Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

Tanamantebu(SaccharumofficinarumL.)merupakansalahsatutanaman
pentingsebagaipenghasilgula.Sebagaimanadiketahuigulamerupakansalahsatu
darisembilanbahanpokok,yaitusuatukomoditipentingyangselaludiperhatikan
olehpemerintah.Walaupunbukantebusajasebenarnyayangdapatmenghasilkan
gula,tetapilebihdariseparohproduksiguladuniaberasaldaritebu(Sudiatso,
1983).
Secara umum, penyebab penyakit berasal dari gangguan faktor lingkungan
dan jasad renik. Penyebab penyakit yang berasal dari jasad renik, secara umum
berasal dari golongan jamur, bakteri, virus dan nematoda. Pada tulisan ini hanya
akan dibahas tentang penyebab penyakit yang berasal dari golongan jasad renik
(jamur, bakteri, virus dan nematoda) pada tebu.
AdapundiIndonesiapenurunanproduksiakibatseranganpatogenbelum
banyak diteliti bila dibandingkan dengan penurunan produksi akibat serangan
hama,walaupundaribeberapapenelitianmenunjukkanbahwaseranganpatogen
padapertanamantebuadalahpenyakitpokkahbung,blendok,mosaik,danrotoon
stunting. Serangan patogen untuk tiaptiap daerah perkebunan tebu berlainan,
sehingga pengamatan yang teratur terhadap patogen yanng menyerang
pertanamantebupentingsekaliuntukmenentukanusahapengendaliannya.
Penyebab dari penyakit dapat terjadi setelah melakukan kontak dengan
salah bagian tanaman akan menginfeksi bagian tanaman tersebut. Apabila
pertahanan dari tanaman tersebut lemah, maka proses yang ada pada bagian
tanaman akan terganggu, sehingga bagian tanaman tersebut akan menjadi sakit.
Apabila bagian tanaman tersebut sakit, maka akan muncul gejala khas yang
menunjukkan jenis penyakit tersebut, apakah disebabkan oleh jamur, bakteri, virus
ataukah nematoda. Bagian tanaman yang sakit ini kemudian akan menjadi sumber
hama dan penyakit dan akan dapat menyebar ke tanaman lain yang sehat melalui,
angin, air, alat-alat pertanian, serangga, bahkan melalui perantaraan manusia.
ISI

A.DefinisiPenyakit
Penyakit sendiri sebenarnya berarti proses di mana bagianbagian
tertentu dari tanaman tidak dapat menjalankan fungsinya dengan sebaik
baiknya. Patogen atau penyebab penyakit dapat berupa organisme, yang
tergolongdalamduniatumbuhan,danbukanorganismeyangbiasadisebut
fisiophat.Sedangkanorganismedapatdibedakanmenjadi:parasitdansaprofit
Sumber inokulum atau sumber penular adalah tempat dari mana
inokulum atau penular itu berasal dan sesuai dengan urutan penularannya
dibedakanmenjadisumberpenularprimer,sumberpenularsekunder,sumber
penulartertierdanseterusnya.
Selama perkembangan penyakit dapat kita kenal beberapa peristiwa
yaitu:
1.Inokulasiadalahjatuhnyainokulumpadatanamaninangnya.
2.Penetrasidalahmasuknyapatogenkedalamjaringantanamaninangnya.
3.Infeksiadalahinteraksiantarapatogendengantanamaninangnya.
4.Invasiadalahperkembanganpatogendidalamjaringantanamaninang.
Akibatnyaadanyainfeksidaninvasiakantimbulgejala,yangkadang
kadangmerupakanrangkaianyangdisebutsyndrom.Padagejalaitusering
kita jumpai adanya tanda, misalnya tubuh buah atau konidi. Sehubungan
denganperistiwaperistiwadiatasterjadilah:
a. Periode (masa) inkubasi yaitu waktu antara permulaan infeksi dengan
timbulnyagejalayangpertama.Namundemikiandidalamprakteksering
dihitungmulaidariinokulasisampaiterbentuknyasporulasipadagejala
pertamatersebuthinggawaktunyamenjadijauhlebihpanjang.
b. Periode (masa) infeksi adalah waktu antara permulaan infeksi sampai
reaksitanamanyangterakhir,untukinipunbiasanyadihitungmulaisaat
inokulasi.
(Anonim,2008).
B.PenyakitTebu
1. Penyakit Pokkahbung (Gibbrelamoniliformis)
Penyakit ini disebabkan oleh sejenis jamur dan terutama timbul di
musim hujan. Tanda-tanda penyakit ini adalah pada daun muda terlihat
memutih (chlorosis). Pokkahbung adalah salah satu jenis penyakit yang
sangat berbahaya bagi tanaman tebu, terutama di daerah beriklim basah
(Sutardjo, 1994).
Tanaman tebu. Pokkahbung adalah salah satu penyakit penting
tanaman tebu. Pokkahbung secara arti bahasa adalah rusaknya pucuk
tanaman tebu. Penyakit pokkahbung tidak hanya menyerang tanaman tebu di
indonesia, penyakit ini juga menyerang perkebunan tebu di Australia,
Mauritius,Taiwan,Philipina, Hawaii, dan Puerto Rico. Pokkahbung
disebabkan oleh cendawan Fusarium moniliforme.

Gejala Penyakit Tanaman Tebu Pokkahbung


Gejala penyakit pokkahbung yang khas yaitu terdapatnya bintik-bintik
kloritik pada daun terutama pada pelepah daun. Pada bagian klorotik
tersebut kadang-kadang terdapat bintik-binitk merah yang dapat berkembang
menjadi lubang-lubang berbentuk belah ketupat. Serangan berat pada daun
dapat mengakibatkan busuk dan dapat menjalar ke titik tumbuh kemudian
masuk kebagian batang tanaman tebu. Akibatnya batang tanaman tebu
menjadi bengkok dan kematian titik tumbuh.

Gejala-gejala dari penyakit ini dapat dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu:


- Pb 1
Gejala hanya terdapat pada daun. Helaian daun yang baru saja
membuka pangkalnya tampak chlorotis. Kelak pada bagian ini akan timbul
titik-titik atau garis-garis merah. Kalau penyakit ini meluas ke dalam
maka, daun-daun yang belum membuka jugaterserang, rusak dan tidak
dapat membuka dengan baik.
- Pb 2
Cendawan juga menyerang ujung batang yang masih muda, tetapi
tidak menyebabkan pembusukan. Pada batang yang muda ini terjadi garis-
garis merah kecoklat-coklatan yang dapat meluas menjadi rongga-rongga
yang dalam. Rongga-rongga ini mempunyai sekat-sekat melintang hingga
tampak seperti tangga. Jika ujung batang dapat tumbuh terus maka akan
terjadi hambatan (stagnasi) pertumbuhan dan pada pihak yang berongga
ini akan menjadi bengkok.
- Pb 3
Cendawan menyerang titik tumbuh dan menyebabkan pembusukan.
Busuknya tunas ujung ini sering disertai dengan timbulnya bau yang
sangat tidak sedap. Serangan ini dapat menyebabkan matinya tanaman.
Kerentanan tanaman tebu terhadap penyakit pokkahbung banyak
dipengaruhi oleh jenis tebu, umur tebu, keadaan lingkungan dan pengelolaan
pertanaman. Pengendalian penyakit tanaman tebu ini secara memuaskan
hingga saat ini belum diperoleh. Penanaman bibit yang tahan adalah usaha
pengendalian yang paling baik. Sanitasi lingkungan terhadap sisa-sisa
tanaman sakit untuk mengurangi sumber infeksi.
2. Penyakit Blendok (Xanthomonasalbilincans)
Penyakit ini menyerang tanaman tebu berumur 1,5-2 bulan. Tanda-
tanda penyakit ini adalah pada penampang membujur dari batang-batang
kelihatan perubahan warna dari kuning sampai merah tua, titik tumbuh dan
tunas-tunas juga berwarna merah. Gejala penyakit ini akan lenyap bila hujan
turun. Usaha pencegahannya dengan deinfeksi pisau pemotong
menggunakan lisol.
3. Penyakit Mosaik
Penyakit mosaik tebu adalah salah satu dari ketiga penyakit yang
terpenting pada tanaman tebu. Untuk pertama kali penyakit ini diketahui
oleh Van Musscrebroek di Jawa Tengah pada tahun 1892. Penyebab penyakit
ini adalah virus mosaik. Tanda-tanda penyakit ini yaitu pada daun terdapat
gambaran mosaik berupa garis-garis dan noda-noda berwarna hijau muda
sampai kuning.
Penyakit mosaik Tebu
Penyebaran penyebab penyakit dapat menular secara mekanis, tetapi
agak sukar. Di dalam praktek cara penularan ini tidak mempunyai arti
penting. Penyakit dapat juga disebarkan karena pemakaian tanaman-tanaman
yang sakit sebagai bibit.
Cara pencegahan yang telah dilakukan selama ini adalah dengan
menggunakan bibit terseleksi yang berasal dari tanaman sehat dan dari
varietas tebu yang tahan terhadap penyakit mosaik seperti Ps 56, F 154, F
156 atau M 442-51.
4. Penyakit Luka Api (Smut)
Penyebab penyakit ini adalah Ustilagoscitamineasyd. Gejala penyakit
ini adalah timbul cambuk hitam pada pucuk tebu. Pencegahannya dengan
menanam bibit yang sehat dan varietas yang resisten, bibit didesinfeksi
dengan 0,5 gr b.a./triadimefon.

5. Penyakit Pembuluh
Penyebab penyakit ini adalah bakteri Clavibacter xylisubsp xyli.
Tanaman yang terserang menampakkan gejala pertumbuhan yang kurang
sempurna terutama tanaman keprasan tampak kerdil (Dinas Perkebunan,
1994). Gejala yang khas yaitu terlihat warna jingga kemerah-merahan pada
berkas-berkas pembuluh batang tebu menjelang masaknya tebu.
Cara pencegahan penyakit ini antara lain dengan melakukan deinfeksi
alat pemotong tebu dengan lisol 20%, penanaman dengan menggunakan
bibit sehat yang diperoleh dengan perawatan air panas terhadap bibit tebu
pada suhu 50C selama 2-3 jam.
6. Penyakit Tanaman Tebu: Ratoon Stunting Disease (Leifsonia xyli subsp.
xyli)
Ratton Stunting (Leifsonia xyli)
Ratoon stunting adalah penyakit yang paling berpengaruh terhadap
nilai ekonomi tanaman tebu. Penyakit ini ditemukan di sebagian besar
kawasan perkebunan tebu. Penyakit dapat menyebabkan kehilangan hasil
hingga 30%. Penyakit sulit untuk diindentifikasi dan ditularkan secara
mekanis atau melalui bibit yang terinfeksi. Secara mekanis penyakit
tanaman tebu ini disebarluaskan dari pisau pemanen yang telah
terkontaminasi.
Penyebab penyakit ini adalah bakteri Leifsonia xyli subsp. Xyli.
Gejala tanaman tebu yang terinfeksi bakteri leifsonia xyli adalah diameter
batang kecil dan pendeknya ukuran ruas tebu. Jika dibelah, ruas-ruas batang
tanaman tebu yang terserang berwarna jingga kemerahan.
Pengendalian yang dapat dilakukan adalah menggunakan varietas
tahan, perlakuan desinfektan lisol 10% pada pisau pemanen, perlakuan
perendaman bibit pada air yang bersuhu 500c selama 2 3 jam sebelum
penanaman.
7. Penyakit Tanaman Tebu: Bercak Kuning (Cercospora kopkei)
Penyakit tanaman tebu banyak timbul di dataran tinggi seperti Malang
yang lembab. Tanaman yang terserang memiliki tanda berupa bercak-bercak
berwarna kuning agak pucat dan kemudian cepat menjadi kuning terang.
Pada daun tua warna bercak berubah menjadi merah darah kotor. Cendawan
Cercospora kopkei adalah penyebab penyakit bercak kuning. Miselia
cendawan keluar melalui stomata pada permukaan bawah daun, berwarna
cokelat, bersekat, dan tidak sama panjangnnya.
Penularan penyakit banyak dibantu oleh angin dan keadaan lembab
yang sangat membantu untuk perkecambahan konidia cendawan.
Kerentanan tanaman terhadap penyakit tanaman tebu ini sangat dipengaruhi
oleh jenis tebu dan iklim, terutama kelembapan yang relatif tinggi. Kerugian
yang ditimbulkan dari penyakit ini adalah turunnya rendemen gula.
Pengendalian penyakit ini adalah dengan membakar sisa daun sehabis panen
dan melakukan perogesan.
8. Penyakit Karat (Puccinia kuehnii Butler)
Gejala dari penyakit ini adalah adanya garis-garis berwarna cokelat,
sempit dan pendek pada daun tanaman tebu. Pada daun yang terserang,
proses fotosintesis terganggu sehingga menurunkan pembentukan gula.
Penyebab karat daun adalah cendawan Puccinia kuehnii (Kruger) Butler.
Penularan penyakit banyak dibantu oleh angin dan kelembapan yang
tinggi. Satu-satunya pengendalian yang dapat dilakukan untuk
mengendalikan penyakit ini adalah menggunakan varietas yang tahan
terhadap serangan penyakit karat daun.
PENUTUP

Berdasarkan pembahasan tentang penyakit tebu di atas, dapat diambil


beberapa kesimpulan yaitu :
a. Penyakit yang menyerang tanaman tebu, dapat menyebabkan penururnan
hasil produksi tebu.
b. Sumber penyakit tebu antara lain berasal dari jamur, virus, dan bakteri.
c. Penyakit-penyakit utama pada tebu adalah:
1. Penyakit Pokkahbung (Gibbrelamoniliformis)
2. Penyakit Blendok (Xanthomonasalbilincans)
3. Penyakit Mosaik
4. Penyakit Luka Api (Smut)
5. Penyakit Pembuluh
6. Penyakit Ratoon Stunting Disease (Leifsonia xyli subsp. xyli)
7. Penyakit Bercak Kuning (Cercospora kopkei)
8. Penyakit Karat (Puccinia kuehnii Butler)
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Penyakit Tanaman Tahunan. http://www.tanamanbudidaya.com/.


Diakses pada tanggal 9 Juni 2011.
Anonim. 2008. Penyakit Tanaman. http://mr-
fabio2.blogspot.com/2008/09/penyakit-tanaman.html. Diakses tanggal 12
Juni 2011.
Smith, K.M. 1957. A Textbook of Plant Virus Diseasee 2 ed. Little Brown
Company. Boston.
Sudiatso, S. 1983. Bertanam Tebu. Departemen Agronomi. Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai