Anda di halaman 1dari 15

TUGAS AKHIR BAHASA INDONESIA

METODE TEPAT MENGHAFAL AL QURAN DI UIN MALIKI MALANG

LAPORAN PENELITIAN

Oleh :

Yovi Nur Rohmad

12110078

PAI-C

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2012
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur senantiasa kami ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Sholawat
dan salam semoga tetap tercurahkan ke pada nabi Muhammad SAW, yang begitu gigih
mengarahkan umatnya menuju jalan yang diridhoi-NYA, danDr. Siti Annijat Maimunah, M.Pd
selaku dosen pengajar Matakuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan kesempatan dan
pengarahan kepada kami dalam penulisan laporan penelitian sebagai tugas akhir semester yang
berjudul METODE TEPAT MENGHAFAL AL QURAN DI UIN MALIKI MALANG

Tugas ini membahas tentang METODE TEPAT MENGHAFAL AL QURAN DI UIN


MALIKI MALANG

. Penulisan Laporan penelitian ini telah diusahakan semaksimal mungkin. Namun,


karena keterbatasan pengetahuan yang kami miliki tentu laporan penelitian ini masih belum
sempurna. untuk itu, kami mengharapkan para pembaca maupun pihak-pihak lain berkenan
memberikan kritik dan saran demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Semoga laporan penelitian ini turut memberi andil dalam memperluas pengetahuan dan
wawasan kita, dan semoga semua usaha kita mendapat ridho-Nya.

Kami menagucapkan banyak terima kasih, atas perhatian dan kerjasama dari semua pihak
yang telah mendukung guna mencapai penulisan laporan ilmiah yang baik.

Malang, Desember 2012

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada uin maliki malang terdapat banyak sekali mahasiswa penghafal al quran baik
yang sudah hafal 30 jus (tahfid)atau mereka yang masih memulai dari awal maka dari itu
UIN MALIKI MALANG mendirikan suatu organisasi yang memberikan fasilitas bagi
para penghafal al quran yang kita sebut sebagai HTQ (haiah tahfidzul quran) di HTQ bagi
para penghafal di bentuk suatu kelompok tertentu dan bagi satu kelompok di bimbing
oleh satu pendamping yang sudah hafal 30 jus kelompok ini di kelompokkan sesuai
dengan banyaknya hafalan yang sudah di miliki oleh masing-masing anggota umumnya
para penghafal al quran yang sudah menghafal 30 jus atau yang masih separuh jalan
adalah mereka yang berlatang belakang pondok pesantren

Menghafal al quran tentu banyak di inginkan bagi semua umat islam namun hanya
sedikit saja yang bisa bertahan dan menyelesaikan hafalannya sampai 30 jus hal ini di
karenakan sulitnya untuk menghafalkan al quran karna begitu banyak sekali penghalang-
penghalang.maka dari itu kami mencoba untuk menulis laporan penelitian yang berjudul
METODE TEPAT MENGHAFAL AL QURAN DI UIN MALIKI MALANG

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang muncul dari penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:


1. Bagaimanakah cara yang tepat dan cepat dalam menghafalkan al quran terutama
bagi mereka yang baru mulai menghafal?

2. Bagaimana cara memotifasi para penghafal al quran untuk tetap bertahan dalam
menghafalkan seluruh al quran ?
C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan :


1. Untuk memberikan suatu dorongan bagi mahasiswa penghafal al quran untuk terus
istikhomah dalam menghafalkan al quran

2. Untuk mengetahui cara termudah dan tepat untuk menghafalkan al quran

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk dapat digunakan sebagai penambah
wawasan bagi para penghafal al quran terutama bagi mereka yang baru memulai
menghafal al quran karna banyak dari mereka yang belum mengetahui bagaimana
langkah-langkah dalam menghafal al quran dan bagaimana cara agar hafalan menjadi
kuat dan menetap di hati.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Cara Praktis Menghafal Al quran

Metode praktis yang paling tepat bagi mereka yang mau menghafalkan al quran
adalah dengan menggunakan metode mengulang yaitu mengulang setiap satu ayat yang
baru di hafal dan jangan beranjak ke ayat selanjutnya sebelum ayat yang pertama sudah
benar-benar lancar namun yang terpenting adalah konsentrasi dalam menghafal setiap
ayat, setiap ayat hendaknya di baca berulang-ulang minimal 20 kali maka otomatis ayat
itu akan terekam dalam pikiran anda

B. Bagaimana cara menghafal dalam hari berikutnya

Jika anda ingin menghafal lagi pada hari berikutnya maka langkah pertama yang
harus anda lakukan adalah mengulang kembali hafaalan yang kemarin baru anda hafalkan
agar hafalan anda yang kemarin tidak hilang dan tetap kuat di hati anda, fakta
menghafalkan al quran yang tersulit adalah bagaimana kita menjaga hafalan yang telah
lama, hal ini terdapat pada sabda nabi Muhammad SAW sesungguhnya hafalan al quran
lebih cepat hilangnya dari pada seekor unta yang terlepas dari ikatannya dan berlari
sekuat tenaga, maka dari itu hal utama yang anda lakukan adalah menjaga baik-baik
hafalan yang sudah anda hafalkan sebelum menghafal lagi di ke esokan harinya jika
hafalan yang kemarin sudah anda ulangi maka lakukanlah hafalan baru

C. Bagaimana cara nenggabung antara mengulang dan menambah hafalan baru

Jangan sekali-kali anda menghafal hafalan baru tampa mengulangi atau murajaah hafalan
yang telah lama karna jika anda terus menghafal tampa mengulang yang lama maka
tampa anda sadari, anda akan kehilangan banyak sekali hafalan dan jika anda ingin
mengulang kembali dari awal maka akan terasa berat sekali maka dari itu cara yang
paling tepat jika anda ingin mengkuaatkan hafalan anda, setiap hafalan yang anda hafal
sekarang maka ulangi lagi hafalan anda ke esokan hari 4-5 kali sebelum anda memulai
hafalan baru inilah masalah utama yang bisa membuat penghafal al quran merasa berat
menghafalkan al quran karna setiap kita menghafal al quran maka akan semakin banyak
hafalan yang harus kita ulang, namun semua ini tidak akan memberatkan jika kita pandai
dalam mengatur waktu antara murajaah dan menghafal hafalan baru , maka dari lakukan
merajaah dan menghafal hafalan baru pada waktu yang berbeda

D. Waktu yang tepat dalam menghafal al quran

Permasalahan yang juga sering merepotkan bagi penghafal adalah waktu yang
tepat dalam menghafalkan al quran seperti yang kami jelaskan di atas jangan
menyamakan antara waktu menghafal hafalan baru dan murajaah hafalan lama karna itu
akan sangat memberatkan, waktu yang paling tepat dalam menambah hafalan baru adalah
antara sholat magrib dan solat ishak namun jika anda mempunyai jadwal yang padat anda
bisa menghafal sebelum dan sesudah solat subuh karna pada waktu-waktu itu otak kita
masih segar-segarnya dalam menerima hafalan dan yang kedua adalah waktu yang paling
tepat dalam mengulang hafalan lama atau murajaah adalah dalam waktu-waktu luang
yang kita miliki. hal yang perlu di perhatikan agar tidak terasa berat adalah istikomah
selalu dalam menghafalkannya

E. Hal-hal yang dapat menghilangkan hafalan

Al quran adalah cahaya Allah dan cahaya Allah tidak akan mau masuk kedalam
jiwa-jiwa yang kotor maka dari untuk para penghafal al quran hendaknya menjauhi
seluruh perbuatan maksiat yang dapat merusak hati dan pikiran kita yang kedua jangan
sekali-kali memakan barang haram bahkan kita di anjurkan untuk menjauhi barang-
barang yang tidak jelas hukumnya (subhat) ada sebuah kisah dari pendamping kelompok
HTQ yang waktu itu saya mendengarkan ceritanya dia sudah mempunyai 20 jus hafalan
namun hilang seketika ketika memakan sepotong cabi merah yang ia temukan di mabna
(subhat) akhirnya ke esokan harinya ia mengumpulkan seluruh penghuni mabna untuk
meminta maaf dan mengumumkan cabe siapakah yang telah ia makan dan dia bermaksud
membayarnya berapapun harganya karna tidak ada yang mengaku. satu mabna sepakat
untuk mengiklaskan cabe itu malam harinya dia meminta ampun kepada Allah dan
melakukan solat tahajud kemudian dengan luar biasahnya hafalannya kembali lagi. Inilah
hal yang harus kita jauhi betul dalam menghafalkan al quran sesuatu yang subhat saja
bisa menghilangkan 20 jus hafalan apa lagi barang haram dan selanjutnya yang perlu kita
jauhi adalah terburu-buru dalam murajaah karna itu tidak akan melancarkan justru
hafalan kita akan semakin mudah hilang jadi kita perlu menghafal al quran dengan cara
tartil dan tidak terburu-buru dengan membaca secara tartil kita tidak akan salah dalam
mengingat ayat-ayat yang rumit

F. Bagaimana membedakan ayat yang mirip-mirip dalam al quran

Cara terbaik untuk membedakan ayat yang mirip pada al quran adalah dengan
cara membuka mushaf lalu bandingkan dari ayat-ayat tersebut lalu berilah tanda yang
mudah di ingat dari keduanya lalu pada saat murajaah anda ingat-ingat ayat yang mana
yang sedang anda baca lalu ingat tanda yang sudah anda buat dari ayat yang sama tadi.

BAB III

METODOLOGI PENELETIAN

A. Jenis penelitian

Penulis menggunakan studi deskriptif. Jenis ini adalah data yang berkaitan
dengan masalah penelitian yang berasal dari buku-buku, modul perusahaan serta
sumber lainnya yang mendukung laporan penelitian ini. Dalam penelitian ini
terdapat uapaya mendeskripsikan, mencatat dan meniterpretasikan kondisi sekarang
kemudian melakukan evaluasi

B. Objek Penelitian

1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, yang berada di Jl.
Gajayana No. 50, Malang 65144. Mahasiswa yang diteliti adalah mahasiswa
penghafal al quran dari mereka yang sudah hafal 30 jus yang baru setengah jalan dan
juga yang baru memulai menghafal

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 dengan prosedur sebagai
berikut :

a) Persiapan

b) Pelaksanaan Penelitian

c) Penyusunan Laporan

Mengumpulkan dan menilai hasil test

Menganalisis hasil penelitian

Menyusun laporan Penelitian

C. Setting Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini bersifat praktis berdasarkan permasalahan-permasalahan yang di


alami oleh para penghafal al quran di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang
beralamat di Jl. Gajayana No. 50, Malang 65144. Dengan Subjek Mahasiswa HTQ UIN
Maulana Malik Ibrahim

D. Metode Pengumpulan Data

Data penelitian ini dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan catatan


lapangan. Catatan observasi dipergunakan untuk mengetahui para penghafal al quran
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses
yang komplek, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.
Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan


dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang
diamati tidak terlalu besar.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin


melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit atau kecil. Teknik pengumpulan data dengan wawancara
mendasarkan dirinya pada laporan tentang diri sendiri atau setidak-tidaknya pada
pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur.


Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara pengumpul data telah
menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun telah disiapkan.

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-
garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisis dengan statistik deskriptif secara rata-rata. Yaitu
dengan menginventarisasikan dan memadukan seluruh informasi yang diperoleh dari tiap
siklus. Data yang diperoleh berdasarkan :
1) Hasil observasi metode menghafal Al quran pada Mahasiswa UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang (mahasiswa HTQ) selama proses penelitian berlangsung

2) Hasil Penelitian dari hadist-hadist yang menjelaskan bagi penghafal al quran


BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini penulis akan manganalisis berdasarkan uraian teori yang telah
diuraikan pada bab II dan uraian tentang penghafal al quran pada UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang. Analisis ini dibuat dengan tujuan untuk membandingkan apakah para
penghafal al quran di UIN MALIKI MALANG sudah tepat dalam menghafalkan al Quran.

Progam setoran hafalan pada HTQ UIN MALIKI

pada HTQ UIN MALIKI setoran hafalan dilakukan setiap hari dan biasanya dilakukan
setelah pulang PKPBA malam masing-masing anggota melakukan setoran kepada
pendamping yang sudah di tetapkan sejak pertama memasuki HTQ tempat setoran
tergantung dari masing-masing pendamping terkadang di masjid,kantor dan juga di mabna
bagi anggota yang semuanya berasal dari mabna yang sama biasanya pendamping
melakukan setoran di mabna namun bagi anggota yang berasal dari bermacam-macam
mabna biasanya di lakukan di masjid at tarbiyah,ulul albab atau di kantir HTQ masing-
masing anggota di beri satu buku monitoring untuk mengevaluasi hafalan.

HTQ tidak menentukan banyaknya setoran yang harus di setorkan jadi semuanya
terserah anggota hal ini membuat masing-masing anggota tidak istikhomah dalam
melakukan setoran bahkan ada juga yang tidak melakukan setoran selama beberapa minggu
tentu saja hal SEMACAM ini lah yang bisa menggagalkan misi HTQ untuk mencetak
sebanyak-banyaknya penghafal al quran dalam tahun ini mahasiswa yang masuk HTQ
kurang lebih 500 mahasiswa ini adalah pencapaian terbanyak dari HTQ sejak pertama
berdiri sedangkan tahun kemarin hanya sekitar 300 orang namun fakta yang terjadi adalah
dari 300 mahasiswa tahun kemarin yang tetap istikhomah dalam menghafal al quran hanya
beberapa mahasiswa saja dan yang lainnya sudah menyerah dalam menghafal.
Tentu jika metode setoran yang di terapkan HTQ tidak di perketat tidak menutup
kemungkinan dari 500 orang hanya beberapa saja yang berhasil karna seperti yang di
jelaskan pada bab II tadi kunci menghafal al quran adalah istkomah jika penghafal al quran
tidak bisa istikomah hal itu adalah penyebab utama yang bisa membuat penghafal menjadi
malas dan menyerah dalam menghafalkan al quran
BAB V

PENUTUP

Berdasarkan Urain tersebut maka dapat di tarik kesimpulan. Yang berkenaan dengan keadaan
para penghafal Al quran di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang .

A. Kesimpulan

Menghafalkan al quran adalah suatu hal yang di impi-impikan oleh kebanyakan


mahasiswa UIN malang terbukti dari banyaknya Mahasiswa UIN Maliki Malang yang
mengalami peningkatan untuk masuk menjadi anggota HTQ setiap tahunnya baik bagi
mereka yang sudah mempunyai hafalan ataupun mereka yang masih memulai dari awal
HTQ menjadi sarana untuk mereka yang mencintai al quran

Namun Progam setoran pada HTQ UIN Maliki Malang kurang optimal untuk para
penghafal al quran kususnya bagi para pemula karna begitu bebasnya para penghafal
meninggalkan kewajiban mereka untuk menghafal al quran

B. Saran

1. sebaiknya progam-progam HTQ lebih di perketat lagi supaya para anggota tidak
mudah meniggalkan kewajiban mereka untuk setor hafalan Al quran

2. di adakan progam-progam baru yang dapat mebuat para penghafal al quran menjadi
termotifasi dalam menyelesaikan 30 jus al quran

Anda mungkin juga menyukai