Anda di halaman 1dari 5

Reviewer/NIM Bagus Prabowo V/5212414011

Tanggal 7 November 2016


Topik Fracture Mechanic

Penulis Zuhaimi
Tahun 2012
Judul FATIGUE STRENGTH BAJA NS 4340 SETELAH MENGALAMI
TEMPERING
Jurnal Nasional
Vol. & Vol. 12, No. 2
Halaman

METODE
Alat dan Bahan yang Digunakan Beberapa peralatan yang digunakan dalam penelitian ini,
antara lain;

(1) Dapur pemanas (furnace): merk Nabertherm, model LH 15/12 dengan kapasitas pemanas
Tmax = 1200 0C,

(2) Alat uji fatik dengan motor penggerak: merk Mindong, model YL 905 dengan kapasitas
0,75 KW pada putaran 830 rpm, dan

(3) Mikroskop digital untuk mengamati permukaan perpatahan. Sedangkan bahan yang
digunakan adalah baja poros NS 4340 14 mm, serta olie sebagai media quenching pada
proses perlakuan panas.

Material Uji (spesimen) Material yang digunakan pada penelitian ini dari baja karbon
menengah yaitu baja NS 4340 dengan kekuatan tarik maksimum 1000 - 1200 Mpa dan unsur-
unsur kimia yang dikandung dapat dilihat pada tabel 1.

Spesimen uji fatik dibuat berdasarkan standar ASTM E-466 [8] seperti yang ditunjukkan pada
gambar 1, berjumlah 36 (tiga puluh enam) spesimen untuk 6 titik pembebanan pada kurva S-
N dan 6 kondisi temperatur perlakuan dengan notasi yaitu : Std, T 300, T 350, T 400, T 450,
dan T 500.
Pembuatan spesimen harus dilakukan dengan sangat teliti untuk memperoleh data yang
akurat 2dan semua spesimen seragam dimensinya, untuk ini direkomendasikan
pengerjaannya dengan mesin bubut CNC.

Prosedur pengujian

Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental melalui test Laboratorium di Jurusan


Teknik Mesin PNL dan USU Medan yang mengunakan alat uji Fatik Rotating Bending dan
alatDigital Microscope. Dalam metode eksperimen ini ada empat tahapan yang harus
dilakukan, yaitu: (1) mempersiapkan spesimen untuk masing-masing pengujian; (2)
melakukan proses perlakuan panas (tempering) pada berbagai perlakuan temperatur; (3)
melakukan pengujian fatik; dan (4) melakukan pengamatan terhadap bentuk perpatahan
akibat kegagalan fatik (fatigue failure). Setelah spesimen dipersiapkan sesuai standard
pengujian, langkah awalnya adalah dilakukan proses hardening dengan memanaskan sampai
suhu kritis (800 0C) dan pendinginan cepat dengan media quenching olie. Proses tempering
terhadap spesimen dilakukan pada kondisi temperatur: 300 0C, 350 0C, 400 0C, 450 0C, dan
500 0C dengan menggunakan furnace otomatis. Spesimen dipanaskan hingga mencapai
temperatur maksimum seperti di atas kemudian dipertahankan selama 40 menit [9] dan
selanjutnya spesimen didinginkan diudara bebas hingga temperatur kamar.Kemudian langkah
berikutnya dilakukan pengujian fatik dengan menggunakan mesin uji fatik rotating bending
(Gambar 2). Prosedur yang biasa digunakan untuk menentukan kurva S-N adalah menguji
spesimen pertama pada tegangan tinggi (1/2 kekuatan tarik bahan), disini diharapkan terjadi
kegagalan pada siklus pembebanan yang kecil. Kemudian tegangan uji diturunkan secara
bertahap untuk benda uji berikutnya sampai mencapai garis horizontal pada kurva S-N, yang
berarti benda uji tidak akan mengalami kegagalan sampai pada siklus 107 dan dalam
penelitian ini ditetapkan pada 6 titik pengujian.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Kekuatan Lelah Baja NS 4340 Harga Kekuatan lelah dapat diperoleh melalui uji Fatigue
Rotating Bending dengan memberi beban bending pada ujung spesimen secara bertahap dari
besar ke kecil, dan kemudian diputar secara berotasi sampai spesimen patah. Batas
kekuatan lelah seperti ditunjukkan pada gambar 3 diambil pada bagian paling rendah yang
mendekati garis datar pada kurva, atau pada siklus putaran 10 +7 yang disebut dengan
endurance limit.Kekuatan lelah baja NS 4340 pada berbagai variasi temperatur tempering
dapat dilihat pada gambar 3 dalam bentuk kurva S-N.

Pada awal pembebanan diambil sekitar dari kekuatan tarik bahan (di bawah batas mulur)
untuk semua kondisi temperatur tempering, yaitu pada kekuatan 550 Mpa dengan kegagalan
terjadi pada siklus rendah yaitu sekitar 10 +4.Pada siklus yang lebih tinggi (hight cycle),
kekuatan lelah sudah mulai bervariasi dan memperlihatkan batas kekuatan lelah yang
sebenarnya untuk beragai kondisi temperatur tempering.Batas kekuatan lelah baja NS 4340
tertinggi terjadi pada temperatur tempering 300 0C dan terendah pada temperatur tempering
500 0C.Untuk lebih lengkapnya, batas kekuatan lelah pada berbagai kondisi temperatur
tempering dapat diperlihatkan pada gambar 4.
Grafik pada gambar 4 menunjukkan bahwa baja NS 4340 memiliki batas kekuatan lelah
tertinggi yaitu sebesar 355 Mpa pada temperatur tempering 300 0C, batas kekuatan lelah pada
spesimen tanpa tempering (Std) adalah sebesar 283 Mpa. Batas kekuatan lelah pada
temperatur tempering 350 0C lebih rendah dari pada temperatur tempering 300 0C yaitu
sebesar 336 Mpa, dan batas kekuatan lelah pada temperatur tempering 400 0C lebih rendah
dari pada temperatur tempering 350 0C yaitu sebesar 306 Mpa. Selanjutnya dari kurva dapat
ditunjukkan batas kekuatan lelah pada temperatur tempering 450 0C yang semakin menurun,
yaitu sebesar 261 Mpa dan batas kekuatan lelah paling rendah yaitu 245 Mpa terjadi pada
temperatur tempering 500 0C. Batas kekuatan lelah dari harga tertinggi dan terendah adalah
terjadi pada temperatur tempering 300 0C dan 500 0C, yaitu dengan harga masingmasing 355
Mpa dan 245 Mpa dan terjadi perbedaan sebesar 110 Mpa ( 31 %).

Analisa Perpatahan

Bentuk perpatahan baja NS 4340 dapat dianalisa pada interface spesimen yang telah
mengalami fatik untuk berbagai kondisi temperatur tempering dengan mengguakan alat
mikroskop digital.
Dari gambar-gambar bentuk perpatahan lelah yang telah ditampilkan terdahulu, terdapat dua
zona skema perpatahan fatik dengan ciri khas. Zona pertama merupakan daerah yang cukup
rata sebagaimana ditunjukkan oleh tanda panah lurus, disini terjadi perambatan retak fatik
secara perlahan. Zona yang kedua merupakan sisa permukaan perpatahan seperti ditunjukkan
oleh tanda panah lengkung yang menampilkan perpatahan transkristalin khas yang kasar atau
patah statik, dan di sini terjadi kegagalan secara tiba-tiba. Perbedaan orientasi bidang patahan
juga terlihat pada spesimen standar dan spesimen dengan perlakuan tempering. Dari uraian-
uraian terdahulu dapat dinyatakan bahwa, pengaruh temperatur tempering terhadap kekuatan
fatik yaitu paling tinggi pada temperatur tempering rendah danberkurang secara bertahap
dengan naiknya temperatur tempering.

KESIMPULAN
Kekuatan fatik baja NS 4340 sangat dipengaruhi oleh besarnya temperatur tempering pada
proses perlakuan panas (heat treatment). Makin besar temperatur tempering, batas kekuatan
lelahnya makin menurun dan batas kekuatan lelah terbaik pada temperatur tempering 300
0C, yaitu sebesar 355 Mpa. Bentuk perpatahan lelah yang terjadi pada baja NS 4340 terdapat
dua zona skema perpatahan fatik dengan ciri khas, yaitu daerah yang cukup rata dengan
perambatan retak fatik secara perlahan, dan zona yang merupakan sisa permukaan perpatahan
yang menampilkan ciri transkristalin khas yang kasar, dan di sini terjadi kegagalan secara
tiba-tiba.

Anda mungkin juga menyukai