Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PANGAN FUNGSIONAL

KLEPON: PANGAN TRADISONAL SEBAGAI BASIS PANGAN


FUNGSIONAL

Disusun Oleh:

Salwa Al Aribah
H0915075

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Pangan
Fungsional dengan tema Klepon: Pangan Tradisonal Sebagai Basis Pangan
Fungsional. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Pangan
Fungsional. Penulis menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah
membantu, makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen pengampu mata kuliah Pangan Fungsional Danar Praseptiangga S.TP.,
M.Sc.,Ph.D.

2. Pihak-pihak lain yang telah membantu terselesaikannya makalah ini dengan


baik.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan nilai guna dalam
menambah pengetahuan mengenai klepon sebagai pangan tradisional berbasis pangan
fungsional. Penulis menyadari bila masih banyak terdapat kesalahan yang ada di
dalam makalah ini. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan
makalah ini kedepannya.

Surakarta, April 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul.. 1
Kata Pengantar. 2
Daftar Isi... 3
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang... 4
B. Rumusan Masalah.. 4
C. Tujuan 4
D. Manfaat...... 4
Bab II Pembahasan
A. Asal dan Sejarah Klepon 5
B. Komponen Penyusun dan Kandungan Gizi Klepon....... 7
C. Cara Pembuatan Klepon. 10
D. Keterkaitan Klepon dengan Pangan Fungsional 11
Bab III Penutup
A. Kesimpulan 12
B. Saran... 12
Alasan Memilih Klepon... 14
Daftar Pustaka.. 16
Lampiran.. 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makanan tradisional Indonesia mencakup segala jenis makanan olahan
asli Indonesia. Mulai dari jenis makanan utama, kudapan, hingga minuman
tradisional dimiliki negara dengan kekayaan melimpah ini. Meningkatkan
kualitas makanan tradisional menjadi hal penting yang perlu diupayakan agar
dapat bersanding dengan makanan modern yang saat ini lebih menarik
masyarakat. Hingga kini, makanan tradisional seakan bergeser oleh makanan
modern yang justru berpeluang menimbulkan penyakit.
Produk makanan tradisional memiliki manfaat kesehatan yang berlimpah.
Manfaat kesehatan pada makanan tradisional disebabkan karena makanan
tradisional hanya menggunakan bahan-bahan alami asli Indonesia, artinya tidak
ada bahan-bahan sintetis atau buatan yang berdampak buruk bagi kesehatan. Dari
manfaat kesehatan yang dimilikinya menjadikan makanan tradisional
dikembangkan sebagai pangan fungsional. Pangan fungsional merupakan pangan
yang memberikan manfaat positif terhadap kesehatan diluar manfaatnya sebagai
nilai gizi dasar.
Klepon merupakan salah satu makanan tradisional yang populer di
masyarakat. Berbentuk bulat dan berwarna hijau yang diberi taburan parutan
kelapa menjadi ciri khas klepon. Keistimewaan klepon yaitu tekstur kenyal dan
rasa gurih di luar dengan lelehan gula Jawa yang manis di dalamnya. Klepon
terbuat dari bahan-bahan alami yang mengandung senyawa bioaktif. Senyawa
bioaktif pada kue klepon memberikan manfaat kesehatan pada tubuh. Maka dari
itu, makanan tradisional klepon berpotensi besar sebagai pangan fungsional
sehingga pengembangan pangan fungsional berbasis makanan tradisional dapat
ditingkatkan.

4
Hingga saat ini banyak sekali jenis pangan fungsional baik yang berasal
dari pangan fungsional berbasis tradisional maupun modern. Dalam tulisan ini
akan memfokuskan mengenai klepon sebagai basis pengembangan pangan
fungsional. Hubungan klepon dengan pangan tradisional berbasis pangan
fungsional akan dikaji lebih lanjut dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan rumusan masalah
sebagai berikut:
1 Apa itu klepon, bagaimana sejarah dan asal klepon?
2 Bagaimana komponen penyusun dan kandungan gizi klepon?
3 Bagaimana cara pembuatan klepon?
4 Bagaimana keterkaitan klepon sebagai pangan fungsional?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui klepon itu sendiri, serta sejarah dan asalnya.
2. Mengetahui komponen penyusun dan kandungan gizi klepon.
3. Mengetahui cara pembuatan klepon.
4. Memahami keterkaitan klepon sebagai pangan fungsional.

D. Manfaat Penulisan
Penulis berharap penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak untuk mendalami mengenai klepon sebagai pangan tradisional berbasis
pangan fungsional.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Asal dan Sejarah Klepon

5
Klepon merupakan salah satu jenis produk pangan dan jajanan tradisional
semi basah yang dikenal di masyarakat Jawa. Klepon termasuk dalam golongan
jajanan pasar yang relatif murah dan memiliki cita rasa yang khas, terbuat dari
tepung ketan berisi gula merah dimasak dengan cara direbus dan disajikan dalam
parutan kelapa dan garam halus. Klepon mempunyai tekstur kenyal, padat,
manis, tidak memiliki masa simpan yang cukup lama (Pranata, 2016).
Dari semua jenis makanan kudapan/jajanan berbasis tepung ketan, klepon
terlihat mempunyai paling banyak penggemar. Klepon mulai banyak dihidangkan
pada pesta atau seminar. Biasanya penghidangan klepon menggunakan wadah
berupa daun kelapa atau daun pisang menambah suasana tradisional makanan ini
(Winarno, 1999). Konon ceritanya klepon merupakan jajanan yang dibagikan
kepada kerabat dan tetangga agar cepat sembuh dari sakit terutama sakit
udunan (bisul di bagian pantat). Pembuatan Klepon terasa wajib agar bisul
cepat pecah seperti perlambangan gula merah dalam klepon (Alamsyah, 2006).
Klepon adalah kue tradisional, populer di Indonesia dan Malaysia. Kue
ini adalah kue dari bahan ketan, diisi dengan gula Kalimantan cair (gula kelapa),
dan berguling dalam parutan kelapa. Klepon hijau karena dibumbui dengan pasta
yang terbuat dari pandan atau tanaman yang daunnya dracaena digunakan secara
luas dalam masakan Asia Tenggara.
Di bagian lain Indonesia, seperti di Sumatera dan di negara tetangga
Malaysia, kue tradisional klepon disebut sebagai onde-onde. Sementara di Jawa
onde-onde adalah merujuk ke Cina Jin deui, beras kue bola dilapisi dengan biji
wijen diisi dengan pasta greenbean manis. Meskipun populer di seluruh Asia
Tenggara, klepon berasal dari Jawa.
Kue tradisional Klepon, bersama dengan getuk dan cenil biasanya
dimakan sebagai cemilan pagi atau sore hari. Untuk makan klepon harus berhati-
hati karena salah satu yang baru direbus biasanya berisi gula kelapa cair panas
yang akan bisa muncrat ketika kita menggigit. Produk klepon terkenal berasal
dari Pasuruan (Jawa Timur), dijual dalam kotak di kios-kios kecil yang membuat
garis panjang di pinggir jalan yang menghubungkan Malang dan Surabaya.

6
Mereka juga dijual oleh penjual yang naik Bus yang masuk ke atau dari Malang /
Surabaya (Anonim, 2012).
Klepon merupakan lambang kesederhanaan karena dari bentuk klepon
yang bulat kecil dan terlihat simple tetapi mempunyai kejutan di dalamnya.
Selain itu cara pembuatan dari kue ini juga mudah. Namun klepon juga
berlambangkan elegan karena cairan berwarna coklat muda yang terasa manis
atau biasa kita sebut dengan gula aren/gula jawa. Banyak orang berpikir bahwa
semua gula jawa mempunyai rasa yang sama tetapi pemikiran itu salah karena
tidak semua gula jawa memilki rasa dan aroma yang yang bagus untuk
digunakan dalam klepon. Klepon juga lambang kelembutan, ketepatan,
kesebaran, keuletan serta ketelitian. Komposisi dtidakari bahan klepon harus
tepat, tidak boleh kurang dan boleh lebih. Kualitas klepon juga ditentukan oleh
setiap komposisi bahan dasar yang dipilih. Keuletan dan ketelitian pembuat
klepon jugalah yang berkontribusi bagi terciptanya klepon yang cantik (Anonim,
2016).

Biasanya klepon dijual pedagang kue tradisional dengan dibungkus daun


pisang. Namun, berkembangnya selera masyarakat modern, makanan tradisional
ini sudah masuk ke pasar modern dengan tampilan yang berbeda, baik kemasan
dan varian isinya. Banyak pula ditemukan klepon yang dikemas menggunakan
plastik mika (Alamsyah, 2010).

B. Komponen Penyusun dan Kandungan Gizi Klepon


1. Komponen Penyusun
Komponen penyusun klepon berasal dari bahan-bahan alami yang diambil
dari alam. Klepon tersusun dari tepung ketan, daun suji, gula merah, dan
parutan kelapa. Berikut komponen penyusun klepon :
a. Tepung Ketan
Tepung ketan memiliki kandungan amilopektin yang lebih besar
dibandingkan dengan tepung-tepung lainnya sehingga lebih pulen
(Singgih et al., 2015). Tepung ketan mengandung 362 kalori per 100 gram

7
bahan. Selain itu, tepung ketan mengandung protein dan lemak masing-
masing sebesar 6,43 g dan 0,68 g. Vitamin B1 yang terkandung dalam
tepung ketan sebesar 0,16 mg bermanfaat untuk kesehatan otot dan saraf
serta meningkatkan metabolisme tubuh. Tepung ketan mengandung mineral
seperti kalsium, fosfor dan besi yang memiliki manfaat untuk tulang dan
gigi, pengangkutan oksigen dalam tubuh dan membantu dalam sintesis
hormon untuk menjaga keseimbangan hormon (Ridwan et al., 1996 dalam
Pranata et al., 2016).
b. Daun Suji
Daun suji merupakan salah satu sumber warna hijau yang paling
banyak digunakan sebagai bahan pewarna hijau pada makanan tradisional.
Warna hijau pada daun suji ini disebabkan oleh adanya pigmen klorofil.
Peningkatan konsumsi fitokimia yang memiliki aktivitas antioksidan dapat
menekan timbulnya penyakit-penyakit degeneratif seperti aterosklerosis,
kanker, dan diabetes mellitus. Senyawa fitokimia seperti klorofil terdapat
dalam jumlah banyak dalam tanaman yaitu rata-rata 1% berat kering,
sehingga sangat berpotensi dikembangkan sebagai suplemen pangan atau
pangan fungsional (Prangdimurti et al., 2006). Kandungan klorofil yang
tinggi pada daun suji selain memberikan warna yang menarik, juga
menjadikan klepon berpotensi sebagai pangan fungsional. Zat bioaktif pada
daun suji dapat dikembangkan menjadi pangan fungsional berbasis pangan
tradisional melalui kue klepon.
c. Gula Merah
Gula merah adalah gula yang dibuat dari nira aren, nira kelapa, nira
nipah, umumnya juga dikenal dengan gula semut atau gula Jawa.
Disamping berfungsi sebagai pemanis, gula merah berperan juga sebagai
pemberi warna kecoklatan pada kue basah. Gula merah cukup baik
dibanding gula yang dibuat dari bahan yang lain. Gula merah cukup
mengandung kalori yang tinggi dan efek sampingnya tidak begitu besar
pada tubuh. Gula merah dipakai sebagai bahan pembantu untuk

8
menimbulkan warna, memperkuat ketahanan warna dari pewarna alami.
Selain glukosa, gula merah mengandung protein kasar, mineral, dan
vitamin serta mengandung serat makanan yang bermanfaat untuk kesehatan
pencernaan. Dalam gula merah juga terdapat senyawa-senyawa yang
berfungsi menghambat penyerapan kolesterol di saluran pencernaan (Sari,
2010).
d. Parutan Kelapa
Menurut Esti (2000) dalam Sari (2010), kelapa parut kering adalah
suatu produk awet kelapa yang merupakan bahan dasar pembuatan santan
dan untuk campuran pembuatan roti, kue-kue, dan makanan lain. Menurut
Pengembangan Inovasi Pertanian, daging buah kelapa mengandung 10
jenis asam amino esensial sehingga dapat dikategorikan sebagai bahan
makanan dengan protein bermutu tinggi. Protein bermutu tinggi adalah
protein yang dapat menyediakan asam amino esensial dalam perbandingan
yang menyamai kebutuhan manusia. Dengan mengonsumsi kelapa parut
dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi virus, bakteri
dan protozoa, serta sejumlah asam amino esensial yang sangat dibutuhkan
tubuh.
Kandungan nutrisi dari kelapa banyak terdapat gizi esensial. Daging
buah kelapa kaya akan kalori terutama karbohidrat. Protein kelapa
mengandung asam amino isoleusin, leusin, threonin, dan valin. Selain itu,
daging buah kelapa mengandung kalori 437 kkal/100 g, minyak 26,67%,
protein 10,67%, serat kasar 3,98%, total karbohidrat 38,45%, pati 13,53%,
gula sebagai glukosa 24,92%. Kandungan vitamin dan mineral dalam
daging buah kelapa adalah vitamin C (10 ppm), vitamin B (15 IU), vitamin
E (2 ppm), Fe (17 ppm), S (4,4 ppm), Cu (3,2 ppm), dan P (2,4 ppm) dalam
setiap 100 g daging buah kelapa (Sari, 2010).
2. Komposisi Gizi Klepon
Klepon merupakan jajan pasar yang cukup tua umurnya. Sampai detik
ini pun klepon masih digemari dan selalu dicari. Klepon, salah satu kuliner

9
kekayaan nusantara ini, mengandung energi sebesar 40,1 kilokalori, protein
0,5 gram, karbohidrat 9,3 gram, lemak 0,1 gram, kalsium 5,9 miligram, fosfor
12,3 miligram, seng 0,1 miligram dan zat besi 0,3 miligram per porsi. Selain
itu di dalam klepon juga terkandung vitamin C sebanyak 0,1 mg, kadar air
26,0 gram, dan hidrat arang 20,1 gram per porsinya. Satu porsi yang dimaksud
sebanyak 30 butir klepon atau 30 wadah. Kandungan pada klepon tersebut
berefek baik pada kesehatan (Winarno et al., 1999).

C. Cara Pembuatan Klepon


Cara membuat klepon sebenarnya sangat mudah dan tidak mahal. Berikut
resep pembuatannya :
Bahan-bahan
2 sdm sari daun suji
500 gram tepung ketan
150 gram gula merah, dipotong persegi kecil
Air hangat secukupnya
Kelapa parut secukupnya

Langkah-langkah untuk membuat klepon :


1 Pencampuran tepung ketan dan sari daun suji.
2 Penambahan air sedikit demi sedikit sambil diuleni sampai adonan rata dan
kalis sehingga bisa dipulung.
3 Pengambilan adonan sebesar kelereng dan membentuknya menjadi bulat.
4 Pemipihan adonan yang telah dibentuk bulat sebesar kelereng kemudian
pengisian sepotong gula merah lalu dibentuk kembali seperti kelereng.
5 Pemanasan air hingga mendidih di dalam panci.
6 Pemasukan adonan yang telah sebesar kelereng berisi gula merah ke dalam
air mendidih.
7 Penungguan hingga adonan mengapung atau naik ke permukaan air.
8 Penirisan adonan dan dihidangkan dengan taburan kelapa parut secukupnya.

D. Keterkaitan Klepon dengan Pangan Fungsional

10
Klepom termasuk pangan tradisional yang berbasis pangan fungsional
karena memenuhi syarat-syarat makanan yang dapat disebut pangan fungsional
yakni sebagai berikut :
1. Klepon berupa produk pangan, bukan kapsul, tablet atau bubuk. Klepon
berasal dari bahan yang terdapat secara alami yakni tepung ketan, gula merah,
daun suji, dan kelapa.
2. Klepon dapat dan layak dikonsumsi sebagai bagian dari diet atau menu sehari-
hari.
3. Bahan-bahan penyusun klepon semuanya mempunyai fungsi tertentu pada
waktu dicerna, memberikan peran dalam proses tubuh tertentu, seperti
memperkuat mekanisme pertahanan tubuh, mencegah penyakit tertentu,
pengangkutan oksigen dalam tubuh, menghambat penyerapan kolesterol di
saluran pencernaan, dan membantu dalam sintesis hormon untuk menjaga
keseimbangan hormon.

BAB III
PENUTUP

A Kesimpulan
Dari uraian yang dijelaskan diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1 Klepon merupakan makanan tradisional khas Jawa yang berbasis pangan
fungsional yang memiliki keunggulan gizi dalam memenuhi prinsip gizi
seimbang.
2 Klepon merupakan salah satu kuliner kekayaan nusantara tersusun dari bahan
alami yaitu tepung ketan, daun suji, gula merah dan daging buah kelapa.

11
Semua komponen penyusun klepon tersebut mempunyai kandungan yang
bermanfaat untuk kesehatan, mempunyai fungsi tertentu pada waktu dicerna,
memberikan peran dalam proses tubuh tertentu, seperti memperkuat
mekanisme pertahanan tubuh, dan mencegah penyakit tertentu.
3 Pembuatan klepon sebenarnya tidak sulit dan tidak mahal karena bahan-bahan
yang digunakan relatif murah dan mudah didapatkan. Selain itu, pembuatan
klepon tidak memakan waktu yang lama.
4 Kandungan klepon yang sangat bernilai gizi dan tidak menggunakan bahan
sintetis/zat kimia berpotensi besar menjadikan klepon sebagai pangan
fungsional. Disamping itu, senyawa yang terkandung di dalam komponen
penyusun klepon memberikan efek positif terhadap tubuh. Klepon juga dapat
dikonsumsi tanpa batas tertentu atau sebagai menu sehari-hari.
B Saran
1 Indonesia memiliki kekayaan kuliner yang sangat beragam. Hal ini merupakan
potensi yang sangat besar untuk dikembangkan, untuk kedepannya perlu
diadakan riset lebih lanjut mengenai pangan tradisional yang berbasis pangan
fungsional agar lebih membuka wawasan masyarakat mengenai pentingnya
pangan fungsional.
2 Klepon harus dipromosikan di skala nasional maupun internasional. Dengan
demikian, akan berdampak pada meningkatnya potensi ekonomi di Indonesia.
3 Makanan tradisional Indonesia sangat beragam. Setiap daerah mempunyai
makanan/minuman khas daerah masing-masing. Semoga rasa memiliki warga
terhadap makanan/minuman khas daerah masing-masing tidak pernah luntur.

12
Alasan Memilih Klepon
1. Unik dan khas
Klepon merupakan jajan pasar yang cukup lama digemari dan selalu dicari.
Klepon disamping disuguhkan sebagai snack dan cemilan, juga disajikan di acara
khusus dan tertentu. Yang menarik dari klepon dan membuat orang selalu
berselera saat makan klepon adalah pengalaman unik menikmati snack berisi
cairan manis tersebut. Gula merah yang cair di dalam klepon akan meleleh atau
pecah saat digigit. Lelehan gula bercampur kelapa parut menghasilkan rasa yang
gurih dan manis. Pengalaman yang unik adalah rasa kaget jika gula merah pecah
di tengah mulut saat dimakan. Makanan ini memang unik dan selalu
menimbulkan perasaan kangen karena sejak kecil sudah dikenalkan dengan
jajanan tersebut. Komposisi yang tepat adalah bahan ketan yang bermutu bagus
membuat klepon kenyal, aroma daun suji membangkitkan selera, sedangkan gula
merah di dalamnya menghasilkan rasa manis legit bercampur gurih kelapa.
Sebuah perpaduan resep asli yang sampai sekarang masih bertahan.
2. Klepon merupakan pangan fungsional yang memenuhi gizi seimbang
Klepon memiliki keunggulan gizi dalam memenuhi prinsip gizi seimbang,
yakni mengandung karbohidrat, protein, lemak serta vitamin dan mineral yang
bila diolah dan disajikan secara baik dan benar dapat melengkapi pemenuhan gizi
seimbang, meningkatkan pangan lokal dan ekonomi masyarakat. Selain itu,
komponen penyusun dalam Klepon semuanya memiliki khasiat yang bermanfaat
untuk kesehatan seperti pembentukan, pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh,
peningkatan kekuatan tulang dan gigi, meningkatkan fungsi sistem pencernaan,
mengandung antikanker, membantu menurunkan resiko kanker usus besar dan
mencegah penyerapan kolesterol dalam darah, dan sebagainya.
3. Variasi klepon yang sudah berkembang pesat
Pada mulanya, klepon hanya dibuat dari suatu macam bahan saja yakni tepung
ketan. Namun, dengan berkembangnya zaman, klepon dibuat lebih bervariasi
bahan dasar pembuatannya. Berbagai variasi isi klepon juga sudah mulai populer.
Perkembangan klepon zaman sekarang menjadikan klepon sebagai alternatif

13
pangan fungsional dengan tren masa kini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Yuyun. 2006. Kue Basah dan Jajan Pasar: Warisan Kuliner Indonesia.
Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.
Alamsyah, Yuyun. 2010. 38 Inspirasi Usaha Makanan Minuman untuk Home
Industry: Modal Dibawah 5 Juta. Jakarta. PT AgroMedia Pustaka.
Anonim. 2012. Sejarah Kue Klepon (Kue Tradisional).
http://loveduniadapur.blogspot.co.id/2012/10/sejarah-kue-klepon-kue-
tradisional.html diakses pada 2 April 2017 pukul 21.48
Anonim. 2016. Filosofi Kue Klepon.
http://gabriellacindy.forumpenulis.com/filosofi-kue-klepon-by-chindy/ diakses
pada 2 April 2017 pukul 22.10
Pranata, I Kadek Dede, I Made Sugitha, Luh Putu Trisna Darmayanti. 2016. Pengaruh
Perbandingan Tepung Ketan dengan Labu Kuning (Cucurbita moschata)
terhadap Karakteristik Klepon. Universitas Udayana.
Prangdimurti, Endang, Deddy Muchtadi, Made Astawan, Fransiska R. Zakaria. 2006.
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Suji (Pleomele angustifolia N.E Brown).
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. XVII No. 2.
Sari, Dewinta Puspita. 2010. Pengaruh Penambahan Tepung Daun Ubi terhadap
Daya Terima Kue Klepon. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Winarno F.G., Emma S. Wirakusumah, Dedi Fardiaz, Srikandi Fardiaz, Tutus
Kusdinar, Rimbawan. 1999. Kumpulan Makanan Tradisional I. Pusat Kajian
Makanan Tradisional Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta.

15
LAMPIRAN
FOTO DOKUMENTASI

Gambar 1. Penyajian Klepon

16
Gambar 2. Komponen Penyusun Klepon

17
Gambar 3. Proses Pembuatan Klepon

18
19

Anda mungkin juga menyukai