan Kontrol
mm mm mm
1 Base 0 0 0 0 0,000 ..Ok
2 Lantai 1 3000 1,27 1,27 7,5565 60,000 ..Ok
3 Lantai 2 4000 4,31 3,04 18,088 80,000 ..Ok
4 Lantai 3 4000 7,78 3,47 20,6465 80,000 ..Ok
5 Lantai 4 4000 10,77 2,99 17,7905 80,000 ..Ok
6 Lantai 5 4200 13,01 2,24 13,328 84,000 ..Ok

[37]
Tabel 4.19 Kinerja Batas Ultimit Akibat Simpangan Gempa Statik Arah Y
Tinggi Simpangan S
No Lokasi Sx Di izinkan Kontrol
mm mm mm
1 Base 0 0 0 0 0,000 ..Ok
2 Lantai 1 3000 1,08 1,08 6,426 60,000 ..Ok
3 Lantai 2 4000 3,64 2,56 15,232 80,000 ..Ok
4 Lantai 3 4000 6,46 2,82 16,779 80,000 ..Ok
5 Lantai 4 4000 9,11 2,65 15,7675 80,000 ..Ok
6 Lantai 5 4200 11,19 2,08 12,376 84,000 ..Ok

Dari hasil analisa diatas, maka dapat disimpulkan bahwa besar simpangan
memenuhi, maka gedung tersebut tahan terhadap gempa.

[38]

Anda mungkin juga menyukai