Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN STRUKTUR PERKERASAN

MODUL J-02

TITIK LEMBEK ASPAL DAN TER

Kelompok P07

Faizal Hendrawan 14065516226

Asifa Nabila 1406551733

Noor Syiffa fadillah 1406533112

Anissa Rianti 1306391844

Rio Aditya 1406551595

Tanggal Praktikum : 8 April 2017

Nama Asisten Praktikum : Humayri Sidqi

Tanggal Disetujui :

Paraf :

LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS INDONESIA

2017
1. MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan titik lembek aspal dan ter yang berkisar
antara 20C sampai 200C.
Yang dimaksud dengan titik lembek adalah suhu pada saat bola baja, dengan berat tertentu
mendesak turun suatu lapisan aspal atau ter yang tertahan dalam cincin berukuran tertentu,
sehingga aspal atau ter menyentuh pelat dasar yang terletak di bawah cincin pada tinggi
tertentu, sebagai akibat kecepatan pemanasan tertentu.

2. DASAR TEORI
Aspal merupakan bahan pengikat agregat yang mutu dan jumlahnya sangat menentukan
keberhasilan suatu campuran beraspal yang merupakan bahan jalan. Aspal keras/panas
(Aspalt cement, AC) adalah aspal yang digunakan dalam keadaan cair dan panas. Aspal ini
berbentuk padat pada keadaan penyimpanan (temperature ruang). Di Indonesia, aspal semen
biasanya dibedakan berdasarkan nilai penetrasinya yaitu:

1. AC pen 40/50, yaitu AC dengan penetrasi antara 40-50

2. AC pen 60/70, yaitu AC dengan penetrasi antara 60-70

3. AC pen 85/100, yaitu AC dengan penetrasi antara 85-100

4. AC pen 120/150, yaitu AC dengan penetrasi antara 120-150

5. AC pen 200/300, yaitu AC dengan penetrasi antara 200-300

Aspal semen dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas atau lalu lintas
dengan volume tinggi. Sedangkan aspal semen dengan penetrasi tinggi digunakan untuk
daerah bercuaca dingin atau lalu lintas volume rendah. Di Indonesia, umumnya dipergunakan
aspal semen dengan penetrasi 60/70 dan 85-100 (Sukirman S, 1999).
Yang dimaksud dengan titik lembek adalah suhu pada saat bola baja, dengan berat tertentu,
mendesak turun suatu lapisan aspal atau ter yang tertahan dalam cincin berukuran tertentu,
sehingga aspal atau ter menyentuh pelat dasar yang terletak di bawah cincin pada tinggi
tertentu, sebagai akibat kecepatan pemanasan tertentu. Syarat Pemeriksaan Aspal Keras

Aspal adalah material termoplastis yang secara bertahap mencair sesuai dengan pertambahan
suhu dan berlaku sebaliknya pada pengurangan suhu. Namun perilaku material aspal tersebut
terhadap suhu atau prinsipnya membentuk suatu spektrum / beragam. Tergantung dari
komposisi unsur-unsur penyusunannya (Ridho. 2012).
Percobaan ini di lakukan karena pelembekan bahan asapal dan ter, tidak terjado secara
lansung dan tiba tiba pada suhu tertentu, tetapi bahan gradual seiring penambahan suhu.oleh
sebab itu setiap prosedur yang di pergunakan diadopsi untuk menentukan titik lembek aspal
dan ter, hendaknya mengikuti sifat dasar tersebut artinya penambahan suhu pada percobaan
hendaknya berlansung secara gradual dalam jenjang yang halus (Ridho. 2012).

Dalam percobaan ini titik lembek ditujukan dengan suhu pada bola baja edngan berat tertentu
mendesak turun suatu lapisan aspal atau ter yang tertahan dalam cincin dengan ukuran
tertentu sehingga plat tersebut menyentuh plat dasar yang terletak pada tinggi tertentu
sebagai kecepatan pemanasan (Ridho. 2012).

Titik lembek menjadi suatu batasan dalam penggolongan aspal dan ter. Titik lembek haruslah
diperhatikan dalam membangun kontruksi jalan. Titik lembek hendaknya lebih tinggi dari
suhu permukaaan jalan . titik lembek aspal dan ter adalah 30 C - 200 C yang artinya
masih ada nilai titik lembek yang hamper sama dengan suhu permukaan jalan. Pada
umumnya cara ini diatasi dengan menguakkan filler terhadap campuran aspal (Ridho. 2012).

3. PERALATAN
a. Thermometer
b. Cincin kuningan
c. Bola baja
d. Alat pengarah bola
e. Bejana gelas tahan pemanasan mendadak dengan diameter 18,5 cm dengan tinggi
sekurang kurangnya 12 cm.
f. Dudukan benda uji
g. Penjepit

4. BENDA UJI
a. Memanaskan contoh perlahan-lahan sambil diaduk terus-menerus hingga cair merata dan
dapat dituang. Pemanasan dan pengadukan dilakukan perlahan-lahan agar gelembung-
gelembung udara tidak masuk.
b. Suhu pemanasan ter tidak melebihi 560C dan untuk aspal tidak melebihi 1000C, waktu
untuk pemanasan tidak boleh lebih dari 30 menit di atas kompor/ hotplate atau tidak lebih
dari 2 jam di dalam oven
c. Memanaskan dua buah cincin sampai mencapai suhu tuang dan meletakkan kedua cincin
di atas pelat kuningan yang telah diberi lapisan dari campuran talc atau sabun
d. Menuangkan contoh ke dalam 2 buah cincin. Mendiamkan pada suhu 50C selama
minimal 30 menit
e. Setelah dingin, meratakan permukaan contoh dalam cincin dengan pisau yang telah
dipanaskan

5. PROSEDUR
1. Mengisi bejana dengan air suling baru, dengan suhu 50C
2. Memasang dan mengatur benda uji diatas dudukannya dan meletakkan pengarah bola
diatasnya. Kemudian memasukkan seluruh peralatan tersebut ke dalam bejana gelas
3. Memeriksa dan mengatur jarak antara permukaan pelat dasar benda uji
4. Meletakkan termometer yang sesuai dengan pekerjaan ini diantara kedua benda uji dan
mendiamkan selama 30 menit hingga suhu tetap 50C
5. Memanaskan bejana dengan suhu awal 50C dan membaca penurunan suhu per 2 menit

6. PERHITUNGAN

Waktu (detik) Suhu (Celcius)


0 5
1 5
2 7
3 8
4 9.5
5 11
6 12
7 13.5
8 15
9 16.5
10 18
11 20.5
12 22.5
13 24.5
14 26.5
15 29
16 30.5
17 32
18 34
19 36
20 38
21 39
22 41
23 43
24 45
25 46

Grafik Hubungan Suhu dan Waktu


50
40
30
Suhu (0 C ) 20
10
0

Waktu (menit)

7. ANALISIA
A. ANALISA PERCOBAAN
Pada percobaan titik lembek aspal dilakukan praktikum pada hari sabtu tanggal 8
April 2017, pada percobaan Titik Lembek Aspal ini bertujuan untuk menentukan titik
lembek aspal yang berkisar 300 C sampai 2000 C. Percobaan ini menggunakan benda uji
berupa aspal yang terlebih dahulu dipanaskan sampai cair, hal ini bertujuan agar aspal
dapat dimasukkan kedalam cincin kuningan yang nantinya akan digunakan dalam
percobaan. Pada praktikum tersebut kemudia aspal dimasukan kedalam air es agar suhu
turun menjadi 5oC, agar mendapatkan suhu 5oC perlu ditambahakan es batu sehingga
termometer turun dan menunjukan angka 5oC. Kemudian setelah mencapai suhu 5oC
sampel aspal dalam air tersebut didiamkan selama 15 menit agar konidisi suhu tersebut
stabil, proses selanjutnya setelah suhu stabil bejana berisi air tersebut akan dipanaskan
dengan menggunakan kompor, kemudian selanjutnya memasang benda uji pada
dudukannya yang berbentuk seperti ring, lalu termometer diletakan agar mengetahui suhu
dari benda uji tersebut. Setelah itu praktikan mulai membaca kenaikan sushu yang terjadi
pada benda uji, kenaikan suhu dibaca setiap 1 menit, pembacaan suhu ini dilakukan
hingga benda uji aspal ini menunjukan titik lembeknya.

B. ANALISA HASIL
Dari hasil pengamatan titik lembek aspal ini didapatkan data berupa kenaikan
sushu pad aspal yang diuji setiap menitnya, dimana diketahui bahwa titik lembek terjadi
pada suhu 46oC. Ketika data pengamatan yang praktikan dapat di plot kan ke dalam
grafik maka dapat dilihat hasil yang linier antara kenaikan suhu dengan penambahan
waktu setiap menitnya.

C. ANALISA KESALAHAN
Selama proses percobaan praktikum berlangsung ada beberapa kesalahan yang
terjadi, yang bisa disebabkan oleh praktikan ataupun alat berikut adalah kemungkinan
kesalahan yang terjadi:
1. Kesalahan pada saat mebuat suhu pendinginan air di dalam bejana harus stabil 5 oC
karena suhu tersebut dipengaruhi oleh sushu ruangan disekitar sehingga tanpa
dipanaskan suhu akan naik dengan sendirinya.
2. Kesalahan pada saat pembacaan termometer yang akan mempengaruhi data yang
didapat
3. Pemanasan air dalam bejana yang tidak merata karena masih adanya es batu di dalam
bejana.

8. APLIKASI
Pengujian titik lembek aspal ini dalam kenyataannya dapat berguna untuk mengetahui
kualitas suatu aspal pada saat aspal mencapai titik lembeknya, dapat juga untuk menentukan
nilai PI (Penetration Index) sehingga tingkat kepekatan aspal terhadap temperature dapat
diketahui, karena aspal dalam sistem perkerasan jalan berfungsi sangat penting karena
sebagai pengikat agregat, oleh sebab itu dengan prkatikum ini kita dapat mengetahui pada
saat suhu berapa aspal akan mencapai titik lembeknya, karena pada saat aspal mencapai titik
lembeknya, aspal tidak dapat berfungsi sebagai pengikat agregat.
9. ANALISA K3
Dalam melakukan uji bahan atau uji material yang berada di laboratorium praktikan harus
memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, oleh sebab itu ada beberapa hal yang
harus diperhatikan saat praktikan melakukan praktikum saat menggunakan alat atau bahan
yang ada, seperti berikut:
1. Pada saat proses pemanasan berlangsung, harus ada jarak antara praktikan dengan
kompor listrik yang sedang memanaskan air di bejana, agar tidak tidak ada kontak fisik
yang berakibat luka terhadap praktikan.

10. KESIMPULAN
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah
1. Titik lembek aspak terjadi pada suhu 46oC
2. Sebagai perbandingan data lain menunjukan titik lembek aspal pada suhu 45oC
3. Aspal termasuk kedalam jenis pen 80/100
4. Titik Lempek aspal pada percobaan ini sesuai dengan acuan AASHTO T53-81 dan
ASTM D36-95.

11. REFERENSI
Pedoman Praktikum Pemeriksaan Bahan Perkeraasan Jalan. Depok, Laboratorium Struktur
dan Material.

Sukirman. 1999. Perkerasan Lentur Jalan Raya. Nova; Bandung. Manual Pemeriksaan Bahan
Jalan No. 01/MN/BM/1976, DitJen Bina Marga, 1983

Mayang, Sari Dwi. 2014. LAPORAN PRAKTIKUM TITIK LEMBEK ASPAL. Depok,
Laboratorium Struktur dan Material
12. LAMPIRAN

Gambar 1. Proses pendinginan hingga suhu mencapai 50C.


Gambar 2. Proses pemanasan aspal hingga mencapai titik lembek.

Anda mungkin juga menyukai