Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH HUKUM PELINDUNGAN KONSUMEN

TERDAPATNYA BAHAN BAKU HARAM DALAM PRODUK


AJINOMOTO

ADITIYA YOGA P A.111.14.0005

ANANDA BIMA S A.111.14.0058

RIO SEBASTIAN A.111.14.0011

DESTIAN RAHMA D A.111.14.0038

DELTA ADI N A.111.14.0037

UNIVERSITAS SEMARANG
2016 KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena dengan karunianya saya
dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan kepada pembaca dan mahasiswa.

Dalam makalah ini terdapat penjelasan contoh perusahaan manajemen resiko reputasi
,mudah-mudahan dengan dibahasnya tentang hal ini,mahasiswa dapat mengerti dan
memahami.Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang mana telah
membimbing kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan.Ucapan terimakasih juga kepada
orang tua yang selalu mendukung dan menyayangi saya sehingga saya semangat untuk
mengerjakan makalah ini.

Penulis,
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHLUAN

1.1 Latar Belakang

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Produk-produk Ajinomoto yang dipasarkan di Indonesia.


2.2 Kontroversi produk

2.3 Akibat pada organisasi

2.4 Opini publik

2.5 Pernyataan Ajinomoto, tindak lanjut, dan opini pakar

2.6 Kasus Ajinomoto

2.7 Solusi Masalah Ajinomoto Dan Kepentingan Konsumen

BAB III PENUTUP

3.1 KesimpulaN

3.2 Saran
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

SEJARAH PERUSAHAAN AJINOMOTO

Ajinomoto telah beredar di Indonesia sebelum proklamasi kemerdekaan hingga pada tahun
1969, akhirnya diproduksi di Indonesia.Dari pabrik yang berlokasi di kota Mojokerto, Jawa
Timur, dihasilkan MSG dengan merek Ajinomoto yang dipasarkan keseluruh. Indonesia. Saat
ini PT AJINOMOTO INDONESIA juga telah menghasilkan produk lainnya seperti bumbu
penyedapMasako dan bumbu siap saji serta tepung bumbu SAJIKU. AJI-NO-
MOTO telah beredar di Indonesia sebelum proklamasi kemerdekaan hingga pada tahun
1969, akhirnya diproduksi di Indonesia. Dari pabrik yang berlokasi di kota Mojokerto, Jawa
Timur, dihasilkan MSG dengan merek AJI-NO-MOTO yang dipasarkan keseluruh.
Indonesia. Saat ini PT AJINOMOTO INDONESIA juga telah menghasilkan produk lainnya
seperti bumbu penyedap MASAKO dan bumbu siap saji serta tepung bumbu SAJIKU.

Ajinomoto Co., Inc. (Jepang: ) adalah sebuahperusahaan Jepang yang


memproduksi bumbu masak, minyak masak, makanan dan farmasi melalui Britannia
PharmaceuticalsLimited, anak perusahaan yang bermarkas di UK. Terjemahan harfiah
dari AJI-NO-MOTO adalah "Cita Rasa" (Essence of Taste), digunakan sebagai merk dagang
perusahaan Monosodium Glutamat. Ajinomoto sekarang ini memproduksi sekitar
33%Monosodium Glutamat dunia. Ajinomoto aktif di 23 negara dan daerah di dunia,
mempekerjakan sekitar 24.861 orang (pada 2004), dengan pendapatan tahunan AS$9,84
miliar. Monosodium glutamat (MSG) Ajinomoto pertama kali dipasarkan di Jepang pada
1909, yang ditemukan dan dipatenkan oleh Kikunae Ikeda. Menurut Ikeda, MSG adalah
penyumbang rasa Umami untuk makanan yang penting bagi asupan nutrisi. Pendapatnya ini
telah dibuktikan lewat berbagai penelitian yang berkredibilitas baik dan diakui oleh badan-
badan kesehatan dunia.

Penguasaan tekhnologi fermentasi dalam memproduksi AJI-NO-MOTO menjadi pendorong


bagi perusahaan ini untuk mengembangkan bisnisnya dengan memproduksi asam-asam
amino lainnya. Dewasa ini, perusahaan Ajinomoto merupakan supplier utama didunia untuk
berbagai asam amino yang diperlukan oleh industri kesehatan dan makanan. Selain
memproduksi AJI-NO-MOTO, perusahaan juga memperluas produk-produknya untuk
konsumen langsung. Berbagai produk konsumen tersebut di Indonesia antara lain; berbagai
bumbu masak siap pakai (Masako, Sajiku dan Saori) dan minuman (Calpico dan
Birdy). Komponen utama AJI-NO-MOTO/MSG adalah 78% glutamat, yang merupakan salah
satu asam amino pembentuk protein tubuh dan makanan. Unsur-unsur MSG lainnya juga
tidak asing bagi tubuh dan makanan sehari-hari, yaitu 12% natrium/sodium dan 10% air.
Bertolak belakang dengan persepsi negatif yang menganggap MSG sebagai bahan kimia yang
menimbulkan dampak merugikan bagi tubuh, MSG sebenarnya justru mengandung unsur-
unsur nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Produk-produk Ajinomoto yang dipasarkan di Indonesia.

PT Ajinomoto Indonesia merupakan produsen bumbu masak merek Ajinomoto. Perusahaan


ini memiliki kantor pusat di Jepang dimana Ajinomoto pusat merupakan salah satu dari 36
perusahaan makanan dan minuman terbesar di dunia.

2.2 Kontroversi produk

Sehubungan dengan akan berakhirnya sertifikat Halal dari MUI untuk AJI-NO-MOTO pada
September 2000, maka PT Ajinomoto Indonesia mengajukan perpanjangan sertifikat
Halalnya pada akhir Juni 2000. Audit kemudian dilakukan oleh LPPOMMUI Pusat (2 orang),
LPPOMMUI Jatim, BPOM, Balai POM Surabaya dan dari Departemen Agama pada tanggal
7 Agustus 2000

Pada 7 Oktober 2000, Komisi Fatwa memutuskan bahwa Bactosoytone tidak dapat digunakan
sebagai bahan dalam media pembiakan mikroba untuk menghasilkan MSG. PT Ajinomoto
Indonesia diminta untuk mencari alternatif bahan pengganti Bactosoytone.

Sesuai dengan instruksi Komisi Fatwa, PT Ajinomoto Indonesia mengganti Bactosoytone


dengan Mameno dalam tempo 2 bulan.

LPPOMMUI melakukan audit sehubungan dengan penggantian Bactosoytone dengan


Mameno pada 4 Desember 2000. Mereka memutuskan Mameno dapat digunakan dalam
proses pembiakan mikroba untuk menghasilkan MSG.

Komisi Fatwa melakukan rapat kedua pada 16 November 2000. LPPOMMUI menyampaikan
hasil rapat tersebut kepada PT Ajinomoto Indonesia pada 18 Desember 2000, bahwa produk
yang menggunakan Bactosoytone dinyatakan Haram.

MUI mengirim surat kepada PT Ajinomoto Indonesia pada 19 Desember 2000 untuk menarik
semua produk Ajinomoto yang diproduksi dan diedarkan sebelum tanggal 23 November 2000
(Produk yang dihasilkan setelah 23 November 2000 sudah menggunakan Mameno). Namun,
pada tanggal tersebut perusahaan sudah memasuki libur bersama Natal dan Tahun Baru.
Sekertaris Umum MUI mengumumkan di media massa pada 24 Desember 2000, bahwa
produk AJI-NO-MOTO mengandung babi dan masyarakat diminta untuk tidak mengonsumsi
bumbu masak AJI-NO-MOTO yang diproduksi pada periode 13 Oktober hingga 16
November 2000

Pengumuman MUI ini lalu ditindaklanjuti dengan pertemuan antara jajaran Deperindag,
Depag, MUI, GPMI (Pengusaha Makanan dan Minuman), Dirjen POM, dan YLKI pada 2 &
5 Januari 2001 yang menghasilkan keputusan bahwa PT. Ajinomoto Indonesia harus menarik
seluruh produknya di pasaran dalam negeri termasuk produk lain yang tidak bermasalah
dalam jangka waktu 3 minggu terhitung dari 3 Januari 2001

2.3 Akibat pada organisasi

Kerugian karena penarikan produk secara massal dan mengganti kerugian distributor.
Ajinomoto menderita kerugian total 55 miliar rupiah karena harus mengeluarkan biaya
sebagai usaha proaktif mendatangi pedagang dan pengecer untuk menarik produknya yang
diperkirakan mencapai 3.500 ton dan menggantinya sesuai dengan harga pasar.Tidak hanya di
Indonesia, Singapura sebagai negara pengimport bumbu masak Ajinomoto dari Indonesiapun
menarik produk ini dari pertokoan negeri tersebut

sebenarnya Ajinomoto sudah mengantungi sertifikat halal dari MUI. Namun itu hanya
berlaku dua tahun, dan berakhir sejak Juni 2000. Setelah tanggal itu, pihak Ajinomoto tak
melakukan pemeriksaan lagi ke MUI. Mereka malah mengubah bahan bakunya, yang
ditengarai MUI mengandung ekstrak lemak babi.Penyegelan gudang Ajinomoto dan
penutupan sementara pabrik, namun semua karyawan tetap masuk kerja untuk menarik
produk dari pasar dan mengatur penerimaan barang di pabrik agar tidak beredar lagi di pasar.
Seluruh karyawan bahu-membahu agar persoalan yang menimpa perusahaan segera selesai.

Enam petinggi perusahaan PT. Ajinomoto Indonesia diperiksa oleh Polda Jatim, yaitu:
Manajer Kontrol Kualitas Haryono, Manajer Teknik Yoshiko Kagama, Manajer Produksi
Sutiono, Manajer Perusahaan Hari Suseno, Kepala Departemen Manajer Cokorda Bagus
Sudarta, dan Manajer Umum Yosi R. Purba.

Walaupun begitu, apabila tidak ditarik dari peredaran sebenarnya omzet penjualan perusahaan
ini tidak turun secara drastis
2.4 Opini publik

Mulai dari penjaja baso hingga warung nasi harus memberi penjelasan bahkan memasang
papan pengumuman bahwa makanan yang mereka jual tidak menggunakan Ajinomoto agar
para pengunjungnya yakin

Di propinsi SulSel produk Ajinomoto terjual 30% dari produksi nasional dan pemberitaan
media tidak banyak berpengaruh. Beberapa penjual diberbagai tempatpun mengakui bahwa
Ajinomoto yang selama ini merupakan merk penyedap rasa terlaris masih banyak ditanyakan
khususnya bagi kalangan non muslim.

Mandra sebagai tokoh yang muncul di iklan ajinomoto mengaku kesal dan ingin mengakhiri
kontrak apabila tuduhan enzim babi terbukti benar.

Razia produk Ajinomoto dilakukan secara beramai-ramai dan secara nasional.

2.5 Pernyataan Ajinomoto, tindak lanjut, dan opini pakar

Dalam siaran pers yang dipublikasikan oleh Departemen Manajer PT Ajinomoto Indonesia
Tjokorda Bagus Sudarta, Ajinomoto mengakui bahwa mereka menggunakan bactosoytone
yang diekstraksi dari daging babi untuk menggantikan polypeptone yang biasa diekstrasi dari
daging sapi karena lebih ekonomis. Ekstraksi ini hanya medium dan tidak berhubungan
dengan produk akhir. Sehingga tidak benar bahwa produk akhir MSG Ajinomoto
mengandung unsur enzim babi yang dikenal sebagai porcine. Namun untuk menghilangkan
keresahan dan menjaga ketenangan masyarakat dalam mengonsumsi produk Ajinomoto maka
pihaknya akan menarik secara serentak di seluruh Indonesia produk MSG Ajinomoto dan
meminta maaf akan kejadian ini. Sebagai tindak lanjut dari masalah ini PT. Ajinomoto akan
kembali berproduksi menggunakan bahan mameno sesuai anjuran (peraturan) Ditjen POM.
Mameno ini merupakan resep lama, sedangkan produk Ajinomoto yang dipermasalahkan
MUI memakai Bactosoytone merupakan resep baru. Total produksi Ajinomoto di Indonseia
berjumlah 10 ribu ton, 7000 diantaranya diekspor, sedangkan sisanya dijual di dalam negeri

Ajinomoto pun akan mendatangkan ahli fermentasi dari Jepang, Mr. Koyama untuk meneliti
produk vetsin yang dinyatakan MUI mengandung lemak babi tersebut dimana akan diadakan
pengujian dengan disaksikan unsure MUI Mojokerto dan Muspida di kantor Bupati
Mojokerto.
Prof. Dr. H. Umar Anggoro Jenie guru besar fakultas farmasi Universitas Gajah Mada dan
mantan Ketua ICMI Yogyakarta menyatakan bahwa sebenarnya produk MSG Ajinomoto
tidaklah tergolong haram karena Bacto Soytone bukan termasuk bahan aktif dalam
produksinya, melainkan hanya sebagai katalis pembuatan MSG. Sebagai analogi lele dumbo
yang banyak dikembakbiakan sehari-harinya diberi makan bangkai yang haram, namun
ulama tidak mengharamkan lele. Pada contoh lain pada tumbuhan yang diberi pupuk dari
kotoran manusia atau binatang dimana pada dua contoh ini unsur haram malah termasuk
dalam proses produksi namun produk akhirnya tidak dinyatakan haram. Sementara untuk
kasus enzim, tidak masuk dalam proses produksi melainkan hanya sebagai katalis

Ketua MUI Haji Drs. H. Amidhan berpendapat bahwa fatwa MUI haram perlu untuk
melindungi konsumen. Meskipun begitu, ia mengakui bahwa produk akhir Ajinomoto tidak
mengandung unsur porcine (enzim yang diambil dari pankreas babi), namun karena proses
pembuatannya tetap memanfaatkan enzim tersebut maka produksi itu tetap dinyatakan
haram.Bagi yang mengerti tentang fikih makanan Halal dan Haram, tentunya memahami
bahwa tidak semua mazhab sejalan dengan fatwa ini. Ketua umum PB NU, Hasyim Muzadi,
menyatakan ketidakyakinannya terhadap keshahihan fatwa MUI tersebut. Fatwa Haram yang
dikeluarkan MUI dipublikasi beberapa waktu setelah Ajinomoto dinyatakan produknya tidak
halal. Namun demikian, MUI mengeluarkan kembali sertifikat Halal untuk AJI-NO-MOTO
pada 19 Pebruari 2001, sehingga Ajinomoto bisa berproduksi dan memasarkan produknya
kembali di seluruh Indonesia. Setiap 2 tahun sekali sertifikat Halal ini selalu diperpanjang
hingga kini.

Untuk menjaga kesinambungan proses produksi halal sesuai dengan ketentuan LPPOM MUI,
Ajinomoto menerapkan Sistim Jaminan Halal (SJH)yang mulai diberlakukan sejak 2005.
Komite Halal yang dibentuk oleh perusahaan ini, baik di kantor pusat Jakarta maupun di
paberik Mojokerto, memastikan terjaganya pelaksanaan SJH ini.

2.6 Kasus Ajinomoto

kasus Ajinomoto, tahun 2001. Masyarakat dibuat heboh, akibat fatwa Majelis Ulama
Indonesia (MUI), yang mengharamkan Ajinomoto. Sebab, berdasarkan penelitian MUI,
bahan baku Ajinomoto ditengarai dicampur dengan lemak babi. Masyarakat Indonesia yang
mayoritas penduduknya beragama Islam, langsung tersentak. Aparat keamanan bertindak
sigap. Untuk meredam gejolak massa, Jumat malam kepolisian Jawa Timur menahan empat
pimpinan PT Ajinomoto, dan menjadikannya sebagai tersangka. Tuduhannya melanggar UU
Konsumen.Ke-empat pimpinan PT Ajinomoto tersebut masing-masing Ir Haryono (Manajer
Quality Control), Yosiko Ogama (Direktur Teknik), Sartono (Manajer Produksi) dan Hari
Suseno (Manajer Pabrik). Hingga Sabtu siang, mereka masih diperiksa tim Tindak Pidana
Tertentu (Tipiter) Polda Jawa Timur.Sebelum ini, sebenarnya Ajinomoto sudah mengantungi
sertifikat halal dari MUI. Namun itu hanya berlaku dua tahun, dan berakhir sejak Juni 2000.
Setelah tanggal itu, pihak Ajinomoto tak melakukan pemeriksaan lagi ke MUI. Mereka malah
mengubah bahan bakunya, yang ditengarai MUI mengandung ekstrak lemak babi.Tapi
benarkah megandung lemak babi? PT Ajinomoto Indonesia membantah bahwa produk akhir
MSG Ajinomoto mengandung unsur porcine. Bantahan PT Ajinomoto itu dikemukakan
dalam siaran pers yang ditandatangani Department Manager PT Ajinomoto Indonesia,
Tjokorda Bagus Sudarta,Sebelumnya Tjokorda melalui media masa mengakui menggunakan
bactosoytone yang diekstrasi dari daging babi untuk menggantikan polypeptone yang biasa
diekstrasi dari daging sapi.Diungkapkan juga olehnya, alasan menggunakan bactosoytoneitu
karena lebih ekonomis, namun penggunaan ekstrasi daging babi itu hanyalah sebagai medium
dan sebenarnya tidak berhubungan dengan produk akhir.Dalam siaran persnya, Tjokorda
mengatakan, untuk menghilangkan keresahan dan menjaga ketenangan masyarakat dalam
mengkonsumsi produk Ajinomoto, maka pihaknya akan menarik secara serentak di seluruh
Indonesia produk MSG Ajinomoto yang telah beredar dalam kurun waktu dua hingga tiga
minggu terhitung mulai 3 Januari 2001. Jumlahnya sekitar 10 ribu ton.

Tjokorda mengatakan, setelah proses penarikan selesai dilaksanakan maka pemasaran produk
baru MSG Ajinomoto akan menggunakan unsur mameno dalam proses produksi setelah
mendapat sertifikat halal dari LP POM MUI.Dalam siaran pers itu juga disebutkan, PT
Ajinomoto Indonesia menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat
Indonesia.Ia mengatakan, seluruh produk Ajinomoto harus ditarik dari peredaran dan stok
baru hanya boleh dipasarkan setelah mendapat sertifikat halal yang baru dari MUI.Akibat
kasus ini, PT Ajinomoto terpaksa harus memberi ganti-rugi pedagang dengan total nilai
sebesar Rp 55 milyar.

2.7 Solusi Masalah Ajinomoto Dan Kepentingan Konsumen


TAHUN 2001 diawali dengan kegemparan luar biasa, dengan antiklimaks kebingunan
masyarakat muslim, 9 Januari lalu. Yakni, ketika Presiden Abdurrahman Wahid melalui Juru
Bicara Kepresidenan Wimar Witoelar menyatakan bahwa Ajinomoto itu halal. Bersamaan
dengan itu, para peneliti juga menyatakan bahwa produk Ajinomoto tidak mengandung babi.
Sebagian masyarakat muslim yang awam ilmu pengetahuan, tentunya bertanya-tanya, siapa
yang benar? Perlu diingat, sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 69 tahun 1999, satu-
satunya lembaga resmi yang berhak menyatakan halal atau haram suatu produk hanyalah
Majelis Ulama Indonesia (MUI), bukan presiden, apalagi seorang juru bicara kepresidenan,
kecuali jika PP tersebut telah dicabut atau diubah.Kewenangan instansi di Indonesia, apalagi
di masa sekarang, memang sangat rancu. Dan ini membuat masyarakat bertambah bingung.
Sebagai organisasi perlindungan konsumen yang juga ikut manangani kasus Ajinomoto,
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) tidak ingin menambah kebingungan
konsumen. YLKI harus mendudukkan kasus tersebut pada porsi dan kewenangan YLKI
sesuai dengan UU yang berlaku, dalam hal ini adalah UU Perlindungan Konsumen (UUPK)
No. 8 Tahun 1999. Untuk itulah, YLKI belum pernah, dan tidak akan pernah menyatakan
bahwa Ajinomoto itu halal atau haram. Dalam kasus Ajinomoto ini --sesuai dengan UUPK
No. 8/99-- YLKI mempunyai hak untuk melakukan tuntutan hukum kepada pelaku usaha jika
pelaku usaha terbukti melakukan pelanggaran hukum.Dalam kasus Ajinomoto, alasan YLKI
mengadukan Ajinomoto ke Polda Metro Jaya adalah karena: Ajinomoto telah melanggar
UUPK No. 8/99 Bab IV Pasal 8 poin f dan h mengenai Perbuatan yang Dilarang bagi Pelaku
Usaha. Ajinomoto telah memberikan informasi yang menyesatkan kepada konsumen karena
dalam setiap kemasannya tercantum label halal tetapi pada kenyataannya produk tersebut
haram. YLKI tidak mempersoalkan produk itu haram atau halal, sebab yang menjadi fokus
YLKI hanya karena adanya pelanggaran pada label. Jelas-jelas dinyatakan dalam Pasal 8 poin
f (Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang
tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan atau promosi
penjualan barang dan/atau jasa) dan poin h (Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau
memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara
halal, sebagaimana pernyataan "halal" yang dicantumkan dalam label). Karena sudah
terbukti, sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), bahwa produk Ajinomoto itu
haram, maka YLKI melakukan tuntutan hukum melalui pengaduan ke aparat penegak hokum
yang sah. Jika dalam kenyataannya terjadi tindakan-tindakan yang tidak adil terhadap
Ajinomoto, seperti: penutupan pabrik, penangkapan beberapa eksekutif perusahaan, dan
penyitaan produk Ajinomoto secara membabi buta oleh aparat, dan terjadinya berbagai
pemerasan, baik langsung maupun tidak terhadap Ajinomoto, itu di luar maksud dan tujuan
YLKI dalam menuntut secara hukum pelaku usaha yang melanggar UUPK No. 8/99. Kalau
pun pihak kepolisian harus memenjarakan penanggungjawab PT Ajinomoto Indonesia, orang
yang paling bertanggungjawab hanya direktur utama dan direktur produksi, bukan direktur
atau manajer pabrik, manajer general affairs, atau manajer-manajerlain. Perlu juga diketahui,
tindakan penutupan pabrik selama proses hukum berjalan, tidak terdapat dalam UUPK No.
8/99. Jika pada akhirnya Ajinomoto dinyatakan bersalah oleh pengadilan, berdasarkan UUPK
No. 8/99 pasal 62, Ajinomoto hanya diancam dengan kurungan maksimum 5 tahun bagi
eksekutifnya yang paling bertanggungjawab (direktur utama dan direktur atau manajer
produksi) atau denda maksimum Rp 2 milyar. Sama sekali tidak ada pasal yang menyatakan
pabrik harus ditutup. Jelas bahwa maksud YLKI menuntut Ajinomoto hanya semata-mata
ingin menegakkan UUPK No. 8/99 yang sudah diperjuangkan oleh YLKI selama kurang
lebih duapuluh tahun, bukan untuk menghancurkan pelaku usaha atau memeras pelaku usaha,
atau menyebabkan pegawai Ajinomoto kehilangan pekerjaan. YLKI berharap agar UUPK
No. 8/99 dapat menjadi pelopor pelaksanaan hukum secara benar di republik ini. Memang,
dalam menegakkan hukum harus ada korban, dan kebetulan saat ini harus Ajinomoto. Sekali
lagi, YLKI berharap agar tidak ada lagi tindakan permisif yang kontroversial dalam
penyelesaian kasus Ajinomoto. Jika hal ini sampai terjadi, dapat dipastikan bahwa hukum
belum berjalan di Indonesia. Untuk itu, YLKI berharap agar berbagai pihak jangan
memperkeruh permasalahan tersebut dengan berbagai pendapat yang membingungkan
masyarakat. Yang terpenting, aparat hukum dapat secepatnya menyelesaikan kasus ini sesuai
dengan aturan hukum yang berlaku

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari keterangan kasus perusahaan ajinomoto, dapat disimpulkan bahwa kasus ini termasuk
kedalam jenis resiko reputasi,karena kesalahan dari manajemen perusahaan ajinomoto
tersebut.Sebenarnya Ajinomoto sudah mengantungi sertifikat halal dari MUI. Namun itu
hanya berlaku dua tahun, dan berakhir sejak Juni 2000. Setelah tanggal itu, pihak Ajinomoto
tak melakukan pemeriksaan lagi ke MUI. Mereka malah mengubah bahan bakunya, yang
ditengarai MUI mengandung ekstrak lemak babi. Karena kesalahan itulah konsumen
Indonesia yang mayoritas islam, jadi takut untuk menggunakan produk ajinomoto,yaitu
bumbu masak.Namun untuk menghilangkan keresahan dan menjaga ketenangan masyarakat
dalam mengkonsumsi produk Ajinomoto maka pihaknya akan menarik secara serentak di
seluruh Indonesia produk MSG Ajinomoto dan meminta maaf akan kejadian ini. PT
Ajinomoto terpaksa harus memberi ganti-rugi pedagang dengan total nilai sebesar Rp 55
milyar.

3.2 Saran

Belajar dari kasus ajinomoto, sebaiknya kita sebagai konsumen harus jeli dalam
memperhatikan produk- produk yang akan digunakan, terutama yang bersetifikat halal.

Berbagai pihak jangan memperkeruh permasalahan tersebut dengan berbagai pendapat yang
membingungkan masyarakat. Yang terpenting, aparat hukum dapat secepatnya menyelesaikan
kasus ini sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.

Bagi pemerintah, harus mengadakan pengawasan yang ketat dan meningkatkan pengawasan
terhadap produk,sesuai dengan prosedur yang telah distandarisasi SNI dan berlebel kan
halal .

Anda mungkin juga menyukai