Agama Katolik
Agama Katolik
AGAMA KATOLIK
Kenaikan Yesus Kristus adalah peristiwa yang terjadi 40 hari setelah
Kebangkitan Yesus, di mana disaksikan oleh murid-murid-Nya, Yesus Kristus
terangkat naik ke langit dan kemudian hilang dari pandangan setelah
tertutup awan, seperti yang dicatat dalam bagian Perjanjian Baru di Alkitab
Kristen. Peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke sorga, merupakan rangkaian
peristiwa yang tidak terpisahkan dari peristiwa-peristiwa sebelumnya;
kelahiran, kematian dan kebangkitan. Peristiwa-peristiwa ini ibarat mata
rantai yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain. Kelahiran
Tuhan Yesus di tengah-tengah dunia tidak akan ada gunanya jika Ia tidak
mengalami kematian. Demikian juga halnya dengan kematianNya, bahkan
yang turun ke dalam kerajaan maut itu, tidak akan berarti apa-apa ketika
Tuhan Yesus tidak pernah dibangkitkan dari antara orang mati. Kebangkitan
Tuhan Yesus dari antara orang pun tidak akan ada faedahnya jika Ia tidak
naik ke sorga. Dan masih ada satu peristiwa lagi yang tidak kalah pentingnya
dari ke empat peristiwa di atas dan harus di genapi yaitu tentang
kedatanganNya yang kedua kali. Jadi ada lima "K" yang harus di genapi
dalam diri Tuhan Yesus; Kelahiran, kematian, kebangkitan, kenaikan dan
kedatangan. Kenaikan Tuhan Yesus ke surga menjadi puncak pelayanan
Tuhan Yesus di bumi.
Kitab Kisah Para Rasul mencatat lebih detail mengenai percakapan antara
Yesus dan murid-murid-Nya menjelang kenaikan-Nya.[1] Para murid Yesus
digambarkan masih belum memahami benar arti seluruh peristiwa yang
mereka alami. Banyak dari mereka yang masih berharap bahwa Yesus akan
memulihkan kerajaan Daud yang runtuh sejak dikalahkan oleh Kerajaan
Babel.[2] Tetapi Yesus mempunyai misi lain yang bukan dari dunia. Ia
berpesan kepada murid-muridnya: "... kamu akan menjadi saksi-Ku di
Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."[3]
Dan sesudah meninggalkan pesan itu, dicatat bahwa Yesus terangkat ke
sorga, sambil disaksikan oleh murid-muridnya. Peristiwa itu membuat
mereka tercengang. Namun dua malaikat Tuhan menampakkan diri dan
mengingatkan mereka akan pesan yang telah diberikan Yesus kepada
mereka.
KEBANGKITAN
Mari kita mulai dengan mengemukakan bahwa kenyataan kenaikan ke Surga
tidak pernah akan dimengerti, bila keajaiban kebangkitan tidak diresapi. Bila
Surga adalah tujuan akhir kita (tempat di mana orang hidup dan sekali lagi
hidup), bagaimanakah tempat dengan kehidupan yang berbunga, ya,
kehidupan kekal dapat dicapai, jika kehidupan itu tidak dimulai dari dunia ini.
Dalam Yohanes 6:22-59. Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-
Nya mengenai roti kehidupan dan coba menjelaskan kepada mereka bahwa
Dialah Roti Hidup itu yang turun dari Surga. Bahwa mereka harus makan roti
itu jika mereka ingin memperoleh hidup yang kekal. Dalam pembahasan ini
Yesus secara berangsur-angsur beralih ke pembicaraan mengenai makan
daging-Nya dan minum darah-Nya, Barang siapa makan daging-Ku dan
minum darah-Ku, memperoleh hidup yang kekal.
Pada kesempatan inilah Tuhan menunjuk pada kenyataan kenaikanNya ke
Surga, pada waktu Ia berkata: kecil hatikah kamu karena kata-kata itu? Dan
bagaimanakah jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia
berada sebelumnya? Roh-lah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak
berguna.
Maukah mereka merasakan keindahan kenyataan Kenaikan, haruslah mereka
berada dalam roh Kebangkitan. Demikianlah kita melihat hubungan Kenaikan
ke Surga dan Kebangkitan erat sekali. Itu sebabnya kita berhenti sebentar
pada Kebangkitan. Empatpuluh hari lamanya Tuhan berada di dunia ini
setelah Ia bangkit dari kuburan. Angka 40 mempunyai arti kematian segala
daging (ingat akan kejadian air bah, waktu Musa berpuasa dan Yesus dicobai
di padang pasir).
Perjalanan keliling selama 40 hari Tuhan Yesus di dunia ini adalah untuk
meyakinkan murid-murid-Nya. Pikiran kedagingan tidak boleh mengurangi
kenyataan ini. Kekurangan iman murid-murid ini tidak boleh mengeruhkan
kebenaran ini. Kenyataan ini harus menjadi pegangan mereka yang telah
melihat Dia. Tuhan menyatakan diriNya di berbagai tempat dan pada
berbagai orang. Ia tidak dilihat oleh seseorang saja, tetapi kebangkitannya
disaksikan oleh lebih dari 500 orang menurut I Korintus 15:6, bukan sebagai
hantu. Tidak ada yang begitu nyata seperti kebangkitanNya. Empat puluh
hari diperlukan untuk meneguhkan kebenaran yang besar ini. Bukan saja
untuk meneguhkan, tetapi juga untuk memberi penghiburan kepada murid-
murid-Nya. Air mata dihapus, tidak terasa lagi sebagai suatu musibah bila
Yesus pergi, karena mereka teringat akan kata-kata Yesus: Adalah berguna
bagi kamu, bila Aku pergi, jika tidak, Penghibur (Roh Kudus) tidak akan
datang padamu. Anehnya, 40 hari lamanya tidak ada yang bersungut-
sungut, tidak ada ahli Torat atau orang Farisi yang menentang-Nya. Tidak
ada orang jahat yang melontari Dia dengan batu.
KENAIKAN KE SURGA
Lukas menceritakan kepada kita: Dia membawa mereka ke Betania dan
sambil mengangkat tanganNya, Ia memberkati mereka. Kedua bagian Alkitab
ini tidak bertentangan, karena tempat Yesus naik ke Surga adalah Bukit
Zaitun dari mana Betania dapat dilihat dan juga jalan ke Yerusalem. Suatu
pemandangan yang indah. Langit terbuka, rumah penuh kebahagiaan dan
jalan yang dijalani oleh Kristus, dengan kaki-kaki penuh berkat. Murid-murid
semuanya pergi mengikuti Dia dan banyak yang terheran-heran melihat
Pelepas yang tersalib, berjalan-jalan. Mereka melintasi sungai Kidron dan
langsung ke bukit Zaitun. Di sinilah terjadi apa yang belum pernah dilihat
mata mereka. Dia naik ke Surga sebagai Raja, berbeda dengan Elia, tiada
kereta berapi yang mengangkatNya, tidak ada malaikat, tetapi oleh kekuatan
Roh-Nya sendiri. Sekali lagi untuk yang terakhir kali segala mata
memandang sosok Ilahi, terpaku mereka memandang-Nya, sampai awan
menutup pandangan murid-murid-Nya.
Memaknai kenaikan Tuhan Yesus ke sorga, ada beberapa hal yang perlu kita
renungkan sebagai umatNya yang sudah di tebus antara lain:
Yohanes 14:2-3 Mengatakan "Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika
tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke
situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ
dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan
membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada,
kamupun berada".
Tempat yang di sediakn oleh Tuhan Yesus adalah suatu tempat yang riil,
nyata, bukanlah samar-samar . Sebab ada beberapa pandangan yang
berkata bahwa sorga adalah sikap pandang, suatu mimpi,
kebijaksanaan, suatu perasaan. Namun, Alkitab menyaksikan bahwa
Sorga adalah rumah yang akan kita tinggali dan sebagai kota yang kita diami
dan sifatnya permanen artinya selama-lamanya bukanlah beberapa tahun.