Anda di halaman 1dari 2

Hari ini langit lagi-lagi menampakkan wajah suramnya, sama seperti beberapa

hari terakhir. Bulan ini memang sudah memasuki musim hujan. Aku menimbang-

nimbang keputusan apa yang ingin ku ambil. Jika menunggu hujan reda, mungkin

membutuhkan waktu lama, jika menerjang hujan aku harus rela basah kuyup.

Bodoh! kenapa aku harus lupa membawa payung lagi? Dasar pikun!! Rutukku dalam

hati.

Ibu guru lupa bawa payung yaa?

Seseorang membuyarkan lamunanku.

Eh Nanda. Iya ibu kelupaan terus bawa payung hehe

Aku memandang ngeri ke arah petir yang sekilas membuat awan hitam bercahaya.

Nanda ko belom pulang? Semua anak-anak udah pulang lho

Aku memperhatikan penampilannya yang sedikit acak-acakan

bu guru juga belom pulang, padahal semua guru sudah pulang hehe

tadi ibu abis meriksa lembar jawaban ulangan kalian

oohhh. Kalo aku abis piket kelas dulu. Temen-temen yang piket sama aku pada

pulang duluan, katanya mau ada acara keluarga

Aku tersenyum prihatin ke arahnya. Nanda ini, ntah ada masalah apa -karena aku

baru seminggu kerja disini- tapi beberapa kali aku melihatnya selalu sendirian. Ke

kantin sendiri, duduk sendiri (kebetulan jumlah siswa di kelas memang ganjil),

dan hari ini dia piket kelas sendirian. Apa tadi alasannya? Acara keluarga?

Semuanya bilang begitu? Apa tidak ada alasan yang lebih bagus dari itu? Tapi

kenapa mereka seperti itu? Apa anak-anak sengaja menjauhinya?


ibu guru ngelamun terus. Aku bawa payung, kalo mau biar aku anterin ibu

Ucap nanda sambil mengeluarkan payung lipatnya dari dalam tas.

hhmm rumah kamu emang dimana?

Sebenarnya aku malu menanyakannya. Ini seperti aku memang mengharapkan

bantuan itu tapi tidak mau mengakuinya.

Di perumahan mitra

Wah, tempat orang-orang kaya

kebetulan ibu mau kesana, mau menjenguk teman ibu yang sedang sakit. Kalo

tidak keberatan, ibu mau ikut menumpang payung sama kamu

Ini sungguhan, aku memang berniat menjenguk temanku yang di perumahan mitra.

boleh bu

Nanda membuka lipatan payungnya. Lantas kami mulai berjalan menyusuri jalanan

yang membentuk genangan dimana-mana. Hujan memang sudah tidak terlalu

deras. Tapi dikarenakan setiap hari hujan, tanah menjadi selalu basah dan

terbentuk cekungan sehingga air terperangkap disana. Untung nanda memiliki

tinggi badan yang tidak jauh dariku. Sehingga walaupun dia yang memegang

payungnya (karena kedua tanganku penuh dengan barang bawaan ala guru)

Walaupun dia masih kelas 2 SMP tapi tinggi badannya

Anda mungkin juga menyukai