Gadai Online
Gadai Online
kehidupan manusia, tidak terkecuali dunia bisnis dan hukum. Saat ini jual beli secara
Dengan E-commerce penjual dan pembeli tidak lagi harus bertemu secara langsung
untuk melakukan transaksi jual-beli. Mereka juga tidak lagi dibatasi oleh jarak
sehingga bisa membeli barang dari luar pulau bahkan dari negara lain tanpa
meninggalkan rumah.
baru tersebut memiliki website sebagai sarana utama transaksi gadai. Berikut adalah
muncul pertanyaan tentang bagaimana hukum memandang praktek gadai online ini?
terhadap aspek-aspek terkait subjek, objek, dan proses pelaksanaan gadai online
Dalam hal ini, penulis memilih pinjam.co.id untuk dikaji terkait aspek-aspek diatas.
1. Subjek Gadai pada website pinjam.co.id
Dalam pasal 1150 KUH Perdata tentang pengertian gadai dapat ditarik
kesimpulan bahwa gadai setidaknya harus melibatkan dua pihak, yaitu pemegang
gadai sebagai kreditur dan pemberi gadai sebagai debitur. Dalam kasus ini pihak
pinjam.co.id atau yang juga dikenal dengan nama Pinjam Indonesia bertindak
sebagai penerima gadai. Sedangkan pihak pemberi gadai ialah masyarakat yang
berminat dan telah melakukuan registrasi secara online pada website Pinjam
Indonesia.
2. Objek Gadai pada website pinjam.co.id
Dalam pasal 1152 dan 1153 KUH Perdata disebutkan secara jelas bahwa objek
merk tertentu).
3. Proses pelaksanaan gadai pada website pinjam.co.id
a. Perjanjian Gadai
Untuk melakukan transaksi gadai secara online di pinjam.co.id, debitur
data barang yang akan digadaikan untuk mengetahui taksiran pinjaman yang
bisa diberikan oleh pihak Pinjam Indonesia sebagai kreditur. Apabila kedua
belah pihak telah bersepakat terkait barang dan taksiran harganya, maka
pokok. Dari ketentuan ini dapat disimpulkan bahwa bentuk perjanjian gadai
tidak terikat dengan formalitas tertentu. Sehingga bisa saja dilakukan secara
lisan maupun tertulis bahkan secara online seperti halnya telah disebutkan
diatas.
b. Penyerahan Barang
Setelah tercapai kesepakatan antara kedua belah pihak maka debitur dapat
hak gadai terjadi dengan dibawanya barang gadai keluar dari kekuasaannya si
debitor pemberi gadai. Syarat bahwa barang gadai harus dibawa keluar dari
prinsip kehati-hatian.