Anda di halaman 1dari 3

UNDANG-UNDANG NO 23 TAHUN 2004

TENTANG

PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

I. PENDAHULUAN :
Keutuhan dan kerukunan rumah tangga yang bahagia,aman,tentram
dan damai merupakan dambaan setiap orang dalam rumah tangga yang
bersangkutan,untuk mewujudkan keutuhan dan kerukunan tersebut
sangat tergantung dari kwalitas setiap orang dalam lingkup rumah
tangga, terutama prilaku dan pengendalian diri setiap orang anggota
keluarga.
Keutuhan dan kerukunan rumah tangga dapat terganggu jika kwalitas
dan pengendalian diri tidak dapat terkontrol,yang pada akhirnya dapat
terjadi kekerasan dalam rumah tangga, sehingga timbul ketidakamanan
atau ketidakadilan terhadap anggota keluarga.
Untuk mencegah,melindungi korban dan menindak pelaku kekerasan
dalam rumah tangga Negara dan Masyarakat wajib melaksanakan
pencegahan,perlindungan dan penindakan pelaku sesuai yang diatur
UU RI 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga

II. UU No 23 Tahun 2004 :


Terdiri dari 10 BAB dan 56 pasal.
BAB I Ketentuan Umum Pengertian :
1. Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap
seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya
kesangsaraan atau penderitaan secara fisik,seksual,psiklogis, dan/atau
penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan
perbuatan pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara
melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
2. Penghapusan kekerasan dalam rumah tangga adalah jaminan yang
diberikan oleh Negara untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam
rumah tangga,menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga, dan
melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga.
3. Korban adalah orang yang mengalami kekerasan dan/atau ancaman
kekerasan dalam lingkup rumah tangga.
4. Perlindungan adalah segala upaya yang ditujukan untuk memberikan
rasa aman kepada korban yang dilakukan oleh pihak
keluarga,advokat,lembaga sosial,keolisian,kejaksaan,pengadilan, atau
pihak lainnya baik sementara maupun berdasarkan penetapan
pengadilan.
5. Perlindingan sementara adalah erlindungan yang langsung diberikan
oleh kepolisian dan/atau lembaga sisial atau pihak lain, sebelum
dikeluarkannya penetapan perintah perlindungan dari pengadilan.
6. Yang termasuk lingkup rumah tangga adalah :
a. Suami,Istri dan anak.
b. Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang
sebagaimana dimaksud pada huruf a karena hubungan darah,
perkawinan,persusuan,pengasuhan dan perwalian, yang menetap
dalam rumah tangga dan/atau.
c. orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam
rumah tangga tersebut.( dipandang sbg anggota keluarga dalam
jangka waktu selama berada dalam rumah tangga yang
bersangkutan )

Bab II Asas dan Tujuan

Asas : a. Penghormatan HAM.

b. Keadilan dan kesetaraan gender.

c. Non diskriminasi.

d. Perlindungan korban.

Tujuan :

a. Mencegah segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga.


b. Melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga.
c. Menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga dan
d. Memelihara keutuhan rumah tangga yang harmonis dan sejahtera.

Bab III : Larangan Kekerasan dalam rumah tangga.

Setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam RT terhadap


orang dalam lingkup

Rumah tangganya dengan cara :

a. Kekerasan fisik : Perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit,jatuh


sakit atau luka berat.
b. Kekerasan psikis : Perbuatan yang mengakibatkan
ketakutan,hilangnya rasa percaya diri,kemampuan untuk
bertindak,rasa tidak berdaya, atau penderitaan psikis berat pada
seseorang,
c. Kekerasan seksual : Pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan
terhadap orang yang menetap dalam lingkup RT, atau dengan
orang lain untuk tujuan komersial dan atau tujuan tertentu.
d. Penelantaran rumah tangga : Menelantarkan atau tidak melakukan
kewajiban yang diatur menurut hukum seperti memberikan
kehidupan,perawatan dan pemeliharaan.

Anda mungkin juga menyukai