Anda di halaman 1dari 13

MENGENAL LEBIH LANJUT TENTANG

NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN

Oleh:
Nasirudin Sabiq (1116-093-0000-038)
Rivaldi Zidan (1116-093-0000-032)
Rizki Ramadhan (1116-093-0000-053)
Pembimbing :
Ibnu Qoyim, M.Si Drs

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI 2B


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016
ABSTRAK
Dalam pembelajaran materi perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan kali ini membahas
tentang Negara dan Sistem Pemerintahan. Di sini akan dibagi menjadi dua pembahasan yakni
Materi yang mengulas seputar Negara dan yang lainnya Sistem Pemerintahan. Dalam materi
yang mengulas seputar Negara akan membahas Latar Belakang Perlunya Negara, Pengertian
dan Definisi Negara, Unsur-unsur Negara, Klasifikasi Negara, Sifat Organisasi Negara, Fungsi
Negara, Elemen Kekuatan Negara, dan Hubungan Negara dengan Warga Negara. Sedangkan
untuk materi lainnya yang mengulas Sistem pemerintahan akan membahas Bentuk Negara
dan Pemerintahan, di materi yang kedua ini juga akan membahas tentang Sistem
pemerintahan Presidensial dan Parlementer.
Kata Kunci : Negara, Pemerintahan, Presidensial, Parlementer

I. Pendahuluan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bagian dari suatu Sistem Pendidikan yang
tentunya berperan penting dalam menciptakan rasa nasionalisme. Pendidikan
Kewarganegaraan ada di mata pelajaran Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah
Menegah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan, sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni
Perkuliahan. Hal ini membuktikan bahwa Materi Pendidikan Kewarganegaraan ini berperan
sangat penting, sehingga mungkin bisa mencapai level yang lebih tinggi lagi yaitu dunia
Pekerjaan.
Dengan demikian kita mahasiswa sebagai generasi Emas yang memiliki rasa
Nasionalisme terhadap Negaranya Sendiri. Sehingga kelak kita mahasiswa sukses sampai ke
luar negeri tidak melupakan Bangsa dan Negaranya Sendiri, karena sudah tertanam jiwa
Nasionalismenya semenjak kita masih Sekolah Dasar hingga saat ini.
Jurnal ini bertujuan sebagai bahan untuk referensi ataupun rujukan yang nantinya akan
digunakan untuk artikel lainnya. Jurnal ini juga bisa digunakan untuk bahan bacaan mahasiswa
yang ingin belajar lebih lanjut tentang Negara dan Sistem Pemerintahan.
Dalam jurnal ini kita akan membahas berbagai materi terkait Perkuliahan Pendidikan
Kewarganegaraan, tepatnya kita sudah masuk dalam materi yang kedua yakni Negara dan
Sistem Pemerintahan. Sehingga diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami isi materi
dari jurnal ini.

II. Metode Penelitian


Metode Penelitian yang digunakan untuk menyusun Jurnal ini yaitu dengan mencari
dari berbagai referensi baik di Internet, makalah, dan artikel lainnya. Kemudian disatupadukan
dan disusun.

Mengenal lebih lanjut tentang Negara dan Sistem Pemerintahan 1|Halaman


III. Pembahasan
Menurut ahli tata Negara sokrates, Aristoteles, dan Plato (SPA), adanya Negara
dimulai 400 tahun sebelum Masehi. Keberadaan Negara di dalam masyarakat
menurut Thomas Van Aquino didorong oleh dua hal yaitu manusia sebagai makhluk
sosial dan manusia sebagai makhluk politik.
Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai sifat tidak bisa hidup sendiri dan
juga sebagai makhluk politik memiliki naluri untuk berkuasa. Oleh karena itu,
menurut Thomas Hobbes, keberadaan Negara sangat diperlukan sebagai tempat
berlindung bagi individu, kelompok, dan masyarakat.

A. Latar Belakang Perlunya Negara


Di Indonesia, individu yang sudah berumur 17 tahun ke atas akan
mendapatkan Kartu Tanda Penduduk (KTP).KTP menunjukkan bahwa Anda adalah
warga Negara Indonesia yang bertempat tinggal di wilayah kecamatan tertentu.
Apabila Anda keluar negeri, maka Anda akan mendapat pertanyaan, Anda berasal
dari Negara mana? Dalam bab ini, kita akan membahas tentang Negara, baik
menyangkut alasan terbentuknya Negara, fungsi, dan hubungan antara warga
Negara dengan Negara.
Keberadaan Negara sebagaimana uraian di atas menimbulkan kesadaran
masyarakat untuk menciptakan mekanisme pembentukan Negara yang mendapat
legitimasi (pengakuan) dari seluruh masyarakat secara bersama. Mekanisme yang
demokratis dan universal bagi pembentukan Negara adalah pemilihan umum
(pemilu). Pemilu merupakan wadah untuk melakukan kontrak sosial dengan cara
memberikan suara kepada orang yang dipilihnya guna melindungi kepentingan
keseluruhan rakyat suatu negara.
Negara dalam menjalani kehidupannya tentu menghadapi berbagai maslah
dalam menjaga eksistensinya. Maslah yang dihadapi oleh Negara pada saat ini antara
lain adalah masalah globalisasi dan otonomi daerah, meskipun kedua hal tersebut
juga dapat memberi keuntungan bagi kemajuan suatu Negara. Keuntungan
globalisasi bagi bangsa Negara Indonesia adalah dapat memberi nilai tambah
berupa kemudahan memperoleh informasi, teknologi, maupun pengetahuan yang
berkembang dan terjadi di seluruh dunia. Sama halnya otonomi daerah juga dapat
memberi keuntungan yang besar bagi bangsa Indonesia untuk dapat hidup mandiri
dalam mengelola dan mengeksplorasi sumber daya alam dan manusia yang ada
didaerahnya secara optimal.

B. Pengertian dan Definisi Negara


Negara berasal dari kata State (inggris), staat (belanda), dan etat
(prancis).state, staat, dan etat berasal dari bahasa latin status atau statum yang
berarti keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang
tegak dan tetap. Kata status atau statum lazim diartikan sebagai standing atau
station (kedudukan). Istilah ini dihubungkan dengan kedudukan persekutuan hidup
manusia, yang juga sama dengan istilah status civitatis atau status republicae. Dari
pengertian inilah kata status pada abad ke-16 dikaitkan dengan kata Negara.

Mengenal lebih lanjut tentang Negara dan Sistem Pemerintahan 2|Halaman


Definisi Negara menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
1. Negara menurut John Look (1632-1704) dan Rousseau (1712-1778) dalam
buku ilmu Negara (1993), adalah suatu badan atau organisasi hasil dari pada
perjanjian masyarakat
2. Negara menurut Max Weber dalam buku Demokrasi, HAM, dan Masyarakat
Madani
(2000) adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.
3. Negara menurut Roger F. Soltau dalam buku Demokrasi, HAM, Dan
Masyarakat Madani (2000) adalah alat (agency) atau wewenang (authority)
yang mengatur atau
mengendalikan persoalan-persoalan bersama, atas nama masyarakat.
4. Negara menurut Mac Iver dalam buku Demokrasi, HAM, Masyarakat Madani
(2000)
adalah suatu Negara harus memenuhi tiga unsur pokok, yaitu pemerintahan,
komunitas, atau rakyat, dan wilayah tertentu.

Unsur-unsur Negara
Terbentuknya Negara dapat terjadi karena adanya beberapa unsur. Unsur-unsur
pembentukan Negara tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penduduk
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili serta menyatakan kesepakatan
diri ingin bersatu. Yang dimaksud dengan semua orang adalah penduduk
Indonesia dan Negara lain (asing) yang sedang berada di Indonesia untuk wisata,
bisnis, dan lainya. Menurut data biro pusat statistik (BPS), jumlah penduduk
Indonesia pada tahun 2003 lebih kurang 210 juta jiwa dengan komposisi 50%
adalah berasal dari suku bangsa etnis jawa.
2. Wilayah
Negara memiliki batas/teritorial yang jelas atas darat, laut, dan udara di atasnya.
Wilayah Indonesia terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan Australia,
dan dua samudra yaitu samudra India dan Pasifik. Letak ini membuat Indonesia
berada pada posisi strategis yang menjadi jalur lalu lintas transportasi dunia. Di
wilayah udara, Indonesia berada pada posisi GSO (Geo Stationery Orbit).Posisi ini
strategis untuk menempatkan satelit. Posisi silang ini menguntungkan Indonesia
karena terletak di wilayah bisnis perdagangan dunia.
3. Pemerintah
Sistem pemerintahan yang dianut oleh bangsa Indonesia adalah sistem
pemerintahan presidensial. Dalam sistem ini, presiden memiliki hak prerogatif
untuk memilih dan mengangkat serta memberhentikan para menteri sebagai
pembantunya.

Klasifikasi Negara
Klasifikasi Negara dapat dilihat berdasarkan beberapa indikator, seperti jumlah orang
yang berkuasa, bentuk Negara, dan asas pemerintahan.
1. Jumlah orang yang berkuasa dan orientasi kekuasaan
Jumlah orang yang berkuasa dapat berjumlah satu orang, sekelompok orang,
atau banyak

Mengenal lebih lanjut tentang Negara dan Sistem Pemerintahan 3|Halaman


orang. Berdasarkan jumlah orang yang berkuasa dan orientasi kekuasan terdapat
enam bentuk klasifikasi Negara:
Jumlah Penguasa Bentuk Positif Bentuk Negatif
Satu Orang Monarki Tirani
Sekelompok Orang Aristokrasi Oligarki
Banyak Orang Demokrasi Mobokrasi

2. Bentuk Negara ditinjau dari sisi konsep dan teori modern terbagi menjadi dua,
yaitu:
a. Negara Kesatuan
Negara kesatuan adalah Negara yang berdaulat dan merdeka, dengan satu
pemerintah pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah.

b. Negara Serikat
Negara serikat merupakan bentuk Negara yang gabungan dari beberapa
Negara bagian dari Negara serikat. Kekuasaan asli dalam Negara federasi
merupakan Negara bagian, karena ia berhubungan langsung dengan
rakyatnya. Sementara, Negara federasi bertugas untuk menjalankan
hubungan luar negeri, pertahanan Negara, keuangan, dan urusan pos.

3. Asas penyelenggaraan kekuasaan, yaitu berbagai tipe Negara menurut


kondisinya, seperti:
a. Menurut Ekonomi
Negara agraris, industri, berkembang, sedang berkembang, dan belum
berkembang.
b. Menurut Politik
Negara demokratis, otoriter, totaliter, satu partai, multi partai, dan
sebagainya.
c. Menurut Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan presidensial, parlementer, junta militer, dan
sebagainya.
d. Menurut Ideologi Bangsa
Negara sosialis, liberal, komunis, fasis, agama, dan sebagainya.

Sifat Organisasi Negara


Sifat organisasi Negara berbeda dengan organisasi lainya, yakni:
1. Sifat Memaksa
Setiap Negara dapat memaksa kehendak dan kekuasaannya, baik melalui jalur
hukum maupun jalur kekuasaan atau kekerasan.
2. Sifat Monopoli
Setiap Negara menguasai hal-hal tertentu demi tujuan Negara tanpa ada
saingan.
3. Sifat Totalitas
Semua hal tanpa kecuali mencangkup kewenangan Negara, misalnya semua
orang

Mengenal lebih lanjut tentang Negara dan Sistem Pemerintahan 4|Halaman


harus membayar pajak, semua orang wajib membela Negara, semua orang sama
di hadapan hukum, dan sebagainya.

Fungsi Negara
Secara umum Negara memiliki empat fungsi utama bagi bangsanya, yaitu:
1. Fungsi pertahanan dan keamanan
Negara melindungi rakyat, wilayah, pemerintahan dari ancaman, tantangan,
hambatan, dan gangguan baik dari dalam maupun dari luar.
2. Fungsi pengaturan dan ketertiban
Negara menciptakan Undang-undang (UU) dan peraturan pemerintah (PP), serta
menjalankannya demi terwujudnya tatanan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
3. Fungsi kesejahteraan dan kemakmuran
Negara melakukan upaya eksplorasi sumber daya alam (SDA) maupun sumber
daya manusia (SDM) untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
4. Fungsi keadilan menurut Hak dan Kewajiban
Negara menciptakan dan menegakkan hukum secara tegas dan tanpa pilih kasih
menurut hak dan kewajiban yang telah dikontribusikan kepada bangsa dan
Negara.

Elemen Kekuatan Negara


Kekuatan suatu Negara tergantung pada beberapa elemen seperti sumber daya
manusia, sumber daya alam, kekuatan militer, dan teritorial Negara tersebut.
Beberapa elemen

kekuatan Negara adalah sebagai berikut:


1. Sumber Daya Manusia
Semakin banyak jumlah penduduk, semakin berkualitas SDM, dan semakin tinggi
tingkat kesehatan, maka Negara akan semakin maju dan kuat.
2. Teritorial Negara
Semakin luas dan strategis, maka Negara tersebut akan semakin kuat.
3. Sumber Daya Alam
Semakin tinggi kekayaan alam, maka Negara tersebut semakin kuat, Negara
yang kaya akan minyak, agroindustri, dan manufaktur akan menjadi Negara yang
tangguh.
4. Kapasitas Pertanian dan Industri
Tingkat budaya, usaha warga Negara dalam bidang pertanian, industri, dan
perdagangan yang maju, menjamin kecukupan pangan atau swasembada
pangan
sehingga Negara menjadi kuat.
5. Kekuatan Militer dan Mobilitasnya
Negara yang memiliki jumlah anggota militer, dan kualitas personel dan
peralatan yang baik akan meningkatkan kemampuan militer dalam
mempertahankan kedaulatan Negara.

Mengenal lebih lanjut tentang Negara dan Sistem Pemerintahan 5|Halaman


6. Elemen Kekuatan yang Tidak Berwujud
Segala faktor yang mendukung kedaulatan Negara, berupa kepribadian dan
kepemimpinan, efisiensi birokrasi, persatuan bangsa, dukungan internasional,
reputasi bangsa (nasionalisme), dan sebagainya.

Hubungan Negara dengan Warga Negara


Negara sebagai lembaga dan warga Negara sebagai penghuni lembaga harus
mempunyai hubungan yang baik. Negara berkewajiban melindungi kepentingan
keseluruhan rakyat tanpa kecuali. Oleh karena itu warga Negara juga harus
memberikan kontribusi pemikiran dan ide secara nyata bagi kelangsungan
kehidupan Negara dalam segala aspek. Karena secara hakiki, warga Negara itulah
yang paling memahami dan mengetahui apa yang dibutuhkannya. Sebagaimana
ucapan mantan presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy yaitu Jangan tanyakan
apa yang bisa negara berikan kepadamu, tetapi tanyakan apa yang bias kau berikan
kepada negaramu.

Sistem Pemerintahan Negara


Sistem pemerintahan Negara dalam arti luas adalah meliputi seluruh lembaga
pemerintahan Negara yang ada, yaitu Badan Legislatif, Badan Eksekutif, dan Badan
Yudikatif. Menurut teori Trias Politika, ketiga badan tersebut memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Badan Legislatif
Adalah badan yang berfungsi sebagai pembuat undang-undang atau peraturan
daerah yang pengesahannya dilakukan bersama dengan Presiden atau Kepala
Daerah. Lembaga ini meliputi DPR, DPRD I, dan DPRD II yang masing-masing
menjalankan tugas dan fungsinya menurut tingkatannya.
2. Badan Eksekutif
Adalah badan yang berfungsi menjalankan undang-undang yang mendapat
persetujuan secara bersama-sama antara DPR dengan Presiden. Lembaga ini
meliputi presiden, wakil presiden, para menteri departemen dan non departemen,
gubernur berserta muspida, bupati/Walikota, camat, lurah/desa.
3. Badan Yudikatif
Adalah badan yang berfungsi mengadili penerapan undang-undang. Lembaga ini
meliputi Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK), dan Komisi
Yudisial (KY).
o Mahkamah Agung (MA) berfungsi memberi pertimbangan kepada
presiden tentang pemberian grasi, amnesti, abolisi, rehabilitasi yang
merupakan hak prerogatif presiden dalam bidang hukum.
o Mahkamah Konstitusi (MK) berfungsi melakukan iju undang-undang
terhadap UUD 1945, menyelesaikan konflik antar lembaga Negara dan
melakukan pembubaran partai politik bila melakukan pelanggaran UUD
1945.
o Komisi Yudisial (KY) berwenang merekrut dan menyeleksi calon Hakim
Agung
Ketiga Lembaga ini memiliki fungsi dan tugas yang saling terkait dan bersifat
hierarkis hingga ke tingkat daerah tingkat kabupaten/kota sedangkan, khusus polisi
berada hingga tingkat lurah/desa.

Mengenal lebih lanjut tentang Negara dan Sistem Pemerintahan 6|Halaman


Bentuk negara Indonesia yang sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945
Bentuk negara Indonesia adalah negara kesatuan, yang lebih sering disebut Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pernyataan yang secara tegas menyatakan bahwa
Indonesia adalah negara kesatuan tertuang dalam UUD 1945 pasal 1 yang berbunyi Negara
Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik. Pasal-pasal dalam UUD 1945
telah memperkukuh prinsip NKRI, di antaranya pada pasal 1 ayat (1), pasal 18 ayat (1), pasal
18B ayat (2), pasal 25A, dan pasal 37 ayat (5). Selain itu, wujud negara kesatuan tersebut
semakin diperkuat setelah dilakukan perubahan atas UUD 1945. Perubahan tersebut dimulai
dari adanya kesepakatan MPR yang salah satunya adalah tidak mengubah Pembukaan UUD
1945 dan tetap mempertahankan NKRI sebagai bentuk final negara bagi bangsa Indonesia.

Bentuk Pemerintahan
Bentuk pemerintahan adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk pada rangkaian
institusi politik yang digunakan untuk mengorganisasikan suatu negara guna menegakan
kekuasaannya atas suatu komunitas politik. Adapun beberapa bentuk pemerintahan dibagi
menjadi dua yaitu:
1. ajaran klasik yang terdiri dari pendapat aristoteles, plato dan polybius
2. modern yang terdiri dari republik dan monarki
monarki dibedakan lagi menjadi tiga yaitu
1. monarki absolut
2. monarki konstitusional
3. monarki parlementer
sedangkan republik dibagi lagi menjadi tiga yaitu:
1. republik absolut
2. republik konstitusional
3. republik parlementer

Bentuk pemerintahan Indonesia yang sesuai dengan UUD NRI


Tahun 1945
Bentuk pemerintahan Indonesia yang sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945 adalah Republik.
Karena sesuai dengan pernyataan pasal 1 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi Negara Indonesia
ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik sudah menunjukkan secara tegas. Indonesia
juga dipimpin oleh seorang presiden bukan seorang Raja.
1. Pengertian dan macam-macam sistem pemerintahan
Sistem pemerintahan merupakan gabungan dari dua istilah yaitu sistem dan
pemerintahan. Sistem adalah suatu keseluruhan yang terdiri dari beberapa bagian yang
mempunyai hubungan fungsional, baik antara bagian-bagian maupun hubungan
fungsional terhadap keseluruhannya sehingga hubungan itu menimbulkan suatu

Mengenal lebih lanjut tentang Negara dan Sistem Pemerintahan 7|Halaman


ketergantungan antara bagian-bagian yang akibatnya jika salah satu bagian tidak
bekerja dengan baik maka akan mempengaruhi keseluruhan itu. Sedangkan pengertian
pemerintahan bisa dalam arti luas dan arti sempit.
Dalam arti luas adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan-badan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif di suatu Negara dalam rangka mencapai tujuan
penyelenggaraan Negara, Adapun sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu tatanan
utuh yang terdiri atas berbagai komponen pemerintahan yang bekerja saling
bergantung dan mempengaruhi dalam mencapai tujuan dan fungsi pemerintahan.
Sistem pemerintahan dibagi menjadi dua yaitu:
1. Sistem pemerintahan presidensial
Sistem presidensial (presidensial), merupakan sistem pemerintahan negara republik
di mana kekuasaan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasaan
legislatif. Menurut Rod Hague, pemerintahan presidensial terdiri dari 3 unsur yaitu:
Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat
pejabat-pejabat pemerintahan yang terkait.
Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang tetap, tidak
bisa saling menjatuhkan.
Tidak ada status yang tumpang tindih antara badan eksekutif dan badan
legislatif.
Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak
dapat dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik.
Namun masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden melakukan
pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat masalah
kriminal, posisi presiden bisa dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena pelanggaran-
pelanggaran tertentu, biasanya seorang wakil presiden akan menggantikan
posisinya. Model ini dianut oleh Amerika Serikat, Filipina, Indonesia dan sebagian
besar negara-negara Amerika Latin dan Amerika Tengah.
Ciri-ciri pemerintahan presidensial yaitu :
Dikepalai oleh seorang presiden sebagai pemerintahan sekaligus kepala
negara.
Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan
dipilih langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
Presiden memiliki hak prerogatif(hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-
departemen.
Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan eksekutif (bukan
kepada kekuasaan legislatif).
Kekuasaan eksekutif tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
Kekuasaan eksekutif tidak dapat dijatuhkan oleh legislatif
Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial:

Mengenal lebih lanjut tentang Negara dan Sistem Pemerintahan 8|Halaman


Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada
parlemen.
Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu.
Misalnya, masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden
Filipina adalah enam tahun dan Presiden Indonesia adalah lima tahun.
Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu
masa jabatannya.
Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat
diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial:
Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat
menciptakan kekuasaan mutlak.
Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.
Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar
antara eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas
Pembuatan keputusan memakan waktu yang lama

2. Sistem pemerintahan parlementer


Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen memiliki
peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang
dalam mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan
pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya.
Berbeda dengan sistem presidensial, di mana sistem parlemen dapat memiliki
seorang presiden dan seorang perdana menteri, yang berwenang terhadap jalannya
pemerintahan. Dalam presidensial, presiden berwenang terhadap jalannya
pemerintahan, namun dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi simbol
kepala negara saja. Negara yang menganut sistem pemerintahan parlementer
adalah Inggris, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura dan sebagainya.
Ciri-ciri pemerintahan parlemen yaitu:
Dikepalai oleh seorang perdana menteri sebagai pemerintahan
sedangkan kepala negara dikepalai oleh presiden/raja.
Kekuasaan eksekutif presiden ditunjuk oleh legislatif sedangkan raja diseleksi
berdasarkan undang-undang.
Perdana menteri memiliki hak prerogatif(hak istimewa) untuk mengangkat
dan memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-
departemen.
Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
Kekuasaan eksekutif dapat dijatuhkan oleh legislatif
Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer:

Mengenal lebih lanjut tentang Negara dan Sistem Pemerintahan 9|Halaman


Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi
penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena
kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.
Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik
jelas.
Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga
kabinet menjadi berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer:
Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas
dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh
parlemen.
Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa ditentukan
berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat
bubar.
Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota
kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai mayoritas. Karena
pengaruh mereka yang besar di parlemen dan partai, anggota kabinet dapat
mengusai parlemen.
Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif.
Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan menjadi
bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya
Sistem pemerintahan Indonesia yang sesuai dengan UUD NRI Tahun
1945
Negara Indonesia, berdasarkan pada UUD yang dimilikinya menganut sistem pemerintahan
presidensial yakni sistem pemerintahan Negara republik di dalamnya, kekuasaan eksekutif
dipilih melalui pemilihan umum dan terpisah dari kekuasaan legislatif. Selain itu menurut
UUD 1945, sistem pemerintahan Indonesia tidak menganut sistem pemisahan kekuasaan
atau trias politika murni sebagaimana yang diajarkan oleh Montesquieu. Namun, Indonesia
menganut sistem pembagian kekuasaan

Hubungan antara sistem pemerintahan yang ada di Indonesia dan


sistem pemerintahan yang sesuai dengan UUD 1945
Sejak Agustus 1945 sampai akhir tahun 1949, Indonesia mulai memberlakukan UUD 1945.
Menurut ketentuan UUD tersebut, sistem pemerintahan Indonesia adalah presidensial.
Namun, sejak November 1945, berdasarkan Maklumat Wakil Presiden No. X dan Maklumat
Pemerintah 14 November 1945, kekuasaan pemerintah dipegang oleh seorang perdana
menteri. Hal ini merupakan awal dari suatu sistem pemerintahan parlementer. Sistem
parlementer ini adalah sebuah penyimpangan ketentuan UUD 1945 yang menyebutkan
pemerintah harus dijalankan menurut sistem kabinet presidensial di mana menteri sebagai
pembantu presiden. Jadi sejak November 1945 sampai Juli 1959, sistem pemerintahan yang
diselenggarakan di Indonesia berlainan dengan sistem pemerintahan yang ditentukan dalam
naskah UUD 1945.

Mengenal lebih lanjut tentang Negara dan Sistem Pemerintahan 10 |


Halaman
IV. Kesimpulan
Perlunya negara untuk melindungi individu, wilayah, dan masyarakat yang lemah dari
individu atau penguasa yang otoriter.
Organisasi yang memiliki sifat monopoli yang berfungsi mengatur pemerintah rakyat
dan wilayah.
Unsur negara meliputi penduduk, wilayah, dan pemerintah.
Klasifikasi negara ditinjau dari jumlah penguasa:
1. Monarki
2. Aristokrasi
3. Demokrasi
4. Tirani
5. Oligarki
6. Mobokrasi
Bentuk negara menurut teori modern
1. Negara kesatuan
2. Negara federasi
Bentuk negara menurut asas penyelenggaraan kekuasaan dapat diklasifikasi:
1. Menurut ekonomi
2. Menurut politik
3. Menurut pemerintahan
Sifat negara:
1. Hankam
2. Pengatur ketertiban
3. Kesejahteraan dan Kemakmuran
4. Keadilan
Elemen kekuatan negara:
1. SDM
2. Teritorial negara
3. SDA
4. Kepastian pertanian dan industri
5. Kekuatan militer dan mobilitasnya
6. Kekuasaan yang abstrak
Negara wajib melindungi kepentingan keseluruhan rakyat tanpa kecuali Sistem
pemerintahan negara dalam arti luas:
1. Badan Eksekutif
2. Badan Legislatif
3. Badan Yudikatif

Mengenal lebih lanjut tentang Negara dan Sistem Pemerintahan 11 |


Halaman
V. Daftar Pustaka
Srijanti, A. Rahman H. I., Purwanto S. K. 2007. Etika Berwarga Negara . Jakarta : Selemba
Empat
Agus Dwi Andi Hermansah. 2012. Makalah Negara dan Sistem Pemerintahan.
Yogyakarta. Tidak diterbitkan
Bentuk Negara dan Sistem Pemerintahan. Rahmiendah. 12 November 2014. Web. 7
Maret 2017. <https://rahmiendah.wordpress.com/2014/11/12/bentuk-negara-dan-
sistem-pemerintahan/>

Mengenal lebih lanjut tentang Negara dan Sistem Pemerintahan 12 |


Halaman

Anda mungkin juga menyukai