Anda di halaman 1dari 7

Monik Nomi Tussa Balsia

AGAMA KATOLIK
Kenaikan Yesus Kristus adalah peristiwa yang terjadi 40 hari setelah
Kebangkitan Yesus, di mana disaksikan oleh murid-murid-Nya, Yesus Kristus
terangkat naik ke langit dan kemudian hilang dari pandangan setelah
tertutup awan, seperti yang dicatat dalam bagian Perjanjian Baru di Alkitab
Kristen. Peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke sorga, merupakan rangkaian
peristiwa yang tidak terpisahkan dari peristiwa-peristiwa sebelumnya;
kelahiran, kematian dan kebangkitan. Peristiwa-peristiwa ini ibarat mata
rantai yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain. Kelahiran
Tuhan Yesus di tengah-tengah dunia tidak akan ada gunanya jika Ia tidak
mengalami kematian. Demikian juga halnya dengan kematianNya, bahkan
yang turun ke dalam kerajaan maut itu, tidak akan berarti apa-apa ketika
Tuhan Yesus tidak pernah dibangkitkan dari antara orang mati. Kebangkitan
Tuhan Yesus dari antara orang pun tidak akan ada faedahnya jika Ia tidak
naik ke sorga. Dan masih ada satu peristiwa lagi yang tidak kalah pentingnya
dari ke empat peristiwa di atas dan harus di genapi yaitu tentang
kedatanganNya yang kedua kali. Jadi ada lima "K" yang harus di genapi
dalam diri Tuhan Yesus; Kelahiran, kematian, kebangkitan, kenaikan dan
kedatangan. Kenaikan Tuhan Yesus ke surga menjadi puncak pelayanan
Tuhan Yesus di bumi.

Berbicara tentang kenaikan Tuhan Yesus ke sorga, Alkitab mencatat bahwa


sesudah kebangkitanNya dari antara orang mati, selama 40 hari Ia berulang
ulang kali menampakkan diri kepada murid-muridNya. Bahkan bukan hanya
sekedar menampakkan diri, tetapi juga berdialog dan makan bersama-sama
dengan mereka. Perbincangan antara Tuhan Yesus dengan murid-muridNya
berlanjut juga dalam perjalanan menuju bukit Zaitun dekat Betania. Tentunya
ada maksud Allah mengapa Tuhan Yesus harus menampakkan diri secara
berulang-ulang selama 40 hari.

Kitab Kisah Para Rasul mencatat lebih detail mengenai percakapan antara
Yesus dan murid-murid-Nya menjelang kenaikan-Nya.[1] Para murid Yesus
digambarkan masih belum memahami benar arti seluruh peristiwa yang
mereka alami. Banyak dari mereka yang masih berharap bahwa Yesus akan
memulihkan kerajaan Daud yang runtuh sejak dikalahkan oleh Kerajaan
Babel.[2] Tetapi Yesus mempunyai misi lain yang bukan dari dunia. Ia
berpesan kepada murid-muridnya: "... kamu akan menjadi saksi-Ku di
Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."[3]
Dan sesudah meninggalkan pesan itu, dicatat bahwa Yesus terangkat ke
sorga, sambil disaksikan oleh murid-muridnya. Peristiwa itu membuat
mereka tercengang. Namun dua malaikat Tuhan menampakkan diri dan
mengingatkan mereka akan pesan yang telah diberikan Yesus kepada
mereka.

KEBANGKITAN
Mari kita mulai dengan mengemukakan bahwa kenyataan kenaikan ke Surga
tidak pernah akan dimengerti, bila keajaiban kebangkitan tidak diresapi. Bila
Surga adalah tujuan akhir kita (tempat di mana orang hidup dan sekali lagi
hidup), bagaimanakah tempat dengan kehidupan yang berbunga, ya,
kehidupan kekal dapat dicapai, jika kehidupan itu tidak dimulai dari dunia ini.
Dalam Yohanes 6:22-59. Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-
Nya mengenai roti kehidupan dan coba menjelaskan kepada mereka bahwa
Dialah Roti Hidup itu yang turun dari Surga. Bahwa mereka harus makan roti
itu jika mereka ingin memperoleh hidup yang kekal. Dalam pembahasan ini
Yesus secara berangsur-angsur beralih ke pembicaraan mengenai makan
daging-Nya dan minum darah-Nya, Barang siapa makan daging-Ku dan
minum darah-Ku, memperoleh hidup yang kekal.
Pada kesempatan inilah Tuhan menunjuk pada kenyataan kenaikanNya ke
Surga, pada waktu Ia berkata: kecil hatikah kamu karena kata-kata itu? Dan
bagaimanakah jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia
berada sebelumnya? Roh-lah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak
berguna.
Maukah mereka merasakan keindahan kenyataan Kenaikan, haruslah mereka
berada dalam roh Kebangkitan. Demikianlah kita melihat hubungan Kenaikan
ke Surga dan Kebangkitan erat sekali. Itu sebabnya kita berhenti sebentar
pada Kebangkitan. Empatpuluh hari lamanya Tuhan berada di dunia ini
setelah Ia bangkit dari kuburan. Angka 40 mempunyai arti kematian segala
daging (ingat akan kejadian air bah, waktu Musa berpuasa dan Yesus dicobai
di padang pasir).
Perjalanan keliling selama 40 hari Tuhan Yesus di dunia ini adalah untuk
meyakinkan murid-murid-Nya. Pikiran kedagingan tidak boleh mengurangi
kenyataan ini. Kekurangan iman murid-murid ini tidak boleh mengeruhkan
kebenaran ini. Kenyataan ini harus menjadi pegangan mereka yang telah
melihat Dia. Tuhan menyatakan diriNya di berbagai tempat dan pada
berbagai orang. Ia tidak dilihat oleh seseorang saja, tetapi kebangkitannya
disaksikan oleh lebih dari 500 orang menurut I Korintus 15:6, bukan sebagai
hantu. Tidak ada yang begitu nyata seperti kebangkitanNya. Empat puluh
hari diperlukan untuk meneguhkan kebenaran yang besar ini. Bukan saja
untuk meneguhkan, tetapi juga untuk memberi penghiburan kepada murid-
murid-Nya. Air mata dihapus, tidak terasa lagi sebagai suatu musibah bila
Yesus pergi, karena mereka teringat akan kata-kata Yesus: Adalah berguna
bagi kamu, bila Aku pergi, jika tidak, Penghibur (Roh Kudus) tidak akan
datang padamu. Anehnya, 40 hari lamanya tidak ada yang bersungut-
sungut, tidak ada ahli Torat atau orang Farisi yang menentang-Nya. Tidak
ada orang jahat yang melontari Dia dengan batu.

KENAIKAN KE SURGA
Lukas menceritakan kepada kita: Dia membawa mereka ke Betania dan
sambil mengangkat tanganNya, Ia memberkati mereka. Kedua bagian Alkitab
ini tidak bertentangan, karena tempat Yesus naik ke Surga adalah Bukit
Zaitun dari mana Betania dapat dilihat dan juga jalan ke Yerusalem. Suatu
pemandangan yang indah. Langit terbuka, rumah penuh kebahagiaan dan
jalan yang dijalani oleh Kristus, dengan kaki-kaki penuh berkat. Murid-murid
semuanya pergi mengikuti Dia dan banyak yang terheran-heran melihat
Pelepas yang tersalib, berjalan-jalan. Mereka melintasi sungai Kidron dan
langsung ke bukit Zaitun. Di sinilah terjadi apa yang belum pernah dilihat
mata mereka. Dia naik ke Surga sebagai Raja, berbeda dengan Elia, tiada
kereta berapi yang mengangkatNya, tidak ada malaikat, tetapi oleh kekuatan
Roh-Nya sendiri. Sekali lagi untuk yang terakhir kali segala mata
memandang sosok Ilahi, terpaku mereka memandang-Nya, sampai awan
menutup pandangan murid-murid-Nya.

Memaknai kenaikan Tuhan Yesus ke sorga, ada beberapa hal yang perlu kita
renungkan sebagai umatNya yang sudah di tebus antara lain:

1. Kenaikan Tuhan Yesus bukanlah Mitos

Alkitab mencatat secara lengkap peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke sorga.


Kita mulai dari Injil Markus 16:19 mengatakan "Sesudah Tuhan Yesus
berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga". Sedangkan
Injil Lukas 24:51 mengatakan "Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia
berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga". Lebih detail lagi dapat kita
lihat dalam kitab Kisah Para Rasul 1:9 "Sesudah Ia mengatakan demikian,
terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari
pandangan mereka". Mari kita bedah ayat ini secara cermat. Dari ketiga
kutipan nats Alkitab di atas kita menermukan kata "mereka" berarti jamak,
lebih dari satu. Mari kita hitung-hitungan sebentar. Murid Tuhan Yesus ada 12
orang, penghianat satu orang, gantung diri lalu mati, tinggal 11 orang
ditambah lagi beberapa perempuan, serta maria, ibu Yesus, dan dengan
saudara-saudara Yesus (Kisah Para Rasul 1:14). Rasul Paulus mengatakan Ia
menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus (1 Korintus
15:6). Dengan kata lain saksi mata yang menyaksikan kenaikan Tuhan Yesus
ke sorga lebih dari ratusan orang. Saksi mata dalam sebuah peristiwa
sangatlah penting. Itu sebabnya dalam peradilan yang ada didunia ini pun
membutuhkan saksi mata untuk menguatkan suatu peristiwa ataupun
persidangan. Tempat kejadian perkata (TKP) yaitu Bukit Zaitun menjadi saksi
bisu terhadap kenaikanNya, dan murid-murid Tuhan Yesus, menjadi saksi
mata yang menyaksikan secara langsung peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke
sorga.

Dari fakta-fakta di atas, jelaslah bahwa pandangan yang mengatakan bahwa


para murid sedang berhalusinasi mengenai kenaikan Tuhan Yesus, bahkan
mengenai kebangkitanNya dari kematian. Hal mana ketika Tuhan Yesus mati
disalibkan maka para murid mengalami kesedihan dan traumatis yang amat
sangat. Sehingga para murid mencoba berhalusinasi guna menyemangati
diri mereka sendiri. Yang menjadi pertanyaan mungkinkah ratusan orang
sekaligus berhalusinasi? Disisi lain ada pandangan yang mengatakan bahwa
peristiwa kenaikan merupakan sebuah mitos. Tidak benar bahwa Ia bangkit
dari antara orang mati apalagi naik ke sorga. Kedua pandangan ini tidak
mempunyai dasar yang benar, sebab peristiwa kebangkitan dan kenaikan
Tuhan Yesus kesorga ada saksi mata yang menyaksikan peristiwa itu. Bahkan
antara pribadi yang mengalami kebangkitan dan kenaikan dengan mereka-
mereka yang menyaksikan kebangkitan dan kenaikan itu ada dialog yang
sangat intens diantara mereka

2. Kenaikan Tuhan Yesus Untuk Menyediakan Tempat

Yohanes 14:2-3 Mengatakan "Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika
tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke
situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ
dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan
membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada,
kamupun berada".

Kehadiran Tuhan Yesus di tengah-tengah dunia untuk menyelamatkan


manusia dari maut. "Sebab upah dosa ialah maut" (Roma6:23). Karya
keselamatan Allah yang dikerjakan di dalam Tuhan Yesus, merupakan karya
keselamatn yang holistik. Artinya Yesus bukan hanya sekedar
menyelamatkan manusia yang ditebusnya, tetapi juga menyediakan tempat
bagi mereka yang sudah diselamatkan itu. Tempat tinggal yang di sediakan
Tuhan Yesus dikatakan banyak. Tentunya sebanyak manusia yang
diselamatkan itu, sehingga tidak ada satu orang pun yang terbengkalai, yang
tidak kebagian tempat tinggal, itu cukup untuk setiap kita. Setelah Tuhan
Yesus menyedikan tempat itu, maka Ia akan kembali ke dunia dengan tujuan
untuk membawa setiap orang yang percaya kepadaNya, sehinga dimana
Yesus berada, orang-orang yang Dia selamatkan itu pun ada di sana. Ini janji
Tuhan Yesus kepada mereka, tentunya kepada kita juga, sehingga kita
semakin bersungguh-sungguh dalam memuji dan memuliakan namaNya
karena pengharapan kita tidak pernah sia-sia, sebab Dialah jaminan kita. Dia
yang telah datang dari sorga, Dia juga yang akan membawa kita kesana.
Hanya pribadi yang datang dari sorgalah yang mampu membawa manusia
ke sorga. "Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada
DIA yang telah turun dari sorga, yaitu ANAK MANUSIA" (Yohanes 3:13), . Kata
YESUS kepadanya: "AKUlah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada
seorangpun yang datang kepada BAPA, kalau tidak melalui AKU" (Yohanes
14:6). Dengan cara yang sederhana, YESUS menjelaskan bahwa DIA adalah
Jalan menuju kepada BAPA, menuju Sorga. Dan tanpa melalui YESUS, tidak
ada yang dapat mencapai Sorga. Jika YESUS tidak kembali ke Sorga, kita
tidak akan dapat masuk ke Sorga, sebab kita perlu Penuntun agar kita tidak
nyasar dalam perjalanan kita menuju Sorga. YESUS mampu menuntun kita
ke Sorga, Sehingga tidak mungkin kesasar apalagi tidak nyampe.

Tempat yang di sediakn oleh Tuhan Yesus adalah suatu tempat yang riil,
nyata, bukanlah samar-samar . Sebab ada beberapa pandangan yang
berkata bahwa sorga adalah sikap pandang, suatu mimpi,
kebijaksanaan, suatu perasaan. Namun, Alkitab menyaksikan bahwa
Sorga adalah rumah yang akan kita tinggali dan sebagai kota yang kita diami
dan sifatnya permanen artinya selama-lamanya bukanlah beberapa tahun.

Tentunya kita merindukan tempat itu. Harapan kita untuk bersama-sama


dengan Tuhan Yesus adalah sangat besar karena memang dunia ini bukanlah
tempat setiap manusia yang sudah ditebusNya. Tempat kita yang
sesungguhnya adalah rumah Bapa. Sebab di sini kita tidak mempunyai
tempat tinggal yang tetap; kita mencari kota yang akan datang(Ibrani13:14)

3. Kenaikan Tuhan Yesus Menunjukkan Betapa Pentinganya


Pekabaran Injil
Pekabaran Injil menjadi sentral pelayanan Tuhan Yesus selama berada di
dunia. Itu sebabnya sebelum Ia terangkat ke sorga, Tuhan Yesus berpesan
kepada para murid untuk memberitakan Injil. Perintah membertakan Injil itu
dapat kita lihat dalam; Markus 16:15 "Lalu Ia berkata kepada mereka:
"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk". Matius
28:19 "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus". Kisah Para Rasual 1:8
"Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu,
dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan
Samaria dan sampai ke ujung bumi:. Dari beberapa kutipan nats Alkitab
diatas, Tuhan Yesus SEBELUM kenaikanNya ke surga memberikan perintah
kepada para murid-muridNya agar menjadi saksiNya. Hal itu dimulai dari
tempat di mana mereka berada (Yerusalem), sampai ke ujung bumi. Dengan
demikian, tidak ada daerah atau kota di mana Injil tidak diberitakan. Jadi,
dari hal di atas kita melihat bahwa penginjilan bukan sesuatu yang boleh ada
atau tidak, pekabaran Injil bukanlah menjadi sebuah obsi pilihan mau atau
tidak mau. Tugas memberitakan Injil diberikan oleh Yesus sebagai sebuah
keharusan. Itu juga yang pernah ditegaskan oleh rasul besar bernama
Paulus. Celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil (1Kor.9:16b).

Perintah untuk mengabarkan Injil bukan disampaikan hanya kepada orang


tertentu. Artinya perintah itu menjadi tugas dan tanggung jawab semua
orang yang sudah diselamatkan oleh Tuhan Yesus. Untuk menjadi saksi tidak
ditujukan hanya untuk Pendeta, majelis gereja, ataupun para pelayan
Tuhan. Selanjutnya menjadi saksi atau pun memberitakan Injil itu tidak
harus membawa-bawa Alkitab kemana kita pergi.

Anda mungkin juga menyukai