Anda di halaman 1dari 8

Manajemen Konstruksi

KERUGIAN BIAYA SOSIAL AKIBAT DAMPAK PELAKSANAAN PROYEK


PEMERLIHARAN JALAN (STUDI KASUS : PROYEK PENINGKATAN JALAN
ARTERI PROVINSI BALI TAHUN 2012)
(256K)

Dewa Ketut Sudarsana1, Nyoman Swastika1

1
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana
Email : dksudarsana@gmail.com

ABSTRAK

Proyekproyek pemeliharaan jalan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan jalan dari tingkat
kurang mantap menjadi mantap. Namun pada masa pelaksanaan konstruksi pemeliharaan jalan ini,
terjadi dampak negatif yang merugikan pengguna jalan dan masyarakat sekitarnya. Dampak negatif
terjadi akibat terganggunya arus lalu lintas yang menimbulkan kerugian - kerugian pada pemakai
jalan berupa berkurangnya kenyamanan, bertambahnya waktu perjalanan dan bertambahnya biaya
operasi kendaraan, kerugian pelaku bisinis lokal, meningkatnya kebisingan dan polusi udara pada
masyarakat sekitarnya. Dampak kerugian ini dalam satuan moneter dikenal dengan biaya sosial
(social cost). Penelitian tentang kerugian biaya sosial akibat dampak pelaksanaan pemeliharaan jalan
di Indonesia belum banyak dilakukan, sehingga perlu dilakukan kajian.
Lingkup biaya sosial pada penelitian ini hanya memperhitungkan kerugian biaya pengguna jalan.
Kasus studi adalah proyek peningkatan jalan arteri Provinsi Bali tahun anggaran 2012. Metode
analisis untuk perhitungan biaya operasi kendaraan (BOK) menggunakan model Pacific Consultan
International (PCI) sedangkan nilai waktu menggunakan pendekatan metode produktivitas yang
menggunakan nilai rata-rata penghasilan atau product domestic regional bruto (PDRB) per kapita per
tahun..
Hasil penelitian mendapatkan, kerugian biaya sosial untuk pengguna jalan adalah sebesar Rp.
1.111.426.359 per hari, terdiri dari kerugian akibat BOK sebesar Rp. 845.547.607 per hari dan
kerugian biaya nilai waktu Rp. 265.878.752 per hari.

Kata Kunci : pemeliharaan jalan, dampak negatif, biaya sosial.

1. PENDAHULUAN

Proyek - proyek pemeliharaan jalan mempunyai tujuan utama meningkatkan mutu pelayanan jalan antara lain
dalam hal kenyamanan, menghemat waktu perjalanan, menghemat biaya operasi kendaraan bagi pemakai jalan
dan menurunkan tingkat kecelakaan. Proyek-proyek ini bisa mempunyai dampak eksternal berupa peningkatan
pendapatan komersial sepanjang sisi jalan, mengurangi dampak lingkungan pada masyarakat sekitarnya seperti
kebisingan dan polusi udara (Ossenbruggen - 1984).

Fenomena yang terjadi dalam masa konstruksi proyek adalah sebaliknya. Dampak negatif terjadi akibat
terganggunya arus lalu lintas yang menimbulkan kerugian - kerugian pada pemakai jalan berupa berkurangnya
kenyamanan, bertambahnya waktu perjalanan dan bertambahnya biaya operasi kendaraan, kerugian pelaku
bisinis lokal, meningkatnya kebisingan dan polusi udara pada masyarakat sekitarnya. Dampak kerugian ini
dalam satuan moneter dikenal dengan biaya sosial /social cos (Allouche E N et al, 2004).

Penelitian tentang kerugian biaya dampak pemeliharaan jalan di Indonesia belum banyak dilakukan, sehingga perlu
dilakukan kajian.

2. KAJIAN PUSTAKA
Biaya Sosial (Social Cost)
Selama masa pelaksanaan proyek konstruksi khususnya proyek jalan berdampak negatif pada masyarakat sekitar
lokasi proyek seperti tidak nyaman dan kerugian ekonomi. Kerugian ini kemudian dinyatakan dalam satuan

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)


Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 K - 259
Manajemen Konstruksi

moneter yang disebut biaya sosial (social cost). Biaya sosial bisa dalam bentuk kerugian pendapatan akibat
pelanggan yang menghindar karena kesulitan aksesbilitas, kerugian produktifitas akibat berkurangnya kemampuan
kinerja manusia, kehilangan waktu akibat tundaan lalu lintas, peningkatan penggunaan bahan bakar minyak dan
percepatan kerusakan jalan pengalihan.

Kajian Transportasi
Kajian transportasi pada dasarnya berisi tentang acuan dan pedoman dalam penyusunan rencana suatu proyek yang
akan dilaksanakan, sehingga menghasilkan suatu rencana yang baik. Dalam kajian ini, akan diperoleh besarnya nilai
kapasitas jalan, tingkat pelayanan jalan, kecepatan perjalanan, dan besarnya volume lalu lintas.

Arus dan Komposisi Lalu Lintas


Nilai arus lalu lintas (Q) mencerminkan komposisi lalu lintas, dengan menyatakan arus dalam satuan mobil
penumpang (smp). Semua nilai arus lalu lintas (per arah dan total) diubah menjadi satuan mobil penumpang (smp)
dengan menggunakan ekivalensi mobil penumpang (emp) yang diturunkan secara empiris untuk tipe kendaraan
berikut:
1) Kendaraan Ringan/Light Vehicle (LV) (meliputi kendaraan penumpang, minibus, truk pick-up, dan jeep)
2) Sepeda Motor/Motor Cycle (MC)
3) Kendaraan Berat/Heavy Vehicle (HV) (termasuk truk dan bus)
4) Kendaraan Menengah Berat/Medium Heavy Vehicle (MHV) (Truk 2 as dan Bus kecil)
5) Bus Besar/Large Buss (LB)
6) Truk Besar/Large Truck (LT) (Truk 3 as dan Truk kombinasi)
Untuk Kendaraan Ringan (LV), nilai emp selalu 1,0. Ekivalensi mobil penumpang (emp) untuk masing-masing tipe
jalan dan arus lalu lintas total yang disyaratkan dalam kend./jam.

Kecepatan Tempuh Kendaraan


Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) menggunakan kecepatan tempuh sebagai ukuran utama kinerja segmen
jalan. Kecepatan tempuh adalah kecepatan rata-rata ruang dari kendaraan ringan (LV) sepanjang segmen jalan.
Persamaan umum kecepatan adalah:

V=L/TT(km/jam). (1)
dimana:
V = Kecepatan rata-rata ruang LV (km/jam)
L = Panjang segmen (km)
TT = Waktu tempuh rata-rata LV sepanjang segmen (jam)

Nilai Waktu
Besarnya nilai waktu bagi pengguna jalan merupakan gambaran dari layanan konsumen yang diberikan oleh jalan
kepada pengguna jalan tersebut (LPKM-ITB, 1997). Sampai saat ini, belum didapatkan besaran nilai waktu yang
berlaku untuk Indonesia (Tamin,2000).

Salah satu cara untuk mengkuantifikasi nilai ini adalah dengan menggambarkan nilai waktu sebagai opportunity cost
yang dihasilkan akibat hilangnya kesempatan produktif akibat adanya kebutuhan perjalanan (bisnis atau bukan
bisnis). Beberapa studi terdahulu menyebutkan bahwa nilai waktu dicari dari survai yang mengestimasi kemauan
membayar (willingness to pay) pemakai jalan untuk waktu yang telah dihemat.

Menurut pedoman Bina Marga, Pd. T-18-2005-B, nilai waktu dapat ditetapkan dari hasil studi nilai waktu yang
menggunakan metode produktivitas, stated preference atau revealed reference. Metode produktivitas adalah metode
penetapan nilai waktu yang menggunakan nilai rata-rata penghasilan atau product domestic regional bruto (PDRB)
per kapita per tahun yang dikonversi ke dalam satuan nilai moneter per satuan waktu misalnya rupiah per jam.
Metode stated preference adalah nilai waktu yang diperoleh melalui wawancara individu untuk kondisi hipotetikal
tentang berbagai skenario waktu dan biaya perjalanan. Metode revealed preference adalah nilai waktu yang
diperoleh dari kenyataan pilihan perjalanan yang terjadi dan dikaitkan dengan biaya perjalanan yang ada.

Biaya Operasi Kendaraan (BOK)


Secara teoritis biaya operasi kendaraan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk kondisi dan jenis kendaraan,
lingkungan dan kebiasaaan mengemudi, serta kondisi jalan. Dalam prakteknya biaya tersebut diestimasi untuk
jenis-jenis kendaraan yang mewakili golongannya, dan dinyatakan dalam satuan bervariasi tergantung waktu dan
tempat. Perkembangan teknologi juga dapat membuat model estimasi yang (lama) pernah ada menjadi tidak relevan
dan tidak memberikan hasil prediksi yang teliti lagi pada saat ini.

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)


K - 260 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
Manajemen Konstruksi

Di Indonesia sudah terdapat beberapa model perhitungan BOK, khususnya yang dikembangkan untuk keperluan
sistem pengelolaan pemeliharaan jalan ataupun model-model BOK untuk keperluan studi kelayakan jalan. PT Jasa
Marga sebagai pengelola jalan bebas hambatan di Indonesia hingga saat ini menggunakan model yang pernah dibuat
oleh Pasific Consultant International (PCI) pada tahun 1979, yang pada waktu itu dikembangkan dalam rangka
studi kelayakan jalan bebas hambatan intra urban di Jakarta. Secara umum komponen biaya operasi kendaraan
terdiri dari: (1) Pemakaian bahan bakar; (2) Pemakaian minyak pelumas (oli); (3) Pemakaian ban; (4) Perbaikan dan
pemeliharaan kendaraan ; (5) Depresiasi kendaraan; Bungamodal dan (6) Asuransi. Berikut adalah formulasi dari
komponen BOK untuk jala arteri.

Pemakaian Bahan Bakar


Pemakaian bahan bakar untuk perhitungan BOK dihitung dengan menggunakan persamaan-persamaan berikut ini:
a. Kendaraan Ringan : Y = 0,05693. S2 6,42593. S + 269,18576.. (2)
b. Bus : Y = 0,21692. S2 24,15490. S + 954,78624.. (3)
c. Truk : Y = 0,21557. S2 24,17699. S + 947,80862.. (4)
dimana:
Y = Pemakaian bahan bakar (liter/1000 km)
S = Running Speed/kecepatan berjalan (km/jam)

Pemakaian Minyak Pelumas (Oli)


Pemakaian Minyak Pelumas/oli pada jalan arteri dan jalan tol dihitung dengan mengambil rasio pemakaian yang
sama dengan untuk pemakaian bahan bakar, dengan persamaan sebagai berikut:
a. Kendaraan Ringan: Y = 0,00037. S2 0,04070. S + 2,20403.. (5)
b. Bus : Y = 0,00209. S2 0,24413. S + 13,29445.. (6)
c. Truk : Y = 0,00186. S2 0,22035. S + 12,06436.. (7)
dimana:
Y = Pemakaian minyak pelumas (liter/1000 km)
S = Running Speed/kecepatan berjalan (km/jam)

Pemakaian Ban
Pemakaian Ban untuk perhitungan BOK pada jalan dihitung dengan menggunakan persamaan-persamaan berikut
ini:
a. Kendaraan Ringan : Y = 0,0008848 S 0,0045333 (8)
b. Bus : Y = 0,0012356 S 0,00064667 (9)
c. Truk : Y = 0,0015553 S 0,0059333 (10)
dimana:
Y = Pemakaian ban per 1000 km
S = Running Speed/kecepatan berjalan (km/jam)

Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan terdiri dari biaya suku cadang dan upah montir/tenaga kerja yang berlaku untuk perhitungan
BOK pada jalan tol maupun jalan arteri, sedangkan persamaannya sebagai berikut:
 Suku Cadang
a. Kendaraan Ringan : Y = 0,0000064 S + 0,0005567 (11)
b. Bus : Y = 0,0000332 S + 0,00020891 (12)
c. Truk : Y = 0,0000191 S + 0,00015400 (13)
dimana:
Y = Pemeliharaan suku cadang per 1000 km
S = Running Speed/kecepatan berjalan (km/jam)

 Montir
b. Kendaraan Ringan : Y = 0,00362 S + 0,36267 (14)
a. Bus : Y = 0,02311 S + 1,97733 (15)
b. Truk : Y = 0,01511 S + 1,21200 (16)
dimana:
Y = Jam montir per 1000 km
S = Running Speed/kecepatan berjalan (km/jam)

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)


Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 K - 261
Manajemen Konstruksi

Biaya Penyusutan (Depresiasi)


Secara umum biaya depresiasi kendaraan diperhitungkan dari nilai ekonomi dari kendaraan, total jarak tempuh
selama umur pakai kendaraan, jarak tempuh tahunan dan kecepatan gerak rata-rata.
1
a. Kendaraan Ringan : Y (17)
2,5.S  100
1
b. Bus : Y (18)
9,0.S  315
1
c. Truk : Y (19)
6,0.S  210
dimana:
Y = Depresiasi per 1000 km
S = Running Speed/kecepatan berjalan (km/jam)

Persamaan Bunga Modal


Persamaan biaya bunga modal berlaku untuk perhitungan BOK pada jalan tol besarnya berbanding terbalik dengan
kecepatan kendaraan.
150
a. Kendaraan Ringan : Y (20)
500.S
150
b. Bus : Y (21)
2571,42857.S
150
c. Truk : Y (22)
1714,28571.S
dimana:
Y= Biaya bunga modal per kendaraan per 1000 km ( sama dengan nilai penyusutan kendaraan)
S= Running Speed/kecepatan berjalan (km/jam)

Biaya Asuransi
Komponen biaya asuransi pada penghitungan BOK model PCI berlaku pada jalan tol maupun jalan arteri. Asuransi
diasumsikan sebesar 3,8% per tahun. Biaya asuransi dalam hubungannya dengan kecepatan dihitung dengan cara
yang sama seperti pada perhitungan biaya bunga modal, dengan jarak tempuh tahunan. Untuk sepeda motor,
besarnya biaya asuransi tidak diperhitungkan.
38
a. Kendaraan Ringan : Y (24)
500.S
60
b. Bus : Y (25)
2571,42857.S
61
c. Truk : Y (26)
1714,28571.S
dimana:
Y = Asuransi per 1000 km
S = Running Speed/kecepatan berjalan (km/jam)

Analisa BOK Sepeda Motor


Perhitungan BOK sepeda motor digunakan model hasil studi yang pernah dilakukan di Bali yaitu PTS-BUIP/Public
Transport Study Bali Urban Infrastructur Project, 1999 (Suryaningsih,2010). Model yang digunakan khusus untuk
sepeda motor adalah;

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)


K - 262 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
Manajemen Konstruksi

VOC = a + b/V + c V2 ......................................................... (27)


Keterangan :
VOC = biaya operasi kendaraan (Rp./km)
a = konstanta (Rp./km) yang dipengaruhi oleh bahan bakar, oli, ban, pemeliharaan dan depresiasi, untuk sepeda
motor = 24
V = kecepatan rata-rata (km/jam)
b, c = koefisien, untuk sepeda motor dengan nilai b = 596 dan c = 0.0037

3. METODE PENELITIAN

Metoda yang dipergunakan adalah metoda deskriptif dengan memaparkan kasus-kasus dan ditunjang kajian
pustaka. Studi kasus penelitian ini adalah proyek pemeliharaan jalan arteri tahun anggaran 2012, sebanyak 10
paket ruas jalan.

Data yang dikumpulkan pada masing-masing ruas jalan adalah data volume kendaraan dan kecepatan tempuh
kendaraan, pola penutupan lajur jalan, perubahan dimensi geomertik jalan akibat pengaturan lajur, kondisi
lingkungan jalan dan jumlah penduduk.

Langkah analisis dalam memformulasikan kerugian biaya dampak negatif berupa kerugian biaya soaial masa
pemeliharaan jalan adalah:
1) Menghitung kinerja lalu lintas pra konstruksi yaitu kecepatan kendaraan dan waktu tempuhnya
2) Menghitung perubahan kinerja lalu lintas masa konstruksi yaitu kecepan dan waktu tempuh kendaraan
akibat pelaksanaan pemeliharaan jalan.
3) Menghitung BOK pra- konstruksi dan masa konstruksi
4) Menghitung kerugian biaya akibat peningkatan BOK dan kerugian nilai waktu barang/komoditas dan
pengendara/penumpang.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Kasus yang distudi dalam penelitian ini adalah proyek pemeliharaan /peningkatan jalan nasional/arteri tahun
anggaran 2012, di provinsi Bali, sebanyak 10 proyek dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1 Kasus Ruas Proyek Jalan yang distudi


No
No Nama Ruas Jalan Panjang (km)
Ruas
1 Gilimanuk -Cekik 001 3.04
2 Cekik-Bts Kota Negara 002 6.00
3 Bts Kota Negara-Pekutatan 003 12.50
4 Pekutatan-Antosari 004 11.65
5 Sp.Cokroaminoto-Sp. Tohpati 020.11 5.36
6 Cekik - Seririt 031 8.30
7 Jln A.Yani-Jln S. Parman (Seririt) 031.11 0.74
8 Seririt-Bts Kota Singaraja 032 4.89
9 Km.124 DPS (Bon Dalem-Btas Karangasem 035 13.90
10 Antosari -Bts Kota Tabanan 005 1.90
Sumber: Sudarsana DK & Swastika N, 2012

Volume lalu lintas harian (LHR) dari masing-masing ruas jalan proyek dengan berbagai golongan kendaraan
disajikan pada Tabel 2.

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)


Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 K - 263
Manajemen Konstruksi

Tabel 2 LHR pada masing- masing Ruas Proyek Jalan


Jumlah kendaraan (kend/hari)
No No.Ruas
MC Gol. I Gol. IIA Gol.IIB
1 001 5,982 9,267 393 4,245
2 002 13,588 41,550 1,446 9,806
3 003 6,431 27,833 1,560 11,365
4 004 9,834 33,169 654 8,406
5 020.11 13,818 241,974 804 6,952
6 031 958 27,053 290 2,451
7 031.11 2,334 52,559 98 855
8 032 39,369 56,411 384 3,254
9 035 270 18,410 140 1,220
10 005 9,841 39,526 438 4,971
Sumber: Sudarsana DK & Swastika N, 2012

Data kecepatan kendaraan kondisi pra konstruksi (Vp) dan masa konstruksi (Vm) masing- masing ruas jalan
disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Kecepatan Kendaraan Kondisi Pra Konstruksi (Vp)


dan masa konstruksi (Vm)
Vp Vm
No No Ruas
(km/jam) (km/jam)
1 001 22.56 18.05
2 002 41.18 24.71
3 003 41.87 25.12
4 004 32.59 19.55
5 020.11 21.96 13.17
6 031 32.35 25.88
7 031.11 28.69 22.95
8 032 39.89 23.94
9 035 33.97 27.17
10 005 32.29 19.37
Sumber: Sudarsana DK & Swastika N, 2012

Waktu tempuh perjalanan saat pra konstruksi (Tp) dan saat masa konstruksi (Tm) disajikan pada Tabel 4. Waktu
tempuh ini dihitung dari hasil bagi antara panjang ruas jalan (km) pada Tabel 1 dibagi dengan kecepatan kendaraan
pada Tabel 3. Waktu

Tabel 4 Waktu Tempuh Perjalanan Pra Konstruksi (Tp)


dan Masa Konstruksi (Tm )
Panjang Tp Tm
No No Ruas
(km) (km/jam) (km/jam)
1 001 3.04 0.13 0.17
2 002 6.00 0.15 0.24
3 003 12.50 0.30 0.50
4 004 11.65 0.36 0.60
5 020.11 5.36 0.24 0.41
6 031 8.30 0.26 0.32
7 031.11 0.74 0.03 0.03
8 032 4.89 0.12 0.20
9 035 13.90 0.41 0.51
10 005 1.90 0.06 0.10
Sumber: Sudarsana DK & Swastika N, 2012

Kerugian biaya sosial untuk 10 ruas jalan yang distudi yang diperhitungkan pada penelitian ini adalah dampak
terkait pengguna jalan. Akibat adanya pelaksanaan pemeliharaan jalan, pengguna jalan menderita kerugian yang
disebut kerugian biaya pengguna jalan. Kerugian biaya pengguna jalan ini terdiri dari kerugian BOK dan kerugian
nilai waktu. Kerugian BOK dihitung dari peningkatan biaya operasi kendaraan akibat penurunan kecepatan
kendaraan dari masa pra konstruksi ke masa konstruksi. Sedangkan kerugian biaya nilai waktu dihitung akibat
bertambahnya waktu tempuh perjalanan pada masa konstruksi dibandingkan dengan masa pra konstruksi. Hasil

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)


K - 264 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
Manajemen Konstruksi

analisis kerugian biaya sosial berupa kerugian pengguna jalan yang terdiri dari kerugian BOK dan kerugian nilai
waktu untuk masing-masing ruas proyek pemeliharaan jalan disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Kerugian Biaya Sosial Berupa Kerugian Biaya Pengguna Jalan

No Panjang Kerugian Biaya Pengguna Jalan (Rp) per hari


No
Ruas (km) BOK Nilai waktu Total
1 001 3.04 3,401,954 12,316,396 15,718,350
2 002 6.00 35,520,262 160,058,472 195,578,735
3 003 12.50 55,479,085 261,471,248 316,950,333
4 004 11.65 4,238,942 17,988,028 22,226,969
5 020.11 5.36 118,841,489 160,738,029 279,579,518
6 031 8.30 4,728,440 20,784,306 25,512,745
7 031.11 0.74 11,282,138 60,251,832 71,533,970
8 032 4.89 2,002,055 6,981,169 8,983,224
9 035 13.90 18,650,447 81,468,657 100,119,103
10 005 1.90 11,733,940 63,489,471 75,223,411
Jumlah 265,878,752 845,547,608 1,111,426,358
Sumber: Sudarsana DK & Swastika N, 2012
Pada Tabel 5, dapat dilihat kerugian biaya sosial berupa kerugian biaya pengguna jalan yang timbul perhari
diprediksi sebesar Rp. 1.111.426.358/hari. Kerugian ini terdiri dari kerugian berupa kerugian BOK sebesar Rp.
845.547.608/hari dan kerugian nilai waktu sebesar Rp. 265.878.752/hari.

5. KESIMPULAN
Hasil pembahasan kerugian biaya sosial akibat dampak masa pemeliharaan peningkatan jalan arteri di Provinsi Bali
pada tahun anggaran 2012, kerugian biaya sosial yang terjadi diprediksi sebesar Rp.1.111.426.359/hari. Biaya sosial
ini hanya berupa kerugian biaya pengguna jalan. Kerugian biaya pengguna jalan ini terdiri dari kerugian biaya nilai
waktu Rp. 265.878.752/hari dan kerugian BOK Rp. 845.547.609

DAFTAR PUSTAKA

Allouche Erez N., Gilcrist Andrew. 2004. Quantifying Construction Realated Social Costs, North American Society
for Trenchless Technology (NASTT), New Orleans,Lusiana
Anonim. 1999. Pedoman Pengumpulan Data Lalu Lintas Jalan. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Departemen Perhubungan Republik Indonesia
Anonim. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan angkutan
Jalan Umum. Dewan Perwalikan Rakyat Republik Indonesia
Departemen Perhubungan. 2004. Undang-undang No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan, Pustaka Widyatama,
Yogyakarta.
Departemen Pekerjaan Umum. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Direktorat Jendral Bina Marga,
Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum. 2005. Pedoman Perhitungan Besaran Biaya Kecelakaan Lalu Lintas Dengan
Menggunakan Metoda The Gross Output (Human Capital) Nomor : Pd.T-02-2005-B, Puslitbang Prasarana
Transportasi, Jakarta
Departemen Pekerjaan Umum. 2005. Pedoman Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan, Nomor : Pd.T-15-2005-B,
Puslitbang Prasarana Transportasi, Jakarta
Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Propinsi Jawa Timur. 2005, Studi Biaya Operasional Kendaraan Bermotor,
Surabaya
Jagatmaya, I N. 2011, Penyusunan Basis Data Jalan Nasional Berbasis Sistem Informasi Geografis, Tesis, PPS
Teknik Sipil Universitas Udayana, Denpasar.
Kadoatie, R.J. 1995. Analisis Ekonomi Teknik, Andi Offset, Yogyakarta.
LPKM-ITB. 1997. Modul Pelatihan, Metode Survey Lalu Lintas dan Transportasi , Lembaga Pengabdian kepada
Masyarakat ITB bekerjasama dengan Kelompok Bidang Keahlian Rekayasa Transportasi Jurusan Teknik Sipil
ITB, Bandung.

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)


Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 K - 265
Manajemen Konstruksi

LPKM-ITB. 1997. Modul Pelatihan, Studi Kelayakan Proyek Transportasi, Lembaga Pengabdian kepada
Masyarakat ITB bekerjasama dengan Kelompok Bidang Keahlian Rekayasa Transportasi Jurusan Teknik Sipil
ITB, Bandung.
Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri. 1996. Laporan Kemajuan Studi Pekerjaan Perhitungan Biaya Operasi
Kendaraan (BOK), PT Jasa Marga (PERSERO), ITB, Bandung.
Pem. Prop. Bali, Badan Pusat Statistik 2011. Bali Dalam Angka 2011, Bali.
Suryaningsih, I.G.A. 2010. Kajian Ekonomi Relokasi Jalan dan Jembatan pada Ruas Jalan Tabanan-Antosari, Tesis,
PPS Teknik Sipil Universitas Udayana, Denpasar.
Sudarsana DK & Swastika N, 2012, Analisis Kerugian Biaya Dampak Masa Rekonstruksi Jalan Arteri di Propinsi
Bali, Laporan Hibah Penelitian Ketekniksipilan, Universitas Udayana, Bali
Sudarsana DK, 2013, Model Kerugian Pengguna Jalan pada Proyek Rekonstruksi Jalan, Proposal Disertasi
Program Doktor Teknik Sipil, PMD, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang
Tamin, O.Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB, Bandung.

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)


K - 266 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

Anda mungkin juga menyukai