Anda di halaman 1dari 9

Model Edukasi dalam Pemberdayaan Masyarakat.

Edukasi pada Ibu-ibu untuk mengenai Kesadaran akan Kehamilan Risiko Tinggi

Pola komunikasi merupakan model dari proses komunikasi, sehingga dengan adanya
berbagai macam model komunikasi dan bagian dari proses komunikasi dapat ditemukan pola
yang sesuai dan mudah digunakan dalam berkomunikasi. Proses komunikasi merupakan
rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima
pesan. Dari proses komunikasi, timbul pola, model, bentuk dan juga bagian-bagian kecil yang
berkaitan erat dengan proses komunikasi. Adapun proses komunikasi yang sudah masuk
dalam kategori pola komunikasi yaitu; pola komunikasi komunikasi primer, pola komunikasi
sekunder, pola komunikasi linear, dan pola komunikasi sirkular.
Pola komunikasi primer merupakan suatu proses penyampaian pikiran oleh komunikator
kepada komunikan dengan menggunakan suatu simbol sebagai media atau saluran. Pola
komunikasi sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan
dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang pada
media pertama. Pola Komunikasi Linear, disini mengandung makna lurus yang berarti
perjalanan dari satu titik ke titik lain secara lurus, yang berarti penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Jadi, dalam proses komunikasi ini
biasanya terjadi dalam komunikasi tatap muka (face to face), tetapi juga adakalanya
komunikasi bermedia.
Pola komunikasi sirkular secara harfiah berarti bulat, bundar atau keliling. Dalam proses
sirkular itu terjadinya umpan balik, yaitu terjadinya arus dari komunikan ke komunikator,
sebagai penentu utama keberhasilan komunikasi. Dalam pola komunikasi yang seperti ini
proses komunikasi berjalan terus yaitu adaya umpan balik antara komunikator dan
komunikan. Komunikasi kesehatan merupakan studi yang menekankan peranan teori
komunikasi yang dapat digunakan dalam penelitian dan praktik yang berkaitan dengan
promosi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Komunikasi kesehatan merupakan proses
untuk mengembangkan atau membagi pesan kesehatan kepada audiens tertentu dengan
maksud mempengaruhi pengetahuan, sikap, keyakinan mereka tentang pilihan perilaku hidup
sehat.
Definisi lain dari komunikasi kesehatan menurut Health Communication Partnerships M/MC
Health Communication Materials Database ialah Seni dan teknik penyebarluasan informasi
kesehatan yang bermaksud mempengaruhi dan memotivasi individu, mendorong lahirnya
lembaga atau institusi baik sebagai peraturan ataupun sebagai organisasi di kalangan audiens
yang mengatur perhatian terhadap kesehatan.
Komunikasi kesehatan meliputi informasi tentang pencegahan penyakit, promosi kesehatan,
kebijaksanaan pemeliharaan kesehatan, regulasi bisnis dalam bidang kesehatan, yang sejauh
mungkin mengubah dan membaharui kualitas individu dalam suatu komunikasi atau
masyarakat dengan mempertimbangkan aspek ilmu pengetahuan dan etika (Liliweri, 2007:
47).
Model dan Nilai dalam Promosi Kesehatan
Model-model Promosi kesehatan
Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik bermutu yang mewakili
sesuatu hal nyata. Teori dan konsep mencerminkan filosofi, nilai dan keyakinan tentang
manusia. Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran,
keyakinan mengenai ide-ide, objek, atau perilaku. Nilai budaya adalah suatu yang dianggap
berharga atau keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh seseorang sesuai dengan
tuntunan nurani. Nilai-nilai tersebut dijadikan landasan, alasan, dan montivasi dalam
perbuatanya.
Banyak model yang dikembangkan dapat mempengaruhi kesehatan serta
memperbaiki intervensi pencegahan dan promosi kesehatan. Pendekatan model kesehatan
terapan dapat menjadi dasar untuk kegiatan-kegiatan promosi kesehatan seperti Health Belief
Model (HBM),Transteoritical Model (TTM),Teori Sebab Akibat, Model Transaksional Stres
dan Koping, Theory of Reasoned Action (TRA), serta Health Field Concept.

Model keyakinan kesehatan (Healty Belif Model)


Model Keyakinan Kesehatan (Health Belif Model-HBM) dikembangkan sejak 1950 olehn
kelompok ahli psikologi sosial dalam pelayanan kesehatan masyarakat Amerika. Model ini
digunakan untuk menjelaskan kegagalan partisipasi masyarakat secara luas dalam program
pencegahan atau deteksi penyakit. Model ini juga sering dipertimbangkan sebagai kerangka
utama perilaku kesehatan yang dimulai dari pertimbangan orang-orang tentang kesehatan.
Selain itu, model keyakinan kesehatan digunakan untuk mengidentifikasi prioritas beberapa
faktor penting yang berdampak terhadap pengambilan keputusan secara rasional dalam situasi
yang tidak menentu (Rosenstock, 1990).
Pada 1974, pendidikan kesehatan mencurahkan seluruh perhatian terhadap isu
keyakinan kesehatan dan perilaku kesehatan individu. Isu tersebut merupakan kesimpulan
dari riset keyakinan kesehatan dalam memahami alasan individu melakukan atau tidak
melakukan tindakan kesehatan, berkaitan dengan berbagai hubungan variasi yang lebih luas.
Isu tersebut juga memberikan dukungan penting dari Model Keyakinan Kesehatan dalam
menjelaskan prilaku pencegahan dan respns terhadap gejala atau diagnosis penyakit.
Model keyakinan kesehatan merupakan model kognitif yang digunakan untuk
meramalkan perilaku peningkatan kesehatan. Menurut Model Keyakinan Kesehatan, tindakan
pencegahan yang mungkin dilakukan seseorang dipengaruhi secara langsung dari hasil dua
keyakinan atau penilaian kesehatan antara lain ancaman yang dirasakan setara penilaian
terhadap keuntungan dan kerugian.
Acaman yang dirasakan dari sakit atau luka (perceived threat of injury or illness)
mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir bahwa penyakit atau rasa sakt benar-benar
mengancan dirinya. Jika ancaman meningkat, maka perilaku pencegahan juga akan
meningkat. Penilaian tentang ancaman berdasar pada kerentanan (perceived vurnerabilitiy)
dan derajat keparahan (perceived severity) yang dirasakan. Induidu mungkin dapat
menciptakan masalah kesehatannya sendiri sesuai dengan kondisi. Individu mengevaluasi
keseriusan penyakit jika penyakit tersebut muncul akibat ulah dirinya sendiri atau penyakit
sengaja tidak ditanagani.
Pertimbanagan antara keuntungan dan kerugian perilaku memengaruhi seseorang
untuk memutuskan melakukan melakukan tindakan pencegahan atau tidak. Petunjuk
berperilaku yang disebut sebagai keyakinan terhadap posisi yang menonjol (salient position)
diduga tepat memulai proses perperilaku. Hal ini berupa berbagai informasi dari luar atau
nasihat mengenai permasalahan kesehatan (misalnya media massa, kampanye, nasihat orang
lain, pengalaman penyakit dari anggota keluarga yang lain atau teman.
Ancaman dan pertimbangan keuntungan dan kerugian dipengaruhi oleh berbagai
variabel, yaitu variabel demografi (umur, jenis kelamin, latar belakang budaya), variabel
sosiopsikologis (kepribadaian, kelas, sosial, tekanan sosial),dan variabel struktrual
(pengetahuan dan pengalaman sebelumnya). Sebagai contoh, orang tua dan remaja akan
memandang penyakit jantung atau kanker secara berbeda. Sikap orang sudah memiliki
pengalaman dan penyakit tertentu akan berbeda dibandingkan orang yang tidak memiliki
pengalaman ini.
Aplikasi Model Keyakinan Kesehatan
Model keyakinan kesehatah adalah prilaku pencegahan yang berkaitan dengan dunia medis
dan mencakup berbagai perilaku seperti pemerksaan dan pencegahan dan imunisas.
Contohnya, model keyakinan kesehatan dalam imunisasi memberi kesan bahwa orang yang
mengikuti program imunisasi percaya terhadap hal-hal berikut:
1. Kemungkinan terkena penyakit tinggi (rentan penyakit)
2. Jika terjangkit, penyakit tersebut membawa akibat serius
3. Imunisasi merupakan cara paling efektif untuk pencegaha penyakit
4. Tidak ada hambatan serius untuk imunusasi, tetapi hasil beberapa penelitan model ini
menunjukan kebalikannya
Model keyakinan kesehatan melingkupi kebiasaan seseorang dan sifat-sifat yang dikaitkan
dengan perkembangan, termasuk gaya hidup tertentu seperti merokok, diet, olahraga, perilaku
keselamatan, penggunaan alkohol, penggunaan kondom untuk pencegahan AIDS dan gosok
gigi. Promoai kesehata dan pencegahan penyakt telah lebih ditekankan pada kontrol resiko.
Penelitian terjadinya gejala dan resfons terhadap gejala menggambarkan secara lengkap
bagaimana individu menginterpretasikan keadaan tubuh dan bagaimana berperilaku selektif.
Gambar tentang kesakitan diterjemahkan.
Kelemahan Model Keyakinan Kesehatan
Secara teoritis, terdapat enam kelemahan model keyakinan kesehat
1. Model keyakinan kesehatan lebih didasarkan pada penelitian terapan dalam
permasalahan pendidikan kesehatan darioada penelitiam akademis.
2. Model keyakianan kesehatan didasarkan pada beberapa ansumsi yang dapat
dilakukan, seperti pemikiran bahwa setiap pilhan perilaku selalu berdasarkan
pertimbangan rasional. Selain rasionalnya diragukan, model keyakinan kesehatan juga
tidak memberikan spesifikasi yang tepat terhadap kondisi ketika individu membuat
pertimbangan tertentu.
3. Model keyakinan kesehatan hanya memperhatikan keyakian kesehatan. Kenyataan
nya, orang dapat membuat banayak pertimbangan tentang perilaku yang tidak
berhubungan dengan kesehatan, tetapi masih memengaruhi kesehatan. Sebagai
contoh, seseorang dapat bergabung dengan kelompok olahraga karena kontrak sosial
atau ketertarikan pada seseorang dalam kelompok tersebut. Keputusan yang diambil
tidak ada kaitannya dengan kesehatan, tetapi memengaruhi kondisi kesehatannya.
4. Berkaan dngan ukuran dari komponen komponen model ini, banyak studi
menggunakan konsep operasional dan pengenalan yang berbeda sehingga sulit
dibandingkan dan dapat menyebabkan hasil yang bias dan prediksi yang tidak
konsisten. Analisa model ini menenjukan bahwa prediktor dapat berubah sewaktu-
waktu.
Transteoritical Model (TTM)
Definisi
Model tranteortical adalah suatu model yang diterapkan untuk menilai kesiapan seorang
individu untuk bertidak atas perilaku sehat yang baru dan memberikan strategi atau proses
perubahan untuk memandu setiap individu melalui tahapan perubahan untuk bertindak dalam
pemeliharaan kesehatan.
Sejarah dan inti Konstruksi Model
James O.Prochasta, dkk.(1977) mengembangkan TTM berdasarkan analisis teori yang
berbeda dari psikoterapi. Mode ini terdiri atas 4 fariabel, yaitu prasyarat untuk terapi, proses
perubahan, isi harus diubah dan hubungan terapeutik. Model ini disempurnakan oleh
prochasta berdasarkan penelitan yang mereka publikasikan dalam peer review jurnal dan
bukunya terdiri atas 5 konstruksi yaitu tahapan prubahan, proses-proses perubahan,
keseimbangan putusan, keberhasilan diri, dan godaan atau percobaan.
1. Tahapan percobaan
Model perubahan ini adalah sebuah proses yang melibatkan kemajuan melalui enam tahap:
1. Prekontemplasi yaitu orang tidak berniat mengambil tidakan dimasa mendatang
(biasanya diukur selama enam bulan betikutnya).
2. Kontemplasi yaitu orang berniat untuk berubah dalam enam bulan mendatang
3. Persiapan yaitu orang yang berniat mengambil tindakan dalam waktu dekat, biasanya
diukur sebagai bulan berkutnya.
4. Aksi yaitu oang telah membuat modifikasi terbuka tertentu dalam gaya hidup mereka
dalam enam bulan terakhir.
5. Pemeliharaan yaitu orang berupaya mencegah terkambuhan, tahap yang diperkirakan
terakhir dari enam bulan sampai sekitar lima tahun.
6. Pemutusan yaitu individu tidak memiliki godaan dan memiliki keberhasilan diri100%,
dimana mereka yakin tidak akan kembali pada kebiasaan lama yang tidak sehat
mereka sebagai cara untuk mengatasi.
7. Proses perubahan
Proses perubahan adalah kegiatan rahasia dan terbuka yang digunakan orang untuk maju
melalui beberapa tahap:
1. Proses kesadaran dan efaluasi lingkungan kembali, diantara prekontemplasi dan
kotemplas.
2. Efaluasi diri kembali, diantara kontemplasi dan persiapan.
3. Pembebasan diri, diantara persiapan dan tindakan, sangat ditekankan.
4. Antara tindakan dan pemeliharaan, kontingensi manajemen membantu hubungan
counter conditoning dan kontrol stimulus ditekankan
Teori Sebab Akibat
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi dan dalil yang saling berhubungan
secara umum teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang
lain pada sekumpulan fakta. Pada teori sebab akibat, apa yang dialami manusia pasti ada
penyebabnya. Pengetahuan tentang sebab akibat mampu mendorong seseorang untuk
bertindak hati-hati dan fokus terhadap akibat. Teori ilmiah dari berbagai teori ilmiah dari
bebagai lapangan ilmu secara umum sangat bergantung pada hukum sebab akibat (kautalitas).
Kautalitas terkait erat dengan prinsip-prinsip sebagai berikut.
1. Prinsip pertama : perinsip kausalitas mengasiscayakan setiap kondisi (akibat) pasti
mempunyai sebab.
2. Prinsip kedua : menjelaskan bahwa akibat tidak mungkin terpisah dari sebab ; jika ada
sebab maka ada akibat dan begitu sebaliknya.
3. Prinsip ketiga : hukum keselarasan antara sebab dan akibat yang menganiscayakan
setiap himpunan secara esensial harus selaras dengan sebab dan akibat di alam.
Teori sebab akibat dalam promosi kesehatan tentunya akan menjadi lelas ketika memahami
hukum sebab akibat tersebut. Aplikasi sebab akibat dalam promosi kesehatan memberi
penekanan pada petugas kesehatan bahwa suatu penyakit yang terjadi pasti ada penyebabnya.
Model Transaksional Stres dan Koping
Stres adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh yang terganggu karena tekanan psikologi.
Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetap lebih mengenai kejiwaan. Banyak
hal yang memicu stres, seperti : rasa khwatir, kesal, kletihan, frustasi, perasaan tertekan,
kesedihan, pekerjaan yang berlebihan, sindrom premenstruasi (PMS), fokus yang berlebhan
pada suatu hal, perasaan bingung, berduka cita dan juga rasa takut.
Stresor adalah keadaan yang diakibatkan oleh lingkungan internal atau eksternal
sehingga memengaruhi tindakan kesejahteraan dan membutuhkan kesehatan fisik maupun
psikologis untuk mengembalikan keseimbangan (Lazarus & Cohen, 1977). Diawal 1960-an
dan 1970-an, stres dianggap sebagai fenomena transaksional stimulus ke perseptor. Koping
(kemahiran bertahan) adalah menstabilkan faktor yang dapat membantu individu
memprtahankan adaptasi psikososial selama perode menegangkan. Koping meliputi perilaku
kognitif dan upaya mengurangi atau menghilangkan stres terkait kondisi dan tekanan
emosional (Lazarus dan Folkam, 1984 ; Moos dan Schaefer, 1993). Ada dua cara menghadapi
stres. Cara pertama adalah respon berfokus pada masalah yaitu resfon diarahkan pada
peristiwa eksternal. Stres dihilangkan atau dikurangi dengan memecahkan atau
mnegendalikan masalah. Cara kedua adalah respon berfokus pada emosi yaitu resfon
diarahkan pada reaksi emosional dari peristiwa dan cenderung digunakan untuk menangani
masalah-masalah yang tidak terkendali.
Model transaksional dari stres dan koping adalah suatu kerangka kerja untuk
mengevaluasi proses mengatasi peristiwa stres. Pengalaman stres ditafsirkan sebagai
transaksi orang dengan lingkungannya. Transaksi ini bergantung pada dampak dari stresor
eksternal. Hal ini dimediasi oleh penilaian pertama orang tentang streosor dan penilaian
kedua pada sumber daya sosial atau budaya sekitarnya. Ketika berhadapan dengan stresor,
seseorang mengevaluas potensi ancaman atau disebut dengan penilaian primer, yaitu
penilaian seseorang tentang makna dari suatu peristiwa sebagai stres, positif, terkendali,
menantang, atau tidak relevan. Penilaian kedua menghadapi stresor adalah evaluasi
pengendalan stresor dan sumber daya yang dimiliki untuk menghadapnya. Sebagai conto,
penilaian sumber daya masyarakat dalam mengatasi dan membuat sebuah pilihan seperti apa
yang dapat dilakukan tentang situasi yang terjadi (cohen, 1984). Untuk lebih jelasnya, dapat
dilihat tabel dibawah.

Konsep
Definisi
Penilaian Primer (Primary Appraisal)
Evaluasi makna dari suatu stresor atau peristiwa mengancam.
Penilaian Sekunder (secondary Appraisal)
Evaluasi pengendalian dari stresor dan sumber daya untuk menghadapinya.
Upaya Koping
Strategi realisasi digunakan untuk menengahi penilaian primer dan sekunder.
Manajemen Masalah
Masalah diarahkan untuk mengubah situasi stres.
Regulasi Emosi
Peraturan bertujuan mengubah cara berfikir dalam menghadapi situasi stres.
Meaning-based Koping
Koping mendorong mosi positif yang pada gilirannya menopang proses koping dengan
memungkinkan pemerangan masalah atau emosi berfokus koping.
Outcomes of Koping
Emosional kesejahteraan, status fungsional, perilaku kesehatan.
Penempatan tpe joping yang sesuai (Dispositional koping styles)
Menggeneralisasi cara berperilaku yang dapat memengaruhi reaksi seseorang secara
emosional atau menghadapi stresor; relatif stabil sepanjang waktu dan situasi.
Optimisme
Kecenderungan untuk memiliki harapan umum positif bagi hasil.
Information Seeking
Mencari gaya yang waspada (pemantauan) dibandingkan dengan mereka yang melibatkan
penghindaran (menumpilkan)
Kunci konstruksi Model Transaksi stres dan Koping (Glanz,dkk,2002).
Glenz,dkk. (2002) melakukan survei, eksperimen, dan kuesieksperimen terhadap teknik
terapi biofeedback, relaksasi, dan citra visual untuk memperkuat teorinya yang
mengembangkan kesadaran dan kontrol tanggapan pada stres. Biofeedback adalah salah satu
teknik mengurangi stres dan ketegangan dalam mnanggapi situasi sehari-hari. Teknik
relaksasi menggunakan stimulus mental yang konstan, sikap pasif, dan lingkungan yang
tenang. Teknik relaksasi yang umum digunakan adalah relaksasi pelatihan, hipnosis, dan
yoga. Visual citra adalah teknik yang digunakan untuk meningkatkan suasan hati seseorang
dan meningkatkan keterampilan koping, misalnya dengan memvisualisasikan pertahanan
antibodi menghancurkan sel tumor.
Aplikasi Model Transaksional dari Stres dan Koping
Aplikasi ini beguna untuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Pengaruh stres
pada orang tidak semua sama. Stres dapat menyebabkan penyakit pengalaman negatif. Faktor
penting dalam mengatasi stres adalah apakah hal itu memengaruhi dan bagaimana orang
mencarinperawatan medis atau dukungan sosial pada orang profesional. Untuk mengatasi
stres, strategi masalah berfokus koping, emosi yang berfokus koping, dan makna berbasis
koping dapat digunakan sebab penelitian yang memfasilitasi atau menghambat praktik-
praktik gaya hidup (Glanz,dkk,2002).
Theory of Reasoned Action (TRA)
TRA merupakan teori perilaku manusia secara umum, yang mana teori ini digunakan
dalam berbagai perilaku manusia, khususnya berkaitan dengan masalah sosiopsikologis. Teori
ini kemungkinan berkembang dan banyak dignakan untuk menentukan faktor-faktor yang
berkaitan dengan perilaku kesehatan. Teori ini menghubungkan antara keyakinan, sukaf,
kehendak (intention) dan perilaku. Kehendak merupakan prediktor terbaik perilaku, artinya
cara terbaik mengetahui apa yang akan dilakukan seseorang adalah mengetahui kehendak
orang tersebut. Konsep penting dalam teori ini adalah fokus perhatian (salience), yaitu
memperhatikan sesuatu yang dianggap penting. Kehendak ditentukan oleh sikaf dan norma
subjektif. Komponen sikaf merupakan hasil pertimbangan untung-rugi dari perilaku tersebut
(outcome of the behavor) dan pentingnya konsekuensi-konskuensi bagi individu (evaluation
regarding the outcome).
Aplikasi TRA
TRA merupakan model untuk meramalkan perilaku preventif dan telah digunakan
dalam berbagai jenis perilaku sehat yang berainan, seperti pengaturan penggunaan subtansi
ertentu (merokok, alkohol, dan narkotik), perilaku makan dan pengaturan makan, pencegahan
AIDS dan penggunaan kondom, perilaku merokok, penggunaan alkohol, penggunaan alat
kontrasepsi, latihan kebugaran, dan praktik olahraga. TRA juga digunakan untuk memenuhi
persyaratan tindakan keselamatan dan kesehatan kerja K3), seperti tindakan keselamatan
dalam pertambangan batubara, ketidakhadiran karyawan, dan perilaku konsumen.

Model Promosi Kesehatan


Definisi Promosi Kesehatan telah diadopsi secara universal. Selama 30 tahun terakhir, telah
terbentuk tiga model promosi kesehatan, diantaranya:
1. Model kesehatan biomedis (sebelum 1970) dengan karakteristik:
a. Berfokus pada perilau berisiko dan gaya hidup sehat
b. Menekankan pendidikan kesehatan, perubahan pengetahuan, sikap dan
keterampilan
c. Berfokus pada tanggung jawab individu
d. Mengisolasi orang-orang bermasalah dari lingkungan mereka
2. Model kesehatan sosial (berlaku mulai 1970 hingga kini), dengan karakteristik:
a. Membahas faktor-faktor penentu yang lebih luas dari kesehatan
b. Melibatkan kolaborasi antar-sektoral
c. Bertindak untuk mengurangi ketidakadilan sosial
d. Memberdayakan individu dan masyarakat
e. Bertindak untuk memungkinkan akses ke perawatan kesehatan
3. Model ekologi kesehatan (mulai 1970-an hingga kini) dengan karakteristik:
a. mengakui adanya hubungan timbal balik antara perilaku kesehatan dan
lingkungan di mana orang hidup, bekerja dan beraktivitas.
b. Menganggap lingkungan terdiri dari berbagai subsistem, yaitu mikro, meso,
exo, makro
c. menekankan hubungan dan ketergantungan antara subsistem tersebut
d. bersifat komprehensif, menggunakan kerangka kerja bersama untuk perubahan
di tingkat individu dan lingkungan.

Perbandingan antara Model Penyuluhan Linier dan Partisipatif


Dimensi Model Linier (Teachers Model Partisipatif (learner
centered) centered)
Dampak Menimbulkan ketergantungan Menciptakan kemandirian
masyarakat pada peneliti dan (empowering)
penyuluh
Tingkat keberhasilan Keberhasilan program Keberhasilan program
program ditentukan oleh aktivitas ditentukan oleh aktivitas
pemyuluh dan peneliti masyarakat
Tingkat partisipasi Partisipasi masPartisipasi Partisipasi masyarakat tinggi
masyarakat rendah
Peran masyarakat Relatif sedikit, hanya sebagai Masyarakat berperan sebagai
penerima (received) dari mitra penyuluh
sumber informasi yaitu
peneliti dan penyuluh
Peran penyuluh dan proses Relasi guru murid (teacher- Relasi berorientasi pada
belajar centred) peserta didik (learner-
centred)
Arah komunikasi Satu arah dari penyuluh ke interaktif
sasaran
Model Promosi Kesehatan
Edukasi Ibu Hamil Risiko Tinggi

Anda mungkin juga menyukai