SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan
Oleh :
Ruly Ambar Sekar
NIM S11034
LEMBAR PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :
Oleh :
Ruly Ambar Sekar
NIM. S11034
Wahyu Rima Agustin S.Kep., Ns., M.Kep Ika Subekti Wulandari S.Kep.,Ns., M.K
NIK.201279102 NIK.201189097
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunia-Nya, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul Peran Perawat Terhadap Ketepatan Waktu Tanggap Penanganan Kasus
Cedera Kepala Di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti banyak mendapat bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi S1
Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Pembimbing Utama yang
telah memberikan masukan dan arahan selama penyusunan skripsi.
4. Ika Subekti Wulandari, S.Kep.,Ns.,M.Kep , selaku Pembimbing Pendamping
yang juga telah memberikan masukan dan arahan selama penyusunan skripsi.
5. Happy Indri Hapsari, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Penguji skripsi yang juga
telah memberikan masukan dan arahan selama sidang skripsi.
6. Seluruh dosen dan staf akademik Program Studi S 1 Keperawatan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
7. Direktur RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang memberikan ijin dan arahan
untuk peneliti dalam melakukan penelitian skripsi.
8. Orang tua tercinta, yaitu Bapak Sastro Sakat Suwito, Ibu Kasiyem, seluruh
keluarga besar, kakak kakak dan keponakan tersayang, yang selalu
memberikan dukungan, motivasi, doa dan kasih sayangnya sepanjang waktu.
9. Teman-teman angkatan 2011 / S11 tersayang, yang saling mendukung dan
membantu dalam proses pembuatan skripsi ini.
Semoga segala bantuan dan kebaikan, menjadi amal sholeh yang akan
mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT.
iv
Selanjutnya peneliti sangat mengharapkan masukan, saran dan kritik demi
perbaikan skripsi ini sehingga dapat digunakan untuk pengembangan ilmu dan
pelayanan keperawatan.
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN.....................................................................................iii
KATA PENGHANTAR.......................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL............................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... x
ABSTRAK..........................................................................................................xi
ABSTRACT........................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori..............................................................................11
2.1.1 Cedera Kepala..................................................................11
2.1.2 Waktu Tanggap atau Respon Time...................................19
2.1.3 Konsep Peran Perawat.....................................................27
2.1.4 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Peran
Perawat............................................................................31
2.1.5 Faktor Faktor yang mempengaruhi Waktu
Tanggap 32
2.2 Kerangka Teori............................................................................ 33
2.3 Fokus Penelitian.......................................................................... 34
2.4 Keaslian Penelitian......................................................................36
BAB III METODOLOGI
3.1 Jenis Dan Rancangan Penelitian..................................................41
vi
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian......................................................42
3.3 Populasi dan Sampel...................................................................43
3.3.1 Populasi............................................................................43
3.3.2 Sampel..............................................................................43
3.4 Instrumen dan Pengumpulan Data..............................................46
3.4.1 Instrumen...........................................................................46
3.4.2 Pengumpulan Data............................................................48
3.4.2.1 Data.......................................................................48
3.4.2.2 Prosedur Pengumpulan Data.................................48
3.5 Analisa Data................................................................................52
3.6 Keabsahan Data...........................................................................53
3.7 Etika Penelitian............................................................................55
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Diskripsi Tempat Penelitian .................................................. 58
4.2. Karakteristik Partisipan .......................................................... 59
4.3. Hasil Penelitian ...................................................................... 60
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ............................................................................ 111
6.2 Saran ...................................................................................... 113
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Cedera kepala adalah cedera mekanik yang secara langsung atau tidak
tulang tengkorak, robekan selaput otak, dan kerusakan jaringan otak itu
Data insiden cedera kepala di Eropa pada tahun 2010 adalah 500 per
100.000 populasi. Insiden cedera kepala di Inggris pada tahun 2005 adalah
400 per 100.000 pasien per tahun (Irawan, 2010). Insiden cedera kepala di
India setiap tahunnya adalah 160 per 100.000 populasi (Critchley et al,2009).
Provinsi yang mempunyai prevalensi cedera lebih tinggi dari angka nasional
1
2
umur dewasa yaitu sebesar 38,8% dan lanjut usia (lansia) yaitu 13,3% dan
salah satu kasus yang paling sering dijumpai di ruang gawat darurat rumah
kasus gawat darurat di rumah sakit memegang peranan penting dalam upaya
Kesehatan tahun 2009 bahwa indikator waktu tanggap di IGD adalah harus
Hasil penelitian Vitrise (2014) di Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof. Dr. R.
dan ketepatan pertolongan yang diberikan pada pasien yang datang ke IGD
dan penanganan yang dipilih. Hal ini bisa menjadi pertimbangan dalam
kepada penderita gawat darurat baik pada keadaan rutin sehari-hari atau
Pada kasus cedera kepala di IGD suatu rumah sakit orang yang
Ketepatan waktu tanggap adalah suatu bentuk dari penanganan kasus cedera
kepala yang dilakukan oleh perawat dalam menangani kasus gawat darurat.
Tekanan dalam tengkorak terus meningkat hingga titik kritis tertentu dimana
cedera kepala memburuk dan semua tanda vital terganggu dan berakhir
pelayanan pasien gawat darurat, cedera kepala dari pasien masuk pintu IGD
RSUD Dr.Moewardi Surakarta sampai siap keluar dari IGD didapatkan rata-
rata waktu tanggap pelayanan selama 98,33 menit (kategori I resusitasi yaitu
sub dural hematoma, cedera kepala berat), 79,08 menit (kategori II pasien
tidak dilakukan pertolongan segera akan menjadi lebih buruk), 78,92 menit
(kategori III pasien urgent, seperti cedera kepala disertai luka robek, rasa
pusing), 44,67 menit (kategori IV pasien semi urgent, keadaan pasien cedera
kepala dengan rasa pusing ringan, luka lecet atau luka superficial ), 33,92
situasi dan kondisi yang datang tidak bisa di perkirakan. Beban kerja sosial
setiap hari bagi seorang perawat bahwa harus senantiasa ramah, murah
2014 di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, jumlah pasien cedera kepala pada
tahun 2014 yang dikategorikan pasien dengan cedera kepala ringan
sebanyak 143 pasien yang dirawat inap dan 59 pasien yang di rawat jalan
sedangkan pasien cedera kepala kategori cedera kepala berat sebanyak 116
pasien yang dirawat inap dan 98 pasien yang dirawat jalan. Dari hasil
wawancara dengan salah satu perawat IGD RSUD Dr. Moewardi, perawat
tanggap penanganan kasus cedera kepala itu belum sesuai yang diharapkan
prosedur (SOP) itu masih sulit, banyak kendala yang sering ditemui
misalnya untuk berkomunikasi dalam jam kerja saja sulit karena banyaknya
pasien dan banyak masalah lain yang akhirnya perawat tidak bisa
menjalankan perannya dengan baik atau sesuai dengan SOP yang berlaku.
adalah Rumah Sakit Daerah Surakarta yang merupakan rumah sakit dengan
tipe kelas A yang jumlah pasiennya diharapkan lebih banyak dari rumah
sakit lain di daerah Surakarta dan sumber daya manusia (perawat) dapat
cedera kepala, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
Dr.Moewardi Surakarta.
Cedera kepala adalah cedera mekanik yang secara langsung atau tidak
tekanan perfusi akan menurun. Saat keadaan semakin kritis, denyut nadi
dalam tengkorak terus meningkat hingga titik kritis tertentu dimana cedera
kepala memburuk dan semua tanda vital terganggu dan berakhir dengan
Dr.Moewardi Surakarta ?
1.3.1 Umum
1.3.2 Khusus
Surakarta.
Surakarta.
5. Mengetahui harapan perawat dalam melakukan ketepatan waktu
1.4 Manfaat
penelitian selanjutnya.
10
kepala.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1.1 Definisi
2.1.1.2 Klasifikasi
Dewasa Respon
Buka Mata ( Eye )
Spontan 4
Berdasarkan perintah verbal 3
Berdasarkan rangsang nyeri 2
Tidak memberi respon 1
Respon Verbal
Orientasi baik 5
Percakapan kacau 4
Kata kata kacau 3
Mengerang 2
Tidak memberi respon 1
Respon Motorik
Merurut perintah 6
Melokalisir rangsang nyeri 5
Menjauhi rangsang nyeri 4
Fleksi abnormal 3
Ekstensi abnormal 2
Tidak memberi respon 1
11 12 : Delirium
8 10 : Somnolent
57 : Sopor Koma
14 : Koma
kurang dari 30
menit, tidak ada fraktur tengkorak, tidak ada
2.1.1.3 Etiologi
tembakkan ke kepala).
depan mobil.
3. Cedera akselerasi deselerasi sering terjadi dalam
kekerasan fisik.
rongga tengkorak.
sekitar fraktur.
2. Fraktur dasar tengkorak dicurigai ketika cairan cerebro
menghentikan perdarahan.
2.1.1.5 Patofisiologi
kesempatan pertama.
lainnya.
2. Pemeriksaan neurologis mencakup respons mata,
(syok).
its Live Saving, artinya seluruh tindakan yang dilakukan pada saat
nyawa hanya dalam hitungan menit saja. Berhenti nafas selama 2-3
(Sutawijaya, 2009 ).
dari waktu tanggap saat pasien tiba di depan pintu rumah sakit
pintu IGD RSUD Dr. Moewardi Surakarta sampai siap keluar dari
menit (kategori III pasien urgent, seperti cedera kepala disertai luka
keadaan pasien cedera kepala dengan rasa pusing ringan, luka lecet
atau luka superficial ), 33,92 menit (Kategori V false emergency,
apabila banyak pasien datang pada saat yang bersamaan. Hal ini
tunggu.
Kriteria Triage :
untuk:
a. Pemeriksaan pasien
signifikan dari pada gejala yang sama ditemukan pada anak dan
fisiologis pengamatan).
presentasi.
Persyaratan peralatan :
1. Peralatan darurat
Keterangan :
1. Kategori 1
2. Kategori 2
agresi.
3. Kategori 3
berpotensi agresif.
4. Kategori 4
5. Kategori 5
urgen kondisi pasien kronis atau cukup kecil bahwa gejala atau
minimal dengan tidak ada risiko tinggi, luka kecil - kecil lecet,
baik.
adalah tingkah laku perawat yang diharapkan oleh orang lain untuk
(Ali, 2002).
1. Peran Perawat
2004).
e. Peneliti
petugas harus siap dalam 24 jam dan tidak dapat ditunda, kemudian
dan interdependen.
2.1.5 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Waktu Tanggap.
sakit.
Keterangan :
: Diteliti
Cedera kepala adalah cedera mekanik yang secara langsung atau tidak
tulang tengkorak, robekan selaput otak, dan kerusakan jaringan otak itu
tengkorak terus meningkat hingga titik kritis tertentu dimana cedera kepala
memburuk dan semua tanda vital terganggu dan berakhir dengan kematian
penderita. Oleh sebab itu pasien dengan cedera kepala memerlukan tindakan
situasi dan kondisi yang datang tidak bisa di perkirakan. Pada penelitian ini
cedera kepala.
Metode yang di
Nama peneliti Judul penelitian Hasil penelitian
gunakan
Nunuk Perbedaan Waktu Jenis penelitian 1. Terdapat perbedaan
Haryatun Tanggap Tindakan : kuantitatif,non yang signifikan waktu
( 2005 ). Keperawatan eksperimental tanggap tindakan
Pasien Metode : keperawatan pada
Cedera Kepala deskriptif pasien
Kategori 1 V Di observasional cedera kepala kategori
Instalasi Gawat I - V.
Darurat Rsud Dr. 2. Pasien cedera kepala
Moewardi kategori I
memperoleh
waktu tindakan
keperawatan lebih
lama dan
pasien cedera kepala
kategori V
memperoleh
waktu keperawatan
yang lebih cepat.
Vitrise Maatilu Faktor-Faktor Jenis penelitian : 1. Response time
( 2014 ). Yang Berhubungan kuantitatif perawat dalam
Dengan Response Metode : survey penanganan kasus
Time Perawat Pada analitik gawat darurat di IGD
Penanganan Pasien RSUP Prof Dr. R. D.
Gawat Darurat Kandou Manado rata-
Di Igd Rsup Prof. rata lambat yaitu lebih
Dr . R. D. Kandou dari 5 menit.
Manado 2. Tidak adanya
hubungan antara
pendidikan perawat
dengan response time
perawat pada
penanganan pasien
gawat darurat.
3. Tidak adanya
hubungan antara
pengetahuan perawat
dengan response time
perawat pada
penanganan pasien
gawat darurat.
4. Tidak adanya
hubungan antara lama
kerja perawat dengan
response time perawat
pada penanganan
pasien gawat darurat.
5. Tidak adanya
hubungan antara
pelatihan perawat
dengan response time
perawat pada
penanganan pasien
gawat darurat.
Wa Ode Nur Faktor-Faktor Jenis penelitian : Waktu tanggap
Isnah Sabriyati Yang Berhubungan kuantitatif penanganan kasus IGD
( 2012 ). Dengan Ketepatan Metode bedah yang tepat
Waktu Tanggap penelitian : sebanyak 67,9% dan
Penanganan Kasus cross sectional tidak tepat 32,1%.
Pada Response study Waktu tanggap
Time I Di Instalasi penanganan kasus IGD
Gawat Darurat Non-Bedah yang tepat
Bedah Dan Non- sebanyak 82,1% dan
Bedah Rsup Dr. tidak tepat 17,9%. Tidak
Wahidin terdapat hubungan yang
Sudirohusodo bermakna antara pola
penempatan staf dengan
ketepatan waktu tanggap
penanganan kasus di
IGD Bedah (p = 0,67)
dan Non-Bedah (p =
0,062). Terdapat
hubungan yang
bermakna antara
ketersediaan stretcher
dengan ketepatan waktu
tanggap penanganan
kasus IGD Bedah ((p =
0,006; PR = 9,217) dan
Non-Bedah (p = 0,026;
PR = 1,995). Terdapat
hubungan yang
bermakna antara
ketersediaan petugas
triase dengan ketepatan
waktu tanggap
penanganan kasus IGD
Bedah (p = 0,006; PR =
2,97), namun tidak
terdapat hubungan yang
bermakna di IGD Non-
Bedah (p = 0,207). Tidak
terdapat hubungan yang
bermakna antara waktu
tiba pasien dengan
ketepatan waktu tanggap
penanganan kasus IGD
Bedah (p = 0,407) dan
Non- Bedah (p = 1,000).
Faktor yang lebih
dominan berhubungan
dengan ketepatan waktu
tanggap IGD Bedah
yaitu ketersediaan
petugas triase (PR =
3,555) dan ketersediaan
stretcher (PR = 3,555).
Pada IGD Non-Bedah,
faktor yang dominan
yaitu ketersediaan
stretcher (PR = 1,239).
Etty Nurul Gambaran Jenis penelitian : Penelitian ini
Afidah, (2013) Pelaksanaan Peran kualitatif menghasilkan 3 tema
Advokat Perawat Metode yaitu definisi peran
Di penelitian : advokasi perawat,
Rumah Sakit pendekatan pelaksanaan tindakan
Negeri Di fenomenologis peran advokasi perawat
Kabupaten dan faktor yang
Semarang mempengaruhi
pelaksanaan peran
advokasi
perawat. Definisi peran
advokasi perawat yaitu
tindakan perawat untuk
memberikan informasi
dan
bertindak atas nama
pasien. Pelaksanaan
tindakan peran advokasi
meliputi memberi
informasi, menjadi
mediator dan melindungi
pasien. Faktor yang
mempengaruhi
pelaksanaannya terdiri
dari faktor
penghambat dan faktor
pendukung. Faktor yang
menjadi penghambat
antara lain:
kepemimpinan dokter,
lemahnya dukungan
organisasi, kurangnya
perhatian terhadap
advokasi, kurangnya
jumlah tenaga
perawat, kondisi
emosional keluarga,
terbatasnya fasilitas
kesehatan dan lemahnya
kode etik. Sementara
itu faktor yang
mendukung meliputi:
kondisi pasien,
pengetahuan tentang
kondisi pasien,
pendidikan
keperawatan yang
semakin tinggi,
kewajiban perawat dan
dukungan instansi rumah
sakit.
Virgianti Nur Hubungan Jenis penelitian : 1. Responden yang
Faridah, (2009) Pengetahuan Observasional mempunyai peran
Perawat Dan Peran Metode kurang 0 %,
Perawat Sebagai penelitian : kemudian peran yang
Pelaksana Dalam cross cukup sebesar 36,36
Penanganan Pasien sectional. % dan responden
Gawat Darurat yang mempunyai
Dengan Gangguan peran yang baik
Sistem sebesar 63,64 % yang
Kardiovaskuler merupakan kelompok
yang terbanyak.
40
2. Pengetahuan perawat
tentang penanganan
pasien gawat darurat
dengan gangguan
sistem kardiovaskuler
dengan tingkat
pengetahuan baik
sebesar 63,64 % yang
merupakan kelompok
terbesar, sedangkan
tingkat pengetahuan
cukup sebesar 27,27
% dan tingkat
pengetahuan kurang
sebesar 9,09 %.
3. Dari hasil uji statistik
dengan menggunakan
analisa Spearmans
rho didapatkan nilai
rho = 0,455 dengan
taraf signifikasi 0,033
pada derajat
kemaknaan 0,05. Bila
dibandingkan dengan
nilai rho tabel yaitu
0,428 dapat dilihat
bahwa rho hitung
lebih besar daripada
nilai rho tabel maka
terdapat hubungan
pengetahuan terhadap
peran perawat sebagai
pelaksana dalam
penanganan pasien
gawat darurat dengan
gangguan sistem
kardiovaskuler.
BAB III
METODE PENELITIAN
dan persepsi perawat mengenai kasus cedera kepala, tindakan perawat, harapan,
ketepatan waktu tanggap penanganan kasus cedera kepala. Lokasi penelitian ini di
IGD RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan jumlah partisipan 5 perawat yang
bekerja di ruang IGD RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi peneliti sebagai instrumen inti dan instrumen
penunjang yaitu berupa smartphone yang dilengkapi dengan perekam suara voice
recorder, bolpoin, dan kertas untuk field note. Data dikumpulkan melalui indepth
dan untuk evaluasi. Analisis data pada penelitian ini menggunakan tujuh analisis
telah melalui pertimbangan etik dan kriteria keabsahan data yang harus dipenuhi
41
42
dengan cara menguraikan arti dan makna hidup serta pengalaman suatu
kasus gawat darurat di rumah sakit memegang peranan penting dalam upaya
penyelamatan hidup klien. RSUD Dr. Moewardi adalah rumah sakit daerah
Surakarta yang merupakan rumah sakit dengan tipe kelas A yang jumlah
pasiennya diharapkan lebih banyak dari rumah sakit lain di daerah Surakarta
khususnya perawat di ruang IGD yang menangani kasus cedera kepala, oleh
karena itu penelitian ini dilakukan di IGD RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
ruang partisipan dan ruangan kepala ruang IGD RSUD Dr. Moewardi
Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2015
(Jadwal terlampir).
3.3.1 Populasi
oleh karena itu populasi pada penelitian ini adalah 33 perawat yang
3.3.2 Sampel
kegawat daruratan.
3.4.1 Instrumen
peneliti.
b. Lembar alat pengumpul data mengenai nama, usia, alamat,
3.4.2.1 Data
1. Tahap persiapan
surakarta.
data.
2. Tahap pelaksanaan
dengan partisipan.
3. Tahap terminasi
umpan
balik terhadap pengambilan data yang telah dilakukan.
telah selesai.
cara yang perlu dilakukan adalah menelaah kalimat satu dengan yang
lain.
hasil penelitian. Menurut Polit dan Beck (2010) pada penelitian kualitatif,
hasil penelitian dipandang memenuhi kriteria ilmiah bila mempunyai tingkat
1. Credibility
data dan interprestasi peneliti yang telah ditulis dalam bentuk transkip
apakah ada diantara ungkapan dan pernyataan yang tidak sesuai dengan
2. Pengujian Transferability
hasil agar mudah dipahami oleh pembaca, selain itu peneliti membuat
deskripsi yang padat dan dapat digunakan pada setting lain dengan
4. Pengujian Confirmability
hasil observasi.
Etika penelitian adalah suatu sistem nilai normal yang harus dipatuhi
Pada penelitian ini partisipan diberikan hak untuk ikut serta dalam
penelitian maupun tidak tanpa ada paksaan. Prinsip ini dipenuhi dengan
2. Beneficience
3. Non Maleficence
4. Anonimity
5. Justice
proses wawancara dan reward yang sama sebagai ucapan terima kasih.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab 4 ini dipaparkan hasil penelitian terkait peran perawat terhadap
darurat RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Tema tema yang didapatkan dari
perawat IGD yang pernah menangani kasus cedera kepala. Dalam bab ini juga di
penelitian.
merupakan Rumah Sakit tipe A yang berada di kota surakarta dan menjadi
(Neonatal Intensive Care Unit), Intermediate care, dan one day care.
Sumber daya manusia di IGD terdiri dari Dokter Spesialis (on site) 2 yaitu
58
59
Instalasi gawat darurat memiliki jam kerja yang dibagi menjadi 3 shift yaitu
pagi, siang dan malam yang terdiri dari 1 shift 7 jam kerja dan 6 perawat
yang bertugas.
adalah sebagai berikut: partisipan satu (P1) adalah adalah seorang laki laki
(P2) seorang laki laki usia 34 tahun, pendidikan terakhir S1 ners dengan
Partisipan kelima (P5) seorang laki laki usia 43 tahun, pendidikan terakhir
dimana waktu dan tempat sesuai yang telah di sepakati antara peneliti dan
partisipan sebelumnya.
yang dilakukan. Analisis tema disusun mulai dari pencarian kata kunci,
dari sub tema akan membentuk sebuah tema dari hasil penelitian. Penelitian
cedera kepala
cedera kepala sedang dan cedera kepala berat. Gambaran kasus cedera
kecelakaan.
... kasus cedera kepala ringan itu yo, karena trauma, trauma itu
bisa langsung, atau tidak langsung jadi ini menggangu..menganggu,
keseimbangan, karena trauma kepala ya... (P5).
kegawatan cedera kepala yang dibagi atas tiga kategori yaitu cedera
kepala ringan, cedera kepala sedang dan cedera kepala berat. Penyebab
cedera kepala lain yang dapat menyebabkan kasus cedera kepala adalah
maupun berat.
cedera kepala ringan yaitu dilihat dari pasien sadar, diungkapkan oleh 3
...yang jelas kalau.. cedera kepala ringan itu... yang pasti itu
pasiennya masih sadar... (P4).
... cedera kepala yang ringan itu, ee, GCSnya, istilah kami
seperti itu, itu anatara dua belas sampai, lima belas... (P3).
dimana pasien masih dalam kondisi sadar. Selain sadar biasanya pasien
dengan cedera kepala ringan disertai dengan perasaan mual, berikut
Mual salah satu manifestasi klinis yang sering terjadi pada kasus
benturan yang mengenai kepala selain nyeri kepala, pusing juga salah
sebagai berikut :
...dia pas saat jatuh, kadang ditanya itu dia itu, pas kejadiannya
itu dia sempat gak sadar, terus ada mual, kadang ya disertai muntah,
terus terkadang ada, benjolan ya dikepala itu, semacam hematoma...
(P4).
dari 4 partisipan.
Ya, sedang ituu, tu, ada, apa itu namanya, istilah hitungan,
GCS ya, itu nanti, GCS 7... (P5).
bahwa pasien dengan cedera kepala sedang sering juga mengalami mual
...dia pas saat jatuh, kadang ditanya itu dia itu, pas kejadiannya
itu dia sempat gak sadar, terus ada mual, kadang ya disertai muntah,
terus terkadang ada, benjolan ya dikepala itu, semacam hematoma...
(P4).
bagian kepala.
penyataan ke 3 partisipan.
...Kalau berat itu pasiennya, biasanya itu dah, ndak bisa diajak
komunikasi, ngak bisa diajak komunikasi, dia di rangsang nyeri pun,
kadang cuma mengerang, kadang gak respon... (P4).
kategori kasus cedera kepala baik yang ringan, sedang, maupun berat.
kasus cedera kepala dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini.
1. Trauma kecelakaan
2. Benturan Penyebab cedera
kepala
1. Sadar
2. Mual
3. Nyeri kepala Manifestasi klinis
4. Pusing cedera kepala ringan
Gambaran
kasus
cedera
1. Penuruna kepala
n Manifestasi klinis
kesadaran cedera kepala sedang
2. Mual muntah
3. Hematoma
4. Gelisah
1. Kesadaran koma Manifestasi klinis
2. Tidak ada respon cedera kepala berat
3. Nyeri hebat
muncul.
kepala.
sebagai berikut :
(P2).
.. kita itu langsung tau dengan keadaan paling ndak itu ... (P3).
partisipan.
sebagai berikut :
ini.
Menjaga
keamanandan kenyamanan
Intervensimandiri pasien
perawat
perawat
pendidik pasien dan keluarga
v
Kolaborasidengan dokter
Intervensi kolaborasi perawat
Perawat sebagai
Care giver
Moewardi Surakarta.
mendukung agar peran seorang perawat dapat berjalan dengan baik agar
tersebut yang dirasakan perawat selama ini guna memotivasi diri untuk
selama ini adalah sebagai modal perawat dalam melakukan peran serta
... kalau saya, perawat ya, inii, jadi ilmu yang sudah kita dapat
kita terapkan ke pelayanan ke pasien itu aja... (P1).
..yaa sebagai tadi amanah tadi yang paling anu, membuat saya
itu, apa, itu, namanya, ee, memotivasi, memotivasi saya bisa
memberikan yang terbaik.. (P5).
maka hal tersebut sebagai suatu tujuan menolong kepada pasien dan
sebagai berikut :
..kita misinya menolong ya, jadi kalau cedera kepala itu... (P1).
komunikasi yang baik antar anggota tim, perawat dengan anggota tim
sesama perawat maupun perawat dengan anggota tim medis lain akan
kesehatan yang baik kepada setiap pasien. Hal tersebut di dukung oleh
... kalau pasien itu katakanlah, masih sadar nggeh (ya) bisa
komunikasi jelas, tetap semua tindakan yang kami lakukan, kita
komunikasikan terlebih dahulu... (P3).
yang efektif terwujud dengan baik, maka akan berdampak pada kerja
tim baik dimana terlihat hasil dari kerjasama yang terjalin antar anggota
tim dan antar anggota tim medis lain sehingga terciptanya pelayanan
kesehatan yang baik. Hal ini di dukung oleh 2 partisipan sebagai berikut
berikut :
... ada trolie emergency ya ada, jadi kita tidak punya alasan
untuk memperpanjang, kita tanggap terhadap pasien.. (P3).
80
..yang mendukung itu, alat - alat ada monitor ada, kita tinggal
pasang- pasang, dah.. (P4).
kepada setiap pasien. Skema mengenai tema Iklim kerja kondusif dapat
Moewardi Surakarta.
sakit pendidikan.
dirasakan oleh perawat selama ini. selain itu kedisiplinan SDM juga
kedisplinan SDM ini terjadi karena Dokter belum datang sesuai dengan
Ya.. itu anuu mbk, dokternya juga, bisa, kita udah telfon, kan
langsung kita hubungi, langsung kita telpon, kalau bedah kan stanby
disini, cuman kadang pas overan, pas, jam- jam operan, itukan
kadangii, e, belum datang, tapi yo, kadang, kadang belum dateng..
(P4).
tenaga medis saja tetapi dari pasiennya juga bisa menjadi faktor
menyangkut pasien tersebut, tetapi jika hal ini tidak dilakukan oleh
berikut.
baik, tetapi hal ini tidak bisa dialakukan dengan baik jika pasien
sebagai berikut.
terdiri dari 2 hal yaitu keterbatasan SDM dan keterbatasan alat dan
pasien khusunya pasien dengan cedera kepala hal ini juga didukung
oleh hasil observasi pada saat pasien banyak atau pasien melebihi
kasus cedera kepala yang dialami perawat selama ini baik dari
birokrasi yang ada selama ini dinilai terlalu panjang oleh perawat
berikut :
pelayanan pasien dapat diperbaiki lagi dan dari segi birokrasi dan
Pelayanaan palayanan
ketrampilan.
dari 4 partsisipan.
...ya, kan, ilmu itu berkembang , ya, tidak ada salahnya untuk
selalu ditambah untuk pelatihannya.. (P3).
...kalau mau ada yang mau belajar mungkin bisa ikut belajar,
boleh lagi, kalau dari pengetahuan dan keterampilan.. (P2).
antar anggota tim sesama perawat maupun anggota tim medis lain
didapatkan dari dua hal yaitu jujur dan profesional sebagai seorang
berikut ini.
1. Pendidikan
Kompetensi perawat
dan pelatihan
2. Ketrampilan
Etos kerja
1. Jujur
2. Profesional
PEMBAHASAN
dijelaskan untuk bisa melihat hubungan antar fenomena. Keterkaitan antar tema
waktu tanggap penanganan kasus cedera kepala di instalasi gawat darurat yang
dimulai dari persepsi perawat mengenai kasus cedera kepala, tindakan apa saja
yang perawat lakukan dalam ketepatan waktu tanggap penanganan kasus cedera
adalah gambaran kasus cedera kepala yang dilihat dari penyebab cedera
kepala sedang dan manifestasi klinis cedera kepala berat. untuk penyebab
cedera kepala perawat menyebutkan bahwa penyebab cedera kepala itu akibat
dari trauma kecelakaan atau karena benturan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Hal tersebut telah sesuai dengan konsep teori penyebab
92
93
cedera kepala Nurarif (2013) bahwa penyebab cedera kepala itu terjadi atas
membentur obyek diam, seperti pada kasus jatuh atau tabrakan mobil ketika
kendaraan bermotor dan episode kekerasan fisik, cedera coup countre coup
terjadi jika kepala berbentur yang menyebabkan otak bergerak dalam ruang
kranial dan dengan kuat mengenai area tulang tengkorak yang berlawanan
serta area kepala yang pertama kali terbentur Sebagai contoh pasien dipukul
serta robeknya pembuluh darah yang memfiksasi otak dengan bagian dalam
kecepatan rendah (terjatuh, dipukul) dan trauma tembus (luka tembus peluru
dari manifestasi klinis cedera kepala ringan yaitu pasien cedera kepala ringan
dengan manifestasi klinis pasien yang masih sadar nilai GCS 15-14, pasien
merasakan mual, nyeri kepala, pusing hal ini juga sesuai konsep teori dari
Nurarif (2013) dan Mansjoer dkk (2000) mengenai kasus cedera kepala Skala
kehilangan kesadaran dan tidak, amnesia, tetapi kurang dari 30 menit, tidak
ada fraktur tengkorak, tidak ada contusia cerebral dan hematoma, tidak ada
intoksikasi alkohol atau obat terlarang, pasien dapat mengeluh nyeri kepala
kepala.
dengan nilai GCS 7 13, pasien mengalami mual muntah, adanya hematoma
dan pasien nampak gelisah hal ini sesuai dengan konsep kasus cedera kepala
sedang dari Nurarif (2013) dan Mansjoer dkk (2000) yaitu pasien dengan
dari 30 menit tetapi kurang dari 24 jam, konkusi, dapat mengalami fraktur
menyebutkan bahwa pasien cedera kepala berat adalah pasien yang tingkat
kesadaran koma dengan GCS 8 3, pasien juga tidak ada respon dan pasien
mengalami nyeri hebat hal ini sesuai dengan konsep kasus cedera kepala
sedang dari Nurarif (2013) dan Mansjoer dkk (2000) yaitu GCS 3 8,
kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam, juga
meliputi contusio cerebral, laserasi, atau hematoma intra cranial,tanda
dan manifestasi klinis kasus cedera kepala ringan, sedang dan berat yang
Moewardi Surakarta .
abnormalitas secara lebih menyeluruh (Jordan, 2000; Iyer & Camp, 2004;
Depkes, 2005).
masalah yang terkait dengan jalan nafas, pernafasan, sirkulasi, dan status
mulai
dari kepala sampai kaki), Inspect the posterior surface (periksa
melakukan penanganan kasus cedera kepala yaitu full set of vital sign
dalam hal ini perawat melakukan pemeriksaan tekanan darah, nadi, five
family presence disini perawat selalu melibatkan keluarga dalam hal yang
kondisi pasien, luka pasien dari kepala sampai kaki walaupun terkadang
belakang pasien, hal ini perawat tidak melakukan dengan detail perawat
cedera kepala.
2) Tema : Pengelolaan prioritas pasien
datang pada saat yang bersamaan. Hal ini bertujuan untuk memastikan
adalah waktu tanggap kurang dari 5 menit. Hal ini sesuai dengan teori
dari Standar IGD sesuai Keputusan Menteri Kesehatan tahun 2009 bahwa
indikator waktu tanggap di IGD adalah harus 5 menit. Waktu tanggap
pelayanan pasien gawat darurat, cedera kepala dari pasien masuk pintu
pasien dengan epidural atau sub dural hematoma, cedera kepala berat),
menjadi lebih buruk), 78,92 menit (kategori III pasien urgent, seperti
cedera kepala disertai luka robek, rasa pusing), 44,67 menit (kategori IV
pasien semi urgent, keadaan pasien cedera kepala dengan rasa pusing
ringan, luka lecet atau luka superficial ), 33,92 menit (Kategori V false
rata waktu yang dibutuhkan adalah kurang dari 5 menit waktu tanggap
(Vitriase, 2014).
medis lain dalam melakukan penanganan kasus cedera kepala. Hal ini
sesuai dengan teori Susanto (2012) peran perawat sebagai care giver atau
pasien datang jam berapa sampai tindakan apa saja yang telah dilakukan
oleh perawat yang nantinya akan di evaluasi oleh perawat. Disamping itu
jatuh dan pasien merasa aman serta nyaman sehingga dapat mendukung
perawat yaitu merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang
pasien maupun keluarga pasien tentang kondisi pasien dan situasi yang
ada di IGD dan perawat juga selalu mengkomunikasikan segala hal yang
konsent kepada pasien dan keluarga. Kasus cedera kepala ini banyak
ditemui dirumah sakit dan bisa dialami oleh siapa saja dari anak anak,
remaja, dan orang dewasa dalam hal ini perawat selalu memberikan
dalam hal ini diberikan oleh perawat melalui support mental hal ini
sesuai dengan konsep teori peran dan fungsi perawat gawat darurat
yaitu intervensi kolaborasi dengan dokter maupun tenaga medis lain guna
dengan cepat dan tepat. Hal ini sesuai dengan fungsi perawat
diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun
kondusif yang di dukung oleh motivasi internal, kerjasama tim baik dan
dikemukakan oleh Keith dan Davis (2001, dalam Pramono, 2004) yang
dan tujuan menolong pasien hal ini sesuai dengan teori faktor-faktor yang
perawat IGD juga harus siap dalam kondisi apapun untuk melakukan
kerjasama tim baik itu didukung oleh komunikasi yang efektif dan kerja
tim baik hal ini didukung oleh konsep teori Amriany dkk (2004).
waktu penangan pasien mundur, hal ini sesuai dengan teori dari Green
pada keterlambatan penanganan di IGD. Hal ini dapat terjadi karena pada
IGD Bedah, terdapat tambahan staf residen bedah umum dan pada IGD
perawat triase.
dalam melakukan tugasnya dengan baik, tetapi hal ini tidak bisa
dialakukan dengan baik jika Pasien melebihi kapasitas hal ini telah sesuai
memulai penanganan bagi pasien yang kondisinya lebih sakit. Selain itu
itu juga harus ada penangung jawab baik pasien itu sendiri maupun
terhadap kedatangan pasien baru yang mungkin saja dalam kondisi yang
2011).
dalam bekerja hal ini sudah sesuai dengan konsep teori Suatu
pandangan dan sikap terhadap kerja dikenal dengan istilah etos kerja
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari penelitian yang
menjelaskan dan menjawab dari tujuan tujuan khusus dan masalah masalah
yang sudah dirumuskan. Selain itu, pada bab ini akan dijelaskan mengenai saran
6.1 Kesimpulan
terdiri dari dua komponen yaitu menilai kondisi pasien dan melakukan
112
113
kolaborasi perawat
tanggap adalah iklim kerja kondusif. Iklim kerja kondusif faktor yang
4. Bagi Peneliti
DAFTAR PUSTAKA
th
Advanced Trauma Life Support For Doctors. 7 edition. 2004
Baker, D.P., et al. 2005. Medical teamwork and patient safety:the evidence-based
relation. Publication No.050053. (Rockville,MD:Agency for healthcare
research and quality. http://ahrg.gov/qual/medteam,
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol.1.
Jakarta: EGC.
Fitzgerald, Gerald and Jelinek, George and Scott, Deborah A. and Gerdtz, Marie
F. (2009) Emergency department triage revisited.Emergency Medicine
Journal. Diakses pada tanggal 10 desember 2014.
Green L.V., Soares J., Giglio J.F., Green R.A.,.(2006). Using Queueing Theory to
Increase the Effectiveness of Emergency Department Provider Staffing,
(On Line),
(http://www.hbs.edu/units/tom/seminars/2007/docs/lgreen3.pdf, diakses
tanggal 20 Juli 2012)
Hudak and Gallo, 2012. Keperawatan kritis volume 1 & 2 edisi 8.EGC,jakarta.
Pramono, Agus. 2004. Analisis Keterampilan Kerja dan Iklim Kerja terhadap
Kualitas Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSU H.Sahudin
Kutacane. Medan: Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera
Utara.
Polit, D. F, Beck, C.T and Hungler, B.P.(2004). Nursing researce : princples and
th
methods.7 edition. Philadelpia : lippincottt willian & wilkins.
Polit, D.F & Beck, C.T. 2010.generalization in quantitative and qualitative
research : myths and strategies. Internasional journal of nursing studies,
47,1451 1458.
Marquis, B. L. & Huston, C.J. 2006. Leadership roles and management functions
in nursing: theory and application. Philidelphia: Lippincott William &
Wilkins.
Miranda, dkk. 2014. Gambaran Ct Scan Kepala Pada Penderita Cedera Kepala
Ringan Di BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 2012
2013. Diakses tanggal 24 November 2014.
Neiderhauser, V. Arnold, M. (2004) Assess health risk status for intervention and
risk reduction. Nurse Practitioner; 29: 2, 3542.
Ningsih dkk, 2013. Analisis Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Pada Rumah
Sakit Islam Karawang.
Rahmawatie, Dyah dan Utami, RB. (2007). Hubungan Iklim Organisasi Dengan
Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RS PKU
Muhammadiyah Karanganyar. http://www.skripsistikes.wordpress.com
Susanto, Tantut. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info
Media.
Tasmara, Toto. 2002. Etos Kerja Islami. Jakarta: Gema Insani Press.
Triage In The Emergency Department The Western Australian Centre For
Evidence Informed Healthcare Practice Curtin University.2011. Online
document available at: www.wacebnm.curtin.edu.
au/workshops/Triage.pdf Diakses pada tanggal 10 desember 2014.
Wong, D. L., Hockenberry, M., Wilson, D., Winkelstein, L. M., & Schwartz, P.
(2009). Buku ajar keperawatan pediatrik Wong (6th ed.). (E. K. Yudha,
D. Yulianti, N. B. Subekti, E. Wahyuningsih, M. Ester, Penyunt., & N. J.
Agus Sutarna, Penerjemah). Jakarta: EGC.
Yoon, P., Steiner, I., Reinhardt, G.(2003). Analysis of factos influencing length of
stay in the emergency departments, (Online).
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17472779,) Diakses tanggal 26
November 2014.