MODUL IX

PEMERIKSAAAN BERAT ISI BETON SEGAR

Tujuan.

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan berat /m adalah beton segar.

Peralatan .

a. Timbang dengan ketelitian 0.3% dari berat contoh.

b. Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm, dengan
ujung di bulatkan dan terbuat dari baja tahan karat.
c. Mistar peralatan.
d. Takaran dengan kapasitas dan penggunaan :

Kapasitas (liter) Ukuran maksimum agregat

(mm)
6 25.00
10 37.50 Bahan.
14 50.00
28 75.00 Contoh beton segar
sesuai derngan kapasitas takaran.

Prosedur praktikum .

a. Timbang dan catat berat takaran (W1).

b. Istilah takaran dengan benda uji dengan 3 lapis.
c. Tiap- tiap lapis di padatkan dengan 25 kali tusukan secara merata.
Pada pemadatan lapisan pertama, tongkat tidak boleh mengenai
lapisan takaran. Pemadatan lapisan kedua dan ketiga, tusukan
tongkat kira- kira sampai 2.5 cm lapisan sebelumya.
d. Setelah selesai pemadatan, letuklah sisi takaran perlahan- lahan
sampai tidak tampak gelembung- gelembung udara pada
permukaan serta rongga- rongga bekas tusukan tertutup.
e. Ratakan permukaan pada benda uji dan tentukaan beratnya (W2)

Perhitungan.

W 2W 1
Berat isi beton segar : D=
V

Dimana :
W1 = Berat takaran

W2 = Berat takaran + beton

V = Isi takaran (liter)

MODUL X

PEMBUATAN BENDA UJI DAN PERSIAPAN PENGUJIAN

Tujuan.

Membuat benda uji untuk pemeriksaan kuat tekan beton.

Peralatan.

a. Cetakan silinder 15- 30, 10- 20 atau kubus 15 x 15 x 15.

b. Tongkat pemadat diameter 16 mm, panjang 60 cm dengan ujung di
bulatkan dan terbuat dari baja anti karat.
c. Bak wadah beton anti air.
d. Timbangan dengan ketelitian 0.3 % dari berat contoh.
e. Mesin uji kuat tekan (CTM).
f. Satu set alat pelapis (capping), jika benda uji berbentuk silinder.
g. Ember, skop, sendok, peralatan dan talam.

Prosedur praktikum.

a. Bersihkan cetakan, kemudian di sapu denganvaseline atau lemak

atau minyak, agar setelah tercetak benda uji beton dapat dengan
mudah di lepaska ndari cetakan.
b. Adukan beton di ambil langsung dari wadah adukanbeton dengan
menggunakan ember atau alat lainyayang tidak menyerap air. Bila
di rasakan perlu bagi konsistensi adukan, lakukan pengadukan ulang
sebelum di masukan kedalam cetakan.
c. Isilah cetakan dengan Adukan beton dengan 3 lapis, tiap tiap
lapisan di padatkan dengan 25 kali tusukan secara merata, pada
saat pemadatan lapisan pertama, tongkat pemadat tidak boleh
mengenai dasar cetakan. Pada saat lapisan kedua serta ketiga
tongkat pemadat boleh masuk sampai 25.4 mm ke dalam lapisan di
bawahnya. Setelah selesai melakukan pemadatan, ketukan cetakan
secara perlahan sampai rongga bekas tusukan tertutup. Ratakan
permukaan beton dan tutup segera dengan bahan yang tahan air
dan kedap karat. Kemudian biarkan beton dalam cetakan selama 24
jam dan tempatkan di tempat yang bebaqs dari getaran.
d. Selama 24 jam bukalah cetakan dan keluarkan benda uji.
e. Rendaman benda uji dalam bak peredam berisi air yang telah
memenuhi persyaratan untuk perawatan (curring), selama waktu
yang di kehendaki.

PERSIAPAN PENGUJIAN

a. Ambilah benda uji dari bak perawatan, dengan kain lembab,

bersihkan kotoran yang menempel.
 b. Tentukan berat dan ukuran benda uji.
c. Untuk benda uji berbentuk silinder, lapisan permukaan atas dan
bawah benda uji dengan mortal belerang.

MODUL XI

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN BETON

Tujuan.

Menentukan kuat tekan beton sehingga dapat di ketahui dan di

bandingkan antara kuat tekan rencana dengan kuat tekan sebelumya.

Peralatan.
Mesin penguji

Prosedur praktikum

a. Ambilah benda uji yang telah di timbang.

b. Letakan benda uji pada mesin uji kuat tekan secara sentries.
c. Jalankan mesin dan pembebanandilakukan secara bertahap dengan
kecepatan antara 0.15 sampai 0.34 Mpa / detik hingga benda uji
hancur dan catatlah beban maksimal yang terjadi selama
pemeriksaan benda uji.
d. Lakukan proses (a) (b) dan (c) sesuai dengan jumlah benda uji yang
akan di tetapkan kuat tekan karakteristikya.

Perhitungan.

P
Kekuatan tekan beton = A (Kg/cm)

Dimana :

P = Beban maksimum (kg)

A = Luas penampang benda uji cm