Sarimo
Sarimo
(gryllus mitratusburm)
Olrh :
Sarimo
NIP. 080114717
1
Mengetahui
Pimpinan Unit Kerja
Koordinator Jabatan Fungsional Penulis
Kab. Purworejo PPL. Kec. Bagelen
KATA PENGANTAR
2
berkat rahmat hidayah dan inayah dari allah SWT, ahirnya penulis dapat
buku ini di susun untuk kalangan sendiri dan sebagai peganggan dalam
buku ini dapat memberikan manfaat baik bagi petugas maupun penyuluh pertanian
lapangan
penulis berharap adanya kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
Penulis
I. DAFTAR ISI
3
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1. Sejarah Singkat..................................................................................... 1
1.2. Sentra Peternakan................................................................................. 1
1.3. Jenis................................................................................................... 2
1.4. Manfaat............................................................................................... 2
II. PERSYARATAN LOKASI.........................................................................3
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA...............................................................4
3.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan..............................................................4
3.2. Pembibitan........................................................................................... 4
3.2.1. Pemilihan Bibit dan Calon Induk..........................................................4
3.2.2. Perawatan Bibit dan Calon Induk..........................................................6
3.2.3. Sistem Pemuliabiakan........................................................................6
3.2.4. Reproduksi dan Perkawinan.................................................................6
3.2.5. Proses Kelahiran............................................................................... 7
3.3. Pemeliharaan........................................................................................ 8
3.3.1. Sanitasi dan Tindakan Preventif............................................................8
3.3.2. Pengontrolan Penyakit.......................................................................8
3.3.3. Perawatan Ternak............................................................................. 8
3.3.4. Pemberian Pakan.............................................................................. 9
3.3.5. Pemeliharaan Kandang.......................................................................9
3.4. Hama dan Penyakit................................................................................ 9
3.4.1. Penyakit Hama dan Penyebabnya..........................................................9
3.4.2. Pencegahan Serangan hama dan Penyakit..............................................10
3.4.3. Pemebrian Vaksinasi dan Obat............................................................10
3.5. Panen................................................................................................ 10
3.5.1. Hasil Utama.................................................................................. 10
3.5.2. Penangkapan................................................................................. 10
IV. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TERNAK JANGKRIK...........................12
4.1. Analisis Usaha Budidaya.......................................................................12
4
4.2. Gambaran Peluang Agribisnis................................................................14
V. BUDIDAYA JANGKRIK MUDAN DAN MURAH...........................................15
5.1. Bibit Telur.......................................................................................... 15
5.1.1. Penetasan..................................................................................... 15
5.1.2. Pakan Sayuran............................................................................... 16
5.1.3. Kandang Pembesaran.......................................................................16
5.1.4. Panen Clondo atau Indukan...............................................................17
5.2. Bibit Indukan..................................................................................... 17
5.2.1. Kandang Indukan............................................................................18
5.2.2. Tempat Bertelur.............................................................................. 18
5.2.3. Panen Telur................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 20
5
6
II. PENDAHULUAN
yang diadakan dibanyak kota. Kegiatan ini banyak dilakukan mengingat waktu
pakan ikan dan burung maupun untuk diambil tepungnya, hanya memerlukan 2
jantan kurang dari 3 bulan. Dalam siklus hidupnya jangkrik betina mampu
kota besar yang banyak penggemar burung dan ikan, pada awalnya sangat
intensif dan usaha ini banyak dilakukan dikota kota di Pulau jawa.
7
Telah diutarakan didepan bahwa untuk sementara ini, sentra peternakan
jangkrik adalah dikota kota besar di pulau jawa karena kebutuhan dari jangkrik
sangat banyak. Sedangkan diluar pulau jawa sementara ini masih banyak
1.3. Jenis
Ada lebih dari 100 jenis jangkrik yang terdapat di Indonesia. Jenis yang
banyak dibudidayakan pada saat ini adalah Gryllus Mitratus dan Gryllus
Testaclus, untuk pakan ikan dan burung. Kedua jenis ini dapat dibedakan dari
disamping itu Gryllus Mitratus mempunyai garis putih pada pinggir sayap
1.4. Manfaat
Jangkrik segar yang sudah diketahui baik untuk pakan burung berkicau
seperti poksay, kacer dan hwambie serta untuk pakan ikan, baik juga
sebagainya.
2. Lokasi budidaya harus tenang, teduh dan mendapat sirkulasi udara yang baik.
3. Tidak terkena sinar matahari secara langsung atau berlebihan.
8
IV. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Menurut Farry 1999, ternak jangkrik merupakan jenis usaha yang tidak
direncanakan dengan matang akan sangat merugikan usaha. Ada beberapa tahap
yang perlu dilakukan dalam merencanakan usaha ternak jangkrik yaitu penyusunan
9
menetapkan fasilitas fisik, merencanakan metode pendektan pasar, menyiapkan
tempat yang teduh dan gelap. Sebaiknya dihindarkan dari lalu lalang orang lewat
dinding kandang diolesi dengan lumpur sawah dan diberikan dsaun daun
kering seperti daun pisang, daun timbul, daun sukun dan daun lainnya untuk
dari jangkrik. Dinding atas kandang bagian dalam sebaiknya dilapisi lakban
3.2. Pembibitan
sakit, tidak cacat (sungut atau kaki patah) dan umurnya sekitar 10-20 hari.
Calon induk jangkrik yang baik adalah jangkrik jangkrik yang berasal
dari tangkapan alam bebas, karena biasanya memiliki ketahan tubuh yang
lebih baik. Kalaupun induk betina tidak dapat dari hasil tangkapan alam
10
Adapun ciri ciri indukan, induk betina dan induk jantan adalah sebagai
berikut :
1) Indukan
a) Sungutnya (antena) masih panjang dan lengkap
b) Kedua kaki belakangnya masih lengkap
c) Bisa melompat dengan tangkas, gesit dan kelihatan sehat
d) Badan danbulu jangkrik berwarna hitam mengkilap
e) Pilihlah induk yang besar
f) Jangan memilih jangkrik yang mengeluarkan zat cair dari mulut
setiap hari.
11
3.2.3. Sistem Pemuliabiakan
ada yang alami dan ada juga denga cara caesar, tetapi resiko dengan cara
cesar induk betinanya besar kemungkinan mati dan telur yang diperoleh
Induk dapat meproduksi telur yang daya tetasnya tinggi krl 80-
antara lain bekatul jagung, ketan item, tepung ikan, kuning telur bebek,
bebas, dinding kandang dioloesi tanah liat, semen putih dan lem kayu
dan diberi daun-daunan kering seperti daun pisang, daun jati, daun tebu
10:2 agar didapat telur yang daya tetasnya tinggi. Apabila jangkrik sudah
selesai bertelur sekitar 5 hari, maka telur dipisahkan dari induknya agar
12
dapat juga dilakukan peneluran secara caesar. Akan tetapi kekurangannya
atau handuk yang lembut. Dalam satu kandang cukup dimasukkan 1-2
sendok teh telur dan setiap satu sendok teh telur diperkirakan berkisar
antara 1.500-2.000 butir telur. Selama proses ini berlangsung warna telur
telur harus dijaga dengan menyemprot telur setiap hari dan telur harus
3.3. Pemeliharaan
Untuk menghindari adanya zat-zat atau racun yang terdapat pada bahan
Untuk mencegah gangguan hama maka kandang diberi kaki dan setiap
13
3.3.2. Pengontrolan Penyakit
dipisahkan dari yang sakit. Pakan ternak harus dijaga agar jangan sampai
dijaga agar tetap lembab tetapi tidak basah, karena kandang yang basah
diusahakan sama dengan habitat aslinya, yaitu lembab dan gelap, maka
yang tidak kalah pentingnya adalah gizi yang cukup agar tidak saling
makan (kanibal).
dibuat dari kacang, beras merah dan jagung kering yang dihaluskan.
lain sawi, wortel, jagung muda, kacang tanah, daun singkong serta
jagung, tepung ikan, ketan hitam, kuning telur bebek, kalk dan beberapa
14
3.3.5. Pemeliharaan Kandang
adalah semut atau serangga kecil, tikus, cicak, katak dan ular.
Untuk saat ini karena hama dan penyakit dapat diatasi secara
3.5. Panen
15
3.5.1. Hasil Utama
ekonomisnya sama besar yaitu telur yang dapat dijual untuk peternak
lainnya dan jangkrik dewasa untuk pakan burung dan ikan serta untuk
tepung jangkrik.
3.5.2. Penangkapan
Telur yang sudah diletakkan oleh induknya pada media pasir atau
tanah, disaring dan ditempatkan pada media kain yang basah. Untuk
setiap lipatan kain basah dapat ditempatkan 1 sendok teh telur yang
umur 40-45 hari atau 55-70 hari yang di tubuhnya baru mulai tumbuh
16
V. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TERNAK JANGKRIK
17
Penyusutan kotak Rp 38.583,33,-
Penyusutan alat Rp 7.875,-
Pemeliharaan kotak + alat 5%/th Rp 2.322,92,-
Sewa lokasi Rp 250.000,-
Listrik Rp 50.000,-
Jumlah biayaproduksi Rp
4.601.031,25
b. Pendapatan 830 sdm @Rp 10.00,- Rp 8.300.000,-
c. Keuntungan Rp
3.698.968,75
d. Parameter kelayakan usaha
B/C ratio Rp 1,8
Berikut ini adalah analisis usaha pembesaran jangkrik sebanyak 100 kotak untuk
1 periode pada tahun 1999
a. Biaya Produksi
1) Biaya Tidak Tetap
Telur 100 sdk @Rp 10.000,- Rp 1.000.000,-
Makanan dan Vitamin
Sayuran Rp 300.000,-
Konsetrat 50kg @Rp5.000,- Rp 250.000,-
Vitamin 50btl @Rp5.000,- RP 250.000,-
Tenaga kerja 300HOK @Rp10.000,- Rp 3.000.000,-
2) Biaya Tetap
Bunga modal investasi 20%/th Rp 360.800,-
Bunga biaya tidak tetap 20%/th Rp 240.000,-
Penyusutan kotak Rp 455.625,-
Penyusutan alat + bahan Rp 71.375,-
Pemeliharaan kotak 5%/th Rp 52.700,-
Sewa lokasi Rp 375.000,-
Listrik Rp 50.000,-
Jumlah biaya produksi Rp 6.404.700,-
b. Penghasilan 830 sdm @Rp 10.000,- Rp 12.000.000
c. Keuntungan Rp 5.595.300,-
d. Parameter kelayakan usaha
B/C ratio Rp 1,87
18
4.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Penggunaan pestisida yang selama ini didapati pada lahan-lahan
permintaan untuk telur jangkrik semakin besar juga, jadi banyak peternak yang
hanya memproduksi telur jangkrik karena resikonya lebih kecil dan lebih cepat
Ada dua cara budidaya jangkrik, yakni dari telur atau bibit indukan. Bagi
pemula, tinggal mana yang disukai. Soal jumlah bisa satu kandang dua atau
19
5.1. Bibit Telur
Bibit telur jangkrik bisa dibeli dari pedagang jangkrik di pasar burung. Tidak
ada jaminan telur menetas semua, paling 70% atau bahkan tidak menetas. Telur
yang bagus berwarna putih atau kekuning-kuningan, tak ada flek hitam di tengah
(tanda telur mati). Yang bengkok atau hitam semua, jelek. Kalau hitamnya hanya
5.1.1. Penetasan
penetasan, semisal toples. Umur telur yang dijual di pasar bervariasi, mulai
dari H-2 (kurang dua hari menetas), H-3 (kurang tiga hari menetas), atau H-
4 (kurang empat hari menetas),dst. Telur menetas kurang lebih 8-10 hari
sejak dipanen.
Anak-anak jangkrik yang baru menetas berwarna terang dan berubah
menjadi hitam atau kecoklatan beberapa jam kemudian. Kalau ada yang
menetas, kain segera dibuka dan anak jangkrik diusir keluar dari kain itu.
Kalau tidak, anakan itu bisa mati atau saling memakan sesamanya, atau
mungkin masih ada telur yang belum saatnya menetas, telur mati atau
busuk. Telur mati berwarna coklat mengkilkap atau hitam berjamur. Kalau
20
5.1.2. Pakan Sayuran
kangkung, gambas, wortel atau kulit wortel,kulit pisang, dll. Wortel, timun
atau sayuran berair dipotong-potong sebesar batang korek api, supaya anak
jangan sampai terkena percikan air, karena bisa mematikan anak jangkrik
sore. Sebelum dikasih pakan baru, sisa pakan sebelumnya diangkat dulu.
Setelah berumur lebih dari 10 hari, anak jangkrik bisa diberi pakan
tambahan berupa ramuan. Pakan ramuan ditaruh dalam wadah agak datar
Meskipun sudah diberi pakan ramuan, sayuran tetap diberikan. Ramuan itu
bisa berupa campuran tepung kedelai, tepung beras merah, tepung kacang
hijau, tepung jagung dan tepung ikan. Tidak perlu disediakan minum.
Dedaunan jangan disemprot air karena bisa membuat tubuh jangkrik lembek
ingin menghasilkan indukan alam). Atau mereka bisa dipindah dari toples ke
(tinggi). Bisa juga pakai drum bekas. Ukuran kandang tidak baku, bisa lebih
besar atau lebih kecil, tergantung jumlah jangkrik. Yang penting kandang
21
aman dari semut, tikus dan cicak. Kandang tidak tercemar bebauan bahan
dogolan (jangkrik muda). Clondo bisa dipanen dan dijual sebagai pakan
dijadikan indukan. Kira-kira berumur 2-4 bulan. Indukan ini bisa dijual atau
hitam atau coklat kehitaman, dan jarumya juga sudah hitam. Biasanya jangkrik
jumlah jangkrik.
Pakannya sama seperti jangkrik dewasa yakni pakan ramuan dan
dedaunan. Bisa pula diberi tauge, jagung muda dan vitamin khusus jangkrik
banyak telur.
22
5.2.2. Tempat Bertelur
Perbandingan jantan dan betina 1 : 5 (ada juga 1:10). Ada kalanya
makin kecil rasionya, hasil telur makin banyak. Karena seekor betina bisa
dalam wadah ceper (tatakan cangkir) dengan kedalaman 1,5 2 cm. Pasir
per ekor. Media bertelur bisa juga dari tumpukkan kain berpori kasar (single
kemudian mati. Ada juga jangkrik betina yang kuat dan dapat kawin lagi
bagus.
kemudian kain dilipat, dan diberi catatan tanggal bertelur supaya usia telur
diketahui. Telur-telur yang terbungkus kain lembab itu disimpan dalm toples
23
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Bisnis Telur Jangkrik. Info Peluang No. 33. Edisi 1 Juli 1999.
.........., Berternak Jangkrik Ala Samin, Info Agribisnis Trubus No. 354, Edisi Mei
1999.
.........., Jangkrik Pemeliharaan Untuk Tangkar, Info Agribisnis Trubus No.335, Edisi
Juni 1999.
.........., Langkah Demi Langkah Berternak Jangkrik Produktif, Info Agribisnis No.
Arnet, Russ H., Jr. And Richard L. Jacques., Jr, Guide To Insects (New York : Simon
24
Borror, Donald J., Charles A. Triplehorn, Norman F. Johnson, Pengenalan Pelajaran
Paimin B. Farry Dan Pudjiastuti L.M, Sukses Berternak Jangkrik, Penebar Swadaya,
Jakarta, 1999.
25