Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah

meberi hidayah dan inayah-Nya pada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaika makalah ini dengan baik dan lancar. Serta tak lupa pula kami kami

ucapkan terimakasih pada Drs. Ajar Yulistianto. selaku dosen mata kuliah

Perkembangan Bermain yang membimbing dan mengarahkan penulis dalam

penulisan makalah yang berjudul Bermain Congklak, semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak

kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari pembaca.

Bojonegoro, 27 Januari 2010

Penyusun

ii Agustia Mutiatin, Bermain Congklak


1

BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Permainan-permainan tradisional memiliki nilai positif, misalnya anak


menjadi banyak bergerak sehingga terhindar dari masalah obesitas anak.
Sosialisasi mereka dengan orang lain akan semakin baik karena dalam permainan
dimainkan oleh minimal 2 anak. Selain itu, dalam permainan berkelompok
mereka juga harus menentukan strategi, berkomunikasi dan bekerja sama dengan
anggota tim.

Kendalanya adalah terbatasnya lapangan di kota-kota besar, sementara


banyak permainan yang memerlukan arena yang luas. Kendala besar lainnya
adalah karena larangan dari orang tua. Mereka takut anak-anak mereka terluka,
kotor atau kulit anak menjadi terbakar karena bermain di lapangan terbuka.
Hasilnya, banyak orang tua yang memberikan mainan elektronik yang disukai
anak. Padahal permainan ini cenderung membuat anak sulit bersosialisasi
sehingga anak menjadi pemalu, penyendiri dan individualistis. Juga makin banyak
anak menjadi obesitas karena kurang bergerak.

Memberi kebebasan secara seimbang untuk anak bermain bersama teman-


temannya dapat memberikan nilai positif. Bermain dapat menjadi sarana belajar
dan mengembangkan nilai EQ pada anak. Tetapi, tentu saja harus dalam
pengawasan dan memberi batasan waktu yang jelas agar tidak semua waktu
digunakan untuk bermain.

Jika Anda belum pernah mengenal permainan tradisional tersebut, coba


tanyakan kepada orang tua Anda berbagai jenis permainan yang seru dan bernilai
positif tersebut. Jika Anda sering bermain permainan tersebut di masa kecil,
ajarkan permainan yang mungkin belum diketahui anak sembari Anda
bernostalgia saat memainkan permainan tersebut saat masih kecil. Sesekali Anda
juga dapat ikut bermain sehingga hubungan Anda dan anak akan semakin dekat.

Agustia Mutiatin, Bermain Congklak


II. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan Asal-usul Congklak.

2. Menjelaskan Cara Bermain Congklak.

3. Menjelaskan Manfaat Permainan Congklak.

III. Tujuan pembahasan

1. Untuk Mengetahui dan memahami Permainan Congklak

2. Untuk Mengetahui dan memahami Manfaat Permainan congklak

terhadap Perkembangan anak.

2 Agustia Mutiatin, Bermain Congklak


3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Asal-usul (Sejarah) Permainan congklak

Congklak memiliki asal Afrika atau baik di dunia Arab, tergantung dari
teori sarjana yang Anda memilih untuk percaya. Beberapa bukti tertua ditemukan
di Nasional Geografis disponsori tempat penggalian arkeologi dating kembali ke
7000 ke 5000 SM hadir dalam hari-Yordania. Excavations dari rumah terbongkar
kapur yang kental dengan dua barisan paralel circular depressions. Tata letak yang
mudah dikenali ke archaeologist di gali sebagai Congklak papan bermain. Murray,
yang dicatat sarjana, untuk pelaksanaan program yang berasal dari Mesir kuno
Empire Umur (tentang 15-11-abad sebelum masehi). Banyak ahli menduga bahwa
Congklak Mei sebenarnya merupakan permainan papan tertua lamanya.

Tercatat paling awal tulisan-tulisan yang menggambarkan permainan yang


ditemukan di referensi ke mancala teks agama di Arab dating ke abad. Beberapa
sarjana percaya bahwa permainan berasal di Timur Tengah dan dari sana tersebar
ke Afrika. Kemudian, permainan menyebar ke Asia dengan pedagang Arab dan
datang ke Karibia sekitar 1640 melalui perdagangan budak Afrika. Tenaga ahli
lainnya di tempat yang asal Afrika Tengah.

Saat ini, permainan ini dikenal oleh banyak nama di seluruh dunia. Nama
ini diambil dari budaya lokal dengan menggunakan kata-kata yang mencerminkan
tempat permainan dimainkan, dengan cara yang unggul, modus dari bermain dan
papan atau counter digunakan. Hal ini disebut dalam bahasa Inggris sebagai
Hitung dan Ambil.

Di negara-negara Arab, yang paling umum adalah nama mancala (bahasa


Arab arti kata dalam bahasa Inggris “untuk berpindah”). Di beberapa negara
Afrika Barat yang depressions di papan yang disebut sebagai Warri atau Awari,
yang berarti rumah, sehingga ia memberi nama Wari. Permainan di Indonesia
dikenal sebagai Adi, yang juga merupakan nama dari bibit yang digunakan untuk
main game.

Agustia Mutiatin, Bermain Congklak


Congklak di Indonesia

Bahkan di Indonesia, Congklak dikenal oleh berbagai nama dari daerah ke


daerah. Nama yang paling umum, Congklak, diambil dari cowrie shell, yang
umumnya digunakan untuk main game. Di Malaysia, yang dikenal sebagai
permainan congkak, nama yang banyak digunakan di provinsi Sumatra juga. Di
Jawa, permainan ini dikenal sebagai Congklak, dakon, dhakon atau dhakonan. Di
Lampung, permainan disebut, dentuman lamban. Di Sulawesi, permainan yang
disebut sebagai Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata.

Congklak referensi historis untuk merujuk pada permainan yang


dimainkan oleh remaja putri dari bangsawan Jawa. Hal ini kemungkinan besar
pedagang yang asing, karena dekat dengan kelas atas, Congklak diperkenalkan
kepada mereka. Dengan petikan waktu, Congkla ’s popularitas tumbuh hingga
kini banyak dimainkan oleh masyarakat umum juga. Di sebagian besar daerah,
bermain Congklak dibatasi untuk remaja putri, remaja dan perempuan dalam
waktu senggang mereka dan dilihat sebagai ‘girl’s permainan’. Hanya di beberapa
daerah adalah Congklak dimainkan oleh laki-laki dan anak laki-laki juga.
Di Sulawesi, sejarah, permainan ini hanya untuk bermain selama masa kecil hati,
setelah kematian seorang kekasih. Ia dianggap tabu untuk main game di lain
waktu. Di Jawa Tengah, dalam pra-sejarah kali, Congklak digunakan oleh petani
untuk menghitung musim, untuk tahu kapan untuk tanaman dan panen, serta
untuk memprediksi masa depan.

Permainan Papan Congklak

Pemutaran papan yang terbuat dari kayu, dengan variasi dari pulau ke
pulau dalam jumlah lubang pada masing-masing pihak, baik 5, 6, 7or 9 lubang.
Semua papan ada dua ‘rumah toko’ hole, satu pada setiap akhir. Desain yang
berbeda dari yang sederhana, lugas hutan, ke kapal-berbentuk papan, untuk
bermain sangat dihiasi papan. Di Jawa Tengah, rumit desain memanfaatkan Jawa
naga (naga) yang umum. Dragons dari wajah kedua berakhir, dengan ekor
dekorasi bagian samping papan dan kaki suspending board up off the floor.
Congklak papan elaborately dapat diukir dan dilukis dengan emas dan warna
4
Agustia Mutiatin, Bermain Congklak
merah yang populer. Sebagian besar, namun yang relatif sederhana yang terbuat
dari kayu. Seperti pada arkeologi menemukan di Yordania, tambang di
Mojokerto, Lamongan dan Bondowoso di Jawa Timur ada unearthed Congklak
‘papan’ diukir ke dalam lubang dengan batu besar. Ini yang ditemukan bersama-
sama dengan potongan-potongan yang rusak dan batu-batu candi lainnya
arkeologi sisa-sisa waktu sebelumnya.

B. Cara Bermain Congklak

Permainan congklak menggunakan papan permainan yang memiliki 14


lubang dan 2 lubang induk yang ukurannya lebih besar. Dimainkan oleh 2 orang.
Satu lubang induk terletak pada ujung papan dan lubang induk lainnya terletak di
ujung lainnya. Di antara kedua lubang induk terdapat 2 baris yang tiap barisnya
berisi 7 lubang yang jumlahnya 14 lubang.

Tiap lubang kecil diisi dengan 7 biji yang biasanya terbuat dari kerang
atau plastik. Kecuali lubang induk yang dibiarkan kosong. Setelah menentukan
siapa yang akan mulai lebih dulu, maka permainan dimulai dengan memilih
salah satu lubang dan menyebarkan biji yang ada di lubang tersebut ke tiap
lubang lainnya searah jarum jam. Masing-masing lubang diisi dengan 1 biji.
Bila biji terakhir jatuh di lubang yang ada biji-bijian lain maka biji yang ada di
lubang tersebut diambil lagi untuk diteruskan mengisi lubang-lubang
selanjutnya. Jangan lupa untuk mengisikan biji ke lubang induk kita setiap
melewatinya. Sedangkan lubang induk lawan tidak perlu diisi.

Bila biji terakhir ternyata masuk dalam lubang induk kita, berarti kita bisa
memilih lubang lainnya untuk memulai lagi, tetapi bila ternyata saat biji
terakhir diletakkan pada salah satu lubang kosong, berarti giliran untuk lawan
kita. Bila lubang tempat biji terakhir itu ada di salah satu dari 7 lubang yang
ada di baris kita, maka biji yang ada di seberang lubang tersebut beserta 1 biji
terakhir yang ada di lubang kosong akan menjadi milik kita dan akan masuk
dalam lubang induk kita.

Agustia Mutiatin, Bermain Congklak


Setelah semua baris kosong, maka permainan dimulai lagi dengan mengisi
7 lubang milik kita, masing-masing dengan 7 biji dari biji yang ada di lubang
induk kita. Dimulai dari lubang yang terdekat dengan lubang induk, bila tidak
mencukupi maka lubang lainnya dibiarkan kosong dan selama permainan tidak
boleh diisi.

C. Manfa’at Permainan Congklak

Sekilas permainan ini terlihat sangat sederhana, malah bisa dianggap kuno.
Namun dibalik kesederhanaan tersebut sesungguhnya ada beberapa manfaat yang
dapat diperoleh daripermainan tersebut, yaitu :
1. Melatih kemampuan motorik halus.
Saat memegang dan memainkan biji-biji congklak tersebut, yang paling
berperanan adalah motorik halus kita, yaitu jari jemari. Bagi individu yang
kemampuan motorik halusnya tidak terlalu baik, maka ia tidak dapat menjalankan
permainan tersebut dengan cepat, dan mungkin saja biji-biji congklak tersebut
akan tersebar dan terlepas dari genggamannya.
Kemampuan motorik halus ini sangat bermanfaat bagi anak untuk
memegang dan menggenggam alat tulis. Dengan kemampuan motorik halus yang
baik, maka anak, dapat menulis atau mengetik dengan baik dan cepat.
2. Melatih kesabaran dan ketelitian
Permainan ini sangat memerlukan kesabaran dan ketelitian. Terutama pada
saat si pemain harus membagikan biji congklak ke dalam lubang-lubang yang ada
di papan congklak. Jika si pemain tidak sabar dan tidak teliti, maka permainan
tidak akan berjalan dengan baik.
3. Melatih Jiwa sportifitas
Dalam permaianan ini diperlukan kemampuan untuk menerima kekalahan.
Karena permainan ini dilakukan hanya 2 orang saja, maka akan terlihat jelas
antara menang dan kalah. Kekalahan akan sangat terasa manakala di pemenang
hanya meninggalkan satu (1) butir biji congklak saja. Kondisi kalah tentu saja
sangat tidak menyenangkan, namun bagaimana pun kondisi tersebut harus
diterima dengan besar hati. Situasi ini sangat berbeda,jika dibandingkan saat kita
bermain game di komputer . Disaat kita merasa akan mengalami kekalahan, maka

6 Agustia Mutiatin, Bermain Congklak


dengan mudah ia dapat mematikan (off) atau mengulang (restart) permainan
tersebut.
4. Melatih kemampuan menganalisa.
Untuk bisa menjadi pemenang, maka kemampuan untuk menganalisa
sangat diperlukan, terutama saat lawan mendapatkan giliran untuk bermain. Bagi
yang mampu menganalisa dengan baik, ia dapat memenangkan permain tersebut
dengan hanya meninggalkan satu (1) butir biji congklak.
5. Menjalin kontak sosial
Dapat dikatakan, faktor ini merupakan hal terpenting dalam permainan ini.
Karena dilakukan secara bersama-sama, maka terjalin suatu kontak sosial antara
pemainannya. Berbagai macam informasi dapat disampaikan saat permainan ini
dilakukan. Tak jarang senda gurau dan tawa terdengar saat permainan ini
berlangsung.
Manfaat-manfaat di atas belum tentu diperoleh jika anak memainkan
permainan yang ada di komputer pribadi mereka, apalagi jika komputer pribadi
tersebut diletakkan dalam kamar tidur. Hal ini dapat menyebabkan anak menjadi
lebih individual dan terkadang lupa untuk bersosialisasi dengan lingkungannya.
Kemampuan-kemampuan lain pun belum tentu dapat berkembang dengan
baik. Justru dari sebuah permainan yang terlihat sederhana, ternyata malah
memberikan manfaat yang besar, selain melestarikan budaya Indonesia dan
mendapatkan kegembiraan, anak pun dapat mengembangkan kemampuan-
kemampuan yang ada dalam dirinya.
Congklak sebagai salah satu alternatif alat permainan edukatif (APE).
Sebuah alat dinamakan sebagai APE ketika ia memiliki nilai manfaat yakni untuk
menstimulasi potensi anak. Misalnya saja yang terstimulasi dalam Congklak
adalah

• Kemampuan motorik halus, anak menggenggam biji congklak dan


memindahkan dari tangannya dan dimasukkan dalam lobang

• Kemampuan numerik, untuk anak yang belum dapat berhitung bisa


distimulasi dengan memancingnya dengan sebutan angka yang tidak utuh.
Jadi seperti ini "sa....tu..."

7 Agustia Mutiatin, Bermain Congklak


• Melatih daya konsentrasi, saya seringkali memperoleh pertanyaan
bagaimana anak dapat berkonsentrasi belajar. Bahwa optimalisasi
konsentrasi ada di 15 menit pertama, setelah itu konsentrasi akan split
dengan perhatian ke berbagai hal. Dengan latihan ini akan membuat lebih
panjang waktu untuk berkonsentrasi.

Pilar kedua dalam kegiatan atraktif untuk anak preschool adalah kegiatan
bermain dan APE dengan menggunakan bahan disekeliling, bisa dengan gelas
plastik, biji kacang merah, pasir putih, dsb.

8 Agustia Mutiatin, Bermain Congklak


9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dunia anak adalah dunia bermain. Beragam mainan diciptakan


untuk menghibur dan juga sebagai sarana pendidikan anak. Mulai dari
mainan yang terbuat dari plastik hingga mainan elektronik. Tetapi, tidak
ada salahnya Anda mengajarkan permainan yang mungkin sering Anda
mainkan sejak kecil. Permainan seperti ini mengasah kemampuan otak,
kemampuan membuat strategi, sikap mudah bersosialisasi, dan
membangun EQ.
Untuk memfasilitasi tingkat perkembangan anak perlu dibuat
adanya arena bermain yang dilengkapi dengan alat-alat peraga dan alat-
alat keterampilan lainnya. Menawarkan kesempatan untuk menjalin
hubungan sosial melalui interaksi yang bebas, ditandai dengan adanya
relasi dan komunikasi yang akrab. Seorang anak masih membutuhkan
suatu pertolongan dan bimbingan baik jasmani maupun rohani serta
memerlukan sebuah kasih sayang dalam pengembangan pembentukan
perilaku dan pengembangan kemampuan dasar.

B. Saran

Dari uraian diatas maka kami menyarankan kepada pendidik agar


dapat mengetahui dan memahami ciri-ciri perkembangan kejiwaan anak,
untuk membantu dalam mengatur strategi pembelajaran yang tepat sesuai
dengan kesiapan anak untuk menerima, memahami dan menguasai bahan
pembelajaran sesuai dengan kemampuannya. Dan juga seorang pendidik
harus dapat memberikan permainan yang sesuai dengan perkembangan
anak agar anak dapat mengembang semua potensi yang mereka miliki.

Agustia Mutiatin, Bermain Congklak


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................1

B. Rumusan Masalah ............................................................2

C. Tujuan Pembahasan .....................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A....................................................Asa-usul Permainan Congklak

.......................................................................................................3

B............................................Cara Bermain Permainan Congklak

.......................................................................................................5

C.....................................................Manfaat Permainan Congklak

.......................................................................................................6

BAB III PENUTUP

A..................................................................................Kesimpulan

.......................................................................................................9

B.............................................................................................Saran

.......................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................10

Agustia Mutiatin, Bermain Congklak


iii

BERMAIN CONGKLAK

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Perkembangan Bermain

Oleh :
AGUSTIA MUTIATIN
NIM :
Tingkat/ Jurusan : I/ PG-PAUD

Agustia Mutiatin, Bermain Congklak


Dosen Pembimbing :
Drs. AJAR YULISTIANTO

UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE


UNIRO TUBAN
2010
DAFTAR PUSTAKA
i

1. http://www.expat.or.id/info/congklak.html. Diakses pada tanggal 27

Januari 2010.

2. http://www.expat.or.id/info/congklakinstructions.html#top. Diakses pada

tanggal 27 Januari 2010.

3. http://www. id.wikipedia.org/wiki/Congklak. Diakses pada 27 Januari

2010

4. www.budaya-indonesia.org/iaci/Congklak. Diakses pada 27 Januari 2010

Agustia Mutiatin, Bermain Congklak

10

Anda mungkin juga menyukai