PENDAHULUAN
Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik
tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada
Jamur hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur hidup di
tempat yang lembab. Habitat jamur berada di darat (terestrial) dan di tempat lembab.
Meskipun demikian banyak pula jamur yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme
di laut atau di air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan yang asam.
Jamur terdapat di semua jenis perairan air terutama yang mengandung banyak bahan
organik. Jamur hidup sebagai saprofit pada jaringan tubuh, merupakan penyakit sejati,
contohnya jamur menyerang ikan-ikan yang sudah luka atau lemah. Namun jamur laut juga
memiliki kelebihan. Dalam makalah ini akan dibahas beberapa kelebihan jamur laut.
I.3 Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Jamur
Jamur adalah organisme eukariotik yang bersel tunggal atau banyak dengan tidak
memiliki klorofil. Sel jamur memiliki dinding yang tersusun atas kitin. Karena sifat-sifatnya
tersebut dalam klasifikasi makhluk hidup, jamur dipisahkan dalam kingdomnya tesendiri, ia
tidak termasuk dalam kindom protista,monera, maupun plantae. Karena tidak berklorofil,
jamur temasuk ke dalam makhluk hidup heterotof (memperoleh makanan dari organisme
lainnya), dalam hal ini jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada
di lingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit (hidup dengan menguai sampah
oganik seperti bankai menjadi bahan anoganik). Ada juga jamur yang hidup secara parasit
(memperoleh bahan organik dari inangnya), adapula yang hidup dengan simbiosis
5. Kosmopolit
Reproduksi jamur terbagi atas dua, yaitu uniseluler(besel tunggal) dan multiseluler),
nah keduanya ini memiliki cara berkembang biak yang berbeda. Jamur uniseluler
berkembangbiak secara aseksual dengan membentuk tunas, dan secara seksual dengan
membentuk spora askus. Sedangkan jamur multiseluler yang terbentuk dari rangkaian sel
membentuk benang seperti kapas, yang disebut benang hifa. Dalam perkembangbiakkannya
secara aseksual ia memutuskan benang hifa (fragmentasi), membentuk spora aseksual yaitu
zoospora, endospora, dan konidia. Secara seksual melalui pelebuan anatara inti jantan dan inti
D. Cara Hidup
Fungi hidup menyerap zat organik dari lingkunganya. Berdasarkan cara memperoleh
a. Saprofit
b. Parasit
c. Mutualis
ESCHERICIA COLI
Callyspongia sp. merupakan salah satu jenis spons yang berpotensi sebagai
antibakteri, antikanker, dan antijamur yang belum banyak dimanfaatkan. Tujuan: untuk
mengetahui ada tidaknya efek antibakteri jamur endosimbion spons laut Callyspongia sp.
terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Eschericia coli. Metode: Metode yang
digunakan untuk uji antibakteri yaitu dilakukan dengan cara menempelkan miselia jamur
endosimbion pada media agar kombinasi yang telah dioleskan bakteri uji untuk mengamati
dan mengukur zona hambat yang dihasilkan jamur endosimbion. Hasil: Dari penelitian yang
dilakukan, diperoleh dua jenis jamur endosimbion yang diisolasi dari spons laut Callyspongia
sp., jamur endosimbion miselium hitam dan jamur endosimbion miselium coklat. Rata-rata
diameter zona hambat jamur endosimbion coklat terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa
16,8 mm dan terhadap Eschericia coli 16,8 mm, sedangkan jamur endosimbion hitam tidak
memiliki zona hambat. Simpulan: Jamur endosimbion coklat memiliki aktivitas menghambat
Dactylaria sp merupakan salah satu jenis jamur laut yang berasosiasi dengan sponge
laut. Jamur laut ini dilaporkan memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri B.subtilis,
E.coli, dan S.aureus. Namun hasil yang didapatkan efek antibakteri masih cukup lemah hal
ini terlihat dari zona hambat yang terbentuk cukup kecil (1-3 mm). Salah satu zat aktif yang
telah ditemukan adalah Isocyclocitrimol A yang didapatkan dari jamur pada sponge laut.
Jenis jamur, jenis sponge laut dan tempat habitat hidup merupakan salah satu yang
mempengaruhi keragaman zat antibakteri ini. Penelitian lain mendapatkan hasil zat
antibakteri dari jamur pada Haliclona fascigera. Dari hasil penelitian ini didapatkan respon
penghambatan yang cukup kuat untuk bakteri S.aureus dengan zona hambat 16 mm.
Tria Karina, Nidia Primastia, Nur Rahmatika, Mentari Rizki, Nani Purwati
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak jamur yang diisolasi dari
alga coklat (Padina sp.) dan karang lunak (Sinularia sp.) sebagai anti Mycobacterium
tuberculosis. Kasus resistensi M. tuberculosis yang kian meningkat setiap tahun menjadi
alasan perlunya pencarian antibiotik baru berbahan dasar dari alam. Jamur diisolasi,
fermentasi selama 16 hari dan diekstraksi menggunakan dua jenis pelarut, n-heksana dan etil
asetat. Ekstrak jamur dibuat dalam tiga konsentrasi, yaitu 1,25%; 2,5%; dan 5%, kemudian
diujikan pada M.tuberculosis. Ekstrak jamur terbaik berasal dari Sinularia sp. Empat isolat
(Penicillium sp., Curvularia sp., Aspergillus sp., dan Cladosporium sp.) menunjukkan
konsentrasi hambat terendah, yaitu sebesar 1,25% dan ditandai dengan tidak adanya
pertumbuhan bakteri selama empat minggu inkubasi. Persentase resistensi keempat isolat
menunjukkan angka kurang dari 1% yang artinya bakteri sensitif terhadap ekstrak jamur.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa jamur dari Sinularia sp. lebih baik dibandingkan denngan
KESIMPULAN
.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan karya tulis tentang materi jamur/ fungi ini
adalah:
a. Jamur merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak berklorofil,
tumbuhan ini umumnya bersifat sebagai saprofit atau parasit untuk memenuhi
kebutuhan pangannya.
b. Cara hidup jamur terdiri dari tiga jenis, Saprofit, Parasit dan Mutualis
c. Jamur Berkembang biak secara seksual dan aseksual
d. Peran jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, ada yang merugikan dan ada