Anda di halaman 1dari 7

STASTISTIK EKONOMI DAN BISNIS

DISTRIBUSI FREKUENSI

DISUSUN OLEH :
- ADE PARASWATI (1615310173)
- KHAIRUNNISA (1615310188)

KELAS : MANAJEMEN II PAGI I


RUANG : B (403)
DOSEN PENGAMPU : MESRA B,SE,MM

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA


BUDI
2017
DISTRIBUSI FREKUENSI

Hasil pengukuran yang kita peroleh disebut dengan data


mentah. Besarnya hasil pengukuran yang kita peroleh biasanya
bervariasi. Apabila kita perhatikan data mentah tersebut,
sangatlah sulit bagi kita untuk menarik kesimpulan yang berarti.
Untuk memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut,
data mentah tersebut perlu di olah terlebih dahulu.

Pada saat kita dihadapkan pada sekumpulan data yang


banyak, seringkali membantu untuk mengatur dan merangkum
data tersebut dengan membuat tabel yang berisi daftar nilai data
yang mungkin berbeda (baik secara individu atau berdasarkan
pengelompokkan) bersama dengan frekuensi yang sesuai, yang
mewakili berapa kali nilai-nilai tersebut terjadi. Daftar sebaran
nilai data tersebut dinamakan dengan Daftar Frekuensi atau
Sebaran Frekuensi (Distribusi Frekuensi).

Dengan demikian, distribusi frekuensi adalah daftar nilai


data (bisa nilai individual atau nilai data yang sudah
dikelompokkan ke dalam selang interval tertentu) yang disertai
dengan nilai frekuensi yang sesuai.

Pengelompokkan data ke dalam beberapa kelas


dimaksudkan agar ciri-ciri penting data tersebut dapat segera
terlihat. Daftar frekuensi ini akan memberikan gambaran yang
khas tentang bagaimana keragaman data. Sifat keragaman data
sangat penting untuk diketahui, karena dalam pengujian-
pengujian statistik selanjutnya kita harus selalu memperhatikan
sifat dari keragaman data. Tanpa memperhatikan sifat keragaman
data, penarikan suatu kesimpulan pada umumnya tidaklah sah.

Sebagai contoh, perhatikan contoh data pada Tabel 1. Tabel


tersebut adalah daftar nilai ujian Matakuliah Statistik dari 80
Mahasiswa (Sudjana, 19xx).

Tabel 1. Daftar Nilai Ujian Matakuliah Statistik

79 49 48 74 81 98 87 80
80 84 90 70 91 93 82 78
70 71 92 38 56 81 74 73
68 72 85 51 65 93 83 86
90 35 83 73 74 43 86 88
92 93 76 71 90 72 67 75
80 91 61 72 97 91 88 81
70 74 99 95 80 59 71 77
63 60 83 82 60 67 89 63
76 63 88 70 66 88 79 75

Sangatlah sulit untuk menarik suatu kesimpulan dari daftar


data tersebut. Secara sepintas, kita belum bisa menentukan
berapa nilai ujian terkecil atau terbesar. Demikian pula, kita
belum bisa mengetahui dengan tepat, berapa nilai ujian yang
paling banyak atau berapa banyak mahasiswa yang mendapatkan
nilai tertentu. Dengan demikian, kita harus mengolah data
tersebut terlebih dulu agar dapat memberikan gambaran atau
keterangan yang lebih baik.

Bandingkan dengan tabel yang sudah disusun dalam bentuk


daftar frekuensi (Tabel 2a dan Tabel 2b). Tabel 2a merupakan
daftar frekuensi dari data tunggal dan Tabel 2b merupakan
daftar frekuensi yang disusun dari data yang sudah di
kelompokkan pada kelas yang sesuai dengan selangnya. Kita bisa
memperoleh beberapa informasi atau karakteristik dari data nilai
ujian mahasiswa.

Tabel 2a.

No Nilai Ujian Frekuensi


xi fi
1 35 1
2 36 0
3 37 0
4 38 1
: : :
16 70 4
17 71 3
: : 1
42 98 1
43 99 1
Total 80

Pada Tabel 2a, kita bisa mengetahui bahwa ada 80 mahasiswa


yang mengikuti ujian, nilai ujian terkecil adalah 35 dan tertinggi
adalah 99. Nilai 70 merupakan nilai yang paling banyak diperoleh
oleh mahasiswa, yaitu ada 4 orang, atau kita juga bisa
mengatakan ada 4 mahasiswa yang memperoleh nilai 70, tidak
ada satu pun mahasiswa yang mendapatkan nilai 36, atau hanya
satu orang mahasiswa yang mendapatkan nilai 35.
Tabel 2b.

Kelas ke- Nilai Ujian Frekuensi fi


1 31 40 2
2 41 50 3
3 51 60 5
4 61 70 13
5 71 80 24
6 81 90 21
7 91 100 12
Jumlah 80

Tabel 2b merupakan daftar frekuensi dari data yang sudah


dikelompokkan. Daftar ini merupakan daftar frekuensi yang sering
digunakan. Kita sering kali mengelompokkan data contoh ke
dalam selang-selang tertentu agar memperoleh gambaran yang
lebih baik mengenai karakteristik dari data. Dari daftar tersebut,
kita bisa mengetahui bahwa mahasiswa yang mengikuti ujian ada
80, selang kelas nilai yang paling banyak diperoleh oleh
mahasiswa adalah sekitar 71 sampai 80, yaitu ada 24 orang, dan
seterusnya. Hanya saja perlu diingat bahwa dengan cara ini kita
bisa kehilangan identitas dari data aslinya. Sebagai contoh, kita
bisa mengetahui bahwa ada 2 orang yang mendapatkan nilai
antara 31 sampai 40. Meskipun demikian, kita tidak akan tahu
dengan persis, berapa nilai sebenarnya dari 2 orang mahasiswa
tersebut, apakah 31 apakah 32 atau 36 dst.

Ada beberapa istilah yang harus dipahami terlebih dahulu dalam


menyusun daftar frekuensi

Tabel 3.

Selang Nilai Kelas Frekuensi


Kelas ke- Batas Kelas
Nilai Ujian (xi) (fi)
1 31 40 30.5 40.5 35.5 2
2 41 50 40.5 50.5 45.5 3
3 51 60 50.5 60.5 55.5 5
4 61 70 60.5 70.5 65.5 13
5 71 80 70.5 80.5 75.5 24
6 81 90 80.5 90.5 85.5 21
7 91 100 90.5 100.5 95.5 12
Jumlah 80

Sebuah distribusi frekuensi akan memiliki bagian-bagian yang


akan dipakai dalam membuat sebuah daftar distribusi frekuensi.
Bagian-bagian tersebut akan dijelaskan sebagai berikut (Hasan,
2001):

Kelas-kelas (class) adalah kelompok nilai data atau variable


dari suatu data acak.

Batas kelas (class limits) adalah nilai-nilai yang membatasi


kelas yang satu dengan kelas yang lain. Batas kelas
merupakan batas semu dari setiap kelas, karena di antara
kelas yang satu dengan kelas yang lain masih terdapat
lubang tempat angka-angka tertentu. Terdapat dua batas
kelas untuk data-data yang telah diurutkan, yaitu: batas
kelas bawah (lower class limits) dan batas kelas atas (upper
class limits).

Tepi kelas disebut juga batas nyata kelas, yaitu batas kelas
yang tidak memiliki lubang untuk angka tertentu antara
kelas yang satu dengan kelas yang lain. Terdapat dua tepi
kelas yang berbeda dalam pengertiannya dari data, yaitu:
tepi bawah kelas dan tepi atas kelas.

Titik tengah kelas atau tanda kelas adalah angka atau nilai
data yang tepat terletak di tengah suatu kelas. Titik tengah
kelas merupakan nilai yang mewakili kelasnya dalam data.
Titik tengah kelas = (batas atas + batas bawah) kelas.

Interval kelas adalah selang yang memisahkan kelas yang


satu dengan kelas yang lain.

Panjang interval kelas atau luas kelas adalah jarak antara


tepi atas kelas dan tepi bawah kelas.

Frekuensi kelas adalah banyaknya data yang termasuk ke


dalam kelas tertentu dari data acak.

Jenis Jenis Distribusi Frekuensi


Distribusi frekuensi memiliki jenis-jenis yang berbeda untuk setiap
kriterianya. Berdasarkan kriteria tersebut, distribusi frekuensi
dapat dibedakan tiga jenis (Hasan, 2001):

1. Distribusi frekuensi biasa


Distribusi frekuensi yang berisikan jumlah frekuensi dari setiap
kelompok data. Distribusi frekuensi ada dua jenis yaitu distribusi
frekuensi numerik dan distribusi frekuensi peristiwa atau kategori.

2. Distribusi frekuensi relatif


Distribusi frekuensi yang berisikan nilai-nilai hasil bagi antara
frekuensi kelas dan jumlah pengamatan. Distribusi frekuensi
relatif menyatakan proporsi data yang berada pada suatu kelas
interval, distribusi frekuensi relatif pada suatu kelas didapatkan
dengan cara membagi frekuensi dengan total data yang ada dari
pengamatan atau observasi.

3. Distribusi frekuensi kumulatif


Distribusi frekuensi yang berisikan frekuensi kumulatif (frekuensi
yang dijumlahkan). Distribusi frekuensi kumulatif memiliki kurva
yang disebut ogif. Ada dua macam distribusi frekuensi kumulatif
yaitu distribusi frekuensi kumulatih kurang dari dan distribusi
frekuensi lebih dari.

Penyusunan Distribusi Frekuensi

Penyusunan suatu distribusi frekuensi perlu dilakukan tahapan


penyusunan data. Pertama melakukan pengurutan data-data
terlebih dahulu sesuai urutan besarnya nilai yang ada pada data,
selanjutnya diakukan tahapan berikut ini (Hasan, 2001).

1. Menentukan jangkauan (range) dari data. Jangkauan = data


terbesar data terkecil.

2. Menentukan banyaknya kelas (k). Banyaknya kelas


ditentukan dengan rumus sturgess K = 1 + 3.3 log n; k
(Keterangan: k = banyaknya kelas, n = banyaknya data)

3. Menentukan panjang interval kelas. Panjang interval kelas (i)


= Jumlah Kelas (k)/ Jangkauan (R)

4. Menentukan batas bawah kelas pertama. Tepi bawah kelas


pertama biasanya dipilih dari data terkecil atau data yang
berasal dari pelebaran jangkauan (data yang lebih kecil dari
data data terkecil) dan selisihnya harus kurang dari panjang
interval kelasnya.
5. Menuliskan frekuensi kelas didalam kolom turus atau tally
(sistem turus) sesuai banyaknya data.

Daftar Pustaka

Hasan, M. Iqbal. 2001. Pokok-pokok Materi Statistik I


(Statistik Deskriptif), Bumi Aksara. Jakarta.

http://www.kajianpustaka.com/2014/03/distribusi-frekuensi.html

https://smartstat.wordpress.com/2010/03/29/distribusi-frekuensi/

Anda mungkin juga menyukai