Anda di halaman 1dari 16

Menentukan Debit Air Tanah pada Main Sump Pit 1 Barat

di Banko Barat PT.Bukit Asam

Penyaliran Tambang

Oleh:
Aldo Dwi Prastowo 03021281320013
Harja Dasri 03021381320043
Rensa Nitraga Syarif 03021381320045
Rolland Adi Putra Situmorang 03021381320041
Zulkarnain 03021381320061

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, tuhan semesta alam yang
telah memberikan rahmatnya kepada kami yang telah berhasil menyelesaikan makalah ini,
dan tak lupa pula kami selaku penulis mengucapkan shalawat serta salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikiutnya hingga akhir zaman.
Laporan tetap ini dibuat sebagai syarat untuk dapat mengikuti Matakuliah Penyaliran
Tambang. Dalam penyusunan dan penulisan makalah ini kami selaku penulis banyak sekali
mendapatkan arahan dan bantuan, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kepada kedua orang tua kami yang selalu memberi semangat, doa dan material
2. Ir. M. Akib Abro, MT. & Ir. Maulana Yusuf, M.sc., MT. selaku dosen pembimbing mata
kuliah Penyaliran Tambang.
3. Seluruh pihak yang telah membantu penyusunan, sehingga dapat menyelesaikan laporan
ini sesuai yang diharapkan.
Dalam penulisan makalah ini, kami selaku penulis menyadari bahwa masih ada
kekurangan kekurangan, untuk itu kami selaku penulis dengan senang hati menerima segala
kritik dan saran yang bersifat membangun. Demikianlah semoga saja makalah dan program
ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan kita dapat menambah pengetahuan kita mengenai
cara menentukan debit air total serta debit air tanah dalam penyaliran tambang.

ii
ABSTRAK

PT. Bukit Asam (Persero) Tbk, mempunyai salah satu WIUP pit 1 Barat di Banko
Barat. Secara umum lokasi tambang berada di daerah perbukitan, dengan elevasi main sump
26 mdpl dengan curah hujan yang relatif normal. Sistem penambangan secara terbuka yang
diterapkan di pit 1 Barat. Sistem penambangan terbuka secara langsung berhubungan
dengan keadaan atmosphere antara lain hujan. Keberadaan air hujan ini akan sangat
mengganggu kegiatan penambangan sehingga air yang berada di sump harus dikeluarkan.
Untuk evaluasi pit 1 Barat BB curah hujan yang direncanakan 84,67 mm/hari dan intensitas
11,5 mm/jam menghasilkan debit limpasan 14.251,9 m3/jam, ditambah debit air tanah 3,511
m3/jam dan dikurangi penguapan (evaporasi & evapotranspirasi) 5,769 m 3/ dengan volume
total air yang masuk perhari 56.970 m3. Untuk mengatasinya membiarkan air masuk dan
ditampung oleh sump kemudian dipompakan dengan total head sebesar 43,8 meter, debit
pompa 654 m3/jam, efisiensi pompa 78% dengan jam operasi pompa 21,482 jam. Sistem
pemompaan ini menggunakan 4 unit pompa sulzer 385 KW (engine) yang diletakkan disump
pit 1 barat. Maka volume sump yang direncanakan berdasarkan volume total air yang masuk
per hari sebesar 56.970 m3 sebesar dengan dimensi sump yang baru 106 m x 106 m x 5 m
sehingga mampu menampung air yang masuk perhari.
Kata kunci : air tanah, evaporasi, debit air total

iii
DAFTAR ISI

halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..ii
ABSTRAKiii
DAFTAR ISI.iv

BAB
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......1
1.2 Maksud dan Tujuan............1
1.3 Pembatasan Masalah..........2
1.4 Metodologi Penulisan............2

II. PEMBAHASAN
2.1. Air Tanah...................................3
2.2 Penyelidikan Hidrogeologi 4

III. KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan.8

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air di planet bumi selalu mengalir dan bergerak. Bentuknya bervariasi antara
lain berupa cair, uap, dan es. Pergerakan dan perubahan bentuk air selalu berputar dan
berulang. Hal demikian disebut siklus hidrologi. Air di bumi yang meliputi air laut,air
danau, dan air sungai akan mengalami penguapan yang disebabkan oleh pemanasan
sinar matahari. Dalam hidrologi, penguapan dari badan air secara langsung disebut
evaporasi. Penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan disebut transpirasi. Jika
penguapan dari permukaan air bersama-sama dengan penguapan dari tumbuh-
tumbuhan disebut evapotranspirasi. Penguapan air dari dedaunan dan batang pohon
yang basah disebut intersepsi. Hujan dalam istilah hidrologi disebut presipitasi yakni
tetes air dari awan yang jatuh kepermukaan tanah. Hujan yang turun ke permukaan
bumi jatuh langsung kepermukaan tanah, permukaan air danau,sungai,laut,hutan,atau
perkebunan. Air yang meresap ke tanah akan terus sampai kedalaman tertentu dan
mencapai permukaan air tanah(ground water) yang disebut perkolasi.
.
1.2. Maksud dan Tujuan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah:
1. Mengetahui debit air untuk air tanah
2. Mengetahui debit air total pada Pit

I.3. Tujuan Penulisan


Tujuan Penulis ini adalah sebagai berikut :
Membuat agar pembaca dapat lebih memahami tentang debit air tanah & debit
air total pada pit, serta tahapan menghitungnya yang nantinya dapat diterapkan pada
penyaliran tambang.

1
I.4. Pembatasan Masalah
Dalam makalah ini penulis hanya membatasi pembahasan tahapan perhitungan
debit air tanah & debit air total pada pit.

I.5. Metode Penulisan


Adapun metodelogi atau pengumpulan data-data yang digunakan penulisan
makalah ini adalah Studi Pustaka, yaitu dilakukan dengan cara menganalisa dan
mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan pembuatan makalah ini dan
juga pengetahuan yang didapatkan dari mata kuliah Penyaliran Tambang.

2
BAB II

PEMBAHASAN

II. 1. Air Tanah

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah
permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya
terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya
sulit dilakukan.Selain air sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang
sangat penting terutamadalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air
untuk kepentingan rumah tangga(domestik) maupun untuk kepentingan industri.
Dibeberapa daerah, ketergantungan pasokan air bersih dan air tanah telah mencapai
70%. Sebenarnya di bawah permukaan tanah terdapat kumpulan air yang
mempersatukan kumpulan air yang ada di permukaan. Kumpulan air inilah yang disebut
air tanah.
Untuk mengetahui debit air tanah, salah satu caranya adalah dengan menghitung
kenaikan tinggi air pada sump saat pompa dimatikan dan kondisi alam tanpa hujan,
kemudian dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.

Q=h
[
L1+ L 2
2 ]
t

Dimana:
3
Q = Debit Air Tanah (m / jam)

t = waktu pengamatan perubahan air sump (jam)

H = Kenaikan Permukaan
2
L1 = Luas Permukaan air di awal ( m
2
L2 = Luas Permukaan air di akhir ( m

3
II.2 Penyelidikan Hidrogeologi

Hidrogeologi didefinisikan sebagai studi ilmu dengan interaksi ekstensif antara


air dan kerangka kerja geologi. Lapisan yang diuji adalah lapisan yang diperkirakan
bersifat permeable atau impermeable yang dianggap sebagai sumber air yang berpotensi
merembes masuk ke dalam bukaan tambang. Hasil penyelidikan hidrogeologi dapat
mengetahui besarnya debit air tanah. Berikut adalah hasil penyelidikan hidrogeologi:

II.2.1. Analisa Data Curah Hujan


Curah hujan harian maksimum yang terdiri dari 55 sampel data. Data
kemudian dilakukan perhitungan dengan Metode Gumbel. Pada tabel 1 dibawah
ini menunjukkan angka-angka curah hujan harian maksimum yang terjadi dari
tahun 2009 s ampai Juli 2013. Selanjutnya perhitungan curah hujan dengan
mengelompokkan curah hujan harian maksimum dari yang tertinggi sampai yang
terendah menggunakan prinsip statistika dengan pengolahan curah hujan
berdasarkan Metode Gumbel.

Tabel 1. Curah Hujan Harian Maksimum Tahun 2009 Juli 2013


(Satuan : mm/hari)
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des
2009 46,2 35,9 32,9 73,3 39,8 27,7 38,7 24,2 76,4 40,1 31,5 71,8
2010 134,5 64,3 54,8 61,5 124,3 37,7 54,5 37,5 85,7 37,2 82,4 45,4
2011 45,0 46,7 58,2 43,6 47,7 15,0 12,5 28,6 24,2 64,6 71,2 90,1
2012 57,0 71,2 66,3 32,0 31,7 33,0 16,1 0,20 16,0 55,0 71,2 91,0
2013 84,4 87,0 147,8 91,2 128,9 50,5 143,4 - - - - -

Sumber : Perencanaan Sipil dan Hidrologi PT.BA

4
Ini merupakan hasil pengolahan data curah hujan untuk pit 1 Barat Banko Barat :
Rata rata curah hujan (X) = 57,81 mm/hari
Standart deviation (S) = 33,374
Reduced mean n Y = 0,550
Reduced standart deviation (Sn) = 1,179
Reduced variate (YTr), T : 5 = 1,4999

5
Sehingga curah hujan rencana harian rata-rata maksimum pada periode
ulang 5 tahun dengan metode Gumbel didapatkan sebesar 84,67 mm/hari.
Selanjutnya perhitungan intensitas curah hujan menggunakan persamaan
Mononobe, dikarenakan tidak tersedianya data curah hujan jangka pendek ialah
11,5 mm/jam.

II.2.2 Cacthment Area


Catchment area (daerah tangkapan hujan) diperlukan untuk mengetahui
debit air yang masuk ke dalam tambang. Pada bulan Juni tahun 2013 luas
catchment area main sump pit 1 Barat Banko Barat 137,7 Ha dengan daya
tampung 13.207 m3 data ini didapat dari satuan kerja Perencanaan Sipil dan
Hidrologi.

II.2.3 Debit air yang masuk ke pit I Barat Banko Barat


Debit air yang masuk ke lokasi tambang pit 1 Barat Banko Barat
dipengaruhi oleh limpasan air hujan, sedikit pengaruh dari debit air tanah dan
dikurangi penguapan disekitar sump.

II.2.4. Debit Limpasan Permukaan


Debit limpasan permukaan merupakan air hujan yang dari tempat
tertinggi menuju tempat titik terendah dan masuk ke sump. Air yang terakumulasi
pada sump ini harus dipompakan agar debit air pada sump sesuai dengan volume
sump tersebut. Debit limpasan permukaan ini dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan rasional. Pada lokasi pit 1 Barat Banko Barat debit
limpasan permukaan ialah 14.251,9 m3/jam, sehingga volume air limpasan yang
masuk ke dalam sump per hari dengan lamanya hujan 4 jam ialah 57.007,8 m3.

5
II.2.5. Debit Air Tanah
L1 L2
h
2
QT
t
11236 11236
0,0075
QT 2
24
84,27
QT
24
QT 3.51125 m 3 / jam
QT 0,000986 m 3 / det ik
Debit air tanah dapat dihitung
berdasarkan data yang tersedia yang luas dari permukaan sump dan juga
perubahan tinggi air pada sump dalam keadaan diam tanpa aktivitas selama
waktu tertentu. Maka debit air tanah diperoleh sebagai berikut :

II.2.6. Debit Penguapan pada Pit (Evaporasi & Evapotranspirasi)


Evaporasi pada pit didapatkan dengan persamaan Rohwer, yaitu sebagai
berikut:

E L=0,771 ( 1,4650,000732 Pa ) ( 0,44+0,07334 O ) (e w a )

Dimana:
EL
= penguapan pada pit (mm/hari)

6
Pa = tekanan barometrik rata-rata (mmHg)

O
= kecepatan angin rata-rata (km/jam) diukur 1 m di atas permukaan air.

ew
= tekanan uap jenuh pada permukaan (mmHg)

a
= tekanan uap sebenarnya pada Pit (mmHg)

Hasil Penilitian:

EL
= 0,771 {1,465 (0,000732 x 765)}{0.44 + (0,07334 x 50)}

(27,4-23,1)

0,90502 4,107 4,3

mm m
EL
= 12,322 hari = 513,417 10-4 jam

Qe = EL x A

m 2
Qe = 513,417 10-4 jam 11236 m

m3
Qe = 5,769 jam

Evapotranspirasi dapat dihitung, dengan menggunakan persamaan Turc.

Dimana dengan suhu rata-rata bulanan sebesar 27 C, dan persen

evapotranspirasinya ialah 1,5%. Namun karena di sekitar Pit 1 Barat Banko Barat
tidak terdapat tumbuhan, maka evapotranspirasi dianggap 0 (nol).

6
II.2.7. Debit Total Air Yang Masuk
Debit air yang masuk ke tambang secara keseluruhan merupakan
penjumlahan debit limpasan yang ditambah dengan debit air tanah kemudian
mengalami pengurangan karena terjadi penguapan seperti yang ada dibawah ini.

QST =QS +QT Q Z

Dimana :
QST
= Debit Ait Total pada Pit (m3/jam)
QS
= Debit Air Limpasan/Permukaan (m3/jam)
QT
= Debit Air Tanah (m3/jam)
QZ QEvaporasi +Q Evapotranspirasi
=

Hasil penelitian, maka Debit Air Total pada Pit Barat Bangko Barat
QST = 14251,9 m3/jam + 3,511 m3/jam 5,769 m3/jam
QST = 14242,62 m3/jam

7
8
BAB III

KESIMPULAN

III.1 Kesimpulan

Debit air tanah dapat dihitung setelah melakukan Penyelidikan Hidrogeologi,


sedangkan debit penguapan dapat dihitung menggunakan persamaan Rohwer.
Berdasarkan uraian dan penjelasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan antara lain :
1. Perhitungan curah hujan menggunakan metode Gumbel dan persamaan Mononobe
digunakan untuk perhitungan intensitas hujan. Periode ulang 5 tahun menghasilkan
curah hujan rencana harian maksimum 84,67 mm/hari dengan intensitas hujan 11,5
mm/jam untuk pit 1 Barat Banko Barat.
2. Debit air yang masuk ke lokasi tambang pit 1 Barat Banko Barat sebagian besar
dipengaruhi oleh debit limpasan, dan sedikit yang berasal dari debit air tanah dan
debit evapotranspirasi. Debit limpasan adalah sebesar 14.251,9 m3/jam, debit air
tanah sebesar 3,511 m3/jam dan debit penguapan 5,769. Debit total air yang akan
masuk dapat diketahui dengan melakukan penjumlahan antara debit limpasan dan
debit air tanah setelah itu dikurangi debit penguapan ialah sebesar 14.242,62 m3/jam.
Sehingga volume total air per hari yang masuk dengan asumsi lamanya hujan selama
4 jam 56.970 m3.

8
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Ardi, Yuliadi dan Dudi Nasrudin Usman. 2015. Studi Hidrologi dan Hidrogeologi
untuk Rencana Penambangan Batubara. Bandung: Program Studi Teknik
Pertambangan Universitas Islam Bandung.

Hartono. (2008). Buku Panduan Praktek Tambang Terbuka. Yogyakarta : Universitas


Pembangunan Nasional.

Miners, Kampung. 2012. Hidrogeologi Tambang. Diambil dari:


http://kampungminers.blogspot.co.id/2012/09/hidrogeologi-tambang.html (02
Oktober 2015)

Nck, Mheea. 2011. Sistem Penirisan Tambang. Diambil dari: http://mheea-


nck.blogspot.co.id/2011/01/sistem-penirisan-tambang.html (02 Oktober 2015)

Soemarto CD. (1995). Hidrologi Teknik Edisi 2. Jakarta : Penerbit Erlangga

Syaiful. 2012. Penyaliran Tambang. Diambil dari: http://syaiful049.blogspot.co.id/ (02


Oktober 2015)

Yusuf, Maulana. 2015. Paparan-2. Palembang: Universitas Sriwijaya.

Anda mungkin juga menyukai