UNIVERSITAS SEMARANG
2016 KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena dengan karunianya saya
dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan kepada pembaca dan mahasiswa.
Dalam makalah ini terdapat penjelasan contoh perusahaan manajemen resiko reputasi
,mudah-mudahan dengan dibahasnya tentang hal ini,mahasiswa dapat mengerti dan
memahami.Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang mana telah
membimbing kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan.Ucapan terimakasih juga kepada
orang tua yang selalu mendukung dan menyayangi saya sehingga saya semangat untuk
mengerjakan makalah ini.
Penulis,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHLUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 KesimpulaN
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
Ajinomoto telah beredar di Indonesia sebelum proklamasi kemerdekaan hingga pada tahun
1969, akhirnya diproduksi di Indonesia.Dari pabrik yang berlokasi di kota Mojokerto, Jawa
Timur, dihasilkan MSG dengan merek Ajinomoto yang dipasarkan keseluruh. Indonesia. Saat
ini PT AJINOMOTO INDONESIA juga telah menghasilkan produk lainnya seperti bumbu
penyedapMasako dan bumbu siap saji serta tepung bumbu SAJIKU. AJI-NO-
MOTO telah beredar di Indonesia sebelum proklamasi kemerdekaan hingga pada tahun
1969, akhirnya diproduksi di Indonesia. Dari pabrik yang berlokasi di kota Mojokerto, Jawa
Timur, dihasilkan MSG dengan merek AJI-NO-MOTO yang dipasarkan keseluruh.
Indonesia. Saat ini PT AJINOMOTO INDONESIA juga telah menghasilkan produk lainnya
seperti bumbu penyedap MASAKO dan bumbu siap saji serta tepung bumbu SAJIKU.
PEMBAHASAN
Sehubungan dengan akan berakhirnya sertifikat Halal dari MUI untuk AJI-NO-MOTO pada
September 2000, maka PT Ajinomoto Indonesia mengajukan perpanjangan sertifikat
Halalnya pada akhir Juni 2000. Audit kemudian dilakukan oleh LPPOMMUI Pusat (2 orang),
LPPOMMUI Jatim, BPOM, Balai POM Surabaya dan dari Departemen Agama pada tanggal
7 Agustus 2000
Pada 7 Oktober 2000, Komisi Fatwa memutuskan bahwa Bactosoytone tidak dapat digunakan
sebagai bahan dalam media pembiakan mikroba untuk menghasilkan MSG. PT Ajinomoto
Indonesia diminta untuk mencari alternatif bahan pengganti Bactosoytone.
Komisi Fatwa melakukan rapat kedua pada 16 November 2000. LPPOMMUI menyampaikan
hasil rapat tersebut kepada PT Ajinomoto Indonesia pada 18 Desember 2000, bahwa produk
yang menggunakan Bactosoytone dinyatakan Haram.
MUI mengirim surat kepada PT Ajinomoto Indonesia pada 19 Desember 2000 untuk menarik
semua produk Ajinomoto yang diproduksi dan diedarkan sebelum tanggal 23 November 2000
(Produk yang dihasilkan setelah 23 November 2000 sudah menggunakan Mameno). Namun,
pada tanggal tersebut perusahaan sudah memasuki libur bersama Natal dan Tahun Baru.
Sekertaris Umum MUI mengumumkan di media massa pada 24 Desember 2000, bahwa
produk AJI-NO-MOTO mengandung babi dan masyarakat diminta untuk tidak mengonsumsi
bumbu masak AJI-NO-MOTO yang diproduksi pada periode 13 Oktober hingga 16
November 2000
Pengumuman MUI ini lalu ditindaklanjuti dengan pertemuan antara jajaran Deperindag,
Depag, MUI, GPMI (Pengusaha Makanan dan Minuman), Dirjen POM, dan YLKI pada 2 &
5 Januari 2001 yang menghasilkan keputusan bahwa PT. Ajinomoto Indonesia harus menarik
seluruh produknya di pasaran dalam negeri termasuk produk lain yang tidak bermasalah
dalam jangka waktu 3 minggu terhitung dari 3 Januari 2001
Kerugian karena penarikan produk secara massal dan mengganti kerugian distributor.
Ajinomoto menderita kerugian total 55 miliar rupiah karena harus mengeluarkan biaya
sebagai usaha proaktif mendatangi pedagang dan pengecer untuk menarik produknya yang
diperkirakan mencapai 3.500 ton dan menggantinya sesuai dengan harga pasar.Tidak hanya di
Indonesia, Singapura sebagai negara pengimport bumbu masak Ajinomoto dari Indonesiapun
menarik produk ini dari pertokoan negeri tersebut
sebenarnya Ajinomoto sudah mengantungi sertifikat halal dari MUI. Namun itu hanya
berlaku dua tahun, dan berakhir sejak Juni 2000. Setelah tanggal itu, pihak Ajinomoto tak
melakukan pemeriksaan lagi ke MUI. Mereka malah mengubah bahan bakunya, yang
ditengarai MUI mengandung ekstrak lemak babi.Penyegelan gudang Ajinomoto dan
penutupan sementara pabrik, namun semua karyawan tetap masuk kerja untuk menarik
produk dari pasar dan mengatur penerimaan barang di pabrik agar tidak beredar lagi di pasar.
Seluruh karyawan bahu-membahu agar persoalan yang menimpa perusahaan segera selesai.
Enam petinggi perusahaan PT. Ajinomoto Indonesia diperiksa oleh Polda Jatim, yaitu:
Manajer Kontrol Kualitas Haryono, Manajer Teknik Yoshiko Kagama, Manajer Produksi
Sutiono, Manajer Perusahaan Hari Suseno, Kepala Departemen Manajer Cokorda Bagus
Sudarta, dan Manajer Umum Yosi R. Purba.
Walaupun begitu, apabila tidak ditarik dari peredaran sebenarnya omzet penjualan perusahaan
ini tidak turun secara drastis
2.4 Opini publik
Mulai dari penjaja baso hingga warung nasi harus memberi penjelasan bahkan memasang
papan pengumuman bahwa makanan yang mereka jual tidak menggunakan Ajinomoto agar
para pengunjungnya yakin
Di propinsi SulSel produk Ajinomoto terjual 30% dari produksi nasional dan pemberitaan
media tidak banyak berpengaruh. Beberapa penjual diberbagai tempatpun mengakui bahwa
Ajinomoto yang selama ini merupakan merk penyedap rasa terlaris masih banyak ditanyakan
khususnya bagi kalangan non muslim.
Mandra sebagai tokoh yang muncul di iklan ajinomoto mengaku kesal dan ingin mengakhiri
kontrak apabila tuduhan enzim babi terbukti benar.
Dalam siaran pers yang dipublikasikan oleh Departemen Manajer PT Ajinomoto Indonesia
Tjokorda Bagus Sudarta, Ajinomoto mengakui bahwa mereka menggunakan bactosoytone
yang diekstraksi dari daging babi untuk menggantikan polypeptone yang biasa diekstrasi dari
daging sapi karena lebih ekonomis. Ekstraksi ini hanya medium dan tidak berhubungan
dengan produk akhir. Sehingga tidak benar bahwa produk akhir MSG Ajinomoto
mengandung unsur enzim babi yang dikenal sebagai porcine. Namun untuk menghilangkan
keresahan dan menjaga ketenangan masyarakat dalam mengonsumsi produk Ajinomoto maka
pihaknya akan menarik secara serentak di seluruh Indonesia produk MSG Ajinomoto dan
meminta maaf akan kejadian ini. Sebagai tindak lanjut dari masalah ini PT. Ajinomoto akan
kembali berproduksi menggunakan bahan mameno sesuai anjuran (peraturan) Ditjen POM.
Mameno ini merupakan resep lama, sedangkan produk Ajinomoto yang dipermasalahkan
MUI memakai Bactosoytone merupakan resep baru. Total produksi Ajinomoto di Indonseia
berjumlah 10 ribu ton, 7000 diantaranya diekspor, sedangkan sisanya dijual di dalam negeri
Ajinomoto pun akan mendatangkan ahli fermentasi dari Jepang, Mr. Koyama untuk meneliti
produk vetsin yang dinyatakan MUI mengandung lemak babi tersebut dimana akan diadakan
pengujian dengan disaksikan unsure MUI Mojokerto dan Muspida di kantor Bupati
Mojokerto.
Prof. Dr. H. Umar Anggoro Jenie guru besar fakultas farmasi Universitas Gajah Mada dan
mantan Ketua ICMI Yogyakarta menyatakan bahwa sebenarnya produk MSG Ajinomoto
tidaklah tergolong haram karena Bacto Soytone bukan termasuk bahan aktif dalam
produksinya, melainkan hanya sebagai katalis pembuatan MSG. Sebagai analogi lele dumbo
yang banyak dikembakbiakan sehari-harinya diberi makan bangkai yang haram, namun
ulama tidak mengharamkan lele. Pada contoh lain pada tumbuhan yang diberi pupuk dari
kotoran manusia atau binatang dimana pada dua contoh ini unsur haram malah termasuk
dalam proses produksi namun produk akhirnya tidak dinyatakan haram. Sementara untuk
kasus enzim, tidak masuk dalam proses produksi melainkan hanya sebagai katalis
Ketua MUI Haji Drs. H. Amidhan berpendapat bahwa fatwa MUI haram perlu untuk
melindungi konsumen. Meskipun begitu, ia mengakui bahwa produk akhir Ajinomoto tidak
mengandung unsur porcine (enzim yang diambil dari pankreas babi), namun karena proses
pembuatannya tetap memanfaatkan enzim tersebut maka produksi itu tetap dinyatakan
haram.Bagi yang mengerti tentang fikih makanan Halal dan Haram, tentunya memahami
bahwa tidak semua mazhab sejalan dengan fatwa ini. Ketua umum PB NU, Hasyim Muzadi,
menyatakan ketidakyakinannya terhadap keshahihan fatwa MUI tersebut. Fatwa Haram yang
dikeluarkan MUI dipublikasi beberapa waktu setelah Ajinomoto dinyatakan produknya tidak
halal. Namun demikian, MUI mengeluarkan kembali sertifikat Halal untuk AJI-NO-MOTO
pada 19 Pebruari 2001, sehingga Ajinomoto bisa berproduksi dan memasarkan produknya
kembali di seluruh Indonesia. Setiap 2 tahun sekali sertifikat Halal ini selalu diperpanjang
hingga kini.
Untuk menjaga kesinambungan proses produksi halal sesuai dengan ketentuan LPPOM MUI,
Ajinomoto menerapkan Sistim Jaminan Halal (SJH)yang mulai diberlakukan sejak 2005.
Komite Halal yang dibentuk oleh perusahaan ini, baik di kantor pusat Jakarta maupun di
paberik Mojokerto, memastikan terjaganya pelaksanaan SJH ini.
kasus Ajinomoto, tahun 2001. Masyarakat dibuat heboh, akibat fatwa Majelis Ulama
Indonesia (MUI), yang mengharamkan Ajinomoto. Sebab, berdasarkan penelitian MUI,
bahan baku Ajinomoto ditengarai dicampur dengan lemak babi. Masyarakat Indonesia yang
mayoritas penduduknya beragama Islam, langsung tersentak. Aparat keamanan bertindak
sigap. Untuk meredam gejolak massa, Jumat malam kepolisian Jawa Timur menahan empat
pimpinan PT Ajinomoto, dan menjadikannya sebagai tersangka. Tuduhannya melanggar UU
Konsumen.Ke-empat pimpinan PT Ajinomoto tersebut masing-masing Ir Haryono (Manajer
Quality Control), Yosiko Ogama (Direktur Teknik), Sartono (Manajer Produksi) dan Hari
Suseno (Manajer Pabrik). Hingga Sabtu siang, mereka masih diperiksa tim Tindak Pidana
Tertentu (Tipiter) Polda Jawa Timur.Sebelum ini, sebenarnya Ajinomoto sudah mengantungi
sertifikat halal dari MUI. Namun itu hanya berlaku dua tahun, dan berakhir sejak Juni 2000.
Setelah tanggal itu, pihak Ajinomoto tak melakukan pemeriksaan lagi ke MUI. Mereka malah
mengubah bahan bakunya, yang ditengarai MUI mengandung ekstrak lemak babi.Tapi
benarkah megandung lemak babi? PT Ajinomoto Indonesia membantah bahwa produk akhir
MSG Ajinomoto mengandung unsur porcine. Bantahan PT Ajinomoto itu dikemukakan
dalam siaran pers yang ditandatangani Department Manager PT Ajinomoto Indonesia,
Tjokorda Bagus Sudarta,Sebelumnya Tjokorda melalui media masa mengakui menggunakan
bactosoytone yang diekstrasi dari daging babi untuk menggantikan polypeptone yang biasa
diekstrasi dari daging sapi.Diungkapkan juga olehnya, alasan menggunakan bactosoytoneitu
karena lebih ekonomis, namun penggunaan ekstrasi daging babi itu hanyalah sebagai medium
dan sebenarnya tidak berhubungan dengan produk akhir.Dalam siaran persnya, Tjokorda
mengatakan, untuk menghilangkan keresahan dan menjaga ketenangan masyarakat dalam
mengkonsumsi produk Ajinomoto, maka pihaknya akan menarik secara serentak di seluruh
Indonesia produk MSG Ajinomoto yang telah beredar dalam kurun waktu dua hingga tiga
minggu terhitung mulai 3 Januari 2001. Jumlahnya sekitar 10 ribu ton.
Tjokorda mengatakan, setelah proses penarikan selesai dilaksanakan maka pemasaran produk
baru MSG Ajinomoto akan menggunakan unsur mameno dalam proses produksi setelah
mendapat sertifikat halal dari LP POM MUI.Dalam siaran pers itu juga disebutkan, PT
Ajinomoto Indonesia menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat
Indonesia.Ia mengatakan, seluruh produk Ajinomoto harus ditarik dari peredaran dan stok
baru hanya boleh dipasarkan setelah mendapat sertifikat halal yang baru dari MUI.Akibat
kasus ini, PT Ajinomoto terpaksa harus memberi ganti-rugi pedagang dengan total nilai
sebesar Rp 55 milyar.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari keterangan kasus perusahaan ajinomoto, dapat disimpulkan bahwa kasus ini termasuk
kedalam jenis resiko reputasi,karena kesalahan dari manajemen perusahaan ajinomoto
tersebut.Sebenarnya Ajinomoto sudah mengantungi sertifikat halal dari MUI. Namun itu
hanya berlaku dua tahun, dan berakhir sejak Juni 2000. Setelah tanggal itu, pihak Ajinomoto
tak melakukan pemeriksaan lagi ke MUI. Mereka malah mengubah bahan bakunya, yang
ditengarai MUI mengandung ekstrak lemak babi. Karena kesalahan itulah konsumen
Indonesia yang mayoritas islam, jadi takut untuk menggunakan produk ajinomoto,yaitu
bumbu masak.Namun untuk menghilangkan keresahan dan menjaga ketenangan masyarakat
dalam mengkonsumsi produk Ajinomoto maka pihaknya akan menarik secara serentak di
seluruh Indonesia produk MSG Ajinomoto dan meminta maaf akan kejadian ini. PT
Ajinomoto terpaksa harus memberi ganti-rugi pedagang dengan total nilai sebesar Rp 55
milyar.
3.2 Saran
Belajar dari kasus ajinomoto, sebaiknya kita sebagai konsumen harus jeli dalam
memperhatikan produk- produk yang akan digunakan, terutama yang bersetifikat halal.
Berbagai pihak jangan memperkeruh permasalahan tersebut dengan berbagai pendapat yang
membingungkan masyarakat. Yang terpenting, aparat hukum dapat secepatnya menyelesaikan
kasus ini sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.
Bagi pemerintah, harus mengadakan pengawasan yang ketat dan meningkatkan pengawasan
terhadap produk,sesuai dengan prosedur yang telah distandarisasi SNI dan berlebel kan
halal .