Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2016 PDF
Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2016 PDF
Tim Penyusun
Gambar 1. Waterpass
Pada saat pengukuran ada dua hasil bidikan dengan waterpass yang dapat dibaca,
yaitu:
1. Pembacaan benang atau pembacaan rambu
Pembacaan benang atau rambu adalah bacaan angka pada rambu ukur yang
dibidik tepat dengan benang diafragma mendatar dan benang standia atas dan
bawah. Bacaan yang tepat dengan benang diafragma mendatar disebut Benang
Tengah (BT), sedangkan yang tepat dengan benang standia atas disebut Benang
Atas (BA) dan yang tepat dengan benang standia bawah disebut Benang Bawah
(BB).
2. Pembacaan sudut
Pembacaan Sudut Waterpass seringkali juga dilengkapi dengan lingkaran
mendatar berskala, sehingga dapat digunakan untuk mengukur sudut mendatar
atau sudut horizontal.
Ada 2 satuan ukuran sudut yang biasa digunakan, yaitu :
a. Satuan derajat
Pada satuan ini satu lingkaran dibagi kedalam 360 bagian, setiap bagian
dinyatakan dengan 1 derajat (1), setiap derajat dibagi lagi menjadi 60 bagian,
setiap bagian dinyatakan dengan 1 menit (1) dan setiap menit dibagi lagi
kedalam 60 bagian dan setiap bagian dinyatakan dengan 1 detik (1).
b. Satuan grid
Pada satuan ini satu lingkaran dibagi kedalam 400 bagian, setiap bagian
dinyatakan dengan 1 grid (1g), setiap grid dibagi lagi menjadi 100 bagian,
setiap bagian dinyatakan dengan 1 centigrid (1cg) dan setiap centigrid dibagi
lagi kedalam 100 bagian dan setiap bagian dinyatakan dengan 1 centi-
2.5 Tripod
Tripod atau statif adalah penyangga berdirinya waterpass. Alat ini umumnya
dibuat dari aluminium dan kayu (sudah tidak dipakai). Saat diberdirikan diatas
tanah, tripod dengan mudah dapat ditinggi rendahkan, yang kemudian disesuaikan
dengan tinggi rendahnya pengguna. Sedangkan bagian-bagian penting tripod
adalah kepala/bidang level, sekrup pengunci waterpass, sekrup penyetel naik
turun tripod, dan kaki tripod.
Untuk menghitung jarak (D) antara dua titik tersebut diatas menggunakan rumus :
D = (Ba-Bb) x 100
Apabila jarak antara dua titik (P dan Q) yang akan diukur beda tingginya relatif
jauh, sehingga tidak dapat dilakukan pengukuran dengan sekali berdiri alat, maka
pengukurannya dapat dibuat secara berantai (differential levelling) dengan
menggunakan titik-titik bantu diantara P dan Q.
Beda tinggi waterpassing berantai adalah kumulatif dari beda tinggi setiap slag,
yaitu :
H1 = b1 - m1
H1 = b2 m2
....... ..... .....
....... ..... .....
....... ..... .....
H = b - m
Dimana : b = jumlah pembaca rambu belakang
m = jumlah pembacaan rambu muka
H = beda tinggi tiap slag
3.2 Pelaksanaan
3.2.1 Pengukuran Beda Tinggi
Pengukuran beda tinggi menggunakan waterpass adalah diawali dengan
pemasangan patok atau tanda dengan menggunakan peralatan yang tersedia
dengan ketentuan teknis sebagai berikut :
1. Pasang patok kayu atau peralatan lainnya sebagai tanda/ kode titik awal,
kemudian sket dan catat sebagai titik awal
2. Ukur jarak 50 meter dari titik awal, dan pasang atau beri tanda/kode titik
kedua, kemudian sket dan catat sebagai titik kedua.
Keterangan :
Langkah Kerja
Adapun langkah kerja dalam pengukuran profil memanjang (Long Section) dan
profil melintang (Cross Section) :
LANGKAH PERTAMA
1. Dirikan alat ditengah-tengah patok CL (seperti pada gambar 2.)
LANGKAH KEDUA
1. Dirikan alat diantara atau ditengah patok CL (seperti pada gambar 2.)
2. Bidik alat kearah R1 (Right 1), CL1 (Centre Line 1), L1 (Left 1), kemudian
baca benang atas (BA), benang tengan (BT), dan benang bawah (BB), catat
hasilnya sebagai rambu belakang (backsight)
3. Bidik ke arah muka/ depan, bidik R2, CL2, L2, kemudian baca benang atas
(BA), benang tengan (BT), dan benang bawah (BB), catat hasilnya sebagai
rambu muka (forsight)
LANGKAH KETIGA
1. Dirikan alat diantara atau ditengah patok CL (seperti pada gambar 2.)
2. Bidik alat kearah R2 (Right 2), CL2 (Centre Line 2), L2 (Left 2), kemudian
baca benang atas (BA), benang tengan (BT), dan benang bawah (BB), catat
hasilnya sebagai rambu belakang (backsight)
3. Bidik ke arah muka/ depan, bidik R3, CL3, L3, kemudian baca benang atas
(BA), benang tengan (BT), dan benang bawah (BB), catat hasilnya sebagai
rambu muka (forsight)
LANGKAH KEEMPAT
1. Dirikan alat diantara atau ditengah patok CL (seperti pada gambar 2.)
2. Bidik alat kearah R3 (Right 3), CL3 (Centre Line 3), L2 (Left 3), kemudian
baca benang atas (BA), benang tengan (BT), dan benang bawah (BB), catat
hasilnya sebagai rambu belakang (backsight)
Bidik ke arah muka/ depan, bidik R4, CL4, L4, kemudian baca benang atas (BA),
benang tengan (BT), dan benang bawah (BB), catat hasilnya sebagai rambu muka
(forsight)
NO KETERANGAN *CEK
1 Menentukan gambar layout lokasi pengukuran (praktikum) [.......]
3 Mencatat hasil pengukuran benang/ rambu ukur (BB, BA, dan BT) [.......]
5 Menghitung jarak optis dari titik satu ke titik yang lain dan di cek
[.......]
dengan roll meter
6 Menghitung beda tinggi antara titik satu dengan titik yang lain [.......]
7 Menghitung sudut horizontal antara titik satu dengan titik yang lain [.......]
Aly, H. (2015). Geosutra Blognya Anak Lapangan. Dipetik 2016, dari Cara
Melakukan Pengukuran Cross Section dan Long Section Menggunakan
Waterpass: http://www.google.com/Cara Melakukan Pengukuran Cross
Section dan Long Section Menggunakan Waterpass