Anda di halaman 1dari 23

Dr. Heri Sunandar, M. Cl.

Dosen Pembimbing

MAKALAH EKONOMI ISLAM

Pembangunan Ekonomi
Provinsi Riau Ditinjau Dari
Ekonomi Islam

Nama :Nurmaulina
NIM :11525201672
Jur/ smt : Ekonomi Syariah/
IV

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana
pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya-
sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan
antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk
menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang
perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam
wilayah tersebut.
Dalam pembangunan ekonomi daerah yang menjadi pokok
permasalahnya adalah terletak pada kebijakan-kebijakan
pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang
bersangkutan (endogonus)dengan menggunakan potensi sumber
daya manusia, kelembagaan, dan sumber daya fisik secara lokal
(daerah). Orientasi ini mengarah pada pengambilan inisiatif-
inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses
pembangunan untuk meenciptakan kesempatan kerja baru dan
merangsang peningkatan kegiatan ekonomi.
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses yang
mancakup pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan
industri-industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang
ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik,
identifikasi pasar-pasar baru, alih pengetahuan dan teknologi,
serta pengembangan usaha-usaha baru.
Tujuan utama dari setiap pembangunan ekonomi daerah
adalah untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk
masyarakat daerah. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah
daerah dan masyarakatnya harus bersama-sama mengambil
inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah
daerah dengan partisipasi masyarakatnya, dengan dukungan
sumber daya yang ada harus mampu menghitung potensi
sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk merancang
dan membangun ekonomi daerahnya1

Kondisi perekonomian Provinsi Riau dan kecendrungan


perkembangannya pada dasarnya didukung oleh sumber daya
alam (Resource Base Economy) yang dimiliki seperti perkebunan,
kehutanan dan perikanan serta pertambangan dan energi.
Berdasarkan potensi sumber daya alam tersebut, maka
pengelolaan yang efektif dan efisien akan memperkokoh struktur
perekonomian Provinsi Riau. Disamping hal tersebut kekayaan
sumber daya pesisir dan kelautan juga menjadi penting bagi
perkembangan perekonomian pada masa mendatang melalui
kegiatan perikanan, wisata bahari, pertambangan dan jasa
kelautan seperti kepelabuhan dan lainnya.
Pengembangan dan pembangunan ekonomi Provinsi Riau
tersebut tidak hanya didukung oleh potensi sumber daya alam
yang dimiliki Provinsi Riau, tetapi pengembangan dan
pembangunan perekonomian Provinsi Riau ini harus didukung
oleh sumber daya manusianya agar pengelolaannya bisa
seefektif dan seefesien mungkin. Untuk menigkat sumber daya
manusia yang bisa mengelola pertumbuhan ekonomi Riau maka
sumber daya manusia tersebut harus dibekali dengan pendidikan
dan keahlian yang berbasis Syariah.Dengan demikian,
pengelolaan sektor ekonomi bisa berkembangan dengan baik
berlandaskan syariah.

1 Subandi. Ekonomi Pembangunan. 2012. Jakarta: AlfaBeta. op.cit,


Hlm.133-134
Pengembangan dan pembangunan ekonomi Riau
berdasarkan ekonomi Islam sudah terlihat jelas yaitu dari sektor
perbankan, pendidikan Islam yang mencetak potensi sumber
daya manusia dalam pengelolaan pertumbuhan dan
pembangunan perekonomian Riau.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perencanaan Pembangunan


Istilah Perencanaan memiliki pengertian yang berbeda-beda
dari para ahli. Banyak dokumen perencanaan nasional atau
pernyataan dari para pemimpin politik yang memperkenalkan
pengertian mereka sendiri. Para pakar ekonomi pun belum ada
kesepakatan tentang pengertian istilah perencanaan
pembangunan ekonomi tersebut. Menurut Conyers dan Hills
(1994), Perencanaan sebagai suatu proses yang bersinambung
yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan
berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang. Sedangkan
Arsyad (2002), menyatakan ada 4 (empat) elemen dasar
perencanaan yakni:
1. Merencanakan berarti memilih
2. Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya
3. Perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan
4. Perencanaan untuk masa depan.

Walaupun belum ada kesepakatan yang di antara pakar


ekonom berkenaan dengan istilah perencanaan ekonomi, dapat
di ambil inti dari istilah perencanaan ekonomi mengandung arti
pengendalian dan Pengaturan suatu perekonomian untuk
mencapai sasaran dan tujuan tertentu dalam jangka waktu
tertentu pula.
Perencanaan Pembangunan Ekonomi adalah suatu proses
yang bersinambung yang mencakup keputusan-keputusan atau
pilihan-pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber daya
dalam mengendalikan suatu perekonomian untuk mencapai
sasaran dan tujuan tertentu dalam jangka waktu agar mencapai
tujuan-tujuan pada masa yang akan datang.
Pembangunan pada hakekatnya adalah upaya mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur yang menjadi cita-cita bangsa
Indonesia. Pembangunan juga dipandang sebagai peningkatan
pertumbuhan ekonomi disertai keadilan sosial secara sadar.
Pembangunan (development) secara umum menganut tiga
paradigma, yaitu pertumbuhan (growth), perbaikan
(improvement), dan perubahan (change).
Sebagai suatu proses, maka pembangunan masyarakat
tidak terlepas dari aspek manajemen yang
menanganinya. Dalam suatu proses manajemen yang umum
akan meliputi aspek perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penggerakan (actuating), dan pengawasan
(controlling).
Perencanaan (planning) ditinjau dari segi sistem menurut
Chadwick (1978) merupakan suatu proses yang bertingkat yang
dapat mengontrol suatu susunan kegiatan dimana urutan proses
pekerjaan harus dilakukan.
Roberts et al (1984) dalam bukunya Planning and Ecology,
mendefinisikanplanning sebagai suatu aktivitas yang berkaitan
dengan alokasi atau eksploitasi yang rasional dari sumber-
sumber daya untuk kemaslahatan manusia baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Perencanaan pembangunan juga tidak
bisa dilepaskan dari konsep hubungan antara sistem social
(social system) dan lingkungan alam atau sistem ekologi
(ecological systems).
Perencanaan pembangunan dari perspektif lingkungan
menurut Eagles (1984) memiliki dua komponen yaitu : (1).
sekumpulan alasan yang melihat tujuan perencanaan dari segi
ekologi dan pembangunan manusia; (2). seperangkat kriteria
sebagai acuan dalam menilai pembangunan dari aspek etika
ekologi dan etika social.

Adapun ciri dari suatu perencanaan pembangunan ekonomi


yaitu:
1. Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk mencapai
perkembangan sosial ekonomi yang mantap (steady social
economic growth). Hal ini dicerminkan dalam usaha
pertumbuhan ekonomi yang positif.
2. Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk meningkatkan
pendapatan per kapita.
3. Usaha untuk mengadakan perubahan struktur ekonomi.
4. Usaha perluasan kesempatan kerja.
5. Usaha pemerataan pembangunan sering disebut
sebagai distributive justice
6. Usaha pembinaan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat
yang lebih menunjang kegiatan-kegiatan pembangunan.

Unsur-unsur pokok perencanaan pembangunan ekonomi yaitu :


1. Kebijaksanaan dasar atau strategi dasar rencana
pembangunan.
2. Adanya kerangka rencana makro.
3. Perkiraan sumberdaya-sumberdaya bagi pembangunan
khusunya sumber-sumber pembiayaan pembangunan.
4. Uraian tentang kerangka kebijaksanaan yang konsisten
seperti misalnya kebijaksanaan fiskal, penganggaran, moneter,
harga serta kebijaksanaan sektoral lainnya.
5. Perencanaan pembangunan adalah program investasi yang
dilakukan secara sektoral. Penyusunan program investasi secara
sektoral ini dilakukan bersama-sama dengan penyusunan
rencana-rencana sasaran.

Menurut Jhingan (1983) syarat-syarat keberhasilan suatu


perencanaan memerlukan adanya hal-hal berikut ini :
1. Komisi Perencanaan
Pembentukan suatu komisi (badan atau lembaga) perencanaan
yang harus diorganisir secara tepat yang dibagi dalam bagian-
bagian dan subbagian yang dikoordinir oleh para pakar, seperti
pakar ekonomi, statistik, teknik serta pakar lain yang berkenaan
dengan masalah perekonomian.
2. Data Statistik
Adanya analisis yang menyeluruh tentang potensi sumber daya
yang dimiliki suatu negara beserta segala kekurangannya.
Analisis seperti ini penting untuk mengumpulkan informasi dan
data statistik serta sumberdaya-sumberdaya potensial lain
seperti sumber daya alam, sumber daya manusia dan modal
yang tersedia di negara tersebut.
3. Tujuan
Suatu perencanaan dapat menetapkan tujuan dan sasaran yang
ingin dicapai. Berbagai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai
tersebut hendaknya realistis dan disesuaikan dengan kondisi
perekonomian negara yang bersangkutan.
4. Penetapan Sasaran dan Prioritas
Penetapan sasaran dan prioritas perencanaan dibuat secara
makro dan sektoral. Sasaran secara makro dirumuskan secara
tegas serta mencakup setiap aspek perekonomian dan dapat
dikuantifikasikan. Untuk sasaran sektoral harus disesuaikan
dengan sasaran makronya, sehingga ada keserasian dalam
pencapaian tujuan.

5. Mobilisasi Sumberdaya
Dalam perencanaan ditetapkan adanya pembiayaan oleh
pemerintah sebagai dasar mobilisasi sumberdaya yang tersedia.
Sumber pembiayaan ini bisa berasal dari sumber luar negeri dan
dalam negeri (domestik).
6. Keseimbangan dalam Perencanaan
Suatu perencanaan hendaknya mampu menjamin keseimbangan
dalam perekonomian, untuk menghindarkan kelangkaan maupun
surplus pada periode perencanaan.

Adapun tujuan dari Perencanaan Pembangunan Ekonomi


adalah sebagai berikut :
1. Mengarahan kegiatan, pedoman kegiatan kepada
pencapain tujuan pembangunan
2. Memperbaiki penggunaan sumberdaya publik yang
tersedia.
3. Memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptakan
nilai sumber2 daya swasta secara bertanggung jawab demi
kepentingan pembangunan masyarakat secara menyeluruh.
4. Terdapat perkiraan potensi, prospek perkembangan,
hambatan & risiko masa yang akan datang.
5. Memberi kesempatan mengadakan pilihan terbaik.
6. Dilakukan penyusunan skala prioritas dari segi pentingnya
tujuan.
7. Sebagai alat mengukur / standar terhadap pengawasan
evaluasi.
2.2 Fungsi Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Adapun yang menjadi fungsi dari perencanaan
pembangunan ekonomi, yaitu :
a. Terdapat pengarahan kegiatan, pedoman kegiatan kepada
pencapain tujuan pembangunan;
b. Terdapat perkiraan potensi, prospek perkembangan,
hambatan & risiko masa yang akan datang;
c. Memberi kesempatan mengadakan pilihan terbaik;
d. Dilakukan penyusunan skala priorotas dari segi pentingnya
tujuan;
e. Sebagai alat mengukur / standar terhadap pengawasan
evaluasi.

Dari sudut pandang ekonomi, perlunya perencanaan adalah :


1. Agar penggunaan sumber pembangunan terbatas dapat
efesien dan efektif, sehingga terhindar dari pemborosan;
2. Agar perkembangan / pertumbuhan ekonomi menjadi mantap;
3. Agar tercapai stabilitas ekonomi dalam menghadapi siklus
konjungtur.

Manfaat dari Perencanaan adalah Diharapkan terdapat suatu


pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan
kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan
pembangunan .Dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal
dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan
mengenai potensi dan prospek pengembangan, juga mengenai
hambatan dan resioko yang mungkin dihadapi. Memberi
kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang
terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang
baik.
Dapat dilakukan penyusunan skala prioritas, memilih urutan
dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan
usahanya .Akan ada suatu alat pengukur untuk mengadakan
suatu pengawasan dan evaluasi.Perkembangan ekonomi yang
mantap atau pertumbuhan ekonomi yang terus menerus dapat
ditingkatkan.Dapat dicapai stabilitas ekonomi.

2.3. Syarat Syarat Pembangunan Ekonomi


Perencanaan dapat dilakukan dalam berbagai
bidang.Namun tidak semua rencana merupakan perencanaan
pembangunan Terkait dengan kebijaksanaan pembangunan
maka pemerintah berperan sebagai pendorong pembangunan
(agent of development), ini terkait dengan definisi perencanaan
yang merupakan upaya institusi public untuk membuat arah
kebijakan pembangunan yang harus dilakukan di sebuah wilayah
baik negara maupun di daerah dengan didasarkan keunggulan
dan kelemahan yang dimiliki oleh wilayah tersebut.
Adapun yang menjadi syarat dari pembangunan ekonomi, yaitu :
1. Komisi perencanaan ; terorganisir dan ahli.
2. Data statistik
3. Tujuan
4. Penetapan sasaran & prioritas (secara makro dan sektoral )
5. Mobilisasi sumber daya ( luar negeri & dalam negeri ,Saving,
Laba & Pajak)
6. Kesinambungan perencanaan.
7. Sistim administrasi yang efesien ; kuat, tidak korup (Lewis)
8. Kebijaksanaan pembangunan yang tepat
9. Administrasi yg ekonomis
10. Dasar pendidikan.
11. Teori konsumsi; menurut GALBRAITH (1962)
12. Dukungan masyarakat; rencana nasional
Dalam melakukan pembangunan ekonomi, tentu saja
sebuah Negara mempunyai sasaran yang ingin di capai. Adapun
yang menjadi sasaran pembangunan ialah:
a. Meningkatkan persediaan dan memperluas pembagian secara
merata bahan pokok yang di butuhkan untuk bias hidup;
b. Mengangkat taraf hidup termasuk menambah dan
mempertinggi pendapatan serta penyediaan lapangan kerja,
pendidikan yang lebih tinggi dan perhatian lebih terhadap
nilai-nilai manusiawi;
c. Memperluas jangkauan pilihan ekonomi dan social bagi semua
individu dan nasional.
Dalam mencapai sasaran tersebut tidak luput pula dari
penyusunan strategi-strategi pembangunan yang bagus untuk
dapat menghasilkan output yang di inginkan, strategi-strategi
tersebut di antaranya:
a. Meningkatkan output nyata / produktivitas yang tinggi (terus
menerus meningkat );
b. Tingkat penggunaan tenaga kerja dalam negeri yang tinggi:
c. Pengurangan dan pemberantasan ketimpangan;
d. Perubahan sosial, sikap mental dan tingkah laku masyarakat
dalam lembaga pemerintah.
2.4 Sumber Sumber Pembiayaan Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang
menyebabkan pedapatan per kapita suatu masyarakat
meningkat dalam jangka waktu atau periode yang panjang.
1.Tabungan Dalam Negeri
2.Investasi dan Pertumbuhan
3.Effisiensi penggunaan modal
4.Sumber dana dari luar negeri : pemerintah / swasta
5.Bantuan luar negeri
Tipe tipe perencanaan pembangunan dan penerapan
dalam berbagai sistem ekonomi adalah:
a. Sistem ekonomi kapasitas : berdasarkan sistem ekonomi
kapitalis dimana ekonomi yang diterapkan adalah free private
enterprise system merupakan perekonomian diatur melalui
ekonomi pasar dan tidak direncanakan secara terpusat oleh
pemerintah.
b. Sistem ekonomi sosial : dalam sistem ini dianut sistem
planning by direction yaitu perencanaan ekonomi diatur oleh
pemerintah melalui badan perencanaan pusat .
c. Sistem ekonomi campuran : dalam perekonomian campuran
lembaga lembaga produksi dimiliki oleh swasta dengan
kontrol dan pengendalian pemerintah
2.5. Pengembangan dan Pembangunan Ekonomi Riau

Inayatullah (1976), mendefinisikan pembangunan sebagai


perubahan menuju pola-pola masyarakat yang lebih baik dengan
nilai-nilai kemanusiaan yang memungkinkan suatu masyarakat
mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap lingkungan dan
tujuan politiknya, juga memungkinkan warganya memperoleh
kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri serta
pertanggungjawaban atas perbuatannya di akhirat terhadap
Allah SWT.
Dalam pengembangan ekonomi di Riau dapat didasarkan
pada dua potensi yang sangat berpengaruh pada perkembangan
ekonomi Riau.Adapun kedua potensi tersebut yaitu sumber daya
alam dan sumber daya manusia yang ada di Riau.

2.5.1. Potensi Sumber Daya Alam


Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala
sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk
pemenuhan kebutuhan manusia pada umumnya.Tergolong di
dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan,
tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen anbiotik,
seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan
tanah.
Potensi SDA Riau sangat beragam diantaranya perkebunan,
perikanan, pertambangan serta dan energi.

1. Perkebunan
Di sektor perkebunan, Pemerintah Provinsi Riau tengah
berupaya mengembangkan industri hilir hasil produksi kelapa
sawit dengan membangun pabrik pengolahan kelapa sawit dan
industri turunan CPO.Sebagai sebuah daerah agraris, Provinsi
Riau memiliki lahan perkebunan yang sangat luas.
Provinsi Riau kini mampu menjadi daerah penghasil produk
perkebunan yang bermutu tinggi.Data statistik menyatakan
bahwa saat ini Provinsi Riau memiliki 1.530. 150 hektar lahan
perkebunan sawit ( terluas di Indonesia) dengan produksi CPO
sebanyak 4,659,246 ton/ tahun (nomor dua terbesar di
Indonesia). Disamping itu, produk-produk hasil perkebunan
lainnya seperti karet, kopi, kelapa, dan sayur sayuran merupakan
potensi yang memberikan kontribusi besar bagi partumbuhan
perekonomian daerah. Dalam rangka memaksimalkan
pemanfaatan terminal agribisnis di Kota Dumai, Pemerintah
Provinsi Riau membuka peluang seluas-luasnya bagi kalangan
pelaku usaha dan pemilik modal untuk menanamkan modalnya
melalui pemmbangunan pabrik pengolahan kelapa sawit dan
industri turunan CPO di sebuah kawasan khusus yang diberi
nama Kawasan Industri Dumai. Peluang investasi tersebut
sepenuhnya terbuka bagi para investor dalam negeri (PMDN)
maupun investor asing (PMA) dan BUMD / BUMN.
Perkebunan inilah yang merupakan bentuk upaya
pemerintah dalam mengembangan perekonomian Provinsi Riau.

2. Perikanan
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Riau Irwan Effendi
mengatakan, potensi perikanan di Riau cukup tinggi, yakni
mencapai 132.000 ton, meningkat daripada tahun sebelumnya
yang hanya 127.000 ton. Potensi tersebut dapat dilihat dari
beberapa sektor pengembangan, baik perikanan dan kelautan di
Laut Cina Selatan, Selat Malaka, perairan umum, maupun
budidaya kolam, tambak, dan keramba."Kami melihat potensi
dari sektor perikanan masih cukup besar untuk dikembangkan,"
ujar Irwan, Senin (31/1/2011).
Potensi biota di Laut China Selatan mencapai 361.430 ton,
sedangkan pemanfaatannya baru 211.732 ton atau 58,8 persen.
Untuk beberapa potensi, pemanfaatannya sudah melampaui
batas (overfishing), seperti di Selat Malaka dan perairan
umum.Potensi pengembangan di Selat Malaka senilai 84.928 ton.
Namun, pemanfaatannya mencapai 84.994 ton atau 100,07
persen. Begitu juga di perairan umum, potensi
pengembangannya 14.232 ton. Akan tetapi, pemanfaatannya
melebihi potensi tersebut, yakni 14.354,9 ton atau 100,01
persen. "Dengan kondisi ini, ikan dan biota perairan yang masih
tergolong kecil dan tahap pembesaran juga tereksploitasi
nelayan. Jika berlarut-larut, ini akan berdampak negatif berupa
penurunan potensi dari sektor perikanan dan kelautan di Riau,"
katanya.
Dia juga menjelaskan, potensi sektor perikanan tidak
hanya berada di sektor kelautan, tetapi juga perikanan darat. Hal
ini terlihat dari potensi budidaya kolam yang mencapai 14.000
ton, sementara pemanfaatannya baru 2.403,58 ton atau 17,17
persen. "Begitu juga potensi pengembangan tambak dan
keramba, pemanfaatannya masih di bawah 10 persen,"
ungkapnya.Beberapa potensi inilah, menurut dia, yang dapat
dikembangkan secara optimal dalam mendukung pendapatan
asli daerah untuk Pemerintah Provinsi Riau.

3. Pertambangan
Hasil pertambangan provinsi Riau adalah Minyak bumi,
Gas, dan Batu Bara. Minyak bumi merupakan pertambangan
mayoritas daerah Riau, minyak bumi terdapat di daerah
Kabupaten Siak tepatnya di Minas, kabupaten Bengkalis Tepatnya
di kecamatan Mandau Duri , dan Rokan Hilir tepatnya di
kecamatan Tanah Putih di desa Sintung.
Potensi ini merupakan asset perekonomian Riau yang
merupakan pengembangan dari perekonomian Riau.

2.5.2. Potensi Sumber Daya Manusia


Pengembangan dan pembangunan ekonomi Riau sangat
bergantung kepada sumber daya manusia yang berintelektual
dan memiliki agamais yang kuat.Hal ini diperlukan karena dalam
pengembangan dan pembangunan ekonomi Riau bisa berjalan
dengan baik dan tidak menyimpang dari syariat.Dengan
demikian dibutuhkan sarana dan prasarana dalam menyiapkan
SDM yang berpontensi yang sesuai syariah sehingga bisa
mengembangkan dan membangun perekonomian Riau
bedasarkan Ekonomi Islam.Dalam menyiapkan SDM berbasis
syariah ini diperlukan peran serta pemerintah.
Pemerintah Provinsi Riau sudah mulai perupaya untuk
mencetak SDM yang berbasis syariah yaitu dengan cara
mendirikan lembaga pendidikan Islam seperti Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Dengan adanya lembaga
pendidikan ini maka SDM Riau akan banyak meluluskan sarjana-
sarjana Islam yang dapat mengembangkan dan membangun
ekonomi berbasis Islam di Riau.

2.6. Upaya pengembangan dan pembangunan ekonomi


Riau
Upaya pengembangan dan pembangunan ekonomi riau
berdasarkan ekonomi Islam berdasarkan bebrapa sector
pendukungnya akan dibahas sebagai berikut :
1. Sektor pendidikan
Pengembangan dan pembangunan ekonomi Riau
berdasarkan ekonomi Islam sangat dibutuhkan peran serta
lembaga pendidikan, terutama PTNI (Perguruan Tinggi
Ngeri Islam).Peran dari lembaga pendidikan Islam adalah
membentuk sumber daya manusia yang memiliki
intelektual yang berdasarkan syariah.Sehingga untuk
membentuk sumber daya seperti itu peran PTNI ini
memberikan pendidikan Ekonomi Islam pada setiap
mahasiswa.
2. Sektor lembaga keuangan
Dalam sector keuangan Riau telah mulai mengembangkan
system syariah dengan bukti tersebarnya perbankan
syariah di berbagai daerah Riau. Seperti bagansiapiapi
disana telah terdapat BSM tepatnya di ibu kota kabupaten
Rokan Hilir dan juga didaerah kecamatannya.
Lembaga keuangan syariah ini sangat membantu dalam
pengembangan ekonomi Riau yang Islami. Dengan adanya
ini maka kesejahteraan masyarakat akan mulai tercapai
dan masyarakat tidak lagi bergelut dengan riba dengan
menggunakan perbankan konvensioal.
3. Sektor Lembaga pemerintahan
Lembaga pemerintahan kini telah mulai mempersipakan
berbagai cara untuk mengembangkan dan membangun
ekonomi Riau berbasis ekonomi Islam. Dengan adanya PTN
Islam seperti Universitas Islam Negeri.Ini merupakan suatu
upaya pemerintah dalam mengembagnkan dan
membangun ekonomi Riau dengan system syariah.
Kemudian dalam masalah keaungan, Riau telah membuka
Unit usaha syariah pada bank Riau. Ini sautu bukti bahwa
pemerintahan Riau telah mulai mengembangkan ekonomi
Riau secara Ekonomi Islam.
Kemudian dengan penyebaran-penyebaran perbankan
syariah diberbagai daerah kabupaten yang ada di Riau juga
merupakan suatu upaya pemerintah dalam
mengembangkan dan membangun ekonomi syariah.

2.7. Analisis
Pengembangan dan pembangunan ekonomi Riau dalam
konsep Ekonomi Islam pemerintah dan masyarakat Riau harus
berperan penting dalam upaya pemgembangan dan
pembangunan tersebut. Tanpa peran pemerintah dan
masyarakat Riau maka semua yang direncanakan tidak akan
membuahkan hasil yang baik.
Upaya pengembangan dan pembangunan ekonomi Riau ini
pemerintah telah berupaya seperti mengembangkan pendidikan
yang berbasis Islam untuk mencetak sumber daya manusia yang
Islami, sektor keuangan pemerintah telah menyebarkan
perbankan syariah diseluruh daerah Provinsi Riau dan dari segi
lembaga pemerintahan, pejabat pemerintahan sudah banyak
yang sarjana-sarjana Islam.
Potensi yang telah diupayakan pemerintah untuk
mengembangankan dan membangun Ekonomi Riau dalam
konsep Islam sudah berjalan walaupun belum maksimal tetapi
pemerintah sudah berupaya untuk menjadi Riau sebagai pusat
pemerintahan yang berbasis Islam.
Selain daripada itu, Masyarakat Riau juga sudah banyak
mengerti tentang Ekonomi Islam terutam kalangan muda yang
mengabil jrusan Ekonomi Islam di perguruan Tinggi Islam yang
tersebar di Riau.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Didalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintaah
Daerah memerlukan perencanaan yang akurat serta diharapkan
dapat melakukan evaluasi terhadap pembangunan yang
dilakukannya.Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan
bidang ekonomi, maka terjadi peningkatan permintaan data dan
indikator-indikator yang menghendaki ketersediaan data sampai
tingkat Kabupaten/ Kota.Data dan indikator-indikator
pembangunan yang diperlukan adalah yang sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan.
Pertumbuhan ekonomi tidak akan berjalan jika tidak
didukung sumber daya manusia yang memadai. Sebaliknya,
pembangunan kualitas sumber daya manusia juga tidak akan
tercapai tanpa dukungan pertumbuhan ekonomi. Demikian pula
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan kualitas sumber daya
manusia.
Pembangunan dan pengembangan ekonomi tergantung
kepada SDA dan SDM yang didukung moralitas pelaku ekonomi
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Abu Saud, Mahmud. 1996. GBEI ( Garis-Garis Besar Ekonomi


Islam). Jakarta: Gema Insani Press.

Irawan dan Suparmoko.2002.Ekonomika


Pembangunan.Yogyakarta:BPTE Yogyakarta

Martono, trisno.2008.Ekonomi Pembangunan.Surakarta:UNS


Press

Badan Penanaman Modal Provinsi Riau, profil potensi daerah se


Provinsi Riau 2016

Warta Promosi Riau, merancang masa depan riau yang maju dan
gemilang.

Anda mungkin juga menyukai