Anda di halaman 1dari 18

Sajikan Fiksi, Berikan Inspirasi.

Demam Fiksi adalah blog yang memberikan sajian


informasi kepada peselancar dunia maya yang sengaja maupun tidak sengaja
tersesat di alamat ini.
Beranda
SEMUA CERPEN
Artikel
Esai
Tugas Kuliah
Inspirasi
Minggu, 30 Agustus 2015
Contoh Laporan Observasi BK
Laporan Observasi BK

Berikut ini admin akan sharing tentang laporan observasi BK. Pasti yang
baca ini adik angkatan admin terus lagi ada tugas untuk observasi kan? Ingat ya
buat referensi aja bukan untuk dikumpulin ke dosen. Terimakasih dan semoga
bermanfaat.
LAPORAN HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA PELAKSANAAN BK DI SMK NEGERI
2 PURWOREJO

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah bimbingan dan konseling

Disusun oleh:
Defi Sri Harwati (7101413194)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis bisa
menyelesaikan Laporan Observasi Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMK
Negeri 2 Puworejo. Laporan ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah
Bimbingan dan Konseling.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, sehingga laporan observasi ini bisa selesai tepat pada
waktunya. Laporan observasi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kesalahan-kesalahan, terutama dalam segi penyusunan, bahasa, dan
penulisannya. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi sempurnanya laporan observasi ini.
Semoga, laporan observasi ini memberi banyak pengetahuan dan gambaran
mengenai pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah dan bisa bermanfaat
bagi semua pihak.
DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................... i
Kata Pengantar....................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................ iii
BAB I ........................................................... Pendahuluan 1
A. Latar Belakang Penugasan............................................ 1
B. Profil Sekolah .............................................................. 1
C. Profil BK di Sekolah..................................................... 2
D. Rumusan Masalah........................................................ 2
E. Tujuan.......................................................................... 3
F. Manfaat ....................................................................... 3
BAB II Temuan Hasil Pendataan dan Informasi................ 4
A.Transkip Wawancara.................................................... 4
BAB III Kajian Teori tentang BK........................................ 9
A.Pengertian BK............................................................... 9
B. Latar Belakang Perlunya BK........................................ 10
C. Asas-Asas BK.............................................................. 11
D.Fungsi BK..................................................................... 11
E. Bidang BK.................................................................... 12
BAB IV Analisis dan Pembahasan....................................... 14
A.Analisis Pelaksanaan BK di SMK N 2 Purworejo........ 14
BAB IV Penutup................................................................... 21
A.Simpulan...................................................................... 21
B. Saran............................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA............................................................ 22
LAMPIRAN.......................................................................... 23
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang
ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja,
maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan
dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu yang ada
dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sedangkan
pengertian konseling adalah suatu proses memberi bantuan yang dilakukan
melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (yang disebut konselor) kepada
individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara
pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
Bimbingan dan konseling merupakan layanan dalam sekolah yang bertujuan
untuk membentuk dan memantapkan pribadi-pribadi yang baik pada siswa, juga
membantu proses perkembangan siswa dengan segala macam hambatannya.
Dalam suatu sekolah dengan sekolah yang lainnya mempunyai cara yang
berbeda dalam memberikan pelayanan ini, entah itu dalam hal fasilitas, teknik
maupun yang lainnya. Observasi ini bertujuan untuk mencari tahu tentang
bagaimana pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di SMK N 2
Purworejo.

B. Profil Sekolah dan Profil BK di Sekolah


Profil SMK N 2 Purworejo
1. Profil Gambaran Umum
a. Nama :SMK Negeri 2 Purworejo
b. Alamat : Jl. Krajan No 1 Semawungdaleman, Kutoarjo
c. Status : Negeri
d. Provinsi : Jawa Tengah
e. Kabupaten : Purworejo
2. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi Sekolah

Terciptanya daya manusia yang beriman dan taqwa, profesional, mandiri,


berwawasan lingkungan, dan mampu bersaing di era global.
b. Misi Sekolah
1. Memberi keahlian kepada tamatan SMK Negeri 2 Purworejo agar berkualitas
unggul, sehingga mampu menjadi tenaga profesional pada dunia kerja dan
berwawasan linkungan.
2. Mengoptimalkan sumber daya dan dana yang ada agar tamatan memiliki
etos kerja sehingga mampu bersaing secara mandiri, berwawasan lingkungan
dalam bidang akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran, dan akomodasi
perhotelan.
3. Memberikan beka kepada tamatan agardapat menigkatkan ilmu dan
keterampilandengan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sesuai
dengan kompetensi keahlian-keahliannya.
PROFIL BK di SMK N 2 Purworejo
1. Koordinator : Pratiwi Astuti
2. Guru BK : Ida safitri
3. Guru BK : Marfuah
4. Guru BK : Kitin
5. Guru BK : Mardhani

Di dalam ruang bimbingan dan konseling SMK N 2 Purworejo terdapat ruang


konseling individu, ruang arsip dan juga ruang diskusi kelompok.

C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sistem layanan bimbingan dan konseling di SMK N 2
Purworejo?
2. Bagaimana pelaksanaan keenam bidang bimbingan bimbingan dan
konseling di SMK N 2 Purworejo?

D. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami bagaimana sistem layanan bimbingan dan
konseling di SMK N 2 Purworejo.
2. Mengetahui dan memahami bagaimana pelaksanaan keenam bidang
bimbingan bimbingan dan konseling di SMK N 2 Purworejo.

E. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
Mahasiswa menjadi tahu dan paham bagaimana sistem layanan bimbingan dan
konseling di SMK N 2 Purworejo. Mahasiswa juga menjadi tahu dan paham
bagaimana pelaksanaan keenam bidang bimbingan bimbingan dan konseling di
SMK N 2 Purworejo. Sehingga akan sadar bagaimana pentingnya layanan
Bimbingan dan Konseling dalam dunia pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Setelah tahu dan paham bagaimana sistem layanan bimbingan dan konseling
serta bagaimana pelaksanaan keenam bidang bimbingan dan konseling di SMK N
2 Purworejo diharapkan mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang sudah
didapatkan dalam dunia kerja nanti, yaitu saat menjadi guru kelak. Serta
diharapkan mahasiswa mampu menganalisis kekurangan penerapan bimbingan
dan konseling di sekolah dan mampu memberi solusi terbaik dalam
implementasi di dunia kerja nanti dengan mempertahankan yang sudah baik.

BAB II
TEMUAN HASIL PENDATAAN DAN INFORMASI

A.Hasil Wawancara
Penanya : Assalamualaikum Wr.Wb
Narasumber : Waalaikumsalam Wr.Wb
Penanya : Saya mahasiswa dari Universitas Negeri Semarang ingin
melakukan observasi tentang pelaksanaan BK di SMK N 2 Purworejo. Dalam
melaksanakan observasi ini saya akan bertanya seputar bimbingan dan
konseling di SMK N 2 Purworejo kepada Bapak. Apakah Bapak berkenan?
Narasumber : Iya tentu saja. Silakan dimulai saja!
Penanya : Iya Pak, apa jabatan atau posisi bapak di BK?
Narasumber : Saya menjabat sebagai guru BK.
Penanya : Ada berapa guru BK di SMK N 2 Purworejo, dan bagaimana
struktur organisasinya?
Narasumber : Disini tidak ada struktur organisasinya, kami hanya terdiri dari
satu koordinator dan 4 guru BK. Koordinator ada Bu Pratiwi, sedangkan guru BK
ada saya sendiri, Bu Ida, Bu Marfuah, dan Bu Kitin.
Penanya : Lalu apakah semua guru BK lulusan S1 bimbingan dan
konseling?
Narasumber : Tidak, Bu Pratiwi, Bu Ida, dan Bu Marfuah lulusan dari BK, tetapi
saya dari psikologi pendidikan, sedangkan Bu Kitin S1 akuntansi tetapi
sertifikasinya mengambil bimbingan dan konseling.
Penanya :Berarti Bapak bukan lulusan BK ya Pak, apakah Bapak
mengalami kesulitan ketika Bapak sekarang mengampu BK?
Narasumber : Psikologi pendidikan dan BK sebenarnya saling berkaitan, bisa
dibilang juga bimbingan dan konseling merupakan bagian dari psikologi
pendidikan, jadi tidak begitu berbeda, masalah kejiiwaan, psikologi pendidikan
lebih luas dari bimbingan dan konseling. Tetapi jujur waktu pertama, saya
mengalami kesulitan, mungkin karena masih kurang pengetahuan tentang
bimbingan dan konseling dan masih memerlukan adaptasi juga. Saya terus
belajar dan juga banyak bertanya kepada guru BK lainnya yang lebih ahli sampai
saya bisa mendalami dan menikmati jabatan saya sebagai guru BK.
Penanya : Apakah di SMK N 2 Purworejo menggunakan kurikulum
2013 pak?
Narasumber : Kelas X dan kelas XI sudah, tetapi kelas XII masih menggunakan
KTSP.
Penanya : Berarti sudah tidak ada jam untuk BK masuk ke kelas lagi
pak?
Narasumber : Tidak, hanya kelas XII yang masih ada jam BK
Penanya : Apakah menurut Bapak pelayanan BK tetap bisa efektif
walaupun tanpa ada jam masuk kelas pak?
Narasumber : Sangat tidak efektif. Pelayanan BK menjadi tidak maksimal.
Untuk memberi pelayanan bimbingan dan konseling, harus ada keterdekatan
antara yang dibimbing dan pembimbing, kalau tidak ada jam BK, bagaimana
siswa bisa mengenal guru-guru BK, bagaimana juga guru BK dekat dengan para
siswa?
Penanya : Lalu bagaimana usaha dari BK untuk mengatasi hal tersebut?
Narasumber : Sampai saat ini, kami kadang meminta jam kepada salah satu
guru untuk masuk ke kelas, tetapi kalau terlalu sering kami juga tidak enak. Kami
sendiri masih mengalami kesulitan untuk mendekati siswa-siswa dan masih
mencari cara bagaimana agar tetap memaksimalkan pelayanan bimbingan dan
konseling walaupun tidak ada jam untuk masuk ke kelas.
Penanya : Berarti pelayanan BK hanya dari mereka-mereka yang ke
ruang BK saja ya pak?
Narasumber : Sampai saat ini iya, dan itu kebanyakan dari kelas XII yang
masih ada jam BK.
Penanya : Kira-kira berapa rata-rata siswa yang datang ke BK setiap
harimya pak?
Narasumber : Ya rata-rata tiga-emapatan siswa, tetapi setiap hari pasti ada.
Penanya : Berarti setiap hari guru BK stand by di ruang BK ya pak?
Narasumber : Tentu saja iya.
Penanya : Dari siswa-siswa yang datang ke BK itu lebih banyak yang
konsultasi apa yang bermasalah pak?
Narasumber : Kami belum pernah mempresentasekan, tetapi sepertinya
seimbang.
Penanya : Kebanyakan siswa itu beranggapan bahwa BK itu
tempatnya siswa bermasalah, padahal hal tersebut salah ya pak, mungkin itu
salah satu faktor mengapa masih jarang siswa yang datang ke BK untuk
berkonsultasi, kira-kira menurut Bapak bagaimana untuk menghapus anggapan
tersebut dari para siswa pak?
Narasumber :Nah itu, seharusnya kita harus mendekati mereka, menjelaskan
kepada mereka tentang pelayanan BK yang sesungguhnya, apalagi mereka yang
baru masuk ke SMA/SMK, di SMP itu lebih kental anggapan bahwa BK itu
tempatnya siswa bermasalah. Seharusnya cara yang tepat ya dengan adanya
jam BK dan menjelaskannya pada saat itu, tetapi sekarang menjadi sangat sulit,
kami hanya memberikan pengetahuan BK dari masa orientasi siswa saja, jadi itu
masih menjadi PR bagi kami.
Penanya :Di BK itu ada enam bidang bimbingan ya pak, ada bidang
kehidupan pribadi, bidang sosial, bidang belajar, bidang karir, bidang kehidupan
berkeluarga dan bidang keberagamaan. Bagaimana pelayanan ke-6 bidang
layanan tersebut pada siswa pak?
Narasumber :Kalau di kelas XII kami menggunakan acuan RPP dan setiap
pertemuan kami memberikan materi yang di dalamnya mengandung ke-6 bidang
layanan tersebut. Tetapi untuk sekarang, yang tidak ada jam BK ya hanya
melalui konsultasi apabila ada siswa yang datang dan menanyakan tentang ke-6
bidang tersebut.
Penanya : Kalau dari konsultasi, paling banyak mereka bertanya
tentang bidang apa pak?
Narasumber : Beragam si, tetapi lebih banyak di bidang karir,terutama yang
kelas XII, bidang lainnya juga ada, seperti siswa yang ingin pindah agama, siswa
yang ingin mengembangkan bakatnya, siswa yang sedang mempunyai masalah
dengan temannya dan masih banyak yang lainnya.
Penanya :Berkaitan dengan layanan di bidang karir, apakah dari
sekolah ada kerja sama dengan pihak luar pak?
Narasumber :Tentu saja ada, kami juga bekerja sama dengan beberapa
perusahaan untuk menyalurkan lulusan ke sana, dan untuk siswa yang ingin
melanjutkan pendidikan, banyak dari universitas-universitas baik negeri maupun
swasta yang melakukan sosialisasi disini, nanti juga setiap tahunnya kami
membuka expo dan di dalamnya banyak stand-stand dari berbagai universitas.
Penanya : Selain enam bidang bimbingan juga ada kegiatan
pendukung yang diantaranya adalah alih tangan kasus dan kunjungan rumah.
Apakah pernah ada kasus yang tidak bisa diatasi oleh BK kemudian di alih
tangankan pak?
Narasumber : Ada, tetapi kami tidak bisa mengatakan kasusnya. Apabila
memang ada kasus yang kami sudah tidak bisa mengatasi, kami tidak bisa
memaksakan, pasti kami langsung mengalihkannya kepada yang lebih ahli.
Penanya : Kalau kunjungan rumah, apakah sering dilakukan pak?
Narasumber : Iya sering, ada beberapa siswa yang sering tidak berangakat
sekolah, sehingga kami mengunjungi kerumahnya untuk mencari tahu
sebenarnya ada faktor apa.
Penanya :Apakah kebanyakan orang tua dari siswa juga mengetahui
bahwa anaknya tidak masuk sekolah pak?
Narasumber : Ada yang iya dan ada yang tidak. Tetapi kebanyakan tidak,
mereka tahunya anak mereka berangkat sekolah setiap hari, tetapi ternyata
tidak.
Penanya :Lalu apakah dari kunjunagn rumah tersebut berhasil
mengubah perilaku siswa yang bermasalah tersebut pak?
Narasumber :Ada yang berhasil dan bahkan siswa menjadi rajin sekolah dan
belajar, tetapi ada juga yang tidak, ada yang akhirnya keluar sekolah karena
faktor tertentu.
Penanya :Seperti itu ya pak. Itu saja yang kami tanyakan, terima
kasih atas waktu dan informasi yang bapak berikan.
Narasumber : Iya sama-sama.

BAB III
KAJIAN TEORI TENTANG BK

A.Pengertian Bimbingan dan Konseling


Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang
ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja,
maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan
dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu yang ada
dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sedangkan
pengertian konseling adalah suatu proses memberi bantuan yang dilakukan
melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (yang disebut konselor) kepada
individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara
pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
Bimbingan dan Konseling mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaanya
yaitu terletak pada tujuan yang hendak dicapai, yaitu sama-sama berusaha
untuk memandirikan individu, sama-sama diterapkan dalam program
persekolahan dan sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku di
lingkungan masyarakat tempat kedua kegiatan itu diselenggarakan. Sedangkan
perbedaannya terletak pada segi isi kegiatan dan tenaga yang
menyelenggarakan. Dari segi isi, bimbingan lebih banyak bersangkut paut
dengan usaha pemberian informasi dan kegiatan pengumpilan data tentang
siswa dan lebih menekankan pada fungsi pencegahan. Sedangkan konseling
merupakan bantuan yang dilakukan dalam pertemuan tatap muka antara
konselor dan klien. Dilihat dari segi tenaga yang menyelenggarakan, bimbingan
dapat dilakukan oleh orang tua, guru, wali kelas, kepala sekolah, dan orang-
orang dewasa lainnya kepada individu yang memerlukannya. Sedangkan
konseling hanya dapat dilakukan oleh tenaga yang telah terdidik dan terlatih.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa konseling itu merupakan bentuk
khusus dari bimbingan.
B. Latar Belakang Perlunya Bimbingan dan Konseling
1. Latar Belakang Psikologis
Dalam proses pendidikan di sekolah, siswa sebagai subjek didik, merupakan
pribadi-pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya. Siswa sebagai individu
yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan, memiliki kebutuhan dan
dinamika dalam interaksinya dengan lingkungannya. Sebagai pribadi yang unik,
terdapat perbedaan individual antara siswa yang satu dengan siswa yang lain.
Hal tersebut merupakan beberapa aspek psikologis dalam pendidikan yang
bersumber dari siswa sebagai subjek didik dan dapat menimbulkan berbagai
masalah. Timbulnya masalah-masalah psikologis menuntut adanya upaya
pemecahan melalui layanan bimbingan dan konseling.
2. Latar Belakang Sosial
Derasnya perubahan sosial dan makin kompleksnya keadaan masyarakat akan
meningkatkan derajat rasa tidak aman bagi remaja dan pemuda. Kehidupan
yang terlalu berorientasi pada kemajuan dalam bidang material telah
menelantarkan supra empiris manusia sehingga terjadi pemiskinan ruhaniyah
dalam dirinya. Kondisi ini sangat kondusif bagi berkembangnya masalah-masalah
pribadi yang terekspresikan dalam suasana psikologis yang kurang nyaman
seperti perasaan cemas, stress, perasaan terasing serta sering terjadi
penyimpangan moral dalam sistem nilai. Atas dasar keadaan tersebut sekolah
sebagai suatu lembaga pendidikan harus bertanggung jawab untuk mendidik
dan menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan diri. Oleh karena itu,
sangatlah diperlukan adanya layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
3. Latar Belakang Pedagogis
Pendidikan diartikan sebagai suatu usaha sadar untuk mengembangkan
kepribadian yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Tujuan inti dari pendidikan adalah perkembangan
kepribadian secara optimal sesuai dengan potensi masing-masing. Untuk menuju
tercapainya pribadi yang berkembang, maka kegiatan pendidikan hendaknya
bersifat menyeluruh yang tidak hanya berupa kegiatan pengajaran, akan tetapi
juga diberikan layanan-layanan untuk mengembangkan kepribadian mereka,
yaitu melalui adanya layanan bimbinga dan konseling.

C.Asas-asas Bimbingan dan Konseling


Dalam menyelenggarakan layanan BK di sekolah hendaknya mengacu pada
asas-asas bimbingan dan konseling. Asas-asas BK merupakan ketentuan-
ketentuan yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan itu. Apabila
asas-asas itu diikuti dan terselenggara dengan baik dapat diharapkan proses
pelayanan mengarah pada pencapaian tujuan yang diharapkan, sebaliknya
apabila asas-asa itu diabaikan sangat dikhawatirkan kegiatan yang terlaksana itu
akan berlawanan dengan tujuan bimbingan dan konseling. Asas-asas yang
dimaksudkan adalah asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian,
kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih
tangan, dan tut wuri handayani.

D.Fungsi Bimbingan dan Konseling


1. Fungsi Pemahaman
Dengan fungsi ini memungkinkan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
peningkatan perkembangan dari kehidupan konseli memahami berbagai hal
yang essensial berkenaan dengan perkembangan dan kehidupan klien.
Pemahaman yang paling perlu dihasilkan oleh pelayanan bimbingan dan
konseling adalah pemahaman tentang diri konseli beserta permasalahannya oleh
konseli sendiri dan oleh pihak-pihak lain yang membantu klien, termasuk juga
pemahaman tentang lingkungan diri klien.
2. Fungsi Pencegahan
Layanan bimbingan dan konseling dapat berfungsi pencegahan artinya
merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Bagi konselor
profesional yang misi tugasnya dipenuhi dengan perjuangan untuk
menyingkirkan berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangan
individu, pencegahan tidak sekedar merupakan ide yang bagus, tetapi adalah
suatu keharusan yang bersifat etis. Oleh karena itu fungsi pencegahan bagi
konselor merupakan bagian dari tugas yang sangat penting.
3. Fungsi Pengentasan
Walaupun fungsi pemahaman dan pencegahan telah dilakukan, namun mungkin
saja konseli masih menghadapi masalah-masalah tertentu. Individu yang
mengalami masalah akan merasa ada sesuatu yang tidak nyaman pada dirinya
dan akan datang pada konselor dengan tujuan untuk dientaskannya masalah
tersebut. Disinilah fungsi pengentasan itu berperan.
4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan dan konseling yang diberikan dapat
membantu para konseli dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan
pribadinya secara mantap, terarah dan berkelanjutan. Dalam fungsi ini, hal-hal
yang dipandang positif dijaga agar tetap baik dan mantap.

E. Bidang Bimbingan
1. Bidang Kehidupan Pribadi
Yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami,
menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, sesuai
dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
2. Bidang Kehidupan Sosial
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai
serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif
dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang
lebih luas.
3. Bidang Kegiatan Belajar
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan
belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah dan belajar secara mandiri.
4. Bidang Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pemantapan Karir
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai
informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
5. Bidang Kehidupan Berkeluarga
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam merencanakan
kehidupan keluarga dan keragaman persoalan persiapan membentuk keluarga.
6. Bidang Kehidupan Keberagaman
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik untuk memantapkan diri dalam
memahami dan melaksanakan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan pribadi
dan sosial.

BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bimbingan dan Konseling di SMK N 2 Purworejo belum ada struktur


organisasinya. Bimbingan dan konseling disini hanya terdiri dari satu koordinator
dan empat guru BK di bawahnya. Koordinatornya adalah Ibu Pratiwi Astuti,
sedangkan ketiga guru BK adalah Ibu Ida, Ibu Marfuah, Ibu Kitin, dan Pak
Mardhani.
Latar belakang pendidikan guru BK di SMK N 2 Purworejo tidak hanya dari lulusan
jurusan bimbingan dan konseling saja, tetapi ada yang dari prodi psikologi
pendidikan dan ada yang dari prodi akuntansi, tetapi sertifikasinya mengambil
bimbingan dan konseling. Hal ini berkaitan dengan salah satu asas pelaksanaan
bimbingan dan konseling, yaitu asas keahlian.
Asas keahlian merupakan usaha bimbingan dan konseling dilakukan secara
teratur, sistematik dan dengan menggunakan prosedur, teknik serta alat yang
memadai. Asas keahlian ini akan menjamin keberhasilan usaha bimbingan dan
konseling dan selanjutnya keberhasilan bimbingan dan konseling akan
meningkatkan kepercayaan masyarakat. Dengan penerapan asas keahlian ini
akan menunjukkan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan
profesional yang diselenggarakan oleh tenaga ahli khusus dididik untuk
melaksanakan pekerjaan itu. Inti dari asas keahlian ini adalah bahwa pelayanan
bimbingan dan konseling merupakan pekerjaan yang harus dilakukan oleh orang-
orang yang berpendidikan khusus tentang bimbingan dan konseling agar usaha
pelayanan ini dapat berjalan sebagaimana mestinya dan mendapat kepercayaan
dari masyarakat.
Apabila seorang konselor atau guru BK berasal dari latar belakang pendidikan
yang bukan jurusan bimbingan dan konseling, maka guru tersebut tentunya
harus segera menyesuaikan dan berusaha untuk mendalami tentang bimbingan
dan konseling agar bisa setara dengan mereka yang berlatar belakang
pendidikan dari bimbingan dan konseling. Seperti narasumber yang saya
wawancarai merupakan guru BK yang berasal dari lulusan prodi psikologi
pendidikan. Beliau mengatakan bahwa untuk pertama kali harus mengajar
bimbingan dan konseling Beliau mengalami kesulitan dan hambatan. Mungkin
karena masih kurang pengetahuan dan belum terbiasa, walaupun menurut
beliau psikologi dan bimbingan dan konseling mempunyai kaitan dan bahkan
bimbingan dan konseling merupakan bagian dari psikologi. Secara kejiwaan,
psikologi lebih mendalami daripada bimbingan dan konseling. Untuk itu beliau
terus belajar dan banyak bertanya dan berdiskusi dengan sesama guru BK yang
lebih ahli agar bisa mengejar pengetahuan yang belum beliau kuasai dan bisa
menjadi tenaga yang benar-benar ahli.
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling terdapat enam bidang layanan, yaitu
bidang pribadi, bidang sosial, bidang belajar, belajar karier, bidang berkeluarga
dan bidang keberagamaan. Masing-masing bidang ini mempunyai cara tersendiri
untuk memaksimalkan bidang layanan tersebut. Pelaksanan ke enam bidang
layanan ini di SMK N 2 Purworejo dilakukan melalui materi saat jam bimbingan
dan konseling di kelas dan memalui konsultasi atau konseling di ruang BK.
Saat masih menggunakan kurikulum KTSP, semua kelas mendapat jam pelajaran
bimbingan dan konseling. Jam di pembelajaran di kelas ini dimanfaatkan guru BK
untuk mengenali siswa-siswinya dan mengajak mereka untuk bisa akrab dan
sering pergi ke ruang BK ketika mengalami kesulitan atau butuh konsultasi.
Selain itu kegiatan inti dari pembelajaran di kelas ini adalah memberikan materi
tentang layanan bimbingan dan konseling. Materi yang diberikan menggunakan
panduan rencana pembelajaran yang dibuat sendiri oleh guru bimbingan dan
konseling. Materi yang diberikan berupa beberapa topik permasalahan yang di
setiap topik ini mengandung beberapa jenis bidang layanan, jenis layanan dan
fungsi layanan bimbingan dan konseling. Seperti yang saya baca dari contoh RPP
di kelas X selama satu semester terdapat delapan topik permasalahan, yaitu
sebagai berikut:
1. Orientasi Sekolah. Pada topik permasalahan ini mengandung bidang
bimbingan pribadi dan bidang bimbingan belajar. Jenis layanannya adalah
layanan orientasi dan merupakan fungsi layanan pemahaman. Pada topik
permasalahan ini siswa akan diberi materi tentang pengenalan sekolah seperti
pengenalan tentang fasilitas sekolah, struktur organisasi sekolah, guru dan
karyawan beserta tugas dan wewenangnya, serta visi dan misi sekolah. Topik
orientasi sekolah ini biasanya dilaksanakan atau diberikan pada saat awal ajaran
baru.
2. Hak dan Kewajiban Siswa. Tata tertib sekolah. Bidang bimbingan yang
terkandung dalam topik ini adalah bidang bimbingan pribadi, sosial dan belajar.
Merupakan jenis layanan informasi dan merupakan fungsi pemahaman. Disini
siswa akan diberi materi tentang hak dan kewajibannya sebagai warga sekolah
dan bagaimana mereka harus mematuhi tata tertib dengan segala
konsekuensinya.
3. Pemahaman Diri. Bidang bimbingan yang terkandung di dalamnya adalah
bidang bimbingan pribadi. Termasuk jenis layanan informasi dan merupakan
fungsi pemahaman. Disini materi yang diberikan adalah tentang bagaimana
mengenal dan memahami karakteristik diri sendiri. Topik permasalahan ini hanya
berorientasi pada bidang bimbingan pribadi. Siswa akan diberi arahan untuk
mengenali diri dengan bakat yang mereka punyai dan memahami kelebihan dan
kekurangan apa yang mereka miliki.
4. Konsep Diri. Bidang bimbingan yang terkandung di dalamnya adalah bidang
bimbingan pribadi dan sosial. Jenis layanan informasi dan merupakan fungsi
pemahaman. Pada topik ini siswa akan diberi materi tentang pengertian konsep
diri dan apa saja unsur-unsur dari konsep diri, apa saja konsep diri yang positif
dan apa saja konsep diri yang negatif.
5. Nilai-Nilai Kehidupan. Bidang bimbingan yang terkandung di dalamnya adalah
bidang bimbingan pribadi, sosial dan karir. Merupakan jenis layanan informasi
dan fungsi layanan pemahaman dan pencegahan. Disini siswa akan diberi materi
tentang nilai-nilai kehidupan, bagaimana bersosialisasi dengan nilai-nilai
kehidupan dan bagaimana mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai
kehidupan.
6. Eksplorasi Dan Potensi Dasar. Bidang layanan yang terkandung dalam topik
ini adalah bidang bimbingan pribadi dan belajar. Jenis layanan informasi dan
merupakan fungsi layanan pemahaman. Pada topik ini siswa akan diberi materi
tentang paradigma belajar yang benar, bagaimana mengenali potensi dasar
untuk belajar dan cara menyusun rencana pengembangan potensi dasar.
7. Evaluasi Diri Setiap Waktu. Bidang bimbingan yang terkandung di dalamnya
adalah bidang bimbingan pribadi, sosial dan belajar. Jenis layanan konten dan
merupakan fungsi pemahaman, pencegahan dan pengentasan. Pada topik ini
siswa diberi materi tentang cara mengevaluasi prestasi pada semester
sebalumnya, mengevaluasi sikap dan perilakunya selama ini, mengevaluasi
kegiatannya dalam beribadah dan menyusun rencana dan strategi
pengembangan dirinya.
8. Psikologi Remaja. Bidang bimbingan yang ada di dalamnya adalah bidang
bimbingan pribadi dan sosial, jenis layanan informasi dan merupakan fungsi
layanan pemahaman, pencegahan dan pengentasan. Pada topik ini siswa akan
diberi materi tentang mengenali ciri-ciri perkembangan remaja, tugas-tugas
perkembangan remaja, dan masalah-masalah yang mungkin akan dihadapi
remaja. Dari kedelapan topik permasalahan tersebut, bidang bimbingan pribadi
selalu terkandung di dalamnya, hal ini berarti bahwa bidang bimbingan pribadi
merupakan bidang bimbingan yang paling penting bagi siswa dan bidang
bimbingan yang paling ditonjolkan.
Materi tersebut diberikan agar siswa mempunyai pengetahuan dan gambaran
mengenai bidang layanan bimbingan dan konseling, sehingga nanti ketika
mereka mengalami kesulitan mereka bisa berkonsultasi langsung dengan guru
BK. Jadi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas berupa
materi yang didalamnya mengandung bidang-bidang bimbingan dan layanan-
layanan bimbingan, serta dijelaskan pula fungsi bimbingan dan konseling apa
yang terdapat dalam materi tersebut.
Selain melalui pembelajaran di kelas, pelayanan bimbingan dan konseling juga
diberikan kepada siswa-siswa yang datang ke ruang BK untuk konsultasi atau
mendiskusikan sesuatu, dan juga diberikan melalui penyelesaian masalah-
masalah yang terjadi di sekolah. Di SMK N 2 Purworejo, rata-rata setiap harinya
ada 3-4 orang yang datang ke ruang BK, entah itu untuk konsultasi ataupun
karena masalah. Bidang bimbingan yang paling sering di konsultasikan adalah
pribadi dan karier. Tetapi bidang bimbingan yang lain juga sering di konsultasikan
juga. Yang paling jarang adalah bidang bimbingan untuk kehidupan berkeluarga.
Pada bidang kehidupan pribadi, yang biasa dikonsultasikan oleh siswa adalah
mengenai pengembangan bakat, konsultasi memilih jurusan, masalah pribadi
yang berkaitan dengan emosi dan masih banyak yang lainnya. Disini guru BK
mencoba untuk menyelesaikan dan memberika arahan kepada siswa tentang
masalah-masalah yang mereka hadapi, ataupun hal-hal yang mereka tanyakan
tanpa adanya paksaan. Misalnya sudah pernah ada siswa yang sebenarnya dia
mempunyai bakat, akan tetapi dia tidak tau bagaimana untuk
mengembangkannya. Dari pihak BK tidak pernah memaksa anak tersebut harus
mengikuti ekstrakurikuler ini atau itu, tetapi mereka hanya membiarkan anak
tersebut untuk mencoba memilih dan menghubungkan kegiatan apa yang harus
dia pilih sesuai dengan bakat yang dia miliki.
Pada bidang bimbingan sosial, yang sering terjadi adalah masalah akibat adanya
interaksi atau komunikasi yang salah pada siswa-siswa. Terkadang dalam
berinteraksi terdapat salah kata atau sikap yang entah itu sengaja atau tidak
terkadang menyinggung atau menyakiti orang lain. Hal inilah yang akhirnya
menimbulkan salah paham dan mendatangkan konflik. Pernah terjadi
perkelahian antar siswa yang hanya disebabkan oleh perkataan salah satu siswa
yang akhirnya membuat siswa yang lain menjadi marah. Guru BK disini
memanggil kedua belah pihak dan mendamaikan mereka dengan cara
meluruskan masalah apa yang sebenarnya terjadi, menjelaskan bahwa mereka
hanya salah paham dan setelah itu juga meberikan arahan bagaimana
seharusnya bersikap dan berkata yang sopan santun agar setiap tindakan dan
sikap kita tidak menimbulkan orang lain tersinggung dan mendatangkan
masalah.
Pada bidang bimbingan belajar, yang sering di tanyakan siswa adalah tentang
cara belajar yang efektif dan benar. Banyak siswa yang mengeluh bahwa mereka
tidak bisa memanaj waktu mereka untuk belajar dan susah berkonsentrasi dalam
belajar. Dari pihak BK memberikan arahan bahwa siswa harus membuat jadwal
belajar, dan memberi saran agar mereka bisa berkonsentrasi dalam belajar,
seperti memberikan saran tempat-tempat belajar yang baik, bagaimana mencari
suasana tempat belajar yang baik, dan lain sebagainya.
Bidang bimbingan karier merupakan bidang bimbingan yang paling sering
ditanyakan dan di konsultasikan siswa, terutama siswa-siswa kelas XII. Mereka
sering mengalami kebingungan akan masa depan mereka, apakah memilih kerja
atau melanjutkan studi. Ada banyak faktor yang menjadi pertimbangan mereka
dan sering kali ditanyakan pada guru BK. Disini guru BK memberikan saran
bagimana mereka seharusnya mengambil keputusan dilihat dari faktor-faktor
dan keadaan masing-masing siswa. Bagaimana mereka harus memilih jurusan
bagi mereka yang ingin melanjutkan studi, dan pada bidang bimbingan ini guru
BK menjalin kerjasama dengan pihak luar, yaitu universitas-universitas baik itu
negeri maupun swasta dan perusahaan-perusahaan tertentu. Bagi mereka yang
akan melanjutkan studi, sekolah menerima adanya sosialisasi dari berbagi
universitas agar siswa-siswa tahu bagimana gambaran universitas tertentu dan
apa saja jurusan yang dapat mereka pilih. Sedangkan bagi siswa-siswa yang
memilih untuk bekerja, pihak sekolah juga menyalurkan siswa-siswa mereka
pada perusahaan-perusahaan tertentu.
Pada bidang bimbingan kehidupan berkeluarga belum pernah ada siswa yang
berkonsultasi tentang itu. Sedangkan pada bidang bimbingan keberagamaan,
pernah ada siswa yang berkonsultasi ingin pindah agama. Menurut narasumber,
sebenarnya pelayanan di ruang BK dengan cara siswa datang dan berkonsultasi
pada guru BK itu lebih efektif dan lebih mudah dalam memberikan bimbingan
dan membantu mengembangkan kepribadian mereka, karena bisa lebih intensif
dan leluasa, akan tetapi kesadaran siswa dan keinginan siswa untuk ke ruang BK
masih rendah. Banyak yang masih menganggap bahwa ruang BK merupakan
tempatnya siswa-siswa yang bermasalah.
Perubahan kurikulum ini menyebabkan tidak ada lagi jam BK untuk masuk ke
kelas. Sehingga kelas X dan kelas XI tidak diberi materi tentang BK di kelas. Hal
ini menyebabkan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah menjadi kurang
efektif dan sangat tidak maksimal. Pelayanan bimbingan dan konseling hanya
mengandalkan dari pelayanan di ruang BK saja, itu pun kalau siswa-siswa mau
datang ke ruang BK. Padahal masih banyak siswa yang enggan untuk
berkonsultasi ke ruang BK karena menganggap bahwa ruang BK merupakan
tempatnya orang yang bermasalah.
Kebanyakan siswa yang datang ke ruang BK adalah siswa kelas XII karena hanya
kelas XII yang saat ini masih ada jam pelajaran bimbingan dan konseling. Guru-
guru BK mengaku bahwa mereka mengalami kesulitan. Sekarang, BK hanya
diberi waktu untuk mengenalkan tentang BK kepada siswa pada saat masa
orientasi siswa saja. Ini dirasa kurang cukup. Dalam melaksanakan pelayanan
bimbingan dan konseling, harus ada yang namanya keterdekatan antara siswa
dengan konselor atau guru BK. Bagaimana keterdekatan ini terbentuk jika siswa-
siswanya sendiri tidak mengenal guru BK, kurang mengerti dan memahami
bagaimana sebenarnya pelayanan BK di sekolah. Hal inilah yang masih di
pikirkan oleh guru BK.
Tantangan yang harus dihadapi oleh guru BK saat ini adalah bagaimana
mendekati peserta didik, bagaimana peserta didik memahami pelayanan
bimbingan dan konseling yang sebenarnya, dan merubah paradigma peserta
didik tentang ruang BK adalah tempatnya peserta didik bermasalah tanpa ada
jam masuk kelas dan pemberian materi. Selama ini usaha yang dilakukan guru
BK adalah meminta jam pelajaran dari guru mata pelajaran. Mereka selalu
bertanya dengan guru mata pelajaran yang lain, apakah ada jam pelajaran yang
sisa, ataupun ada guru yang tidak bisa hadir ke kelas, lalu jam tersebut mereka
gunakan untuk memberi sedikit materi tentang bimbingan dan konseling.
Akan tetapi hal ini tidak bisa dilakukan secara terus-menerus karena mata
pelajaran lain juga tidak bisa dimintai jam terus dan tidak selalu ada kelas yang
kosong. Untuk mendekati peserta didik pun sangat sulit jika tidak ada
pertemuan dalam pembelajaran di kelas. Guru BK tidak mungkin mendekati
seluruh peserta didiknya satu persatu. Padahal di SMK N 2 Purworejo, setiap guru
BK ditanggung jawabi untuk 200 siswa. Jadi perubahan kurikulum ini benar-benar
membuat pelayanan bimbingan dan konseling tidak bisa maksimal dan membuat
BK harus berpikir lebih keras bagaimana mereka bisa melaksanakan tugas
mereka dengan maksimal.

BAB V
PENUTUP
A.Simpulan
Layanan bimbingan dan konseling di SMK N 2 Purworejo dilaksanakan melalui
dua cara, yaitu melalui pembelajaran/materi yang diberikan pada jam pelajaran
bimbingan dan konseling, dan melalui konsultasi/layanan bimbingan melalui
ruang BK. Dalam pemberian materi, guru BK menggunakan RPP yang dibuat
sendiri sebagai acuan. Setiap materi/ dalam BK disebut topik permasalahan. Di
dalamnya mengandung enam bidang bimbingan dan disebutkan termasuk dalam
fungsi bimbingan dan konseling yang mana.
Setiap hari pasti ada siswa yang ke ruang BK, entah itu ingin konsultasi atau
karena ada masalah. Rata-rata ada 3-4 siswa yang datang. Hal yang
dikonsultasikan siswa juga beragam, dimulai dari masalah pribadi sampai
masalah keberagamaan. Semua bidang bimbingan hampir pernah
dikonsultasikan. Yang paling sering adalah di bidang karier, terutama untuk kelas
XII. Paling jarang yang di konsultasikan adalah bidang kehidupan berkeluarga.
Perubahan kurikulum dari KTSP menjadi kurikulum 2013 membuat layanan
bimbingan dan konseling mengalami hambatan dan tidak bisa memberikan
layanan secara maksimal, karena pada kurikulum 2013 tidak ada lagi jam untuk
BK. Pelayanan hanya melalui konsultasi di ruang BK serta keterdekatan antara
siswa dan guru BK juga menjadi terhambat.
B. Saran
1. Saran untuk Guru Pembimbing
- Mengadakan sosialisasi tentang bimbingan dan konseling setelah jam
sekolah selesai atau di hari libur beberapa kali.
2. Saran untuk Guru Mata Pelajaran
- Lebih perhatian kepada siswa.
- Ikut mencari tahu apakah ada masalah yang sedang dihadapi siswa apa
bilaada siswa yang tidak masuk tanpa alasan

DAFTAR PUSTAKA
Erman Amti & Marjohan. 1992/1993. Bimbingan dan Konseling. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktirat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek
Pembinaan Tenaga Kependidikan
Prayitno dan Erman Amti. 1999. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta
W.S. Winkel. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT
Grasindo
Sukardi Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
http://belajarpsikologi.com/pengertian-bimbingan-dan-konseling/

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai