PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mastitis adalah infeksi pada payudara yang terjadi pada 1-2% wanita yang menyusui.
Mastitis umum terjadi pada minggu 1-5 setelah melahirkan akibat saluran susu tersumbat
dan tidak segera diatasi. Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena
timbulnya beberapa masalah, baik masalah pada ibu maupun pada bayi. Pada sebagian
ibu yang tidak paham akan masalah itu, kegagalan menyusui sering dianggap problem
kehamilan, pada masa pasca persalinan dini, dan masa pasca persalinan lanjut. Mastitis
aureus.
Dalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan pada mamma .Infeksi terjadi
melalui luka pada putting susu,tetapi juga melalui peredaran darah.Penyakit yang
menyerang payudara ternyata tidak hanya kanker saja ,ada penyakit lain yang tak kalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Infeksi masa nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-
kuman kedalam alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas. Demam nifas atau
morbiditas puerperalis meliputi demam dalam masa nifas oleh sebab apapun. Morbiditas
puerperalis ialah kenaikan suhu tubuh sampai 38C atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari
Mastitis adalah peradangan pada payudara yang dapat disertai infeksi atau tidak,
yang disebabkan oleh kuman terutama Staphylococcus aureus melalui luka pada puting
susu atau melalui peredaran darah. Penyakit ini biasanya menyertai laktasi, sehingga
disebut juga mastitis laktasional atau mastitis puerperalis. Infeksi terjadi melalui luka
pada puting susu, tetapi mungkin juga melalui peredaran darah. Kadang-kadang keadaan
ini bisa menjadi fatal bila tidak diberi tindakan yang adekuat.
1. Mastitis periductal
Mastitis periductal biasanya muncul pada wanita di usia menjelang menopause,
penyebab utamanya tidak jelas diketahui. Keadaan ini dikenal juga dengan sebutan
mammary duct ectasia, yang berarti peleburan saluran karena adanya penyumbatan
Penyebab utama mastitis puerperalis yaitu kuman yang menginfeksi payudara ibu,
3. Mastitis supurativa
Mastitis supurativa paling banyak dijumpai. Penyebabnya bisa dari kuman
Staphylococcus, jamur, kuman TBC dan juga sifilis. Infeksi kuman TBC memerlukan
penanganan yang ekstra intensif. Bila penanganannya tidak tuntas, bisa menyebabkan
pengangkatan payudara/mastektomi.
Berdasarkan etiloginya:
Streptococcus.
Klasifikasi lain:
B. Penyebab
Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit
yang normal (Staphylococcus aureus).Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan
masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada
puting susu).Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering
mengalami mastitis pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan. Pada wanita
saluran air susu yang terletak di bawah puting susu.Perubahan hormonal di dalam tubuh
wanita menyebabkan penyumbatansaluran air susu oleh sel-sel kulit yang mati. Saluran
yang luka atau lecet, dan kuman menjalar ke duktulus-duktulus dan sinus. Sebagian
areolar, lemak ) oleh organisme infeksius atau adanya cidera payudara. Organisme yang
mungkin disebabkan memar karena manipulasi yang kasar, pembesaran payudara, statis
air susu ibu dalam duktus, atau pecahnya atau fisura putting susu.
mencuci tangan, atau melewatkan waktu menyusui, atau mengubah frekuensi menyusui
jika ibu mengalami infeksi jamur vagina persisten. Jika putting susu cidera, atau jika ibu
cenderung terjadi. Infeksi ini dapat diidentifikasi dengan awitan akut nyeri tajam,
Statis ASI terjadi jika ASI tidak dikeluarkan dengan efisien dari payudara. Hal ini
terjadi jika payudara terbendung segera setelah melahirkan, atau setiap saat jika bayi
tidak mengisap ASI, kenyutan bayi yang buruk pada payudara, pengisapan yang tidak
2. Infeksi
Organisme yang paling sering ditemukan pada mastitis dan abses payudara adalah
C. Faktor Predisposisi
Beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko mastitis, yaitu :
1. Umur
Wanita berumur 21-35 tahun lebih sering menderita mastitis dari pada wanita di
2. Paritas
Mastitis lebih banyak diderita oleh primipara.
3. Serangan sebelumnya
Serangan mastitis pertama cenderung berulang, hal ini merupakan akibat teknik
4. Melahirkan
5. Gizi
Asupan garam dan lemak tinggi serta anemia menjadi faktor predisposisi terjadinya
mastitis. Antioksidan dari vitamin E, vitamin A dan selenium dapat mengurangi resiko
mastitis.
payudara.
Wanita yang merasa nyeri dan demam sering merasa lelah dan ingin istirahat, tetapi
tidak jelas apakah kelelahan dapat menyebabkan keadaan ini atau tidak.
8. Pekerjaan di luar rumah
Ini diakibatkan oleh statis ASI karena interval antar menyusui yang panjang dan
9. Trauma
Trauma pada payudara karena penyabab apapun dapat merusak jaringan kelenjar dan
D. Gejala
Gejalanya berupa:
- Nyeri payudara
- Benjolan pada payudara
- Pembengkakan pada salah satu payudara
- Jaringan payudara membengkak, nyeri bila ditekan, kemerahan dan teraba hangat
- Nipple discharge (keluar cairan dari putting susu, bisa mengandung nanah)
- Gatal-gatal
- Kemerahan dengan batas jelas
- Biasanya hanya satu payudara
- Terjadi antara 3-4 minggu pasca persalinan
a. Gejala mastitis infeksiosa
o Lemah, mialgia, nyeri kepala seperti gejala flu dan ada juga yang di sertai
takikardia
o Demam suhu > 38,5 derajat celcius
o Ada luka pada puting payudara
o Kulit payudara kemerahan atau mengkilat
o Terasa keras dan tegang
o Payudara membengkak, mengeras, lebih hangat, kemerahan yang berbatas
tegas
o Peningkatan kadar natrium sehingga bayi tidak mau menyusu karena ASI yang
tersa asin
mengkilat dan suhu meningkat tinggi (390-400C). dan bayi dengan sendirinya tidak mau
minum pada payudara yang sakit, seolah-olah dia tahu bahwa susu disebelah itu
akhir minggu pertama pasca partum. Setelah masa itu, wanita mungkin mengalami
gejala-gejala berikut :
a. Nyeri ringan pada salah satu lobus payudara, yang diperberat jika bayi menyusu.
b. Gejala seperti flu : nyeri otot, sakit kepala, keputihan.
Mastitis hampir selalu terbatas pada satu payudara. Tanda dan gejala actual mastitis
meliputi :
1. Peningkatan suhu yang cepat dari 39,5 40
2. Peningkatan kecepatan nadi.
3. Menggigil
4. Malaise umum, sakit kepala.
5. Nyeri hebat, bengkak, inflamasi, area payudara keras.
Mastitis yang tidak ditangani memiliki hampir 10 % resiko terbentuknya abses. Tanda
pus.
Perbedaan tanda dan gejala
E. Pengobatan
a. Payudara dikompres dengan air hangat
b. Untuk mengurangi rasa sakit dan demam dapat diberikan pengobatan analgetika-
payudara
g. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat cukup
h. Jika ibu demam tinggi (> 39oC), periksa kultur susu terhadap kemungkinan adanya
infeksi streptokokal.
i. Pada abses di tangani dengan pembedahan untuk mengeluarkan abses. Jika terjadi
aspirasi atau insisi. Setiap cairan aspirasi dilakukan pemeriksaan histologik untuk
Segera setelah mastitis ditemukan pemberian susu pada bayi dihentikan dan diberikan
telah terjadi abses maka pengobatannya adalah dengan melakukan drainase yaitu
pembersihan dan pengaliran/mengeluarkan cairan dan nanah pada payudara yang
mengalami abses
F. Pencegahan
Sikap bidan untuk dapat meningkatkan usaha preventif dan promotif dalam mencegah
puting susu
4. Minum banyak cairan
5. Menjaga kebersihan puting susu
6. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui.
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan lain untuk menunjang diagnosis tidak
hari
terjadi mastitis berulang
mastitis terjadi di rumah sakit
penderita alergi terhadap antibiotik atau pada kasus yang berat.
Bahan kultur diambil dari ASI pancar tengah hasil dari perahan tangan yang langsung
ditampung menggunakan penampung urin steril. Puting harus dibersihkan terlebih dulu
dan bibir penampung diusahakan tidak menyentuh puting untuk mengurangi kontaminasi
dari kuman yang terdapat di kulit yang dapat memberikan hasil positif palsu dari kultur.
mastitis. Perawatan terdiri atas membersihkan puting susu dengan sabun sebelum dan
sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah mengering. Selain
itu yang memberi pertolongan kepada ibu yang menyusui bayinya harus bebas dari
infeksi stapilococus. Bila ada kerak atau luka pada puting sebaiknya bayi jangan
menyusu pada mamae yang bersangkutan sampai luka itu sembuh. Air susu ibu
atau duktus
Gunakan sarung tangan steril
Tampon longgar dengan kassa
Lepaskan tampon 24 jam, ganti dengan tampon kecil
c. Jika masih banyak pus, tetap berikan tampon dalam lubang dan buka tepinya
d. Yakinkan ibu untuk:
Tetap meneteki meskipun masih keluar nanah
Gunakan kutang
Kompres dingin selama 15-20 menit, 4 kali/hari sebelum meneteki untuk
acetaminophen atau ibuprofen). Kedua obat tersebut aman untuk ibu menyusui
dan bayinya
g. Evaluasi 3 hari
Segera setelah mastitis ditemukan, pemberian susu kepada bayi dari mamae yang
sakit dihentikan dan diberi antibiotika. Dengan tindakan ini terjadinya abses sering
kali dapat dicegah karena biasanya infeksi disebabkan oleh Stapilococus aureus.
Penicilin dalam dosis cukup tinggi dapat diberikan. Sebelum pemberian penicilin
dapat diadakan pembiakan air susu, supaya penyebab mastitis benar-benar diketahui.
Bila ada abses dan nanah dikeluarkan sesudah itu dipasang pipa ke tengah abses agar
nanah dapat keluar terus. Untuk mencegah kerusakan pada duktus laktiferus sayatan
a. Terapi suportif
-Bedrest
-Cairan yag cukup
-Nutrisi yang cukup
-Hindari stress
-Kompres air hangat dan lotion
-Laktasi tetap dianjurkan
-Cegah komplikasi
b. Medikamentosa
- Analgesik
- Antipiretik
- Antibiotik: dikloksasin, sefalosporin > eritromisin/sulfa
Identitas Ibu/Suami
Nama : Ny.B / Tn.S
Umur : 26 Tahun / 29 Tahun
Nikah : 1 Kali + 1 Tahun
Suku : bugis / tolaki
Agama : islam / islsm
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / wiraswasta
Alamat : Dawi dawi kec pomalaa
SUBJEKTIF (S)
1. Ibu melahirkan tanggal 22 desember 2013 , jam 10.00 wita.
2. Ibu mengeluh nyeri pada payudara hari ketujuh
3. Ibu merasa demam dan menggigil
4. Ibu mengatakan payudaranya membengkak
5. Ibu mengatakan asinya tidak keluar
OBJEKTIF (O)
1. TTV: TD : 90/70 mmHg P : 20 x/menit N : 80 x/menit S : 37 0C
2. Tampak adanya pembengkakan dan kemerah-merahan pada payudara ibu
3. Ekspresi wajah ibu meringis karena nyeri yang dirasakan pada payudaranya
4. Tidak ada pengeluaran asi
5. Palpasi : ibu merasakan nyeri bila payudaranya disentuh/tekan
6. Bayi tidak menyusui karena payudara terasa nyeri
ASSESMENT
Ny. B umur 26 tahun PIA0 Dalam masa nifas hari ke tujuh dengan infeksi payudara
mastitis
PLANNING
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu bahwa ada pembengkakan
pada payudara dan terasa nyeri yang merupakan tanda infeksi pada payudara
2. hasil : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan bidan dan merasa gelisah
3. Menjelaskan pada ibu supaya ibu segera mendapatkan penanganan yang tepat untuk
payudara dulu sebelum meyusui,membantu ibu tentang teknik menyusui yang benar
dengan membantu ibu memperbaiki kenyutan bayi pada payudara,mendorong untuk
peras ASI dengan tangan atau dengan pompa,samapai menyusui dapat dimulai lagi
6. hasil : ibu mengerti dan akan melakukannya
Memberikan KIE kepada ibu supaya bayi mulai menyusui dari payudara yang
pengalaman yang sangat nyeri dan membuat frustasi, dan membuat banyak wanita
merasa sangat sakit. Selain dengan penganan yang efektif dan mengendalikan
nilai menyusui, yang aman untu diteruskan: bahwa ASI dari payudara yang terkena tidak
akan membahayakan bayinya; dan bahwa payudaranya akan pulih baik bentuk maupun
fungsinya.
8. hasil : ibu mengerti penjelasan bidan dan tidak merasa takut lagi menyusui bayinya.
Menjelaskan pada ibu untuk tetap mempertahankan pemenuhan pola nutrisi yang sudah
baik dilakukan dengan mengkomsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang yaitu
karbohidrat (nasi,kentang roti) protein (tahu,tempe, daging, ikan ,telur) vitamin( sayur
lelah agar produksi ASI tidak mengganggu dan tidak cepat lelah
10. hasil : ibu mengerti dan akan melakukannya
Bidan menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan genetalia dan menganjurkan pada ibu
untuk membersihkan alat genetali dengan sabun sesudah BAK ataupun BAB dari arah
bidan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mastitis adalah suatu peradangan pada jaringan payudara. Pada infeksi yang berat
atau tidak diobati, bisa terbentuk abses payudara (penimbunan nanah di dalam payudara),
yang disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit yang normal
(Staphylococcus aureus). Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam
saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu) dan
biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3
apabila mastitis tidak tertangani dengan baik, sehingga memperberat infeksi. Dengan
gejala sakit pada payudara ibu tampak lebih parah, payudara lebih mengkilap dan
presenstase wanita yang mempunyai resiko untuk menderita mastitis dapat ditangani
Prawirohardjo, sarwono. 2011. Ilmu Kandungan. bina pustaka sarwono prawiroharjo. Jakarta
Proverawati, atikah, SKM,MPH. Kapita Selekta ASI dan Menyusui. nuha medika, jln
media,jakarta.2009
Rosita,syarifah. Asi Untuk Kecerdasan Bayi. ayyanamagunnegaran-yogyakarta.2008
Dr,nugroho taupan.obstetri.nuha medika.jln ringroad selatan,yogyakarta.2010