KEPUTUSAN DIREKTUR JENDFRAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR :)5,1/Dt.1.1/158/2010
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS
PENGHITUNGAN BEBAN KERJA
GURU DAN PENGAWAS RAUDLATUL ATHFAL DAN MADRASAH
Menimbang
Mengingat
Memperhatikan
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
+ a, bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran
pada RA dan Madrasah, diperlukan peningkatan kinerja guru dan
pengawas, termasuk dalam kaitannya dengan pemenuhan beban kerja
minimal sebagaimana diatur dalam ketentuan dan perundang-undangan
yang berlaku;
b. bahwa agar penghitungan beban kerja bagi guru RA/Madrasah dapat
dilakukan secara benar, diperlukan pedoman teknis yang ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Pendidikan Islam;
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tuges,
Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata. Kerja
Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006;
6. Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2006 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Departemen Agama Republik Indonesia;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun 2009
tentang Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2009
tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan
Pendidikan;
bal
: Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru dari Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidi dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008.MEMUTUSKAN
PEDOMAN TEKNIS PENGHITUNGAN BEBAN KERJA GURU RAUDLATUL
ATHFAL DAN MADRASAH
: Menetapkan Pedoman Teknis Penghitungan Beban Kerja Guru Raudlatul Athfal
dan Madrasah sebagaimana terlampir;
: Pedoman Teknis Penghitungan Beban Kerja Guru Raudlatul Athfal dan
Madrasah merupakan pegangan dan acuan dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi terkait beban kerja serta kinerja guru dan pengawas;
: Pedoman ini berlaku sejak keputusan ini ditetapkan.
Ditetapkan di jakarta
Pada tanggal 30 Maret 2010
An, Direktur Jenderal,
tur Pendidikan MadrasahA
ca
Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam
Nomor: Dj./pt.1,.1/158/2010
PEDOMAN TEKNIS
PENGHITUNGAN BEBAN KERJA
GURU DAN PENGAWAS RAUDLATUL ATHFAL DAN MADRASAH
Dasar
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; .
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
5. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik
Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor
94 Tahun 2006;
6. Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Agama Republik Indonesia;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2009 tentang
Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan;
Tujuan
Pedoman ini menjadi acuan bagi guru, Kepala Raudlatul Athfal (RA)/Madrasah,
penyelenggara pendidikan, pengawas RA/Madrasah, Kepala Kantor Kementerian
‘Agama Kabupaten/Kota Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi, dan
pihak terkait lainnya untuk:
1. penghitungan beban kerja guru/pengawas RA/Madrasah;
2. optimalisasi tugas guru/pengawas RA/madrasah; dan
3. distribusi gurw/pengawas RA/Madrasah.
Ketentuan Beban Kerja
1. Beban Kerja Guru RA/Madrasah
Beban kerja kumulatif minimal guru RA/Madrasah adalah 24 (dua puluh
empat) Jam Tatap Muka (TM) dan maksimal adalah 40 JTM per pekan, dengan
ketentuan sekurang-kurangnya 6 (enam) JTM di antaranya harus sesuai dengan
nama mata pelajaran yang tercantum dalam Sertfikat Pendidik yang dimiliki, dan
dilaksanakan pada satuan administrasi pangkal (atau satminkal, yaitu
RA/Madrasah yang menjadi tempat penugasan bagi PNS/CPNS atau
RA/Madrasah di mana guru yang bersangkutan (bagi yang bukan PNS) diangkat
sebagai Guru Tetap. Satu JTM setara dengan proses pembelajaran tatap muka
selama 30 menit pada jenjang RATK, 35. menit pada jenjang MV/SD, 40 menit
pada jenjang MTS/SMP dan 45 menit pada jenjang MA/SMA/SMK. Bagi guruBimbingan dan Konseling (BK) atau konselor, mengampu_ bimbingan dan
konseling kepada 150 (seratus lima puluh) peserta didik per tahun pada satu
satuan pendidikan atau lebih disetarakan dengan 24 JTM. Ketentuan mengenai
tugas guru RA/Madrasah yang dapat dipethitungkan dalam beban kerja tersebut
adalah sebagai berikut:
a.
b.
Tugas mengajar (pembelajaran) atau pembimbingan yang dilaksanakan pada
satu: RA/Madrasah atau lebih, atau pada satuan pendidikan formal lainnya.
Pembelajaran atau tugas mengajar yang dilaksanakan secara tatap muka
untuk mata pelajaran di semua jenjang atau kelas yang sesuai dengan nama
atau serumpun dengan mata pelajaran yang tercantum dalam Sertifikat
Pendidik yang dimiliki.
__ Bimbingan belajar (pembelajaran ko-kurikuler) yang diberikan kepada peserta
didik secara terstruktur, terjadwal, atau klasikal; termasuk bimbingan baca
fulis ALQur’an untuk mata pelajaran Al-Qur'an-Hadits. Pembelajaran ko-
Jeikater yang demikian ini diperhitungkan maksimal 2 (dua) JTM dalam 1
(catu) minggu untuk satu mata pelajaran untuk satu setuah pendidikan. Bila
pembelajaran ko-kurikuler dilaksanakan untuk lebih dari 1 (satu) mata
pelajaran, maka akumulasi dari keseluruhan pembelajaran_ ko-kurikuler
Sebanyak-banyaknya 6 (enam) JTM dalam 1 (satu) rings untuk satu satuan
pendidikan.
| Tugas mengajar pada program kelompok belajar Paket Ay Paket B dan Paket
C yang sesuai atau serumpun dengan nama mata pelajaran yang tercantum
dalam Sertifikat Pendidik yang dimiliki.
_ Tugas tambahan sebagai Kepala RA/TK/Madrasah/Sekolah pada satminkal
disetarakan dengan 18 (delapan belas) JTM. Tugas tambahan sebagai Wakil
Kepala, Ketua Program Keahlian, Kepala Perpustakaan, dan Kepala
Laboratorium, Bengkel, atau Unit Produksi pada satminkal disetarakan
dengan 12 (dua belas) JTM. Sedang tugas tambahan sebagai Wali Kelas pada
satminkal disetarakan dengan 6 (enam) JTM.
Team teaching (pembelajaran bertim). Yang dimaksud pembelajaran bertim
dalam konteks ini adalah pembelajaran pada satu mata pelajaran yang
diampu oleh dua atau tiga orang guru dalam satu rombongan belajar dalam
satu waktu yang bersamaan, Pembelajaran bertim tidak boleh dilakukan
sekedar untuk menambah JTM guru, melainkan karena tuntutan kurikulum
yang membutuhkan lebih dari satu orang guru untuk menangani satu
Yombongan belajar yang proses pembelajarannya merupakan satu kesatuan
(tidak bisa dipisahkan tempat atau waktunya).
Bimbingan pengayaan dan remedial. Prinsip pelaksanaan pengayaaan dan
remedial adalah penugasan secara khusus kepada guru untuk kelompok
peserta didik yang memerlukan bimbingan secara khusus. Bimbingan
harus dilakukan secara terjadwal dan hanya untuk beberapa mata pelajaran
yang benar-benar membutuhkan ‘melalui penugasan oleh Kepala Madrasah
van disetujui oleh Pengawas. Pengayaan dan remedial tidak diperkenankan
dilakukan untuk semua mata pelajaran yang ada. Guru yang mendapat tugas
ini maksimal diperhitungkan 2 (dua) JTM per minggu untuk satu mata
pelajaran.Remaja (PMR), Olimpiade/Lomba Mata Pelajaran, Olahraga, Kesenian, Karya
Ilmiah Remaja (KIR), Keagamaan Islam, Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra),
Pecinta Alam, Jurnalistik/Fotografi, dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Banyaknya kegiatan ekstra kurikuler di setiap madrasah disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi madrasah masing-masing. Tiap satuan pembinaan
kegiatan ekstra kurikuler_ maksimal diperhitungkan dengan 2 (dua)
JTM/minggu. Setiap bentuk kegiatan ekstra kurikuler hanya diperbolehkan
dibimbing oleh satu orang guru. Setiap guru hanya diperbolehkan menjadi
pembimbing untuk satu bentuk kegiatan ekstra kurikuler.
Sehubungan dengan beban kerja guru RA/Madrasah, hal-hal berikut ini
juga perlu menjadi perhatian:
1) Penetapan beban kerja untuk tiap guru pada tiap satuan pendidikan berbentuk
Surat Keterangan Melaksanakan Tugas (SKMT) dan diterbitkan oleh tiap-tiap
Kepala RA/Madrasah atau satuan pendidikan lainnya yang menjadi tempat
guru melaksanakan tugas dan diketahui/disetujui oleh Pengawas.
2) Penetapan bahwa beban kerja minimal secara total/kumulatif telah terpenuhi
berbentuk Surat Keterangan Beban Kerja (SKBK). SKBK diterbitkan oleh Kepala
Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota bagi (a) Guru RA/Madrasah yang
berstatus PNS Kementerian Agama yang ditugaskan pada RA/Madrasah
swasta, (b) Guru RA/Madrasah berstatus guru PNS pada instansi lain yang
ditugaskan pada RA/Madrasah swasta, dan (c) Guru RA/Madrasah yang
berstatus bukan PNS, tetapi merupakan Guru Tetap yang bertugas pada
RA/Madrasah swasta atau pada Madrasah Negeri. Sedang bagi guru Madrasah
PNS yang ditugaskan pada Madrasah Negeri (yang juga merupakan Satuan
Kerja), SKBK-nya diterbitkan oleh Kepala Madrasah Negeri yang bersangkutan.
3) SKMT dan SKBK wajib dibuat tiap semester atau 2 (dua) kali dalam satu tahun
pelajaran.
4) Pembuatan SKMT dan SKBK harus berpedoman pada ketentuan beban kerja
sebagaimana diatur dalam Pedoman ini.
5) Jumlah Wakil Kepala pada tiap-tiap Madrasah disesuaikan dengan kebutuhan;
paling banyak 4 (empat) orang bagi Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah
Aliyah yang mempunyai 9 (sembilan) rombongan belajar atau lebih.
6) Jumlah Ketua Program Keahlian dalam satu madrasah paling banyak sama
dengan jumlah program keahlian yang dimiliki oleh madrasah yang
bersangkutan.
7) Jumlah Kepala Perpustakaan satu orang untuk tiap madrasah yang memiliki
perpustakaan madrasah.
8) Jumlah Kepata Laboratorium untuk ti
banyaknya jenis laboratorium yang dim
9) Guru RA/Madrasah yang bertugas di daerah khusus atau yang berkeahlian
khusus yang dibutuhkan demi kepentingan nasional (seperti di daerah
terpencil/terisolasi, perbatasan negara atau daerah kepulauan terluar) dapat
dikecualikan dari kewajiban beban kerja minimal bila diusulkan oleh Kepala
Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota setempat serta ditetapkan oleh
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi atas nama Menteri
Agama.
madrasah menyesuaikan dengan -Yang dimaksud dengan Pengawas RA/Madrasah adalah PNS Kementerian Agama
yang diangkat dalam jabatan fungsional pengawas dengan tugas pokok sebagai
Pengawas Rumpun sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Agama Nomor
381 Tahun 1999. Sebagai pendidik, pengawas mempunyai beban kerja yang
ekuivalen dengan beban kerja guru, yaitu: 24 - 40 JTM per pekan. Ketentuan
lebih lanjut mengenai beban kerja pengawas RA/Madrasah adalah sebagai
berikut:
a. Melakukan tugas pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan tenaga
kependidikan, yang meliputi:
(1) Membimbing dan melatih profesionalitas guru dalam melaksanakan tugas
pokok untuk merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses
pembelajaran atau pembimbingan dan membina tenaga kependidikan
lainnya, yaitu tenaga administrasi RA/madrasah, tenaga laboratorium
madrasah, atau tenaga perpustakaan madrasah, baik pada satuan
pendidikan maupun melalui KKG/MGMP/MKKM atau bentuk fain yang
dapat meningkatkan kompetensi guru dan tenaga kependidikan lainnya;
(2) Menilai_ kinerja guru dalam melaksanakan tugas pokok untuk
merencanakan, melaksanakan menilai proses pembelajaran atau
pembimbingan dan membina tenaga kependidikan lainnya, yaitu tenaga
administrasi, tenaga laboratorium, atau tenaga perpustakaan pada
RA/madrasah.
b. Melakukan tugas pengawasan, pemantauan, pengolahan serta pelaporan
hasil pelaksanaan 8 (delapan) standar nasional pendidikan pada
RA/Madrasah.
c. Melakukan pembimbingan tethadap satuan pendidikan untuk meningkatkan
atau mempertahankan kelayakan program dari/atau satuan pendidikan.
d. Tugas pembimbingan dan pengawasan dilakukan terhadap paling sedikit 10
(sepuluh) satuan pendidikan dengan ketentuan 5 (lima) di antaranya terhadap
RA/Madrasah binaan. Bagi Pengawas RA/Madrasah yang ditugaskan di
daerah khusus, pembimbingan dan pengawasan tersebut dilakukan paling
sedikit terhadap 5 (lima) satuan pendidikan dengan ketrentuan 3 (tiga) di
antaranya terhadap RA/Madrasah binaan.
e. Penetapan bahwa beban kerja minimal Pengawas telah terpenuhi berbentuk
Surat Keterangan Beban Kerja (SKBK) yang diterbitkan oleh Kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota minimal setiap 6 (enam) bulan atau per
semester. *
f. Pembuatan SKBK harus berpedoman pada ketentuan beban kerja
sebagaimana diatur dalam Pedoman ini.
Penutup
Sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-Undang tentang Guru
dan Dosen, bahwa guru mempunyai beban kerja 24 - 40 JTM per pekan.
Pedoman ini diharapkan menjadi acuan dalam upaya yang terus menerus
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Ukuran-ukuran kinerja yangbesifat kuantitatif perlu dibarengi dengan komitmen yang tinggi terutama dari
Pengawas, Kepala RA/Madrasah, dan guru sehingga bermakna secara kualitatif.
Semangat dan prinsip yang menjadi dasar dalam menetapkan pedoman ini
adalah efektifitas, efisiensi, kualitas dan akuntabilitas. Ini semua akan terwujud
jika semua pihak terkait melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan penuh
rasa tanggung jawab, demi tercapainya visi dan misi pembangunan pendidikan
Islam dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Jakarta, 30 Maret 2010
BN Direktur Jenderal,
‘S
OTT
Pp H. Firdaus, M.Pd.
IP 150 129 312
Zi