Disusun Oleh :
Nafisatul Baroroh
21040115060061
2
1. Tujuan
1. Menentukan variabel/parameter kualitas permukiman untuk kecamatan Semarang Timur
2. Menganalisis kawasan permukiman di Kecamatan Semarang Timur berdasarkan variabel/parameter
kualitas permukiman
3. Kajian Teori
Pengolahan citra (image Processing) merupakan proses mengolah piksel-piksel di dalam citra digital
untuk tujuan tertentu. Pada awalnya pengolahan citra ini dilakukan untuk memperbaiki kualitas citra,
namun dengan berkembangnya dunia komputasi yang ditandai dengan semakin meningkatnya kapasitas
dan kecepatan proses komputer serta munculnya ilmu-ilmu komputasi yang memungkinkan manusia dapat
mengambil informasi dari suatu citra.
Proses pengolahan citra secara diagram proses dimulai dari pengambilan citra, perbaikan kualitas
citra, sampai dengan pernyataan representatif citra yang dicitrakan sebagai berikut:
Gambar 1
Proses Pengolahan CItra
Teknologi penginderaan jauh menawarkan suatu metode yang dapat dipergunakan untuk mendeteksi
wilayah permukiman secara efisien, dalam waktu yang relatif cepat dan dengan hasil yang dapat
dipertanggungjawabkan keakuratannya. Dalam aplikasi penginderaan jauh, dapat dipergunakan data SAR
maupun Optis, dengan berbagai karakteristik spasial, temporal, spektral, dan radiometriknya. Kedua data
tersebut dapat diaplikasikan untuk berbagai tujuan dan kepentingan.
Interpretasi Citra
Untuk dapat melakukan analisis kualitas permukiman sebelumnya dapat melakukan interpretasi,
penafsiran memerlukan unsur-unsur pengenal pada objek atau gejala yang terekam pada citra. Unsur-unsur
3
pengenal ini secara individual maupun kolektif mampu membimbing penafsir kearah pengenalan yang
benar. Unsur-unsur interpretasi antara lain :
1. Rona dan Warna, Rona adalah tingkat kecerahan atau kegelapan objek pada citra.Warna adalah wujud
yang nampak oleh mata dengan menggunakan spektrum.
2. Bentuk
3. Ukuran, merupakan ciri objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi lereng dan volume.
4. Tekstur, dinyatakan dengan: kasar, halus, dan sedang. Misalnya: Hutan bertekstur kasar, belukar
bertekstur sedang dan semak bertekstur halus.
5. Pola, pola aliran sungai menandai struktur geologis. Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola
yang teratur.
6. Bayangan, bayangan objek yang dipengaruhi cahaya matahari saat pemotretan
7. Situs, letak suatu objek terhadap objek lain disekitarnya
8. Asosiasi, keterkaitan antara objek dengan objek lainnya.
Permukiman
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik berupa kawasan
perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian
dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (UU no.4 tahun 1992, tentang
Perumahan dan Permukiman).
Saat ini permukiman yang berkembang yaitu
1. Permukiman Perkotaan (urban settlements)
2. Permukiman Desa-kota (rural-urban settlements)
3. Permukiman Pedesaan (rural settlements)
4
Kepadatan Bangunan Skor
< 40 % ; Jarang 1
40 % - 60 % ; Sedang 2
> 60 % ; Padat 3
Sumber : Ditjen Cipta Karya, Dep. PU (2006) dalam Mudzakir
3. Pohon Pelindung
Pohon pelindung ini dimaksudkan sebagai peneduh jalan masuk ke lingkungan permukiman. Selain itu
juga dapat berfungsi untuk mengurangi polusi yang disebabkan oleh asap kendaraan bermotor (Ditjen Cipta
Karya 1999 dalam Mudzakir).
Pohon Pelindung Skor
> 50 % 1
25 % - 50 % 2
< 25 % 3
Sumber : Ditjen Cipta Karya, Dep. PU (2006) dalam Mudzakir
5
Lebar Jalan Masuk Skor
> 6 m ; dapat dilalui 2-3 mobil 1
4 m 6 m ; dapat dilalui 1-2 2
mobil
<4m 3
Sumber : Ditjen Cipta Karya, Dep. PU (2006) dalam Mudzakir
6. Lokasi
Dasar dari penilaian parameter ini adalah atas dasar jauh dekatnya suatu unit permukiman terhadap
pusat atau inti kota, dimana yang pada umumnya menjadi pusat keramaian adalah jalan utama, kawasan
perdagangan dan jasa (Ditjen Cipta Karya 1999 dalam Mudzakir). Kategori untuk parameter ini adalah :
Lokasi Skor
Baik, bila lokasi permukiman jauh dari sumber polusi ( 1
terminal, stasiun, pabrik, dll ) dan masih dekat dengan kota.
Sedang, bila lokasi permukiman tidak terpengaruh secara 2
langsung dengan kegiatan sumber polusi.
Buruk, bila lokasi permukiman dekat dengan sumber polusi 3
udara maupun suara atau bencana alam ( sungai, gunung, dll )
Sumber : Ditjen Cipta Karya, Dep. PU (2006) dalam Mudzakir
6
Bobot Paramater Kualitas Permukiman dari Citra
Cara penilaian setiap variabel baik untuk analisis data secara terestrial maupun analisa data yang
diperoleh dari hasil interpretasi citra penginderaan jauh digunakan faktor penimbang atau bobot pada total
nilai dari variabel/parameter kualitas permukiman, dimana :
No Keterangan Skor
1 Baik <13
2 Sedang 13-14
3 Buruk >15
Sumber : Analisis Penyusun 2016
7
4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
4.1.1 Diagram kerja
Menentukan tujuan
Kajian teori
Tahapan Kerja
Klasifikasi kualitas
permukiman
Pembahasan
Kesimpulan
8
4.1.2 Tahapan Kerja
1. Buka aplikasi arcgis . Masukan data citra dan juga shp batas kelurahan dengan cara, klik Add Data
Pilih SHP tata guna lahan Kecamatan Semarang Timur yang sebelumnya sudah dikerjakan Add.
Gambar 2
Memasukan Data
2. Setelah SHP muncul, ubah warna penggunaan lahan dengan cara, double klik pada layer TGL
Symbology Categories Value Field ubah menjadi Keterangan hollow pada bagian
permukiman dan beri warna senada pada non permukiman OK.
Gambar 3
Mengubah Warna Value
9
3. Langkah selanjutnya, klik kanan pada layer shp TGL Open Attribute Table
Gambar 4
Membuka Atribut Data
4. Klik Table Options Add Field ubah Name menjadi LUAS, kemudian ubah Type
menjadi Short Interger OK. Klik kanan pada nama field Calculate Geometry. Ubah Properties
Area, Units Square Meters OK.
Gambar 5
Menambahkan Kolom Luas
10
5. Klik Table Options Add Field ubah Name menjadi inisial atau singkatan untuk Kepadatan
Bangunan, kemudian ubah Type menjadi Text OK. Lalu buat field baru untuk penilaian (skor) dengan
cara yang sama namun Type menjadi Short Interger.
Gambar 6
Membuat Kolom Baru pada Atribut Tabel
6. Langkah berikutnya, pilih daerah permukiman kemudian analisis permukiman tersebut dengan
menggunakan pedoman tabel parameter kualitas permukiman. Buka Attibute pada toolbar Editor
kemudian lakukan analisis permukiman. Lakukan langkah 5 dan 6 pada kelima variabel/parameter kuliatas
permukiman lainnya, antara lain : Tata Letak Bangunan, Pohon Pelindung, Lebar Jalan Masuk, Kondisi
Jalan Masuk, dan Lokasi.
Gambar 7
Toolbar Editor
Gambar 8
Analisis Kualitas Permukiman
11
7. Setelah menganalisis buka kembali atribut data, klik kanan pada layer shp TGL Open Attribute Table
Gambar 9
Membuka Atribut Data
8. Buat kolom untuk menentukan total dan atur nilainya dengan cara Field Calculator jumlahkan semua
skoring variabel. dan juga kriteria dari permukiman yang telah di analisis tadi, apakah
termasuk permukiman baik, sedang atau buruk. Klik Table Options Add Field ubah Name menjadi
Kriteria, kemudian ubah Type menjadi Text OK.
Gambar 10
Membuat Kolom Baru pada Atribut Tabel
12
9. Tentukan apakah termasuk permukiman teratur atau permukiman tidak teratur dengan menggunakan tabel
kriteria penilaian permukiman. Klik Table Options Select By Attribute kemudian
masukan range kriteria, contoh Total = 14 Apply. Setelah kolom yang diinginkan terseleksi lalu klik
kana pada bagian judul Field Calculate tuliskan kriterianya, misal Sedang OK.
Gambar 11
Penentuan Kriteria Permukiman
13
Gambar 12
Peta Hasil Analisis Kualitas Permukiman
Jenis penggunaan
No Nama Kecamatan Nama Kelurahan Luasan
Lahan
Kemijen, Mlatiharjo, Rejomulyo, Permukiman
1 Semarang Timur 28 Ha
Mlatibaru, Bungangan kualitas baik
4.2 Pembahasan
Parameter kualitas permukiman diinterpretasi dari citra, setelah diinterpretasi maka berikut ini hasilnya
: luas kualitas permukiman dengan kriteria baik sebesar 28 Ha, permukiman dengan kriteria buruk sebesar
12 Ha, permukiman dengan kriteria sedang sebesar 102 Ha.
14
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil interpretasi citra dapat disimpulkan bahwa wilayah kecamatan Semarang Timur dibagi
menjadi dua kawasan yaitu kawasan permukiman dan non-permukiman dan setelah dianalisis berdasarkan kriteria
kualitas lahan permukiman maka didapat hasil berupa 3 kriteria yaitu permukiman kualitas baik, permukiman
kualitas sedang, dan permukiman kualitas buruk.
15
DAFTAR PUSTAKA
Darma Putra. 2010. Pengolahan Citra Digital, Westriningsih, Ed. Yogyakarta: Andi.
Sutojo, Siswanto. 2004. Membangun Citra Perusahaan. Jakarta: Damar Mulia Pustaka.
16