Panduan Penilaian
AMDAL atau UKL/UPL untuk Kegiatan
Pembangunan PLTU Batubara
Disusun Oleh:
Asisten Deputi Urusan Pengkajian Dampak Lingkungan
Deputi MENLH Bidang Tata Lingkungan
Kementrian Negara Lingkungan Hidup
2007
GHSDQSGI 30
PENGARAH
Puji dan Syukur ke hadirat Allah SWT atas
Hermien Roosita limpahan rahmat dan karunia-Nya,
Asisten Deputi Urusan Pengkajian Dampak Lingkungan
sehingga buku panduan penilaian AMDAL
atau UKL-UPL untuk kegiatan pembangunan
EDITOR PLTU batubara ini dapat tersusun dengan
bekerjasama dengan GTZ. Buku panduan ini
Sri Wahyuni Herly
berisi tentang hal-hal yang yang perlu
Kabid Pengembangan Asdep Urusan Pengkajian
Dampak Lingkungan diperhatikan dalam melakukan penilaian
dokumen AMDAL atau UKL-UPL kegiatan
Ary Sudijanto pembangunan PLTU batubara. Penyusunan
Kabid Penyelenggaraan Asdep Urusan Pengkajian
buku panduan ini ditujukan untuk
Dampak Lingkungan
mempermudah anggota Komisi Penilai
Dadang Purnama AMDAL atau UKL-UPL dalam melakukan
Kabid Evaluasi dan Tindak Lanjut Asdep Urusan proses penilaian.
Pengkajian Dampak Lingkungan
Disclaimer
GHSDQSGI 30
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
DESKRIPSI KEGIATAN............................................................................................................ 2
1. Identitas Pemrakarsa ...................................................................................................... 2
2. Pelaksanaan Proyek......................................................................................................... 2
3. Lokasi Kegiatan ............................................................................................................... 2
4. Deskripsi Bahan Bakar ..................................................................................................... 2
5. Deskripsi Pembangkit ...................................................................................................... 3
6. Deskripsi Kebutuhan Air .................................................................................................. 4
7. Deskripsi Transmisi (bila jadi satu) ................................................................................. 4
8. Deskripsi Sistem Tanggap Darurat ................................................................................... 5
9. Peralatan dan Bahan Bangunan ....................................................................................... 5
10. Fasilitas Pendukung ......................................................................................................... 5
11. Tenaga Kerja.................................................................................................................... 5
PENUTUP ................................................................................................................................ 13
GHSDQSGI 30
LEMBAR INI SENGAJA DIKOSONGKAN
GHSDQSGI 30
Panduan Penilaian AMDAL Atau UKL/UPL Untuk Kegiatan Pembangunan PLTU Batubara
Dalam rangka mengatasi krisis energi di lebih rendah dibandingkan sistim pembangkit
Indonesia, melalui Peraturan Presiden RI listrik yang lain. Namun di sisi lain, PLTU
Nomor 71 Tahun 2006, pemerintah telah batubara melepaskan gas-gas polutan
mencanangkan diversifikasi energi khususnya berbahaya ke udara, seperti gas oksida
untuk pembangkit tenaga listrik ke bahan nitrogen (NOx) dan oksida sulfur (SOx) yang
bakar non minyak yaitu dengan melakukan berasal dari proses pembakaran batubara.
percepatan pembangunan pembangkit tenaga Kedua gas tersebut di udara akan berubah
listrik yang menggunakan batubara dan telah menjadi asam nitrat dan asam sulfat yang
siap beroperasi pada tahun 2009. PLTU merupakan senyawa utama penyebab
batubara yang akan dibangun berjumlah 80 terjadinya hujan asam.
unit (20 unit di Jawa-Bali, dan 60 unit di luar
Mengingat potensi dampak lingkungan yang
Jawa-Bali) dengan total daya mencapai
timbul dari kegiatan ini, maka sebagai upaya
10.000 MW tersebar di 23 provinsi.
dalam melakukan pengendalian dampak
Meskipun batubara adalah sumber energi tak lingkungan, baik pada saat pra konstruksi,
terbarukan, namun hasil penelitian konstruksi, dan operasi PLTU Batubara
menunjukkan bahwa cadangan batubara di tersebut, diperlukan perencanaan
dunia saat ini masih sangat melimpah. Pada pengelolaan dan pemantauan lingkungan
tahun 1990 jumlah cadangan batubara dunia yang dapat dipertanggungjawabkan dalam
diperkirakan mencapai 1.079 milyar ton dan dokumen pengelolaan lingkungan (dokumen
masih dapat diandalkan sebagai sumber AMDAL maupun UKL/UPL).
energi dunia hingga lebih dari 230 tahun,
Dari 80 unit PLTU Batubara yang akan
bahkan diperkirakan dapat mencapai hingga
dibangun, 30 unit PLTU Batubara merupakan
300 tahun mendatang. Apabila dibandingkan
kegiatan yang wajib menyusun dokumen
dengan minyak bumi, diperkirakan cadangan
AMDAL, sedangkan 50 unit PLTU Batubara
di dunia hanya tinggal 20-30 tahun lagi
wajib menyusun UKL/UPL. Sebagai salah satu
(Indonesia hanya memiliki cadangan kurang
acuan dalam melakukan penilaian dokumen
dari 20 tahun). Di Indonesia sendiri,
pengelolaan lingkungan, Kementerian Negara
berdasarkan data pada PT. Tambang
Lingkungan Hidup menerbitkan Panduan
Batubara Bukit Asam, hingga tahun 1991
Penilaian AMDAL atau UKL/UPL untuk
jumlah batubara yang ditambang baru
kegiatan pembangunan PLTU Batubara.
sebesar 14.478 ribu ton, dari total cadangan
Diharapkan, panduan ini akan dapat
yang diperkirakan sebesar 34 milyar ton.
bermanfaat bagi anggota Komisi Penilai
Pembangkit Listrik Tenaga Uap berbahan AMDAL dan instansi yang mengawasi
bakar batubara (PLTU batubara) memiliki dua pelaksanaan AMDAL dan UKL-UPL sebagai
kelebihan yang saling berlawanan. Di satu gambaran proses pembangunan PLTU
sisi, PLTU batubara sangat ekonomis, karena Batubara.
mampu memproduksi listrik dengan biaya
operasional paling murah dibandingkan sistim z
pembangkit listrik lainnya, kurang lebih 30%
DSGI 30
Dalam setiap pembangunan PLTU Batubara, disertakan Peraturan Daerah yang mengatur
deskripsi kegiatan yang akan dilakukan harus tata ruang tersebut;
jelas dan harus mencakup antara lain:
Kondisi ekosistem setempat (rawa, tanah
mineral, gambut, sawah, pesisir, DAS,
1. IDENTITAS PEMRAKARSA
Estuaria, dll).
Terdapat penjelasan tentang nama dan Penjelasan umum tentang lokasi tersebut
alamat pemrakarsa, struktur organisasi, apakah membutuhkan kegiatan pemadatan
penanggungjawab proyek dan bagian yang atau pengurugan, datar atau berbukit
bertanggungjawab terhadap pengelolaan (apakah akan dilakukan kegiatan cut and
lingkungan. fill?), kemungkinan dilakukan reklamasi, dan
kemungkinan relokasi penduduk.
2. PELAKSANAAN PROYEK
4.DESKRIPSI BAHAN BAKAR
Terdapat penjelasan tentang jadwal waktu
pelaksanaan setiap tahapan proyek Dalam pembangunan PLTU Batubara, yang
(prakonstruksi, konstruksi, operasi dan pasca pertama harus diketahui adalah kisaran
operasi). kualitas batubara yang akan digunakan dan
jaminan suplai yang kontinyu, karena akan
3. LOKASI KEGIATAN digunakan sebagai dasar dalam penetapan
teknologi yang akan digunakan dan akan
Terdapat informasi spesifik mengenai lokasi mempengaruhi performa limbah yang akan
kegiatan termasuk di dalamnya: dihasilkan. Hal ini disebabkan bahan bakar
adalah adalah sumber utama terjadinya
x Nama desa, kecamatan, kabupaten,
pencemaran lingkungan, sehingga apabila
provinsi, luas lahan yang akan digunakan
kualitasnya tidak dapat diprediksi dari awal,
harus jelas dan sebaiknya dilengkapi dengan
maka limbah yang ditimbulkan akan sulit
letak geografis (koordinat);
diprediksi. Secara lebih jelas, deskripsi bahan
Luas area yang dibutuhkan mencakup bakar tersebut harus mencakup beberapa hal
deskripsi layout proyek; di bawah ini:
Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Bahan bakar yang digunakan, hanya
Wilayah (sesuai dengan RTRW Nasional, menggunakan batubara atau dicampur
Provinsi, dan Kabupaten/Kota), harus dengan bahan bakar minyak. Terdapat
DSGI 30
Panduan Penilaian AMDAL Atau UKL/UPL Untuk Kegiatan Pembangunan PLTU Batubara
penjelasan rinci mengenai sifat fisika dan Penjelasan tentang karakteristik boiler,
kimianya, misal: terdapat penjelasan tentang rancangan boiler
Mesh/ size distribution; untuk (single fuel atau dual fuel) kapasitas
Heating value (HHV), nilai heating dan parameter utama (Satuan, BMCR, BECR)
rata-rata batubara yang baik adalah
3700-4500 kkal/kg; untuk continous rating, superheater outlet
Kandungan abu x%-y% (AR dry base); steam pressure, superheater outlet steam
Kandungan S z%-q% (AR dry base); temperature, reheater steam flow, reheater
Analisis proximate secara lengkap; inlet steam pressure, reheater outlet steam
Kandungan N;
pressure, reheater inlet steam temperature,
dll.
reheater outlet steam temperature, economic
Neraca Massa, mencantumkan neraca inlet feedwater temperature;
massa yang komprehensif yang mencakup
kebutuhan batubara (coal consumpsion) per Penjelasan tentang kinerja boiler
satuan waktu (x ton/jam), Dasar perhitungan (satuan, BMCR), termasuk di dalamnya
kebutuhan batubara (harus dijelaskan secara dicantumkan informasi mengenai thermal
rinci) serta besaran buangan yang efficiency, furnace volume heat release rate,
dihasilkan, kisaran kualitas batubara yang furnace plant heat release rate, EPRS heat
dapat diterima dalam sistem, dan dasar release rate, burner zones heat release rate,
pemilihan kisaran tersebut; hot primary air temperature at air preheater
outlet, hot secondary air temperature at air
Coal Stockpile, terdapat gambaran preheater outlet, excess air coefficient at
mengenai coal stockpile yang mencakup luas furnace exit, excess air coefficient at
area stockpile, soil test dari stockpile, economizer outlet, economizer outlet gas
kapasitas volume tampungan, desain teknik temperature, air preheater inlet gas
stockpile, self combustion prevention temperature, air preheater inlet gas
program (pencegahan kebakaran), jumlah temperature before correction, air preheater
coal/tahun, sistem drainase, pengelolaan air inlet gas temperature after correction, air
lindi, pengolahan debu, sistem transfer preheater inlet air temperature;
(menggunakan truk atau conveyor system),
dan sistem tanggap darurat. Penjelasan tentang karakteristik turbin,
terdapat keterangan lengkap mengenai
5. DESKRIPSI PEMBANGKIT jumlah turbin, tekanan subkritis, tipe impuls,
tandem compound two cylinders, double flow
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam exhausts, reheat condensing turbine. Untuk
penjelasan tentang deskripsi pembangkit VWO and THA Condition: maximum output,
adalah sebagai berikut: steam pressure at the inlet of MSV, steam
temperature at the inlet of MSV, reheat
Kapasitas pembangkit, terdapat penjelasan steam temperature at the inlet of MSV, steam
tentang kapasitas desain (MW), reliability flow at the inlet of MSV, back of condenser,
dalam setahun, teknologi yang akan number of extraction for feedwater heating,
digunakan, karena akan mempengaruhi umur final feedwater temperature;
PLTU, operational cost, efisiensi, jumlah
limbah yang akan dihasilkan baik dari kualitas Penjelasan tentang karakteritik
dan kuantitas yang pada akhirnya akan generator, yang mencakup tipe generator,
mempengaruhi kualitas lingkungan sekitar; keluaran rata-rata (rate output), voltase rata-
rata (rate voltage), arus rata-rata (rate
current), power factor, speed, frequency,
DSGI 30
number of phase, short circuit ratio, system karena lebih murah daripada
efficiency, metode pendinginan, stator recirculating system), penjelasan dosis
winding connection, number of terminals, natrium hipokhlorit yang digunakan
insulation class, resistenace. (Continous and shock dose). Jumlah sisa
natrium hipokhlorit yang terbuang ke laut.
6. DESKRIPSI KEBUTUHAN AIR Penjelasan tentang penggunaan corrotion
inhibitor;
Terdapat penjelasan mengenai 2 (dua) jenis
Air pembangkit,
air yang digunakan di PLTU, yaitu:
Penjelasan tentang sistem penyediaan air
Air pembangkit, yaitu air yang berada di pembangkit (proses Desalination Plant atau
dalam boiler, yang akan dipanaskan sehingga Deminwater Plant), debit pengambilan air
menjadi uap (steam) dengan tekanan laut dengan teknologi desalinasi, teknologi
tertentu sehingga dapat menggerakkan yang digunakan (Reverse osmosis dengan
turbin. Air ini berada pada sistem tertutup semipermeable membrane), ukuran pori
sehingga jumlahnya tetap. Apabila air dari membran, kebutuhan air pembangkit,
tersebut berkurang, maka diperlukan make neraca air, karakteristik air untuk make up
up water untuk menambah jumlah air water dan cara memperolehnya serta
pembangkit sehingga jumlahnya tetap. metoda yang digunakan.
Biasanya, air ini diperoleh dari desalinasi atau Penjelasan tentang karakteristik standar
demineralisasi air laut/air sungai; yang digunakan (kesadahan total, oksigen
terlarut, besi, tembaga, minyak, pH, DHL,
Air pendingin, yaitu air yang digunakan
hydrazine, silika dioksida), kriteria kualitas
untuk mendinginkan uap (steam) tersebut
uap yang digunakan (natrium, silikon
sehingga menjadi air kembali (air pembangkit
dioksida, DHL, besi, tembaga), laju air
merupakan sistem tertutup). Biasanya, yang
blowdown;
digunakan sebagai air pendingin adalah air
laut atau air sungai, sehingga semua PLTU Metode pengambilan air pendingin,
pasti berada di pinggir sungai atau laut. penjelasan desain teknis inlet canal,
Karena air yang digunakan adalah air sungai kedalaman Intake canal yang dibangun
atau air laut, dimana banyak mengandung dengan dredging, dimensi kanal (panjang,
organisme seperti mikroorganisme, teritip, lebar, kedalaman), apabila dikeruk, berapa
dan alga, maka diperlukan injeksi klorin volume hasil pengerukan, lokasi disposal area
(natrium hipoklorit) untuk mencegah untuk material keruk (di laut atau di darat, di
pertumbuhan organisme tersebut di pipa. dalam atau di luar tapak proyek), sistem
Apabila dibiarkan, maka organisme tersebut drainase, dan status lokasi disposal area.
akan menempel dan menyumbat pipa.
7. DESKRIPSI TRANSMISI (BILA
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
JADI SATU)
deskripsi kebutuhan air PLTU secara lengkap
adalah sebagai berikut:
Terdapat penjelasan tentang sistem
Air Pendingin, penjelasan kebutuhan air transmisi, kapasitas daya dan arus yang
pendingin (air laut/air sungai) per satuan dialirkan, konfigurasi, posisi dalam sistem
waktu (ton/jam atau liter/jam), sumber air transmisi yang ada.
pendingin, sistem sirkulasi air pendingin
(65% PLTU menggunakan Once through
DSGI 30
Panduan Penilaian AMDAL Atau UKL/UPL Untuk Kegiatan Pembangunan PLTU Batubara
DSGI 30
1. KOMPONEN TATA RUANG pada lokasi proyek dan sekitarnya. Potensi
erosi, longsor, land subsidence;
A. Tata Ruang dan Lahan
x Perlu diperhatikan pula potensi terjadinya
Lokasi kegiatan harus sesuai dengan perubahan fungsi lahan, sedimentasi.
peruntukan rencana tata ruang wilayah
B. Iklim
setempat, lampirkan Perda Tata Ruang
Kabupaten atau Kota (jika tidak tersedia Data iklim setempat yang mencakup curah
gunakan Perda Tata Ruang Provinsi). hujan rata-rata, maksimum dan minimum;
Gambarkan kondisi eksisting tata guna lahan jumlah bulan hujan, bulan kering; suhu rata-
setempat; rata, maksimum, minimum; kelembaban
rata-rata, maksimum dan minimum;
B. Kegiatan Sekitar
penyinaran matahari, arah dan kecepatan
Perlu diperhatikan keberadaan pasar angin.
tradisional, perkampungan penduduk lokal,
C. Kualitas Udara
daerah wisata, situs bersejarah, kawasan
lindung. Kualitas udara termasuk debu dan
kebisingan.
2. KOMPONEN FISIK
D. Getaran
DSGI 30
Panduan Penilaian AMDAL Atau UKL/UPL Untuk Kegiatan Pembangunan PLTU Batubara
Vegetasi (apakah terdapat vegetasi endemik, Tingkat pendapat, jenis mata pencaharian.
keragaman, kerapatan). Fauna (apakah ada (Lihat KEPDAL 299 tahun 1996 dan sesuaikan
satwa endemik yang dilindungi). dengan kondisi setempat).
Plankton, bentos, terumbu karang, padang Apakah ada kegiatan relokasi penduduk (bila
lamun, mangrove, nekton (sumber daya ya, harus ada penjelasan mengenai jumlah
perikanan termasuk tangkap dan budidaya). penduduk yang dipindah dan luas areal
relokasi dan rencana lokasi yang baru),
C. Habitat spesifik
penduduk lokal, suku dan adat istiadat, nilai
Mengecek adanya habitat spesifik di lokasi budaya dan prilaku, tradisi dan agama, pola
tersebut. kepemimipinan formal dan tradisional (Lihat
KEPDAL 299 tahun 1996 dan sesuaikan
4. KOMPONEN SOSIAL, dengan kondisi setempat).
EKONOMI, DAN BUDAYA
F. Kesehatan Masyarakat
DSGI 30
1. PERUBAHAN FUNGSI 3. PENURUNAN KUALITAS
DAN TATA GUNA LAHAN AIR
DSGI 30
Panduan Penilaian AMDAL Atau UKL/UPL Untuk Kegiatan Pembangunan PLTU Batubara
DSGI 30
(dasar ilmiah) yang jelas misalnya dengan Air bahang merupakan air pendingin yang
modeling yang melibatkan cakupan area telah digunakan dalam proses pendinginan
terdekat yang akan terkontaminasi dan telah keluar dari sistem untuk dibuang ke
(penduduk terdekat), arah angin tahunan perairan. Sesuai Peraturan Menteri LH Nomor
(kondisi tahunan setempat). Desain stack 12 tahun 2006 yang mengatur mengenai
harus diatas lapisan inversi, sehingga aliran pembuangan air ke laut menyatakan bahwa
gas yang dikeluarkan tidak turun ke bawah. air bahang yang masuk ke perairan harus
Selain itu, perlu dijelaskan apakah memiliki selisih suhu maksimal 2 oC dari suhu
menggunakan concrete wind shield dengan 2 air alami di perairan tersebut. Sedangkan
(dua) inner flue atau tidak. Ketinggian standar yang diberlakukan oleh World Bank
minimum inner flue akan ditentukan air, bahang yang masuk ke perairan memiliki
berdasarkan studi plume dispersion. Stack selisih suhu maksimal 3oC pada jarak 100m
harus memenuhi standar yang ada untuk dari outlet. Karena suhu air bahang dapat
penempatan lubang sampling dan mencapai hampir 100oC, maka diperlukan
penempatan alat CEM di stack; suatu pengelolaan untuk menurunkan suhu
tersebut sampai batas maksimum yang
E. Sistem Pencegah Polusi Udara
diperbolehkan. Penjelasan tentang
Pada Coal Handling dan Ash Handling pengelolaan air bahang tersebut harus
System, harus dilengkapi sistem pencegahan mencakup beberapa hal di bawah ini:
debu untuk mencegah terjadinya pencemaran o Metode pengelolaan air bahang
udara dari debu yang ditimbulkan. Sistem (menggunakan metode canal atau metode
tersebut antara lain dust suppression system pengelolaan lainnya) dan prakiraan suhu
pada belt conveyor, dapat pula menggunakan outputnya;
air laut (submerged) untuk wet type bottom o Permodelan (modelling) persebaran suhu
ash, atau udara (pneumatic) untuk dry tipe- air bahang yang masuk di perairan beserta
bottom ash. asumsi-asumsi yang digunakan.
10
DSGI 30
Panduan Penilaian AMDAL Atau UKL/UPL Untuk Kegiatan Pembangunan PLTU Batubara
domestik, dll harus diolah di IPAL terlebih house atau electric presipitator. Harus ada
dahulu sebelum dibuang kelingkungan. penjelasan secara detil dan jelas untuk:
x Waste Water Treatment Plant (WWTP) 1. Sistem pemisahan antara air dan debu
hasil tangkapan;
Penjelasan yang detail tentang WWTP
sebelum limbah dialirkan ke lingkungan serta 2. Pengelolaan air hasil pemisahan;
sistem pengolahan air buangan, sistem yang
3. Jika open system dibuang kemana air
digunakan antara lain Neutralization System
hasil pemisahan, berapa air yang akan
dan Settling Pond System, penggunaan Oil
digunakan, air apa yang digunakan;
separator atau memakai sistem lainnya.
Limbah cair bisa berasal dari air pendingin, 4. Jika closed system bagaimana sistemnya
air lindi penimbunan batubara dan fly ash, air secara detil.
limbah demineralisasi, limbah cair domestik
x Tidak boleh mencampurkan limbah fly ash
dan limbah ceceran minyak. Penjelasan
dan bottom ash. Karena fly ash dan bottom
mengenai proses segregasi pengolahan air
ash mempunyai karakter yang berlainan,
limbah, penjelasan proses pengolahan air
tempat penyimpanan fly ash dan bottom ash
limbah untuk masing-masing jenis air limbah
harus memadai. Hal ini akan dijabarkan detail
yang karakteristiknya berbeda, serta dimensi
persyaratan-persyaratannya di perijinan
WWTP yang direncanakan.
limbah B3, setelah PLTU beroperasi.
x Rencana Pemantauan
x Ash Disposal System yang mencakup luas
Air limbah yang keluar dari outlet harus area disposal, kapasitas volume tampungan,
dipantau secara periodik dan harus sesuai jumlah ash/tahun, komposisi perbandingan
dengan KEPMEN LH Nomor 51 Tahun 1995 fly ash dan bottom ash, karakteristik fly ash
tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan (silika, alumina, besi oksida, kalsium,
Industri. magnesium, titanium, kalium oksida, sulfur,
natrium oksida dalam abu, suhu fusibilitas
4. POTENSI LIMBAH B3 pada deformasi awal). Di studi AMDAL harus
muncul berapa prakiraan limbah fly ash dan
A. Timbulan Fly Ash dan Bottom Ash bottom ash dalam satuan massa yang akan
diproduksi persatuan waktu tertentu
x Rencana Pengelolaan
sehingga dapat diperkirakan atau diantisipasi
Limbah B3 utama yang akan dihasilkan dari awal: lokasi penyimpanan, luas/volume
adalah Fly Ash dan Bottom Ash, sehingga tempat penyimpanan, metodologi
pengelolaan yang sebaiknya dilakukan adalah penyimpanan, sistem transfer ash dari silo ke
sebagai berikut: ash disposal (truk atau conveyor), rencana
pengelolaan lain seperti misalnya
Sedapat mungkin menggunakan kembali
penimbunan atau pemanfaatan. Jika
bottom ash dalam proses pembakaran,
dilakukan penimbunan, maka perlu informasi
sehingga bottom ash yang dihasilkan
tentang site selection lokasi penimbunan
seminimal mungkin;
seperti geohidrologi, potensi banjir,
Menghindari memasang alat penangkap permeabilitas tanah, muka air tanah
debu (fly ash) dengan sistem basah (wet setempat dll; konstruksi landfill, sistem
scrubber), harus sistem kering seperti bag penimbunan, serta izin penimbunan. Jika
dilakukan pemanfaatan, harus dijelaskan
11
DSGI 30
perusahaan yang memanfaatkan (termasuk Membuat wadah sesuai dengan
izin pemanfaatannya) dan jenis pemanfaatan. karakteristik bahan kimia penunjang
tersebut;
x Rencana Pemantauan
Jika memungkinkan dilakukan pengolahan
Pemantauan dilakukan sesuai dengan
pendahuluan atau dikirim ke industri
peraturan tentang pengelolaan limbah B3
pengolahan yang sudah mempunyai ijin.
yang berlaku.
x Rencana Pemantauan
B. Low Volume Waste (limbah
bervolume kecil) Melakukan pemantauan secara berkala
berupa laporan penggunaan bahan kimia
x Rencana Pengelolaan
penunjang dan limbah dari penggunaan
Low volume waste yang berupa bahan kimia bahan kimia penunjang tersebut.
penunjang proses operasi dikelola dengan
cara: z
12
DSGI 30
Panduan Penilaian AMDAL Atau UKL/UPL Untuk Kegiatan Pembangunan PLTU Batubara
Buku panduan ini adalah alat bantu penilaian lebih jelas, pada lampiran terdapat daftar
dokumen AMDAL atau UKL-UPL yang bersifat proses yang lebih rinci untuk memudahkan
umum dan cukup fleksibel terhadap para anggota komisi penilai AMDAL
kemungkinan perubahan terhadap hal-hal melakukan penilaian dokumen AMDAL dan
yang perlu diperhatikan akibat perbedaan UKL-UPL. Semoga buku panduan ini dapat
kondisi di lapangan. memberikan manfaat untuk terwujudnya
pembangunan yang berwawasan lingkungan,
Kegiatan pembangunan PLTU memiliki
khususnya pada pembangunan PLTU
beberapa aspek yang sangat tergantung pada
batubara.
kondisi setempat, sehingga diharapkan
penilai dapat memperhatikan pula kondisi
lokal dalam melakukan penilaian. Secara z
13
DSGI 30
DSGI 30
LAMPIRAN
DAFTAR PROSES
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
(AMDAL, UKL/UPL)
Jenis Proyek:
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA THERMAL
KONSTRUKSI DAN OPERASIONAL
ODPSLUSGI 30
DAFTAR PROSES
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
(AMDAL, UKL/UPL)
Jenis Proyek:
KEGIATAN PEMBANGUNAN PLTU BATUBARA
KONSTRUKSI DAN OPERASIONAL
0.1 Permohonan:
[ ] AMDAL
[ ] UKL/UPL
ODPSLUSGI 30
BAGIAN KE 1: INFORMASI YANG DIPERLUKAN
Catatan: Bagian ini menyatakan informasi yang harus diserahkan oleh pemrakarsa proyek
sebagai lampiran pada Daftar Proses, tanpa lampiran ini pengajuan tidak akan diterima.
Lampiran Catatan
1.1
Peta Topografi,
Memperlihatkan lokasi proyek dan significant landmarks,
badan-badan air serta daerah-daerah relevan lain yang
akan mengalami dampak yang penting dalam evaluasi
proyek.
skala 1:50,000
skala 1:10,000
1.2
Desain/gambar teknik pra-rencana mengenai proyek, jalan
akses, akomodasi (sementara) pekerja serta perkantoran
dan komponen lainnya termasuk penyediaan air minum
dan tenaga listrik, pembuangan sampah dan air-buangan.
1.3
Konsep (perluasan dari) saluran transmisi, saluran udara
tegangan tinggi (hubungan saluran utama): lokasi,
kapasitas, posisi dalam jaringan sekarang, d.l.l.
1.4
Inventaris bahan bakar baku (batu bara, minyak, dsb.)
Rencana transportasi bahan bakar baku.
1.5
Rencana transportasi bahan baku.
(diserahkan setelah tender dilakukan)
1.6
Dokumentasi mengenai asal-usul bahan bakar
(Tambang)
Nama, lokasi dan kapasitas sumbernya
Perizinan.
Kajian Lingkungan (AMDAL, UKL/RPL dsb.)
Lain-lain (jelaskan): ____________________
1.7
Inventarisasi daerah-daerah terlindungi dan daerah
banjir pada lokasi proyek dan sekitarnya.
Dalam radius 1 km
Dalam radius 5 km
..
1.8
Data iklim.
Data iklim setempat (data rata-rata hujan, penyinaran
matahari, musim kering/hujan dll.)
Mengenai kualitas udara (polusi)
1.9
Sertifikat zona
ODPSLUSGI 30
1.10
Jadwal konstruksi
(diserahkan setelah tender diselesaikan)
1.11
Nota konsep sebagaimana diserahkan kepada BPR.
1.12
Lain-lain.
ODPSLUSGI 30
BAGIAN 2: INFORMASI UMUM
ODPSLUSGI 30
BAGIAN 3: DESKRIPSI PROJEK
ODPSLUSGI 30
Lampirkan pandangan panorama dari lokasi proyek serta wilayah berbatasan langsung
_________________________
1 .
.
2
dst
3
3.6.2 Penyediaan
Sumber air pendingin:
[ ] Laut [ ] Sungai [ ] Lainnya (jelaskan) __________
Apakah proyek akan terhubung pada sistem penyediaan air umum yang tersedia
(diluar air untuk pendinginan)?
[ ] Ya [ ] Tidak
Apabila ya, sebutkan sumber asalnya:
[ ] PDAM [ ] Sumur Dalam
[ ] Sungai [ ] Lain-lain (jelaskan): ___________________
Apakah ada penggunaan lahan lagi untuk penyediaan air cadangan untuk tujuan
darurat?
[ ] Ada [ ] Tidak
ODPSLUSGI 30
Volume air-buangan sistem pendingin: ______________ m3/hari
Lokasi titik pelepasan: _____________________________
[ ] Lampirkan rencana terinci pengolahan air buangan.
3.8.1b Limbah padat asal kegiatan proses pembangkit listrik (operasional) dan (pra-)
konstruksi:
ODPSLUSGI 30
3.8.2 Sistem Pembuangan
[ ] Pengendalian sampah padat secara ekologis (misalnya pembuatan
kompos)
[ ] Tempat pembuangan akhir terbuka diluar lokasi proyek
[ ] Daerah landfill kotapradja
[ ] Lain-lain (jelaskan): _________________________________
3.8.3 Siapa yang akan mengoperasikan sistem pengendalian sampah (pengumpulan dan
pembuangannya)?
[ ] Perusahaan
[ ] Lain-lain (jelaskan): _________________________________
2. ..
3. Dst.
3.12 Peralatan
3.12.1 Peralatan Konstruksi
Jenis mesin/truk yang akan digunakan, tujuan penggunaan dan nomornya.
Jenis mesin/truk Tujuan penggunaan Jumlah units
ODPSLUSGI 30
10
ODPSLUSGI 30
BAGIAN 4: DESKRIPSI PROYEK DAN KEGIATAN DI SEKITAR
Tandai batas-batas wilayah studi (evaluasi) termasuk daerah dampak langsung dan tidak
langsung (sebagaimana dipersyaratkan dalam Bagian 1.1)
05m
5 20 m
20 -100 m
> 100 m
ODPSLUSGI 30
No. Ketinggian Estimase % luas total
Pasir
Lempung
Lain-lain (jelaskan):
[ ] Lampirkan data terinci mengenai tanah!
[ ] Apabila kondisi tanah kurang jelas, lakukan pengambilan sampel dan analisa
jenis tanah!
4.1.6 Apakah wilayah proyek (atau sebagiannya) mengalami dampak tsunami 12/2004?
[ ] Ya [ ] Tidak
Bila ya, apakah daerah itu (atau sebagiannya) diliputi:
[ ] Air laut [ ] Bahan hancuran
[ ] Substansi berminyak [ ] Benda-benda logam
[ ] Substansi lainnya yang diakibatkan tsunami (jelaskan):
____________________________________________________
4.1.7 Apakah daerah tersebut mengalami banjir selama musim hujan atau pada pasang laut
besar?
[ ] Ya [ ] Tidak
Sebab banjir:
[ ] Daerah/ketinggian yang rendah
[ ] Drainase yang jelek
[ ] Daerah genangan air
[ ] Lain-lain (jelaskan): ____________________________
Tanggal banjir terakhir: __________________________________
*) misalnya: anak sungai, mata air, laut, danau, tambak ikan, lain-lain
4.1.9 Apakah daerah proyek berada dalam atau dekat wilayah tangkapan air?
12
ODPSLUSGI 30
[ ] Ya [ ] Tidak
Bila ya, jelaskan: ____________________________________
__________________________________________________
__________________________________________________
Estimasi jarak: ________________ m
4.1.13 Apakah ada masalah polusi udara di lokasi atau sekitarnya (radius < 1.000 m)
[ ] Ada [ ] Tidak
Sumber emisi:
[ ] Pabrik
[ ] Pembakaran sampah
[ ] Kepadatan lalu-lintas yang tinggi
[ ] Lain-lain (jelaskan): ______________________________
4.2.2 Habitat spesifik ekologis (kritis dan sensitif) di lokasi proyek dan sekitarnya (dalam
jarak < 500 m):
Berikan beberapa contoh dalam kotak dibawah!
13
ODPSLUSGI 30
di lokasi:
4.2.4 Apakah lokasi memperlihatkan struktur vegetasi yang mengalami dampak tsunami
12/2004?
[ ] Ya [ ] Tidak
Spesies lain:
14
ODPSLUSGI 30
No. Lokasi Deskripsi singkat
Karakteristik lansekap:
Ciri-ciri tunggal:
4.3.2 Struktur pemukiman yang khas atau ciri tunggal yang penting di lokasi proyek dan
sekitarnya (radius < 1.000 m)
[ ] Ya [ ] Tidak
If ya, jelaskan: __________________________________________
___________________________________________________________
4.4.2 Pemukiman yang ada di lokasi proyek: Apakah perlu relokasi pemukiman akibat
proyek bandara?
[ ] Ya [ ] Tidak
Bila ya: Jumlah rumah tangga atau keluarga: ________________
Jumlah pemilik resmi tanah: ________________
Jumlah penyewa: _________________
Jumlah penghuni liar: ________________
Sumber informasi: ___________________________________
ODPSLUSGI 30
4.4.5 Sumber kehidupan utama / sekunder:
[ ] / [ ] Pertanian [ ] / [ ] Perikanan
[ ] / [ ] Ternak unggas [ ] / [ ] Penjaja / jual beli
[ ] / [ ] Lain-lain (jelaskan) _____________________________
[ ] / [ ] Lain-lain (jelaskan) _____________________________
4.4.8 Apakah lokasi sesuai dengan rencana tata guna tanah kota / kotapraja?
[ ] Ya [ ] Tidak
Bila tidak, sebut nama kota/kotapraja serta uraian ke-tidak sesuaian!
______________________________________________________
4.4.9 Struktur, pembangunan, fasilitas pemukiman/ komersial atau industri sekitar lokasi
proyek:
[ ] Ada [ ] Tidak
Bila ada, catat dan tandai lokasinya: ________________________
4.4.10 Apakah alokasi lahan dan jalan akses serta fasilitas lainnya terintegrasi kedalam
jaringan jalan dan layanan dan pola pemukiman yang terdapat diluar batas-batas
lokasi proyek?
[ ] Ya [ ] Tidak
Bila tidak, jelaskan:______________________________________
4.4.11 Kelompok penduduk asli bermukim di lokasi atau sekitarnya (< 5 km)?
[ ] Ada [ ] Tidak
Bila ada, catat dan nyatakan lokasinya: ______________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Bila ada, apakah kelompok-kelompok ini disertakan dalam perencanaan proyek?
[ ] Ya [ ] Tidak
Bila ya, uraikan partisipasinya: _____________________________
___________________________________________________________
16
ODPSLUSGI 30
BAGIAN 5: ANALISA DAMPAK LINGKUNGAN (KAJIAN RISIKO)
Catatan: Bagian berikut ini mengatur identifikasi mengenai potensi dampak yang diakibatkan
oleh proyek (kajian risiko lingkungan). Ini merupakan suatu kajian awal singkat yang
menyatakan apakah suatu jenis dampak berkemungkinan terjadi atau tidak (opsi Ya/Tidak).
Apabila diperlukan (misalnya sebagai hasil dari proses peliputan AMDAL KA-ANDAL), maka
perlu dilaksanakan pengumpulan data secara mendetil, analisis, kajian dan prognosa yang
hasilnya dilampirkan pada Daftar Proses (studi tambahan), yang mengindikasikan pokok
terkait dari bagian ini. Studi-studi tambahan ini harus dicatat pada Label (halaman 2) dari
Daftar Proses ini (Bagian 0.8).
Lampiran terlampir Kriteria Evaluasi Baku untuk AMDAL (Standard Evaluation Criteria -
SEC) memberikan pendekatan-pendektan awal pada risiko dari dampak yang tercatat
dibawah ini; pokok terkait pada Lampiran ditandai pada sisi kanan masing-masing nomor dari
bagian berikutnya ( SEC).
Disebabkan:
[ ] Potongan tajam dan lereng tanpa vegetasi
[ ] Lereng gundul (vegetasi pelindung telah dihilangkan)
[ ] Drainase air tidak tepat
[ ] Kegiatan pemindahan tanah
[ ] Pembuangan yang tidak tepat (dari tanah, peralatan penggalian dan
konstruksi materials)
Perinci dan tandai lokasinya: ____________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
( SEC: A.1.c)
[ ] Lampirkan rincian kajian risiko lebih lanjut!!
[ ] Tandai daerah risiko pada peta terlampir!
5.1.3 Risiko berbagai dampak (sekunder) (tambahan yang signifikan) pada sumber bahan
bakar baku:
[ ] Ada [ ] Tidak
[ ] Tandai sumbernya (lokasi, alamat)!
[ ] Lampirkan daftar rincian bahan bakar baku (sebagai dipersyaratkan
dalam Bagian 1.3).
[ ] Lampirkan rencana transportasi detil (sebagaimana dipersyaratkan dalam
Bagian 1.3).
[ ] Dalam hal teridentifikasi risiko signifikan (Ada) pada sumbernya, perlu
diprakarsai kegiatan evaluasi/pemantauan lingkungan yang sesuai untuk
daerah dampak yang terkait (misalnya, lokasi tambang, jalan transportasi.)
dengan menerapkan Daftar Proses (misalnya UKL/UPL, AMDAL dan/atau
pemantauan yang diprakarsai badan bersangkutan)!
17
ODPSLUSGI 30
5.1.4 Risiko perubahan signifikan dari badan-badan air permukaan (a.l. sungai/laut)
karena adanya konsumsi air yang tinggi:
[ ] Ada [ ] Tidak
Bila Tidak, jelaskan dengan singkat: ___________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
( SEC: A.2.a)
[ ] Lampirkan detil kajian risiko hidrologis lebih lanjut !
5.1.5 Risiko terjadinya sedimentasi / penyumbatan pada pola drainase atau pada aliran
air permukaan.
[ ] Ada [ ] Tidak
Yang disebabkan oleh:
[ ] Pengambilan air
[ ] Pembuangan air-buangan (yang telah diolah)
[ ] Perubahan suhu air
[ ] Penimbunan bahan bakar baku yang tidak terlindung
[ ] Penimbunan tanah dan bahan bangunan yang tidak terlindung
[ ] Terpotongnya badan-badan air oleh badan bangunan pembangkit tenaga
listrik itu sendiri.
[ ] Lampirkan rincian kajian risiko hidrologis lebih lanjut!
5.1.6 Risiko terjadinya dampak pada aliran air tanah dan permukaan air tanah:
[ ] Ada [ ] Tidak
Yang diakibatkan oleh:
[ ] Penyedotan air-tanah dalam jumlah yang signifikan (menurunnya
permukaan air-tanah).
[ ] Tepotongnya akuifer yang peka oleh konstruksi pembangkit tenaga listrik
(menghalangi aliran air-tanah)
[ ] Secara tidak langsung dengan menurunnya permukaan air permukaan
(a.l. sungai).
[ ] Terjadinya penggaraman / salinisasi.
( SEC: A.2.a)
[ ] Lampirkan rincian kajian risiko lebih lanjut!
( SEC: A.2.a)
5.1.7 Risiko (a) polusi air tanah, (b) polusi air permukaan, (b) polusi tanah
(a) / (b) / (c) (a) / (b) / (c)
[ ] / [ ] / [ ] Ada [ ] / [ ] / [ ] Tidak
Disebabkan oleh:
[ ] / [ ] / [ ] Air buangan (operasional) jelaskan secara detil dalam
lampiran,
[ ] / [ ] / [ ] Air buangan selama tahap (pra-) konstruksi,
[ ] / [ ] / [ ] Sistem sanitasi yang tidak memadai,
[ ] / [ ] / [ ] Pembuangan bahan bekas bangunan tidak tepat,
[ ] / [ ] / [ ] Pembuangan bahan bakar baku yang tidak tepat,
[ ] / [ ] / [ ] Limbah padat (pengendalian limbah tidak tepat) pada tahap
operasional.
[ ] / [ ] / [ ] Limbah padat (pengendalian limbah tidak tepat) pada tahap
pra-operasional.
[ ] / [ ] / [ ] Tumpahan bahan berbahaya (a.l. minyak, bahan bakar,
pelumas, emisi mesin, kecelakaan, dan bahan konstruksi
berbahaya) selama masa (pra-) konstruksi,
[ ] / [ ] / [ ] Pembukaan lahan (pemindahan lapisan vegetasi pelindung
dan lapisan tanah)
18
ODPSLUSGI 30
[ ] / [ ] / [ ] Lain-lain (jelaskan): _________________________
______________________________________________________
_______________________________________________________
Lihat juga bagian 5.4.6 ( SEC: A.2.b and A.1.b)
[ ] Lampirkan rincian lebih lanjut mengenai kajian risiko potensi polusi air
tanah!
[ ] Lampirkan rincian lebih lanjut mengenai kajian risiko potensi polusi air
permukaan!
[ ] Lampirkan rincian lebih lanjut mengenai kajian risiko potensi polusi tanah
(kontaminasi tanah)!
5.1.8c Risiko terjadinya peningkatan signifikan dalam polusi udara dari kegiatan
konstruksi (mesin, truk, pembuangan bahan konstruksi, dsb.)
[ ] Ada [ ] Tidak
[ ] Lampirkan rincian kajian risiko lebih lanjut!
( SEC: A.3.a)
19
ODPSLUSGI 30
[ ] Debu
( SEC: A.3.b)
[ ] Lampirkan rincian kajian risiko lebih lanjut!
5.1.11 Risiko terjadinya dampak negatif yang signifikan pada iklim makro
[ ] Ada [ ] Tidak
disebabkan:
[ ] Peningkatan signifikan polusi udara selama beroperasi;
[ ] Peningkatan dalam polusi udara akibat ekstraksi dan transportasi bahan
bakar;
[ ] Pembersihan lahan signifikan (penghilangan skala besar struktur vegetasi
penting, a.l. hutan untuk konstruksi instalasi, jalur transportasi, saluran
udara tegangan tinggi, tambang.)
( SEC: A.3.c)
[ ] Lampirkan rincian kajian risiko lebih lanjut!
_____________________________________________________
20
ODPSLUSGI 30
5.2.2 Risiko terjadinya gangguan atau pemusnahan hewan (terlindungi) dan habitat
(sensitif) didalam wilayah lokasi dan sekitarnya:
[ ] Ada [ ] Tidak
disebabkan:
[ ] Kehilangan daerah habitat oleh badan konstruksi itu sendiri;
[ ] Dihalanginya jalur-jalur migrasi;
[ ] Penghilangan vegetasi;
[ ] Polusi;
[ ] Kebisingan;
[ ] Pergerakan (lalu-lintas, kegiatan pelayanan dan konstruksi);
[ ] Kecelakaan (a.l. matinya hewan pada titik pengambilan air, karena lalu-
lintas).
[ ] Perubahan badan-badan air (habitat); konsumsi air mengurangi badan
air.
[ ] Memanasnya badan-badan air.
[ ] Perubahan kimiawi dari badan-badan air.
[ ] Lain-lain (jelaskan): ________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
( SEC: B.2)
[ ] Lampirkan daftar lengkap hewan yang ditemukan dan berpotensi ada!
(lihat Bagian 4.2.2)!
[ ] Lampirkan peta yang menyatakan lokasi hewan yang ditemukan dan
berpotensi ada!
[ ] Lampirkan studi oceanografi yang mendetil
[ ] Lampirkan rincian kajian risiko lebih lanjut! (studi zoologi) termasuk
kajian risiko jangka panjang, dengan memfokuskan pada (kelompok)
spesies:____________________________________________________
_______________________________________________
( SEC: B.2)
5.2.3 Risiko terjadinya fragmentasi dari ekosistem yang ada, jalur-jalur migrasi dan
gangguan (tidak langsung) pada daerah suaka alam sekitarnya:
[ ] Ada [ ] Tidak
Jelaskan: __________________________________________
5.3.2 Risiko terjadinya devaluasi / gangguan terhadap (potensi) daerah rekreasi / wisata
dan daerah cagar budaya:
[ ] Ada [ ] Tidak
21
ODPSLUSGI 30
Bila ada, jelaskan: ____________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
[ ] Lampirkan rincian kajian risiko lebih lanjut!
( SEC: C.2 dan C.3)
Jelaskan:________________________________________
__________________________________________
__________________________________________
__________________________________________
5.4.1b Risiko adanya sengketa penggunaan tanah; risiko perubahan infrastruktur sosial:
[ ] Ada [ ] Tidak
[ ] Lampirkan rincian kajian risiko lebih lanjut!
( SEC: D.1.a dan D.2.a)
5.4.2 Pemindahan / Pemukiman kembali masyarakat atau komunitas; pembebasan lahan;
sengketa hak jalan:
[ ] Ada [ ] Tidak
[ ] Lampirkan dokumentasi lengkap kepemilikan tanah yang mengalami
dampak dan/atau kesepakatan (mengenai penggunaan lahan, pelanggaran)
program pemukiman kembali.
( SEC: D.2.a)
5.4.3 Risiko perubahan jaringan jalan: peningkatan lalu-lintas; pengurangan akses pada-
atau melalui- daerah proyek
[ ] Ada [ ] Tidak
[ ] Lampirkan rincian kajian risiko lebih lanjut!
( SEC: D.2.c)
22
ODPSLUSGI 30
5.4.5a Risiko meningkatnya kecelakaan selama (a) tahap (pra-) konstruksi / (b)tahap
operasional
(a) / (b) (a) / (b)
[ ] / [ ] Ada [ ] / [ ] Tidak
[ ] Lampirkan rincian kajian risiko lebih lanjut!
( SEC: D.2.c)
5.4.5b Risiko peningkatan kejadian kejahatan selama (a) tahap (pra-) konstruksi / (b)tahap
operasional
(a) / (b) (a) / (b)
[ ] / [ ] Ada [ ] / [ ] Tidak
[ ] Lampirkan rincian kajian risiko lebih lanjut!
( SEC: D.3.b)
5.4.6 Peningkatan risiko bahaya / masalah kesehatan akibat potensi terpolusinya tanah, air
dan udara, bahan-bahan konstruksi berbahaya (tertinggal setelah penyelesaian),
sampah, kebisingan dsb.:
[ ] Ada [ ] Tidak
[ ] Lampirkan rincian kajian risiko lebih lanjut!
( SEC: D.2.c)
(See 5.1.7) ( SEC: A.2.b dan A.1.b)
5.4.7 Risiko dilewatinya daerah-daerah dengan nilai sejarah (a.l. situs arkeologis)
[ ] Ada [ ] Tidak
[ ] Lampirkan peta yang menunjukkan lokasi situs demikian!
[ ] Lampirkan rincian kajian risiko lebih lanjut!
( SEC: D.3.a)
5.4.8 Risiko dampak negatif pada tradisi, nilai-nilai budaya dan pola perilaku sebagai akibat
adanya pemukiman (sementara) dari para buruh serta timbulnya kegiatan ekonomi
sekunder:
[ ] Ada [ ] Tidak
[ ] Lampirkan rincian kajian risiko lebih lanjut!
( SEC: D.3.b)
5.4.9 Risiko gangguan pada lokasi-lokasi sensitif budaya, tradisi atau keagamaan sebagai
akibat emisi kebisingan, debu, dampak visual dsb.:
[ ] Ada [ ] Tidak
[ ] Lampirkan rincian kajian risiko lebih lanjut!
(Lihat 5.1.9, 5.1.12, 5.3.1, 5.3.2)( SEC: D.3.a)
23
ODPSLUSGI 30
[ ] Ada [ ] Tidak
Jelaskan: _________________________________________________
24
ODPSLUSGI 30
BAGIAN 6: RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL/UKP) dan RENCANA
PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL/UPL)
Rincian tambahan dari rencana pemantauan - seperti lokasi dan frekuensi dapat diatur pada
kolom 4. Guna menentukan frekuensi*, gunakanlah kependekan-kependekan berikut:
P = sekali sebelum pembukaan tanah
W = setiap minggu
S = setelah kejadian khusus (a.l. hujan berat) atau bila di-identifikasi ada masalah
M = setiap bulan
A = sekali setelah penyelesaian konstruksi, kemudian setiap ____ bulan
Frekuensi* Parameter /
Dampak Tindakan Mitigasi Metoda Pemantauan
dan Lokasi Indikator
25
ODPSLUSGI 30
6.1.3 Risiko Prakarsai pelaksanaan proses Inspeksi/Observasi - Daerah kena
adanya UKL/UPL atau AMDAL secara visual dampak dalam
dampak mandiri (dengan Periksa laporan m2
sekunder pada menggunakan Daftar Proses mengenai daerah - Jumlah bahan
sumber bahan yang terkait) bagi lokasi bermasalah. mentah dalam
bakar baku. sumber (a.l. tambang) dan Bila ada indikasi m3.
jalur transportasi (jalan, jalur dampak signifikan dan - Kritik yang
pipa). tidak adanya diungkapkan
UKL/UPL/AMDAL: dalam media
Prakarsai tindakan cetak.
kajian/pemantauan - Parameter
(dengan menggunakan baku mutu
Daftar Proses yang AMDAL
terkait). (308/05,
Lampiran 1)
6.1.4 Risiko Implementasi dan Pengendalian - Kebutuhan air
perubahan pemantauan dari permukaan air. dalam m3
signifikan pada penghematan sumber serta Observasi visual. - Permukaan air
badan-badan operasi yang efisien. Pengambilan sampel air pada air-air
air permukaan dan analisanya permukaan
akibat
(berdasar prognosis/studi
(mengenai kimia dan sumur-
hidrologi sebelumnya:)
konsumsi air airnya) sumur.
kembangkan dan
yang tinggi - Kekeruhan air.
implementasikan manajemen
- Perubahan
sumber daya air regional
dalam vegetasi
/lokal dengan cara-cara teknik
(lapangan).
air yang tepat.
- Perubahan
dalam iklim-
mikro.
6.1.5 Buatkan parit dengan ukuran Observasi visual - Tingkat/kapasi
Risiko dan jenis yang memadai. Identifikasi daerah tas air
sedimentasi/p Bangun perangkap/kolam genangan air. permukaan
enyumbatan penahan endapan guna Periksa laporan dalam badan-
pola drainase mencegah penyumbatan. mengenai daerah badan air dan
atau aliran air. Penyimpanan yang tepat dari bermasalah. sumur-sumur.
sisa tumpahan (pada daerah Lakukan analisa - Penyumbatan
rata dan jauh dari jalur kekeruhan air sebagai parit.
drainase, jalur air, atau diarahkan oleh - Kekeruhan air.
daerah berpohon). ahli/badan lingkungan.
Sisa brangkal dari bangunan .
agar digunakan sebagai bahan
urugan/pengisi.
Implementasi dan
pemantauan dari
penghematan sumber daya
dan operasi yang efisien.
26
ODPSLUSGI 30
Isolasi seluruh lahan yang Observasi visual - Jumlah air
terlapisi dengan sistem Pembuatan foto. buangan
drainase yang tertutup. dalam m3.
Identifikasi daerah
-
Isolasi daerah penimbunan yang berpotensi
Prosentase
bahan bakar baku. lahan yang
kerusakan.
dibersihkan.
Segera bersihkan tumpahan
bahan bakar peralatan berat,
Periksa laporan
mengenai daerah
- Kekeruhan air.
cairan hidrolik, dan tumpahan bermasalah. - Pengaduan -
berkandungan minyak bumi keluhan.
lainnya.
.
daerah perumahan.
Manajemen limbah yang
Inspeksi lapangan - Jumlah
kendaraan.
memadai.
- Keluhan.
27
ODPSLUSGI 30
roda truk dan peralatan pengaduan dan laporan
sebelum meninggalkan pemantauan.
daerah.
Penyiraman teratur dan
penutupan lahan yang tidak
terlapisi atau tanah/lahan
yang terpapar.
Buatkan pagar sementara
sekitar daerah konstruksi.
Lindungi daerah pembuangan,
penimbunan, penerimaan
dengan tanaman penyekat,
dinding, penutup.
6.1.10 Hindari dan/atau buka Pengukuran kualitas - Data iklim
Risiko adanya hambatan dalam jalur arus udara. (suhu,
dampak udara segar (misalnya: pada Observasi visual. kelembaban).
negatif pada landasan pacu atau tanggul Periksa laporan keluhan
iklim mikro. jalan, dam atau dinding- dan pemantauan.
dinding.)
Sediakan bukaan guna
memungkinkan arus udara
bersih (misalnya: pada
jembatan)
Rehabilitasi vegetasi.
Tanam pohon (sejauh
memungkinkan)
Pengendalian ketat
pembersihan lahan dalam
batas-batas yang di-izinkan.
28
ODPSLUSGI 30
(a.l. malam hari).
Tempatkan penghalang suara
(tumbuhan lebat, dinding,
dsb.) di tempat-tempat
sensitive.
6.1.13 Lain- -
lain
dipertahankan.
Gunakan rambu-rambu dan
(berdasar studi
sebelumnya)
- Spesies
yang
pagar untuk mengarahkan Periksa catatan terkena
lalu-lintas peralatan berat pengaduan, koran, dll. dampak
dalam lokasi konstruksi dan
hindari kerusakan pada - Pengaduan.
tanaman. - Kritik yang
Reboisasi/ tanam spesies ditulis dalam
pohon dan tanaman asli. media.
29
ODPSLUSGI 30
pada daerah dan jenis yang memadai. populasi hewan masyarakat
cagar alam. Buatkan pagar pelindung. didaerah suaka. lokal dan
Jadwalkan kegiatan Periksa daftar LSM.
operasional yang bising pada pengaduan, surat kabar - Kritik yang
siang hari. d.l.l. diterbitkan
Batasi jadwal operasional (a.l. dalam
waktu malam). media.
Rambu peringatan yang
sesuai mengenai konservasi
kehidupan hewan liar
6.2.4 Lain- -
lain.
Frekuensi* Parameter /
Dampak Tindakan Mitigasi Metoda Pemantauan
dan Lokasi Indikator
30
ODPSLUSGI 30
6.3.2 Laksanakan proteksi Observasi visual dan - Daerah
Devaluasi visual. inspeksi lapangan. terkena
daerah Tanam pohon (dimana Laksanakan dampak
rekreasi/ mungkin) pengukuran dalam km2.
turis, daerah Buatkan akses baru ke lapangan dan - Kebisingan
budaya daerah rekreasi. pengambilan sampel dalam dB.
penting. Terapkan tindakan untuk kebisingan, - Jumlah
pengurangan kebisingan polusi udara dekat pengunjun
dan debu. daerah sensitive. g.
Optimisasi jalur jalan Periksa laporan dan - Pengaduan
akses dan saluran daftar pengaduan, , keluhan
tegangan tinggi dengan koran, dsb dari
mempertimbangkan . masyaraka
daerah (rencana) wisata. t lokal dan
Laksanakan tindakan LSM.
kompensasi didaerah lain. - Kritik
yang
diterbitkan
dalam
media.
6.3.3 Lain- -
lain
31
ODPSLUSGI 30
6.4 Lingkungan Sosio Ekonomi.
32
ODPSLUSGI 30
6.4.4 Prioritas penyewaan harus Diskusi dengan wakil- - Jumlah
Peningkatan diberikan kepada penduduk wakil masyarakat lokal; usaha kecil
dalam lokal yang berhak. yang baru.
kegiatan- Sediakan rumah barak dilokasi
Periksa laporan
- Persepsi
mengenai daerah-
kegiatan atau sewa perumahan diantara masyarakat
daerah berpotensi
ekonomi. masyarakat sekitar apabila tentang
masalah ataupun yang
akomodasi tidak tersedia di proyek
sedang bermasalah.
tempat lokasi proyek (tahap ditinjau dari
konstruksi). Teliti daftar pengaduan, efektivitas
Patuhi peraturan bangunan berita harian, dsb. pemanfaata
perkotaan, bangunlah fasilitas n tenaga
sementara. lokal.
Penyesuaian jangka panjang - Kritik yang
rencana pembangunan daerah. ditulis dalam
media.
- Peningkatan
kriminalitas.
6.4.5 Dengan tegas mengharuskan Pengumpulan statistik - Peningkatan
Peningkatan kontraktor dan karyawannya mengenai jumlah kecelakaan
kejadian mematuhi peraturan kecelakaan yang di bidang
kecelakaan keselamatan konstruksi dan di terjadi. konstruksi.
dan lokasi (dengan berkoordinasi Lakukan diskusi dengan - Peningkatan
kriminalitas. dengan pejabat setempat). para wakil masyarakat kecelakaan
Kembangkan dan laksanakan setempat. lalu-lintas.
Rencana Tanggap Darurat Periksa laporan - Kritik yang
Keselamatan dan Kesehatan mengenai daerah- ditulis dalam
Lokasi. daerah berpotensi media.
Sediakan peralatan keselamatan masalah ataupun yang
dan rambu-rambu peringatan sedang bermasalah.
yang sesuai. Lakukan pemeriksaan
Laksanakan pelatihan karyawan, kesehatan secara
pertemuan harian pra-kerja di teratur dan kumpulkan
bidang keselamatan, statistik kesehatan.
perlindungan karyawan, dsb.
33
ODPSLUSGI 30
6.4.7 Laporkan temuan ke badan- Lakasanakan /dukung - Indikasi/
Daerah- badan sejarah lokal, propinsi pengawasan yang keluhan dari
daerah yang dan tingkat pusat serta lembaga dilakukian oleh pejabat masyarakat
dilewati lain yang terkait dalam bidang yang berwenang. lokal.
memiliki arti tersebut, segera patuhi undang- Pengawasan visual. - Kritik yang
sejarah / undang yang berlaku dalam Buat foto-foto. diterbitkan
arkeologi bidang tersebut dan minta Periksa kadaster dalam
yang pengawasan pejabat yang mengenai lokasi media.
signifikan berwenang. bersejarah.
Teliti daftar pengaduan,
berita harian d.l.l.
34
ODPSLUSGI 30