Bismillahirrahmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya dan Kita semua, sehingga saya
dapat menyelesaikan buku tentang kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
Buku ini telah saya susun dengan usaha yang maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan buku ini.
Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan buku ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
saya dapat memperbaiki kesalahan yang ada dalam pembuatan buku ini agar dapat
lebih baik lagi kedepannya.
Akhir kata saya berharap semoga buku ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Hendra Putra
DAFTAR ISI
BAB I
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling berasal dari dua kata yaitu bimbingan dan konseling.
Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang didalamnya terkandung
beberapa makna. Bimbingan dan Konseling adalah proses interaksi antara konselor
dengan konseli baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk
membantu konseli agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan
permasalahan yang dialaminya.Sertzer & Stone (1966:3) menemukakan bahwa
guidance berasal kata guide yang mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer
(menunjukkan, menentukan, mengatur, ataumengemudikan).Prayitno dan Erman
Amti (2004:99) mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan
yang dilakukan oleh orang yang ahli atau piawai kepada seorang atau beberapa
orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa sehingga orang yang
dibimbing dapat mengembangkan potensi dirinya sendiri dan mandiri dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan
berdasarkan norma-norma yang berlaku.Sementara, Winkel (2005:27)
mendefenisikan bimbingan:
I. Djumhur dan Moh. Surya, (1975:15) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu
proses pemberian pertolongan yang terus menerus dan sistematis kepada
seseorang dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, sehingga tercapai
kemampuan untuk bisa memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk
menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan atau
membimbing dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya
(self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai
penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat.
Secara umum, tujuan pelayanan bimbingan dan konseling yaitu berupaya menolong
klien sehingga klien dapat:
Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk menolong klien agar
dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial,
belajar (akademik), dan karir.
d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik
yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun
psikis.
e. Memiliki sikap positif atau menghormati terhadap diri sendiri dan orang lain.
a. Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami
berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang
dialaminya.
3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah
c. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam
bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi
dirinya, dan sesuai dengan norma agama.
1.Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
klien agar memiliki pemahaman tentang dirinya (klien) beserta permasalahannya
oleh klien sendiri dan oleh pihak- pihak yang akan membantu klien, serta
pemahaman tentang lingkungan klien oleh klien.
3. Fungsi pengentasan
5. Fungsi Advokasi
2. Fungsi pencegahan
Fungsi pencegahan ini berfungsi agar klien tidak memasuki ketegangan
ataupun gangguan tingkat lanjut dari hidupnya agar tidak memasuki hal-hal yang
berbahaya tingkat lanjut, yang mana perlu pengobatan yang rumit pula.
3. Fungsi pengentasan
Dalam bimbingan dan konseling, konselor bukan ditugaskan untuk mengental
dengan menggunakan unsur-unsur fisik yang berada di luar diri klien, tapi
konselor mengentas dengan menggunakan kekuatan-kekuatan yang berada di
dalam diri klien sendiri.
Instrumen tes adalah alat ukur yang mempunyai standar yang obyektif
sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk
mengukur dan membandingkan keadaan psikis.
Sedangkan non tes adalah alat yang digunakan untuk melihat gambaran
tentang keadaan responden sehingga apa adanya menekankan apakah kondisi itu
mutunya tinggi atau rendah, benar atau salah.
2. Pengadministrasian Instrumen
Apa yang disampaikan konselor dapat disertai dengan Tanya jawab agar
responden benar-benar dapat dijalani proses aplikasi instrument dengan
sebaik-baiknya, hal ini perlu diupayakan terutama untuk menjamin tingginya
realiabilitas hasil instrumentasi.
Bagi konselor yang memiliki hak panggil terhadap individu yang menjadi
responden dan data hasil instrument dapat dijadikan pertimbangan untuk
memanggil individu tersebut dalam rangka pelayanan konseling. Patut
ditekankan bahwa mereka yang dipanggil bukanlah hanya individu yang
memperoleh skor rendah atau diindikasikan bermasalah, mereka yang
memperoleh skor menengah dan tinggi pun perlu mendapat perhatian dan
kesempatan untuk dipanggil. Meskipun responden tertentu tidak
memperlihatkan tanda-tanda bermasalah, mereka perlu dipanggil dan
berkesempatan untuk bertemu konselor. Pelayanan konseling yang dapat
diperoleh dari konselor bagi mereka yang tidak bermasalah dapat berupa
dorongan dan penguatan, perluasan wawasan dan aspirasi, penajaman sikap,
pengembangan rencana kegiatan dan masa depandan sebagainya.
Semua data itu dipakai dalam merencanakan isi program secara menyeluruh untuk
tiap kelas, mengacu kepada kebutuhan siswa baik perorangan maupun kelompok.
Program untuk berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling
direncanakan berdasarkan data hasil itu.
Untuk konselor yang memiliki hak panggil penggunaan hasil instrument dapat
dilaksanakan secara langsung kepada individu (calon) klien yang dimaksud, untuk
konselor yang tidak memilik hak panggil penggunaan hasil instrument mungkin
diawali dengan upaya politik yang secara tidak langsung untuk memperoleh akses
terhadap individu yang dimaksudkan, misalnya terlebih dahulu konselor
menghubungi kepala sekolah, wali kelas, atau guru ( untuk para siswa disekolah )
menghubungi pimpinan lembaga ( untuk para karyawan ) dan lain-lain, dalam hal ini
asas kerahasiaan tetap harus dijaga.
Hasil instrumentasi baik sebagian atau seluruhnya, secara langsung atau pun tidak
langsung dapat dijadikan isi layanan yang hendak dilaksanakan atau sedang
dilaksanakan terhadap klien, hasil pengungkapan masalah, sosiogram, data tentang
intelegensi, bakat, minat dan sebagainya, dapat menjadi isi semua layanan
konseling tergantung relavansinya. Konselor harus dengan cermat melihat relavansi
itu dan menggunakannya secara tepat dengan penerapan asas kerahasiaan
sebagaimana mestinya.
Hasil evaluasi khususnya hasil evaluasi ( laiseg, laijapen dan laijapan ) dapat
digunakan sebagai pertimbangan bagi upaya tindak lanjut pelayanan terhadap klien,
kecernatan konselor terhadap kesesuaian antara hasil evaluasi dan upaya tindak
lanjutnya Sangat diperlukan.
Kaidah research and development ( R & D ) antara lain menyatakan bahwa upaya
pengembangan harus didisasarkan pada data yang keakuratannya dan
keandalannya terjamin, dalam hal ini data hasil instrumentasi dengan tingkat
validitas dan reabilitas yang tinggi dapat secara tepat menunjang pengembangan
program-program pelayanan konseling, baik untuk jangka tertentu ( misalnya satu
atau dua tahun ) maupun jangka yang lebih panjang ( misalnya lima tahun ).
Sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan data yang dimaksudkan itu
sebaiknya bukan data tunggal malainkan data gabungan yang diperoleh melalui
aplikasi berbagai instrument, untuk berbagai kelompok responden dalam jangka
waktu yang relative memadai. Dengan data gabungan seperti itu akan tampak arah
pokok atau pun benang merah yang perlu dijadikan arah dan garis besar
pengembangan yang dimaksudkan.