hari terakhir. Bulan ini memang sudah memasuki musim hujan. Aku menimbang-
nimbang keputusan apa yang ingin ku ambil. Jika menunggu hujan reda, mungkin
membutuhkan waktu lama, jika menerjang hujan aku harus rela basah kuyup.
Bodoh! kenapa aku harus lupa membawa payung lagi? Dasar pikun!! Rutukku dalam
hati.
Aku memandang ngeri ke arah petir yang sekilas membuat awan hitam bercahaya.
bu guru juga belom pulang, padahal semua guru sudah pulang hehe
oohhh. Kalo aku abis piket kelas dulu. Temen-temen yang piket sama aku pada
Aku tersenyum prihatin ke arahnya. Nanda ini, ntah ada masalah apa -karena aku
baru seminggu kerja disini- tapi beberapa kali aku melihatnya selalu sendirian. Ke
kantin sendiri, duduk sendiri (kebetulan jumlah siswa di kelas memang ganjil),
dan hari ini dia piket kelas sendirian. Apa tadi alasannya? Acara keluarga?
Semuanya bilang begitu? Apa tidak ada alasan yang lebih bagus dari itu? Tapi
Di perumahan mitra
kebetulan ibu mau kesana, mau menjenguk teman ibu yang sedang sakit. Kalo
Ini sungguhan, aku memang berniat menjenguk temanku yang di perumahan mitra.
boleh bu
Nanda membuka lipatan payungnya. Lantas kami mulai berjalan menyusuri jalanan
deras. Tapi dikarenakan setiap hari hujan, tanah menjadi selalu basah dan
tinggi badan yang tidak jauh dariku. Sehingga walaupun dia yang memegang
payungnya (karena kedua tanganku penuh dengan barang bawaan ala guru)