Anda di halaman 1dari 9

PENGUKURAN TINGKAT HARMONISA PADA BEBERAPA

MERK JUICER (DENGAN STANDAR IEC 61000 3-2)


Vitra Juniva, Rachman Hasibuan Konsentrasi Teknik
Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara (USU)
Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA
e-mail: vitra_juniva@yahoo.com

Abstrak
Harmonisa adalah gejala dari pembentukan gelombang sinus dengan gelombang fundamental yang apabila
digabungkan dengan frekuensi harmonisa akan terjadi nya gelombang yang terdistorsi. Apabila hal ini terjadi
maka akibatnya peralatan listrik akan mengalami efek buruk. Beberapa standar internasional seperti IEC dan
IEEE telah mengeluarkan tingkat harmonisa yang diizinkan pada peralatan listrik. Tulisan ini membahas
tentang pengukuran tingkat harmonisa pada beberapa merk juicer dengan menggunakan acuan standar IEC
61000 3-2. Pengukuran tingkat harmonisa pada beberapa merk juicer menggunakan alat Fluke 435 power
Quality Analyzer. Alat ini dapat mengukur besar kecilnya harmonisa yang dihasilkan oleh juicer sehingga dapat
diketahui apakah juicer-juicer tersebut memiliki harmonisa yang melebihi standar atau tidak yang diizinkan oleh
IEC 61000 3-2. Kata Kunci: Harmonisa, Juicer, IEC 61000 3-2

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 2. Tinjauan Pustaka
Perkembangan kelistrikan belakangan ini Perkembangan dunia kelistrikan saat ini
sangat berkembang. Banyak energi-energi menunjukan kemajuan yang pesat, terutama di
terbarukan yang dihasilkan untuk menghasilkan bidang eletronika (peralatan elektonik).
daya listrik yang besar pada sistem tenaga. Peralatan listrik (elektronika digital)
Seiring dengan perkembangan kelistrikkan merupakan beban non linier, hal ini lah yang
yang pesat maka timbul juga permasalahan- menyebabkan terjadi nya harmonisa. Pengaruh
permasalahan. Penggunaan daya listrik harmonisa terhadap sistem tenaga mempunyai
sekarang ini juga makin bertambah. Ini ditandai efek yang buruk terhadap kinierja sistem
dengan banyak nya beban yang dilayani. tenaga. Juicer merupakan salah satu beban non
Beban-beban ini tidak hanya terbatas pada liner, karena didalam nya terdapat peralatan
beban linier yang menghasilkan gelombang elektronika yang dapat menimbulkan
sinusoidal yang baik, tetapi juga beban-beban harmonisa.
non linier yang menghasilkan gelombang non
sinusoidal. Peralatan-peralatan listrik yang non 2.1 Harmonisa
linier inilah yang menghasilkan gelombang non Harmonisa adalah gejala pembentukan-
sinusoidal karena telah terdistorsi oleh arus pembentukangelombang sinus dengan
harmonisa. Peralatan-peralatan non linier ini frekuensi kelipatan bulat dari frekuensi
diantara nya komputer, Lampu Hemat Energi fundamental. Gelombang fundamental apabila
(LHE), Unterrupable Power Supplies (UPS). digabungkan dengan frekuensi harmonisa akan
pendingin AC, Battery Charger, Juicerdan menghasilkan gelombang yang terdistorsi[1].
peralatan elektronik lainnya. Harmonisa merupakan suatu fenomena
Pada beban non linier ini menghasilkan yang terjadi akibat dioperasikannya beban
harmonisa yang sering disebut dengan Total listrik nonlinier, beban listrik nonlinier adalah
Harmonic Distortion (THD) yang cukup tinggi beban listrik yang memiliki sifat menyimpang
dan menyebabkan kurang nya faktor daya. Hal dari hukum ohm. Dimana tegangan dan arus
ini dapat menyebabkan transformasi distribusi tidak sebanding, artinya respon tegangan yang
melayani beban lebih, bahkan THD ini dapat diberikan pada beban tidak sebanding dengan
menyebabkan gangguan pada peralatan- arus beban yang muncul. Beban linier
peralatan listrik yang lain. Permasalahan THD merupakan kebalikan dari beban non-lionier,
ini dibahas pada standar internasional IEC dimana respon tegangan yang diberikan pada
61000 3-2, standar ini mengatur tentang beban sebanding dengan arus yang dihasilkan
kualitas daya yang diijinkan. (mendekati)[2]. Bentuk gelombang harmonik

1 copyright@ DTE FT USU


SINGUDA ENSIKOM VOL.13 NO.35/OKTOBER 2015

dan bentuk gelombang dasar (fundamental) tegangan atau arus yang mengandung
dapat di lihat pada Gambar 1: komponen individual harmonisa yang
dinyatakan dalam persen terhadap komponen
fundamentalnya[3]. Nilai THD dijadikan
batasan tegangan atau arus harmonik yang
masih dapat ditoleransi dalam suatu
sistemtenaga listrik. Dengan parameter ini,
dapat diketahui apakah distorsi yang terjadi
berada pada tingkat yang dapat diterima atau
pada tingkat yang merugikan. Nilai ini dapat
dihitung untuk tegangan maupun arus [4]:
Gambar 1. Gelombang dasar dan gelombang
harmonik Besar Total Hamonic Distortion (THD)
untuk tegangan dan arus adalah pada
Jika sumber harmonisa yang dihasilkan persamaan (3) dan (4):
oleh beban nonlinier merupakan dari satu

peralatan listrik maka harmonisa yang
dihasilkannya berupa individu, ketika satu
~
peralatan listrik ini bergabung dengan berbagai
macam beban nonlinier lainnya maka akan = ......................
terjadi harmonisa yang banyak. Jika ditotalkan
maka akan dapat harmonisa total dari peralatan .(3)
listrik tersebut.
Dimana THDv : Total Harmonic Distortion
a. Individual Harmonic Distortion (IHD) pada tegangan
Distorsi Harmonik Individu atau Individual Vh : Nilai RMS tegangan harmonik ke-h
Harmonic Distortion (IHD) merupakan rasio
tegangan atau arus antara nilai RMS harmonik V1 : Nilai RMS tegangan atau tegangan
dengan nilai RMS dasar (fundamental). Seperti harmonic dasar (fundamental).
persamaan (1) dan (2):

= ........................

(4)
Dimana THDi : Total Harmonic Distortion
pada arus
= 100 % Ih : Nilai RMS arus harmonik ke-h
Dimana :
...................(1)

IHDv = IHDv harmonik ke-h (h=2,3,5,) ...................(2)


Vh = Nilai RMS tegangan harmonik ke-h
Dimana IHDi = IHDi harmonik ke-h (h =
V1 = Nilai RMS tegangan atau tegangan 2,3,5,)
harmonic dasar (fundamental).

= 100 %
SINGUDA ENSIKOM VOL.13 NO.35/OKTOBER 2015
I1 : Nilai arus RMS atau arus harmonic dasar arus yang mengalir sebanding dengan
(fundamental). impedansi dan perubahan tegangan. Hal ini
menunjukan bahwa gelombang arus sebanding
c. Beban linier
dengan bentuk gelombang tegangan beban.
Beban linier adalah beban yang memberi
Hubungan ini diketahui sebagai hukum Ohm,
bentuk gelombang keluaran yang linier artinya
dapat dilihat pada persamaan (5):
( ) ( ) ................................. (5)
Ih = Nilai RMS arus harmonik ke-h
=

I1 = Nilai RMS arus atau arus harmonic dasar Ini kenapa gelombang tegangan dan arus di
(fundamental). rangkaian listik pada beban linier terlihat sama.
Jika sumber tegangan bersih maka gelombang
arus akan mirip dengan gelombang sumber
b. Total Harmonic Distortion (THD) tegangannya. Gambar 2 dan 3 merupakan
Total Hamonic Distortion (THD ) adalah rangkaian dan kurva pada beban
indeks yang menunjukkan total harmonisa dari
I(t)
i (t)

V(t)

V(t)

Gambar 2. Rangkaian beban linier


Gambar 5. Kurva pada beban nonlinier.

I(t) 2.2 Standar IEC 61000 3-2


International Electrotechnical Commission
(IEC) adalah suatu organisasi internasional
yang mengatur tentang standar kelayakan suatu
peralatan listrik. Harmonisa yang terlalu
V(t) melewati batas harmonisa yang diijinkan
sebaiknya direduksi ke bawah standar yang
Gambar 3. Kurva pada beban linier
Gambar 4. Rangkaian beban nonlinier
d. Beban non linier
Beban non linier adalah beban yang
menghasilkan bentuk gelombang arus yang
tidak sama dengan bentuk gelombang tegangan
(mengalami distorsi). Beban non linier
umumnya adalah peralatan elektronik yang
didalamnya terdapat komponen semi
konduktor, yang cara kerjanya sebagai saklar
yang berkerja pada setiap siklus gelombang
dari setiap sumber tegangan. Bentuk
gelombang yang dihasilkan oleh komponen
semi konduktor ini tidak menentu sesuai
dengan pengaturan dari komponen semi
konduktor itu sendiri dan perubahan bentuk
gelombang ini tidak terpengaruh oleh
perubahan dari sumber tegangannya. Proses
kerja ini menghasilkan bentuk gelombang yang
tidak sinusoidal. Dapat dilihat pada persamaan
(6):

( )= ( ) ...................................

(6)

Pada Gambar 4 dan 5 merupakan rangkaian


dan
kurva pada beban nonlinier.

i
(t)

V(t
)
ditetapkan tetapi tidak perlu
mengeliminasi semua harmonisnya.
International Electrotechnical Commission
(IEC) mengeluarkan standar yang
mengatur batasan harmonisa pada beban
kecil satu fasa
atau tiga fasa. Untuk beban tersebut digunakan
standar IEC 61000 3-2.
Pada standar IEC 61000 3-2, beban kecil
terbagi atas empat kelas yaitu kelas A, B, C
dan kelas D, dimana masing-masing kelas
mempunyai batasan harmonisa yang berbeda-
beda yang dijelaskan sebagai berikut [5]:

1. Kelas A
Kelas ini merupakan kelas yang meliputi
motor listrik dan semua peralatan yang arus
nya tidak lebih dari 16 ampere perfasanya.
Batasan harmonisanya hanya didefinisikan
untuk peralatan satu fasa (tegangan kerja
230V) dan tiga fasa (230//400V).

2. Kelas B
Kelas ini meliputi semua peralatan tool
portable dimana batasan arus harmonisanya
merupakan harga absolut maksimum
dengan waktu kerja yang singkat.

3. Kelas C
Pada kelas ini peralatan penerangan
dengan daya input aktifnya lebih besar dari
25 watt
termasuk didalamnya. Batasan arusnya
diekspresikan dalam bentuk persentase arus
fundamental.

4. Kelas D
Pada kelas ini semua jenis peralatan
listrik yang dayanya dibawah 600 watt
khususnya
personal komputer, TV, juicer/blender dll.
Batasan arusnya diekspresikan dalam bentuk 4. Analisa dan Pembahasan
mA/W dan dibatasi pada harga absolut. Tabel Adapun hasil dari pengukuran yang
dibawah ini menunjukan batasan harmonisa dilakukan terhadap beberapa merk juicer dapat
untuk kelas A dan kelas D dan penyearah daya dilihat dari Tabel 1:
100 watt. Untuk penyearah yang memiliki
distorsi arus gelombang yang tinggi dan Tabel 1. Data pengukuran dari beberapa merk
banyak digunakan secara bersamaan maka juicer
penyearah tersebut termasuk kelas D. Paramet
Satuan
Merk Juicer

Sementara untuk penyearah dengan arus er A B C D E


V V 225.04 230.2 222.39 224.4 223.1
terdistorsi termasuk katagori kelas A. I A 0.49 0.37 1.17 0.44 1.12
S VA 275.8 127.4 467.6 282.8 279.7
3. Metodologi Penelitian P Watt 260.9 73.2 324.2 278.3 168.2
Q VAR 89.2 104.2 349.4 50.2 223.4
Metodologi penelitian yang diterapkan pada PF - 0.95 0.57 0.68 0.98 0.60
pengukuran tingkat harmonisa pada beberapa merk Cos Phi - 0.96 0.62 0.99 1.00 0.67
juicer adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pengumpulan data tentang THDv % 2.3 2.2 2.1 2.2 2.3
harmonisa dan standar internasional yang
THDi % 18.8 36.3 16.1 19.7 43.8
mengatur tentang batasan-batasan nilai
harmonisa yang diizinkan. Freq Hz 50.11 50.12 50.3 50.15 50.04
2. Melakukan pengukuran tingkat harmonisa
pada beberapa merk juicer serta menganalisis
tingkat harmonisa nya seperti harmonisa arus Pengukuran yang dilakukan terhadap juicer
THDi, harmonisa tegangan THDv dll.
untuk mencari berapa besar tingkat
3. Diagram tahapan penelitian dapat dilihat pada
harmonisanya. Hasil pengukuran tersebut harus
Gambar 6:
memenuhi standar yang diizinkan dalam hal ini
standart IEC. Batasan arus harmonisa yang
Mulai diizinkan dengan menggunakan standar IEC
yaitu kelas D, dimana kelas D ini digunakan
untuk segala jenis peralatan yang dayanya
Pengum pulan dibawah 600 Watt khususnya personal
Data computer (PC), monitor, TV, mixer dan
termasuk di dalamnya juicer. Batasan arus nya
menggunakan bentuk mA/W.
Melakukan pengukuran harmonisa arus THDi
Harmonis a tegangan THDi, dan pengukuran Hasil pengukuran pada Tabel 1 masih
daya menunjukan bahwa batasan arus yang
digunakan masih dalam bentuk %. Oleh karena
itu, harus menggunakan bentuk mA/W. Dalam
perhitungan berikut ini dapat menunjukkan
Hasil Standar THD (% ) apakah arus harmonisa yang diukur melebihi
standar arus harmonisa yang diizinkan oleh
IEC
61000 3-2. Perhitungan ini diambil dari data
pengukuran yang dilakukan pada juicer A.
Analisa
Untuk mencari arus harmonisa dari hasil
pengukuran dapat dicari dengan menggunakan
rumus (7):
Kesim pulan dan S
P (% ) ........................ (7)
aran

Arus harmonisa ke 3 pada juicer dapat


dicari dengan menggunakan persamaan (7):
Selesai
1. Juicer A
Gambar 6. Diagram Tahapan Penelitian Diketahui bahwa:
P = 260W V = 220V

Cos = 0.96 Hn = 95.1%


maka arus harmonisa orde ke 3 dari hasil
maka arus harmonisa orde ke 3 dari hasil pengukuran juicer E adalah :
pengukuran juicer A adalah: P
(% ) . . (% )

260 (%
P . . .
. . (% )
.
) (% )

260
)
. (% .
. . ( )

. ( ) Sebagaimana hasil dari pengukuran tingkat


harmonisa pada beberapa merk juicer. Hasil
2. Juicer B dari pengukurannya dapat dilihat di Tabel 2, 3,
Diketahui bahwa: 4, 5 dan 6:
P = 73.2W V = 230 V Tabel 2. Klasifikasi arus harmonisa pengukuran
Cos = 0.62 Hn = 45.3% berdasarkan standar IEC 61000 3-2 kelas D pada
maka arus harmonisa orde ke 3 dari hasil juicer A.
Batasan Arus Arus
pengukuran juicer B adalah : Hamonisa Standar Hamonisa
Harmonisa
IEC 61000 3-2 Hasil Keterangan
ke n
P 73
(juicer 260W) Pengukuran
(% . (% ) (mA/W) (A) (A)
.
) Melebihi
3 3.4 0.884 1.174
standar
Dibawah
5 1.9 0.494 0.15
. (% ) . . standar
. Dibawah
7 1.0 0.260 0.101
standar
. ( ) Dibawah
9 0.5 0.130 0.114
standar
3. Juicer C 11 0.35 0.091 0.021
Dibawah
standar
Diketahui bahwa: Dibawah
P = 324.2W V = 224 13 0.296 0.076 0.013
standar
Cos = 0.99 Hn = 70.4% 15n39 3.85/n 1.0 0.043
Dibawah
standar
maka arus harmonisa orde ke 3 dari hasil
pengukuran juicer C adalah :

P . Setelah dilakukannya pengukuran pada juicer


(% ) A dapat dianalisa bahwa batasan arus
. (% )
.

. . harmonisa standar IEC 61000 3-2 dengan hasil


. (% )
. pengukuran terlihat bahwa harmonisa ke 3
.

melebihi standar yang diizinkan, sedangkan


. ( ) pada harmonisa berikutnya tidak melebihi
standar yang diizinkan oleh IEC.
4. Juicer D
Diketahui bahwa:
Tabel 3. Klasifikasi arus harmonisa
Batasan Arus Arus pengukuran
P = 278 W V = 224 V berdasarkanHamonisa
standar Standar
IEC 61000Hamonisa
3-2 kelas D pada
Harmonisa
Cos = 1.00 Hn = 64.8% ke n
IEC 61000 3-2 Hasil
juicer B. Pengukuran Keterangan
(juicer 260W)
maka arus harmonisa orde ke 3 dari hasil (mA/W) (A) (A)
pengukuran juicer D adalah : Dibawah
3 3.4 0.248 0.231
standar
Dibawah
5 1.9 0.138 0.026
standar
P
(% . (% ) Dibawah
) 7 1.0 0.073 0.025
standar
Dibawah
9 0.5 0.036 0.0097
standar
. (% ) . .
Dibawah
11 0.35 0.025 0.0056
standar
Dibawah
13 0.296 0.021 0.0025
standar
Dibawah
15n39 3.85/n 0.281 0.025
standar
. ( )

5. Juicer E
Diketahui bahwa:
P = 168 W V = 223 V
Cos = 0.67 Hn = 72.4%
Setelah dilakukannya pengukuran pada juicer Tabel 6. Klasifikasi arus harmonisa pengukuran
B dapat dianalisa bahwa batasan arus berdasarkan standar IEC 61000 3-2 kelas D pada
harmonisa standar IEC 61000 3-2 dengan hasil juicer E.
Batasan Arus Arus
pengukuran terlihat bahwa harmonisa ke 3 Hamonisa Standar Hamonisa
tidak melebihi standar yang diizinkan, begitu Harmonisa Keteranga
IEC 61000 3-2 Hasil
ke n n
juga dengan harmonisa selanjutnya. (juicer 168.2W) Pengukuran
(mA/W) (A) (A)
Tabel 4. Klasifikasi arus harmonisa pengukuran
Melebihi
berdasarkan standar IEC 61000 3-2 kelas D pada 3 3.4 0.571 0.831
standar
juicer C. Dibawah
5 1.9 0.319 0.08
standar
Batasan Arus Arus Dibawah
7 1.0 0.168 0.052
Hamonisa Standar Hamonisa standar
Harmonisa
IEC 61000 3-2 Hasil Keterangan Dibawah
ke n 9 0.5 0.087 0.053
(juicer 324.2W) Pengukuran standar
(mA/W) (A) (A) Dibawah
11 0.35 0.058 0.0089
Dibawah standar
3 3.4 1.102 1.038
standar Dibawah
13 0.296 0.049 0.0045
Dibawah standar
5 1.9 0.615 0.07
standar Dibawah
15n39 3.85/n 0.571 0.0067
Dibawah standar
7 1.0 0.324 0.033
standar Setelah dilakukannya pengukuran pada juicer E
Dibawah
9 0.5 0.162 0.036 dapat dianalisa bahwa batasan arus harmonisa
standar
Dibawah standar IEC 61000 3-2 dengan hasil pengukuran
11 0.35 0.113 0.017 terlihat bahwa harmonisa ke 3 melebihi standar
standar
13 0.296 0.095 0.022
Dibawah yang diizinkan, sedangkan pada harmonisa
standar berikutnya tidak melebihi standar yang diizinkan
Dibawah
15n39 3.85/n 1.248 0.001
standar
oleh IEC.

Setelah dilakukannya pengukuran pada juicer 5. Kesimpulan


C dapat dianalisa bahwa batasan arus Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan
dapat diambil kesimpulan :
harmonisa standar IEC 61000 3-2 dengan hasil
1. Ada beberapa juicer yang menghasilkan arus
pengukuran terlihat bahwa harmonisa ke 3 harmonisa lebih besar dari juicer lainnya,
tidak melebihi standar yang diizinkan, begitu sehingga juicer-juicer tersebut memiliki
juga dengan harmonisa selanjutnya. harmonisa yang melebihi standar yang
diizinkan oleh IEC 61000 3-2.
Tabel 5. Klasifikasi arus harmonisa pengukuran 2. Pada setiap juicer menghasilkan arus
berdasarkan standar IEC 61000 3-2 kelas D pada harmonisa yang berbeda-beda. Arus
juicer D. harmonisa orde ke-3 lebih besar dari arus
Batasan Arus Arus harmonisa orde ke-5, orde ke-7, orde ke-9 dan
Hamonisa Standar Hamonisa seterusnya.
Harmonisa
IEC 61000 3-2 Hasil Keterangan
ke n
(juicer 260W) Pengukuran
(mA/W) (A) (A) 6. Daftar Pustaka
Dibawah [1] Setiawan, Awan, Kajian Pengaruh
3 3.4 1.028 0.80
standar
Harmonisa Terhadap Sistem Tenaga
Dibawah
5 1.9 0.528 0.13 Listrik, Jurnal ELTEK, vol. 05, no. 2, pp.
standar
Dibawah 22-31, Oktober 2007.
7 1.0 0.270 0.121
standar [2] Mulyana, Elih, Pengukuran Harmonisa
Dibawah Tegangan dan Arus Listrik di Gedung
9 0.5 0.139 0.057
standar
Dibawah
Direktorat TIK Universitas Pendidikan
11 0.35 0.097 0.034
standar Indonesia, Universitas Pendidikan
Dibawah Indonesia.
13 0.296 0.082 0.014
standar [3] Dugan, Roger C. and Mcgranaghan, Mark
Dibawah F and Surya Santoso and Beaty Wayne. H,
15n39 3.85/n 1.07 0.009
standar
Electical Power System Quality, McGrow-
Setelah dilakukannya pengukuran pada juicer D hill Companies, 2004.
dapat dianalisa bahwa batasan arus harmonisa [4] Wakileh G.J, 2001, Power System
standar IEC 61000 3-2 dengan hasil pengukuran Harmonics: Fundamental, Analysis and
terlihat bahwa harmonisa ke 3 tidak melebihi Filter Design, Springer Velag Press.
standar yang diizinkan, begitu juga dengan [5] Abidin, Muhammad Nazaruddin Zainal,
harmonisa selanjutnya. IEC61000 3-2 Harmonics Standards
Overview, Scaffner EMC Inc, Edison, NJ,
USA.

Anda mungkin juga menyukai