Anda di halaman 1dari 8

I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Air adalah senyawa kimia yang merupakan hasil ikatan dari unsur

hidrogen (H2) yang bersenyawa dengan unsur oksigen (O) dalam hal ini

membentuk senyawa H2O. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting

bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat

digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi

kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi

kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri.

Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian

yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu meminum

minimal sebanyak 1,5 2 liter air sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan

membantu proses metabolisme.

Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya

kenaikan jumlah elektron. Misalnya : atom klorin (Cl) dapat memperoleh

tambahan satu elektron untuk mendapat ion klorida (Cl-). Natrium klorida (NaCl),

yang dikenal sebagai garam dapur, disebut senyawa ionik (ionik compound)

karena dibentuk dari kation dan anion. Atom dapat kehilangan atau memperoleh

lebih dari satu elektron. Contoh ion-ion yang terbentuk dengan kehilangan atau

memperoleh lebih dari satu elektron adalah Mg2+, Fe3+, S2-, dan N3-, Na+ dan Cl-

Ion-ion ini disebut ion monoatomik karena ion-ion ini mengandung hanya satu

atom
Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion

dalam sampel.Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis

unsur atau ion yang terdapat dalam suatu sampel. Jadi, analisa anion secara

kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta

jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel. Cara identifikasi anion

tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi kation. Salah satu cara

penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam

perak, garam-garam kalsium, barium dan seng. Selain itu ada cara penggolongan

anion menurut Bunsen, Gilreath dan Vogel.

Analisa anion bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sampel.

Analisa anion dapat juga digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti

dalam pemeriksaan darah, urin, dan sebagainya. Beberapa anion menunjukkan

kenampakan yang sama dalam pemeriksaan. Untuk itu, analisa anion mutlak

digunakan untuk mengidentifikasi masing-masing anion yang ada.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana mengidentifikasi anion secara kuantitatif dan menghitung

kadar anion suatu sampel yang di uji?

C. Tujuan Percobaan

Untuk mengidentifikasi anion secara kuantitatif dan menghitung kadar

anion suatu sampel yang di uji

D. Manfaat Percobaan
Dapat mengidentifikasi anion secara kuantitatif dan menghitung kadar

anion suatu sampel yang di uji

II TINJAUAN PUSTAKA

Pemisahan anion-anion ke dalam golongan utama tergantung pada

kelarutan garam pelarutnya. Garam kalsium, garam barium, dan garam zink ini

hanya boleh dianggap berguna untuk memberi identifikasi dari keterbatasan-

keterbatasan metode ini. Skema identifikasi anion bukanlah skema yang baku,

karena satu anion termasuk dalam lebih dari satu subgolongan. Pada dasarnya

proses-proses yang dipakai dapat dibagi (Svehla, 1985 ).

Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap

yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam, dibagi dalam sub kelas :

(i). Gas-gas yang dilepaskan dengan asam klorida atau asam sulfat encer.

(ii). Gas atau uap yang dilepaskan dengan asam sulfat panas.

A. Proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan dibagi dalam:

(i). Reaksi pengendapan.

(ii). Oksidasi reduksi dalam larutan.

Bila bahan padat untuk analisa kation harus dilarutkan (dalam air atau

HCl ) maka untuk penentuan anionnya, bahan tidak perlu dilarutkan dahulu.

Penentuan anion berlaku untuk dua bagian. Untuk penentuan ini CO 3- dan HCO3-,

dan untuk penentuan anion-anion yang lain ( Schank, 1990).

Elektrode selektif ion (ESI) sudah umum digunakan untuk penentuan ion-

ion dalam suatu larutan sampel. Keunggulan elektrode-elektrode ini antara lain
karena kesederhanaan dan kemudahan dalam penggunaannya. Pengukuran analit

dapat dilakukan tanpa memerlukan pemisahan ion-ion lain yang ada dalam larutan

sampel (Watoni A.B., 2011)

Uji anion iodat dilakukan dengan cara: Masukkan kertas kanji yang telah

diolah kedalam tabung reaksi, tambahkan 1 ml kalium tiosianat 0,1 M, tambahkan

1 ml larutan sampel yang telah ditambahkan 1-3 tetes asam fosfat 85 % akan

terjadi warna biru kemudian catat hasil yang di dapat dan ulangi proses yang sama

untuk semua sampel (Kapantow A.N. dkk, 2013)

resin penukar anion amberlite IRA-400 Cl. Resin tersebut merupakan

kopolimerisasi stiren dan divinilbenzen yang mengandung gugus fungsional

amonium basa kuartener R4N+Cl-, dimana R adalah gugus alkil (CnH2n+1) dan

ion Cl aktif untuk pertukaran dengan anion yang lain. Reaksi pembentukan

kompleks dari uranil nitrat dan natrium karbonat adalah reaksi sebagai berikut:

UO2 +2 + 3 CO3 -2 <========> [UO2(CO3)3]-4 (Las T. Dan Martono H., 2010)


DAFTAR PUSTAKA

Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro

dan Semimikro . PT. Kalma Media Pustaka, Jakarta

Schank, G, H. 1990. Qualitatif Analisis and Ionik Equilibrium, 2rd Edition,

Houghton. Mujhon Company, Boston.


Watoni A.H. 2011. Respon Ganda Elektrode Kawat Emas Terlapis Polipirol

Terhadap Kation Dan Anion Dari Surfaktan Nads. J. Prog. Kim. VOL(1) 2

Kapantaw N.A., Fatimawali dan Yudistira A. 2013. Identifikasi Dan

Penetapan kalium Iodat Dalam garam Dapur Yang Beredar di Pasar Kota
Bitung Dengan Metode Spektrofotometri UV-VIS. Jurnal Ilmiah Farmasi.
VOL(2)1

Martono H dan Las T, 2010, Penyerapan Uranium Dengan Resin Penukar

Anion Dengan Irebilisasi Polimer. UIN Syarif Hidayatullah. ISSN 1410-


6086
V KESIMPULAN

Berdasarkan data pengamatan dari percobaan uji anion, dapat di simpulkan

bahwa mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam

suatu sampel. Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti pada

identifikasi kation. Salah satu cara penggolongan anion adalah pemisahan anion

berdasarka kelarutan garam-garam perak, garam-garam kalsium, barium dan

Analisa anion secara kualitatif .


B. Pembahasan

Anion adalah atom yang bermuatan nrgatif bila kelebihan elektron.

Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya kenaikan

jumlah elektron. Misalnya : atom klorin (Cl) dapat memperoleh tambahan satu

elektron untuk mendapat ion klorida (Cl-). Natrium klorida (NaCl), yang dikenal

sebagai garam dapur, disebut senyawa ionik (ionik compound) karena dibentuk

dari kation dan anion. Atom dapat kehilangan atau memperoleh lebih dari satu

elektron. Contoh ion-ion yang terbentuk dengan kehilangan atau memperoleh

lebih dari satu elektron adalah Mg2+, Fe3+, S2-, dan N3-, Na+ dan Cl- Ion-ion ini

disebut ion monoatomik karena ion-ion ini mengandung hanya satu atom.

Selanjutnya uji kedua adalah uji anion PO 43-, anion ini adalah hasil

penguraian asam ortofosfat (H3PO4), asam ortofosfat adalah asam berbasa tiga,

yang membentuk tiga deret garam : ortofosfat primer, mis NaH2PO4; ortofosfat

sekunder, mis Na2HPO4; dan ortofosfat tersier, mis Na3PO4. Pada uji ini 3 tetes

larutan sampel ditambahkan dengan 2 tetes asam nitrat dan 3 tetes reagensia

ammonium molibdat dan hasilnya terbentuk endapan berwarna kuning. Warna

kuning yang terbentuk adalah warna dari ammonium fosfomolibdat . Sebenarnya

ammonium molibdat memiliki rumus , tetapi ionnya-lah yang digunakan dalam

persamaan kimia.
Pada pengujian BO33- , di gunakan kertas lakmus untuk menguji adanya

anion BO33-.. Dua tetes air rawa di teteskan pada kertas lakmus kemudian di

keringkan pada suhu 1000c dan di teteskan NaOH 1%. Setelah itu kertas lakmus

kembali kembali di teteskan dengan dua tetes air sungai kemudian di panaskan

pada suhu 1000c dan di teteskan kembali 2 tetes NaOH, hasilnya sama-sama tidak

berbentuk noda hijau kehitaman,

Pada uji anion Cl ini, sampel direaksikan dengan AgNO3 dan terbentuk

endapan putih, endapan putih AgCl ini tak larut dalam air, akan tetapi ia larut jika

direaksikan dengan HNO3 2 M, dapat dilihat setelah ditambahkan HNO3 2M

larutan kembali larut,. Namun pada larutan kedua direksikan dengan HNO3 6M

tidak terdapat endapan putih, menandakan terjadinya kesalahan dalam melakukan

praktikum, kesalahan diperoleh akibat adanya faktor-faktor internal yaitu tidak

tepatnya konsentrasi larutan HNO3 6M.

Anda mungkin juga menyukai